Tampilkan postingan dengan label candi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label candi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Januari 2021

15 Umpak Makam Tloyo di Karanggedong Temanggung, apakah ini Bukti ada Kedaton?

     Selasa, 19 Januari 2020, Lanjutan dari Penelusuran Sillaturahmi di Temanggung bersama mas Ahmad Fathul Mubtada atau di channel youtube dikenal dengan channel @Fathul ahsanaira, destinasi Sebelumnya di Yoni Merah Gondang Ngisor dan Candi Gondang Ngadirejo. Masih di Kecamatan Ngadirejo Temanggung, Kami kemudian meluncur di Desa lain, tepatnya di Desa Karanggedong. Postingan mas Fathul tentang keberadaan 15 umpak di makam sangat menarik hati saya.
Umpak Situs Tloyo (property by Ahmad Mufathul)
     Dari asal etimologi nama Desa Karanggedong; sangat berarti sekali dan membuat penasaran, karang yang berarti batu, sementara gedong berarti bangunan yang sangat indah, besar, dsb., menjadikan menuju lokasi ini saya sangat antusias. Apalagi tahun 2018 saya pernah ke desa Karanggedong ini saat penelusuran (buka link ini:) Struktur Batu di Desa Karanggedong.
   Masih membonceng mas Fathul, tak berapa lama kemudian kami sampai di kompleks pemakaman Tloyo, Dan Langsung Disambut Umpak-Umpak cukup besar yang bergeletakan...
Situs Tloyo (property of Ahmad Mufathul)
      Karena berserakan di beberapa titik (namun masih berdekatan hanya tak terjangka kamera dalam satu frame, jadi saya dokumentasikan gambar umpak satu - satu :





   Satu Umpak di posisi yang agak jauh, 
(property of Ahmad Mufathul)

        Umpak sendiri adalah alas tiang dari sebuah bangunan, Bila umpak berjumlah 15an, kemudian berukuran cukup besar dikelilingi peninggalan disekitarnya. Apa itu bukan merupakan Bukti kehadiran Kedaton di sini? 
   Yang paling mungkin tentu saja keraton pada amsa Mataram kuno milik salah satu Rakai.... sebuah asumsi yang menarik untuk terus saya gali, semoga mas Fathul masih berkenan menemani penelusuran jejak Ngadirejo, juga rekan pecinta cagar budaya yang lain. Ayo kita buktikan bersama.....
 Channel Youtube :

https://youtu.be/NBxluvpTkGU

    Link 2 destinasi Blusukan sebelum ke lokasi ini  (jangan lupa mampir juga ya...) :
   (Maturnuwun bantuan kameranya mas, saat HP saya sudah mati)
Maturnuwun Mas @Ahmad Fathul Mubtada
Maturmuwun fotonya mas Fathul....
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
#hobikublusukan

Minggu, 13 Desember 2020

Candi Bruning : Jejak Kehidupan Peradaban Masa Lalu di Pakintelan Gunungpati Kota Semarang

Yang tersisa
Candi Bruning Pakintelan Gunungpati Kota Semarang

      Selasa, 14 Desember 2020. Pada suatu ketika (periode sekitar tahun 2015), saat berkunjung ke salah satu warga di Pakintelan ada sebuah cerita yang mencengangkan, ketika saya memastikan kebenaran tentang info tentang Gunung di Pakintelan yang ada tinggalan kuno ada sebuah Candi. 
   Sayangnya saat itu tawaran untuk diantar tak bisa saya terima soalnya bersama orang tua dan keluarga. Juga tentang keberadaan informasi Arca Ganesha yang berada di sebuah Vihara di Pakintelan pula . (Tak berapa lama saya menelusuri jejak Arca ganesha tersebut : cek blog Arca Ganesha Pakintelan, Gunungpati). 
     Obrolan juga tentang Yoni yang sempat diturunkan dari Gunung Bruning (Candi Bruning), awalnya sesepuh dan tokoh desa saat itu berniat Yoni dijadikan tetenger desa dan ditempatkan di area dekat makam (perempatan Pakintelan), namun setelah berganti generasi... ketika pembangunan talud jalan, (para tokoh dan sesepuh sudah berganti) dan  tega sekali Yoni itu dibuat Talud. (entah benar kurang lebihnya saya mohon maaf, tapi sudah terjadi, ibarat bubur tak kan bisa menjadi nasi).
     Beberapakali merencanakan penelusuran ke Candi Bruning, namun entah kenapa selalu gagal, Yang pertama saya di limpe rekan blusukan yang konon namanya berarti satu, yang kedua bersama beberapa komunitas, paguyuban budaya, Pak Hari Bid. Kebudayaan Dinas Pariwisata Kota Semarang, juga Perangkat kelurahan Pakintelan. Sambil terlebih dulu ngopi alias NGObrol Perihal situs di Vihara Pakintelan sambil mempersiapkan proses mendaki Gunung Bruning. 

   Sayangnya karena diskusi kelewat seru, kata Mas Yoga Sendangguwo akhirnya Penelusuran ditunda, Kata mas Yoga "Karena Hujan", (saya? saya pulang dulu karena durasi waktu mepet.. hehehheh).
    Dan Akhirnya, setelah beberapa kali merencanakan dengan beberapa teman berbeda, kejutan datang. Mas Ary Zincron, seorang pembuat film, menawari saya untuk kolaborasi mengupas Gunung (Candi) Bruning.
   Tak berpikir dua kali, saya menerima ajakan beliau. Janjian di Vihara Pakintelan, dan sekali lagi keramahan Bapak Samanera Dhammatejo dari  Vihara Pakintelan menjadi energi tersendiri bagi saya untuk tetap menelusuri jejak peninggalan kuno. Apalagi informasi yang saya terima di awal untuk menuju Candi Bruning, butuh effort lebih, selain mendaki, tantangan rumput lebat menanti, ditambah cuaca masih tak menentu di musim hujan, tentu jalur juga licin. 
      Singkat cerita, peneusuran Candi Bruning bersama Mas Ari, Mas Ian (narasumber-pegiat sejarah kuno), penduduk asli dan perangkat kelurahan yang saya lupa nama2 beliau.
       Sayangnya HP saya mati pas di parkiran, sesaat sebelum perjalanan. Melalui jalur setapak yang hampir tertutup lebatnya rumput, dengan penduduk asli yang didepan karena bawa alat (parang) untuk membuka jalan. Kami berjalan pelan-pelan. Rute nanjak khas gunung, kurang lebih 45 derajat cukup menguji stamina. Sebenarnya tidaak lama, paling perjalanan kurang dari 10 menit berjalan mendaki. Tapi bagi kaum rebahan memang cukup lama... hehehe.
Sampailah kami kemudian..
Yang tertinggal
Candi Bruning Pakintelan 
      Minimnya literasi yang saya dapat, bahkan saya tak punya data... menjadikan naskah blog ini sambil mencoba mencari sumber sejarah saya tetap publish dulu, barangkali ada pembaca yang berkenan membagian cerita sejarah juga sumber literasi kepada saya. no wa ada di kolom bawah.
       Sambil mendengarkan penjelasan dari Mas Ian, yang cukup mumpuni, beliau cukup menguasai literatur sejarah kuno tentang Gunungpati terutama Gunung Bruning ini. Salah satu yang mencengangkan adalah banyaknya inkripsi di batuan, salah satunya yang ditunjukkan kepada kami. (nampak digambar)
Mas Ary Zincron (kaos putih) dan Mas Ian diskusi hasil foto. Perangkat kelurahan (Kaos Biru) dan warga asli pakintelan
      Yang ikonik di Candi Bruning, (sebenarnya yang tertinggal - struktur candi yang lain entah dimana : selain Yoni dan ganesha yang mingkin sudah saya ketahui) ya Lingga ini. Berukuran cukup besar, walaupun dibagian atas sudah patah. Sebagai skala ukuran di foto bawah ini 
Lingga Candi Bruning, Pakintelan
    Cukup besar untuk ukuran sebuah lingga, apabila keberadaan Lingga tersebut di atas Yoni, bagaimana besarnya ukuran Yoninya?
     Selain Lingga, seingat saya kata mas Ian, banyak struktur yang indah yang dibawa Kompeni. (semoga mas Ian juga berkenan njawil memeberi tambahan infomasi Candi Bruning). Nampak Lingga dari sisi lain :
      Bagian bagian Lingga masih terlihat lumayan jelas, dimana Lingga terdiri atas tiga bagian yaitu bagian dasar berbentuk segi empat disebut brahmabhaga, bagian tengah berbentuk segi delapan disebut wisnubhaga dan bagian puncak berbentuk bulat panjang disebut siwabhaga (bagian yang memang sudah rusak). Bila melihat Lingga dari dekat, akan terlihat ikonik yang lain yaitu relief bunga teratai yang sedang mekar. 
       Terus terang saya masih bingung, motif teratai di lingga itu melambangkan apa. Jika ini bukan Lingga pasangan dari Yoni, andaikan Lingga tugu/ lingga pathok... berarti jumlahnya lebih dari satu dan di area ini dulu ada area yang suci/ disakralkan. Jika tidak salah saat menyimak penjelasan mas Ian, Lingga ini bisa jadi menjadi penyangga langit. Sebuah perumpamaan yang berarti banyak... diluar jangkauan saya.
    Selain lingga, ada batu unik lonjong yang membuat penasaran apakah terkait atau batu alam saja.

  Pemandangan dari Atas Gunung cukup mengagumkan, Kaligarang yang mengarah ke Banjir kanal di Semarang cukup indah.
Eksotis
Pemandangan dari Gunung Bruning, Pakintelan
     Ada sumur tua diatas Gunung Bruning, mungkinkah ini sumuran candi?

    Dibeberapa titik, saat kami turun dengan mencoba jalur yang sangat ekstrim menurut saya, selain licin, rumput lebat bahkan berduri, juga banyak sarang lebah liar yang siap menyambut. Tapi penjelasan Mas Ian cukup membuat sata tetap mengikuti beliau, beberapa obyek lain disekitar Gunung Bruning yang terkait misal Goa Pertapaan, Watu Lumpang, Watu Asahan, Batu Semedi juga batu berinkripsi di beberapa titik, Membuat blusukan kali ini benar-benar blusukan.  Salah satu batu bersimbol yang ditunjukkan mas Ian kepada kami.
      Blusukan kali ini tentu tak cukup satu kali untuk mengeksplor Gunung Bruning, yang tentu dengan sejuta misteri bagi saya. Semoga akan ada yang bercerita, mencerahkan dan membagikan literasi sejarah kapada saya untuk melengkapi pengetahuan dan membagikan jejak peradaban kepada generasi sekarang bahkan mungkin generasi yang akan datang.
     Link Vlog di Candi Gunung Bruning :


        Sampai ketemu di kisah penelusuran situs yang lain....
  
       Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
#Hobikublusukan

Rabu, 09 September 2020

Candi Kethek, Karanganyar

Candi Kethek
     Tahun 2011, saat kesini.. ternyata saya tak mencari informasi lebih detail. Selain Candi Cetho - Candi Sukuh - Situs Planggatan ternyata ada Candi Kethek yang terletak di dekat Candi Cetho. Setelah sampai dirumah kemudian barulah tahu ada Candi Kethek, jadi jangan tanya bagaimana menyesakkan hati. 
      Setelah 9 tahun kemudian barulah saya bisa berkunjung ke Candi Kethek ini. Dari pengalaman pribadi saya, kekuatan pikiran memang ternyata bisa berhasil pula, walau entah ini kebetulan atau terbukti. Setiap dengar rencana piknik bareng kerjaan saya selalu membayangkan piknik bareng ke Candi Cetho. Dan akhirnya harapan terkabul.
       Pas pula dengan hari dimana, adat kebiasaan "Ngemisan" biasa saya lakukan beberapa waktu lalu. Kamis,10 September 2020, bersama rombongan tempat kerja bidang Perpustakaan akhirnya tanpa perjuangan sebagaimana saya biasa lakukan sendiri, tinggal duduk sampai fasilitas makan minum lengkap. hehehe. Saya tentu ijin juga agar tak ditinggal rombongan, karena tentu saya ngeblass sendiri ke candi Kethek.

    Untuk blusukan versi Vlog di channel Youtube : 
     Menuju Candi Kethek cukup mudah, tapi karena saya ikut rombongan yang include tiket masuk candi Cetho, jadi saya melalui candi Cetho. Bila ingin langsung, sebelum gerbang masuk di sebelah kiri, ikuti saja jalur menuju pendakian gunung Lawu (ada papan petunjuk) 
      Masuk area yang sama dengan Puri saraswati dan Sendang Cetho, menuju candi Kethek sejalur dengan pendakian Gunug Lawu dengan membayar HTM 7K. Sebenarnya penasaran dengan Puri Saraswati dan Sendang. Tapi prioritas pertama tentu harus Candi Kethek. (Jalur menuju Candi Kethek via Candi Cetho komplit di video saya)
      Melewati jalur bebatuan, dengan udara yang segar terasa menyejukkan rongga paru-paru, walau sedikit ngos-ngossan. namun tentu sangat excited. kira-kira 300m setelah jalan kaki sampailah :
Candi Kethek
    Lokasi Candi Kethek berada di  lahan milik Perhutani. sebelah barat laut lereng Gunung Lawu,  secara administratif masuk wilayah Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 
Candi Kethek
      Kethek dalam bahasa Jawa berarti kera, nama yang diberikan oleh penduduk setempat kepada candi ini karena dahulu ada banyak ditemukan kera di daerah ini. Namun saat saya disini tak ada satupun yang terdengar maupun terlihat batang hidungnya si kethek itu. hehehee.
Tambahkan teks
     Dari papan informasi yang di sandarkan (mungkin sudah akan diganti), Candi kethek ini diduga peninggalan, sejaman dengan candi Cetho dan Sukuh yaitu berasal dari abad ke 15 yang merupakan masa akhir Majapahit.
     Candi Kethek, diduga adalah Candi Hindu dengan ditemukan arca kura-kura. (Namun saya saat kesini mencari tak ketemu, di papan informasi memuat keterangan arca kura-kura di salah satu foto dibawah ini :)
    Beberapa close up Candi Kethek :
candi kethek

Candi Kethek
     Tangga Masuk ke bagian Candi paling atas :     
     Bagian paling atas Candi Kethek, Ada semacam tempat ritual/ tempat ibadah :
Candi Kethek
Candi Kethek
         Candi Kethek, saat saya kesini suasana sangat syahdu.  tenang, bikin hati terasa bahagia. Pemandangan dari atas :
Candi Kethek
Candi Kethek

       Sampai ketemu di penelusuran berikutnya

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
#hobikublusukan

Jumat, 04 September 2020

Ditemukan Jejak keberadaan Candi ngablak, Candirejo Ungaran : Pipi Tangga Candi

Candi Ngablak, Ungaran
 
    Hari ini, Jumat 4/9/2020. Berasal dari sedikit salah sangka, ketika pak Plt kec. Ungaran barat menolak ikut blusukan Candi Renteng, tapi malah posting sesuwatu juga. 
       Walau salah duga, namun tetap saya screenshoot, tapi asline memang sedikit mbatin, woalah jebul karna kangen karo kembaran ora kembar Dampit makane wegah blusukan. Beliau posting temuan pipi candi di Ngablak Candirejo, yang notabene memang di wilayah beliau. Jadi di satu sisi saya juga berprasangka positif, walau sedikit mungkin saja ingin gerak cepat membackup. Nampaknya jiwa Pecinta Situs Watu candi Komunitas DEWA SIWA sudah mendarah daging di jiwa Bapak Eka, jadi berani meski sendirian. Selain dari komunitas, berlatar pejabat Kecamatan Ungaran Barat sehingga jalan Bapak Eka tentu lebih mudah. 
      Awalnya saya tidak ngeh, bahwa itu temuan berada di area yang dulu sempat saya juga telusuri... Link blog di : Candi Ngablak Candirejo Ungaran (Perlu sahabat baca juga agar tahu perkembangan kronologis situs candi Ngablak ini). 
     Ceritanya Bapak Turhamun, penggarap tanah kas Desa ketika akan menanam kacang, cangkulnya membentur batu. Ketika di gali ternyata batu itu berbentuk mirip gagang keris (istilah saya ambil di CandiPayungan Kaliwungu). 
     Lokasi, dimana Candi Ngablak berada :
Candi Ngablak, Ungaran
          Bersama TACB, Pamong Budaya, Pejabat Kecamatan dan Saya dari Komunitas DEWA SIWA meninjau lokasi penemuan. Dimana kami duga Candi Ngablak dulunya megar disini.
Penemuan Candi Ngablak Ungaran
      Temuan batuan tersebut memang berada di gumuk, dimana diduga dulunya pernah ada bangunan berbentuk candi. (Sekali lagi baca dulu cerita saya sebelumnya ya, biar nyambung). Sayangnya tak jelas batuan itu dibawa kemana, tak mungkin batuan struktur penyusun candi dibawa hampir semua ke bcb Jateng di Prambanan. Dugaan saya warga masyarakat waktu itu kena tipu yang membawa adalah kolekdol. Karena bila BCB mestinya malah dilakukan restorasi. Bukan malah dibawa semua, kecuali tentunya special. Bila kata warga "Batuan Yang dibawa banyak sekali bahkan lebih dari 3 truk". 
     Namun nasi sudah menjadi bubur, untuk menelisik ulang juga relatif sulit, banyak saksi mata juga hanya jarene saja. 
      Saat saya berkesempatan mampir Ngablak, Pejabat Kecamatan Ungaran Barat, Bapak Eka WP berkenan mengantar, juga malah ketua TACB Kabupaten Semarang juga ingin meninjau sekaligus survai awal lokasi penemuan plus Pamong Budaya Ungaran Barat, Mas Bram. 
Mas Bramantyo, Pak tri Subekso, Saya dan Bapak Eka WP (Pejabat Kec. Ungara Barat)
     Sesaat setelah dibersihkan :
Pipi tangga Candi
Tinggalan Candi Ngablak, Candirejo Ungaran
        
Foto : Candi Ngablak by Eka Budi 

      Pipi Candi, atau struktur batuan yang biasanya ada di kanan dan kiri Candi saat ini sementara diselamatkan di rumah Bapak Turhamun. 
       Harapannya sih struktur tersebut masih bisa diselamatkan, misal di bawa ke museum Pandanaran, agar masih ada bukti yang tersimpan dengan baik Sejarah Candirejo. 
    Close up

     Batuan peninggalan zaman Hindu Klasik ini dugaan saya sejaman atau berdekatan dengan era Candi Gedongsongo. Jenis batuan putih, perkiraan saya ini salah satu jenis batu piroklastik. Dulu akan nampak megah Candi Ngablak dengan batuan putih ini. 
Relief pipi tangga candi, nampak sederhana namun sangat indah.... :
Candi Ngablak : Kemana sekarang?
      Nama Desa Candirejo sendiri tentunya berarti pasti bahwa di area ini ada Candinya. Dari penyebutan sebuah nama tempat, orang dulu mengambil ciri mudah untuk penanda.
     Banyak sebaran situs di atea ini : (search Candirejo, Ungaran. di sasadaramk.com untuk mengetahui). 
       Dokumentasi peninjauan awal ada di Video penelusuran di Channel youtube

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Sampai ketemu di Penelusuran Selanjutnya....
Salam Kenal, dan mari nguri-nguri watu bersama Komunitas DEWA SIWA : 
Komunits Dewa Siwa
nb :
     Sebelum pulang dengan santainya Bapak Eka (saya membonceng), menempuh jalur lain kemudian tiba-tiba berhenti di depan WATU LUMPANG atau UMPAK!!!!, sedikit baper, namun apa daya..... Dan masih didekat candi ngablak Candirejo Ungaran. Dugaan saya sementara pasti terkait dengan Candi Ngablak..
Batuan candi Beralih fungsi 
    Semoga pemilik mengubah keadaan, minimal diperlakkukan lebih layak.... please ...
#hobikublusukan

Jumat, 28 Agustus 2020

Candi Renteng, Riwayatmu Kini

Candi Renting
Candi Renteng jadi Pondasi

    Jumat 28 Agustus 2020, Ajakan Blusukan Pak Nanang tak mampu ku tolak, apalagi tujuan yang ditawarkan saya belum pernah penelusuran. Candi Renteng Grabag Magelang.

   "Sebuah bukti keberadaan "Candi" yang tersebar di pemukiman warga", pancing Pak Nanang kepada saya.

       Tentu saya  tak berpikir dua kali untuk langsung gass poll merapat ke markas. Dari Bawen, kami lewat jalur Banyubiru. Tembus Getasan kemudian terus lewat jalur menuju Prasasti Ngrawan, kemudian lurus sampai dengan rumah makan "Sere Wangi", Kami sebenarnya berniat silaturahmi ke Bapak Sutikto, kenalan Pak Nanang yang memberikan informasi Perihal Candi Renting. Namun ternyata saat kami kesini beliau tak ada di rumah. 


Penanda keberadaan Candi Renting : Rumah Makan sere Wangi

  








  




   Saya kemudian mengekor Pak Nanang, berjalan kaki menuju belakang Rumah Makan 'Sere Wangi', tepatnya sebelah Masjid. Tapi tepat saat di depan rumah sebelum Rumah Makan, Pandangan Pak Nanang terasa Aneh... "Ora reti po ra ngeh?", agak sedikit ngece.          Langsung saya berhenti dan mengedarkan pandangan. Ternyata epat di depan rumah, di halaman nempel di pagar :

Yoni Candi Renteng Pandean Lor, Grabag

        Konon Yoni ini berasal dari gumuk (bukit) di belakang perkampungan, warga menyebutnya Blok Reco. Sebenarnya ada Yoni yang masih komplit dengan Lingga yang beberapa waktu lalu ada di dekat sekolah. Namun informasi dari Pak Sutikto saat ini sudah raib... (informasi kehilangan inilah sebenarnya yang menjadikan pak Nanang ke sini lagi). 

Close up Yoni Situs Pandean Lor, Candi renting Grabag:

Yoni Pandean Lor Candi renteng

Vandalisme di Yoni Pandean Lor Candi Renteng

Cerat Yoni Pandean Lor Candi Renteng

sasadara manjer kawuryan di Yoni Pandean Lor Candi Renteng

      Saya kemudian diajak terus jalan menyusuri gang di sebelah rumah makan ...  dan ..... Dari jauh terlihat struktur batuan candi yang menjadi pondasi Rumah .......

Struktur Candi renting menjadi rumah

       Seketika saya memang tak tahu harus berbuat apa.... kira-kira 5 detik saya cuma tercenung diam. Namun saya juga menyadari tak ada sumber daya kekuatan untuk mampu mengubah atau sedikit menyelamatkannya.

bersama pemilik rumah

     Hanya bisa menyesali, namun bersyukur masih bisa menjadi saksi. Saya kesini rumah ini masih tahap renovasi dan nampaknya semua nanti akan ditutup plester dan semen. Bayangkan bila kesini dah tertutup dan tak nampak lagi keindahan Batuan Struktur Candi Renting.  Mirip kejadian Yoni di Sendangguwo Semarang yang karena arogan ditutup semen dan hanya tinggal kenangan

     Berdasarkan cerita pemilik rumah yang sekarang, beliau mendapatkan rumah inipun pulung, namun beliau juga mengetahui keberadaan struktur batuan candi. Saat ngobrol sama kami, nampaknya beliau juga sedikit merasa bahwa Batu ini adalah peninggalan kuno yang tak boleh diganggu. Sehingga beliau ketika merombak rumah... ketika di bawah lantai ada banyak batu kotak ya hanya dibiarkan dan ditutup lagi. Dilema memang..... ketika sudah ditutup, maka kajian, penelitian bahkan eskavasi penyelamatan akan mustahil, kecuali Bandungbondowoso kesini, tapi bagaimana lagi... Kami hanya seseorang yang hanya bisa menyarankan, menghimbau....

        "Dulu sebelum dibongkar, tiang rumah ini ada umpaknya yang lumayan bagus, namun 'dibawa' teman saya. Malah sepertinya ada tulisan", jelas empunya rumah. Kata 'dibawa' membuat saya gelisah, ada makna lain disini dan saya yakin bukan dibawa dalam arti tinggal cangking begitu saja.

         Kami kemudian lanjut ke belakang rumah yang masih tersisa jejak struktur batuan Candi Renteng, tapi entah sampai kapan. 

Struktur Batuan Candi Renteng yang terbengkalai, Pandean Lor Grabag Magelang

      Saat kami berkumpul di belakang rumah, beberapa warga nampak penasaran dan mendekat, kesempatan edukasi (---pikir kami), selain kami tanya tentang Blok Reco, kami juga menyelipkan haarapan kami agar masyarakat lebih peduli dengan tinggalan Candi Renteng.  

       Selanjutnya Pak Nanang memberikan kode untuk saya mengikuti beliau, mencari keberadaan sebuah arca di dekat masjid (informasi dari Bapak Sutikto). Yang masyarakat sekitar nampaknya tak ngeh ada arca di dekat masjid, akhirnya kami cari sendiri. 

    Setelah kami memutari dan meneliti di setiap detail sekitar candi. Akhirnya :

Arca Candi Renteng 

           Kami duga dari bentuknya, Arca Agastya sebagai pengisi Relung Candi Renteng . Warga sekitarpun hanya menatap takjub sekaligus kaget... ternyata ini Arca. Harus di uri-uri, minimal pemdes mencoba menyelamatkan yang bisa diselamatkan .. misal untuk sementara yang iconik seperti arca ini di pindah (diberi etalase) ke kantor Desa. Selain arca, terplester di pinggiran rumah juga struktur batuan Candi Renteng :

Struktur Batuan Candi Renteng

     Itu dulu yang bisa saya sampaikan. hati kecewa namun masih bersyukur.... Blog saya ini masih bisa menjadi saksi bahwa dulu percah ada Candi Renteng di Pandean Lor ini. Maturnuwun Pak Nanang dan Bu Bu Wahyuni.... hehehe. Blusukan hari ini bersambung ke Situs Makam Dalangan Telomoyo. 

Ada juga Video Vlog link Channel Youtube : 

https://www.youtube.com/watch?v=8eRSN42JYfg


Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Ini Candi Renteng, Pandean Lor Grabag Magelang

Literatur Candi Renteng dari tulisan Verbek, 



      Dari Tulisan itu.... Ada Nandi, Ada Arca Durga..... sekarang dimana?

     Juga tulisan dari Veronique degrot :


(saya dapat broadcast ini dari Grup WA, tapi dari siapa tak tahu.. semoga yang punya confirm, saya akan ijin mencantumkan sumber)

Sumber lain dari grup FB Dewa Siwa  : 

     catatan : 

Bila kedua orang yang punya broadcast tersebut tak berkenan akan saya hapus.... 


  Jangan lupa baca juga kisah sambungan Candi Renteng ini di : Makam Dalangan : Misteri

Sampai ketemu di penelusuran berikutnya.

#hobikublusukan