Minggu, 13 Januari 2013

Candi Lumbung Sengi

Candi Lumbung Sengi

Candi Lumbung Sengi : lokasi baru
     Selasa, 8 Januari 2012. tujuan terakhir saya (setelah Candi Asu, Candi Pendem) adalah Candi Lumbung, yang menjadi satu kawasan candi "Sengi".
     Jika sobat pernah ke Kawasan Prambanan, disanapun ada Candi Lumbung entah karena fungsi yang sama pada masa lalu (lumbung=tempat menyimpan bahan makanan) atau hanya kebetulan saja entahlah...
     Dari beberapa Informasi yang saya dapat, Candi Lumbung Sengi sekarang merupakan relokasi dari tempat di pinggir kali Apu yang terancam longsor akibat derasnya lahar dingin.
     Sebelum menuju catatan perjalanan saya ada baiknya saya berikan informasi penting mengenai keberadaan Candi Lumbung pada awalnya, proses relokasi dsb., yang saya ambil dari berbagai sumber.
----
Candi Lumbung sebelum dipindah:
Candi Lumbung : Lokasi asli sebelum dipindah
1. Foto gambar diatas dari : akun fb Candi Lumbung
2. Adapula ungguhan youtube yang berisi kumpulan gambar 
Candi Lumbung Sengi: Nampak di sebelahnya kali Apu
3. Gambar dari  www.solopos.com

     Proses pemindahan sekitar bulan September 2011, dengan jarak ke tempat yang baru sekitar 750m. Candi Lumbung Sengi yang terletak di Dusun Tlatar, Desa Krogowangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang terancam longsor karena dampak aliran banjir lahar dingin di Sungai Apu akibat bencana letusan gunung Merapi. Kondisi candi sangat menghawatirkan, dimana vegetasi lereng dan lembah Sungai Apu termasuk lapisan breksi yang menjadi faktor alami perkuatan daya dukung tanah tempat candi Lumbung Sengi berdiri telah terkikis. Ketinggian tebing sekitar 15 – 20 meter dari Sungai Apu sudah cukup kritis. Sementara itu lebar bibir lokasi candi yeng semula 2 meter menjadi kurang dari 1 meter karena talud penahan yang dibangun pada tahun 2009 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah sudah terkikis berupa lubang-lubang pada beberapa bagian talud akibat terhantam material vulkanik yang terbawa arus lahar dingin pada tanggal 16 Januari 2011. 
Banjir lahar dingin kembali terjadi pada hari Senin, 24 Januari 2011 di Sungai Apu yang mengakibatkan bertambah tingginya permukaan air sehingga semakin banyak vegetasi tebing sungai yang hanyut, lapisan breksi yang terkikis dan hanyutnya konstruksi talud. Ketinggian air Sungai Apu saat kondisi normal adalah 1 meter, sedangkan saat terjadi banjir lahar dingin permukaan air naik hingga mencapai 10 meter.
  --- 
      Secara Arsitektural, Candi Lumbung Sengi memiliki latar belakang Agama Hindu dan dibangun sekitar abad IX Masehi. Jika dilihat dari sumber prasasti tampak bahwa Candi Lumbung Sengi ini kemungkinan merupakan pendharmaan bagi Bathara di Salingsingan yang ditujukan melalui jenis persembahan khususnya berupa payung mas yang diberikan oleh Rakai Kayuwangi. Berdasarkan hal tersebut dapat diasumsikan bahwa Bhatara di Salisingan adalah tokoh yang penting, walaupun belum terungkap identitasnya. 

     Candi Lumbung Setelah direlokasi : 
Candi Lumbung Sengi
Rute menuju Candi Lumbung Sengi (tempat yang baru)... 
     Setelah dari Candi Asu dan Pendem, saya kembali menuju monumen TP/ patung ganesha (gajah) dari Candi Asu Sengi ambilkanan, tak berapa lama, kira2 hanya 75 meter menuju arah ketep pas, sobat pasti menemui papan petunjuk arah ini, posisinya di sebelah kanan jalan. 

     Ambil kiri, melalui sebuah Gapura berwarna biru, kurang dari 30m sampailah sobat. 
Gapura masuk ke Candi Lumbung Sengi
Tampak dalam gambar ini adalah Duwiek, seorang rekan yang menyertai penjelajahan kali ini (di Kompleks Percandian Sengi)
     
Mulailah....

Tangga Candi Lumbung : tangga naik
   Di Sambut Tangga yang salahsatu makaranya ta terselesaikan....   atau mungkin yang satunya hilang??
Apresiasi BP3 telah berusaha menempatkan batuan yang mirip, namun berbeda.... lain kali di ukir pula biar mirip ya... di Sekitar magelang kan banyak jago ukir batu? pasti mereka juga merupakan keturunan ahli ukir batu jaman dulu abad IX. terbayang kan betapa ahlinya nenek moyang kita membuat makara dan ukiran di batu itu.

Ruang dalam Candi Lumbung
 Di bagian ruang utama candi terdapat sumuran (sama dengan yang terdapat di Candi Asu dan Candi Pendem), biasanya sumuran diruang utama candi merupakan tempat menyimpan "peripih" yang berisi relic. perhiasan, abu/tulang, dsb. 

Atap Candi Lumbung
     


Peripih ini sering kali dihubungkan dengan bekal kubur, karena ada anggapan tentang Kultus Dewa-Raja, bahwasanya Raja adalah wakil Dewa didunia, sehingga ada penghormatan yang "hampir sama" disamping pencampuran kepercayaan terhadap nenek moyang. Implementasinya berupa candi yang berada diruang utama dengan arca utama berdiri tepat diatas sumuran yang dibawahnya terdapat peripih, jadi adanya penyatuan perhormatan.

Beberapa relief yang terdokumentasikan :




















Candi Lumbung Tampak dari Belakang

Batu-batu Candi Lumbung yang belum tersusun kembali

Candi Lumbung : ssdrmk 
Ayo Kunjungi Candi.....
Jangan Lupakan ....
Identitas Luhur Bangsa Kita.....
Save the temple!

Kamis, 10 Januari 2013

Candi Pendem

Candi Pendem Sengi
candi Pendem sengi
 Setelah selesai di Candi Asu Sengi Magelang, petualang bersambung ke Candi Pendem yang letaknya lumayan berdekatan. keluar dari candi Asu ambil kiri, pertigaan ada warung ambil kiri lagi.. kira2 50m ada gang kecil berpaving, lebar 1m. Ikuti jalan kecil ini sampai ketemu dengan pohon sawo di pertigaan... lurus.... karena selanjutnya harus berjalan kaki, motor saat itu kutitipkan ke depan rumah warga (dekat wc umum, tampaknya baru saja dibangun dengan pnpm)...
   Saya saarankan untuk bertanya kepada penduduk, jangan kawatir.... warga sangat ramah.... bahkan dari anak2 sampai nenek yang kutanya pasti menawari "monggo katuran pinarak...." sebuah budaya yang harus dilestarikan....
Ikuti jalan setapak seperti dalam gambar:
arah ke candi pendem

arah ke candi pendem












 Jalur nya keren...
arah ke candi pendem : sebrangi sungai









Petualangan kali ini sungguh menantang, hujan deras menyambut kedatanganku.... belum lagi harus melewati pematang sawah dengan rumput gajah yang tingi dan rumput berduri yang siap menanti.... namun diterjang aja dec.... sempat kebingungan, karena yang nampak hanya rumput gajah dan tumbuhan tomat. untungnya ada seorang ibu-ibu yang sedang memanen tomat. "Dibawah pohon tolok alias di kresen".... 
Penanda Candi Pendem
Bila sudah sampai di hamparan persawahan, sobat cari saja pohon kresen......
Kemudian
sampai lah

Candi Pendem Sengi
     Posisi Candi Pendem mengingatkan ku pada Candi Tikus TrowulanSesuai dengan namanya candi ini bernama Candi Pendem (Pendem = bahasa jawa) yang berarti candi yang dahulu terpendam didalam tanah, namun sekarang tidak pernah terendam dikala hujan karena adanya saluran pembuangan air. Lokasi candi yang berada di kedalaman sekitar 3m dibawah permukaan tanah sementara disekitarnya adalah lahan pertanian.
Candi Pendem
    Candi Pendem merupakan peninggalan candi kategori agama Hindu yang terletak di dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Sama seperti candi Asu, candi ini pintu masuknya menghadap ke barat. Bukti Candi pendem merupakan candi Hindu, salah satunya dengan relief "Gana" di beberapa sisi candi.
relief gana candi pendem
relief gana candi pendem

relief gana candi pendem
     Di Candi Pendem Sengi Magelang ini juga terdapat (seperti sumur) di tengah-tengah candi yang berbentuk kotak. namun masalalu entah menjadi sumur atau berfungsi lain.... saya kurang informasi.
Sumur di Candi Pendem
      Sejarah penemuan candi ini tidak begitu banyak diketahui, mungkin dahulu candi ini diketemukan secara tidak sengaja oleh petani saat mencangkul lahannya...

tangga masuk candi pendem
     Candi Pendem lebih besar Candi Asu. persamaannya adalah: keduaa candi ini sudah tidak ada atapnya... entah hilang, lapuk atau bagaimana?
Candi Pendem : tanpa atap
Bebereapa relief yang masih terlihat jelas dan terdokumentasikan saat saya ke candi Pendem:



Diatas Candi Pendem : berlatar mendung..... 
Candi Pendem
SAVE THIS TEMPLE!
SELAMATKAN CANDI PENDEM.....

Sampai ketemu di Candi Selanjutnya : Candi Lumbung....

Selasa, 08 Januari 2013

Candi Asu Sengi Magelang


Candi Asu Sengi Magelang

Candi Asu Sengi
Perjalanan dimulai lagi, kali ini tujuan saya Candi Asu sengi di Magelang. Kala itu, Saat berkunjung ke Candi Ngawen-Candi Gunungsari mendapat informasi bahwa di daerah Sengi ada 3 candi yang berdekatan, sempat melupakan info itu. Namun setelah minggu lalu hunting ke Candi Asu Bandungan, teringat kembali sebuah candi yang Juga Bernama Candi Asu yang terletak di Magelang.
Akhirnya terlaksana juga pada Selasa 8 Januari 2012. Bersama seorang rekan, bukan berarti sekarang ga berani hunting sendiri namun entah kenapa ingin ajak teman seperjalanan....dengan bro janoko... Tentu pada saatnya hunting sendiri, kangen pengalaman yang kudapat saat hunting candi sendiri. berbekal pinjaman kamera seorang kawan (lagi) bro sulaiman .... hehehe ga modal nic.... (eosd1000 lagi masuk garasi alias rusak)
Taman nasional Gn. Merapi
Berangkat dari tempat kerja, langsung meluncur ke arah kota Magelang, sambil menunggu bantuan searching di mbah google arah dan alamat lengkap Candi Asu Sengi (saya lupa, dulu pernah cari info namun lupa)... trims to didik atas info sms setelah merepotkan diri mencarikan info tentang Candi Asu Sengi.

Setelah melewati kota Magelang, sobat terus saja, sampai di Blabak Muntilan, cari saja pertigaan dengan papan nama besar warna biru muda : Pondok Gontor 6 di sebelah kiri (dari Smg). Masuk ke pertigaan tersebut, lurus saja ketemu dengan gerbang Taman Nasional Merapi memasuki daerah sawangan, kira-kira 13km sampai dengan pertigaan dengan patung Gajah yang merupakan Monumen Perjuangan Tentara pelajar. Sekedar share, tertulis di prasasti monumen tersebut Beberapa Pelajar yang gugur antara 1948-1949:
1.    Sdr. Fx. Soehadji
2.    Sdr. Soekarlan
3.    Sdr. Soepardi
4.    Sdr. P. Moeslam
Ambil jalan yang ditengah, bila yang sebelah kiri menuju Candi Lumbung hasil evakuasi (pindahan ke lokasi baru) apabila kekanan menuju ke pos pemantauan erupsi merapi/ sungai pabelan.
Kira2 100 m ketemu jembatan besi yang lumayan keren, namun saat dibawahnya banjir lahar dingin disarankan untuk tidak melewati. Kurang dari 100 meter disinilah terletak Candi Asu Sengi. Persis di depan Candi Asu Sengi ada SDN Sengi 01.
ASAL NAMA
Nama Candi Asu Sengi sebenarnya baru diberikan oleh masyarakat sekitar sewaktu candi ini pertama kali ditemukan. Nama sebenarnya (nama waktu dulu dibangun) belum diketahui secara pasti. Nama Candi Asu diberikan karena sewaktu pertama kali ditemukan ada sebuah patung Lembu Nandhi yang wujudnya telah rusak dan lebih mirip menyerupai Asu [Anjing-dalam bahasa Jawa], dan Sengi merupakan nama Desa dimana candi tersebut berada, maka warga menyebutnya dengan Candi Asu Sengi.
versi lain Disebut Candi Asu karena dahulu di dekat candi tersebut terdapat banyak anjing.

POSISI
Candi ini berada di lereng Gunung Merapi sebelah barat di tepian Sungai Tlingsing Pabelan, tepatnya berada di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun,  Kabupaten Magelang. Atau sekitar 25 Km dari Candi Borobudur ke arah rimur laut. Candi ini terletak di lereng Gunung Merapi di dekat pertemuan Sungai Pabelan dan Sungai Telingsing, kira-kira 10 km di sebelah timur laut dariCandi Ngawen. Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu Candi Pendem dan Candi Lumbung. Candi Asu Sengi ini berada tidak jauh dari Jalur SSB (Solo Selo Borobudur), yang merupakan jalur alternatif dari Kota Solo ke Magelang yang melalui kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Kutipan dari wikipedia.... Candi Asu menghadap ke barat. Candi ini berdenah bujur sangkar dengan panjang sisi 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Dengan ukuran tersebut, candi ini termasuk candi kecil. 
----
Candi Asu Sengi adalah sebuah candi peninggalan Mataram Kuno dari trah Wangsa Sanjaya (Mataram Hindu)
Dari beberapa prasasti yang ditemukan di candi tersebut, diantaranya Prasasti Sri Manggala I (angka tahun 874 M) dan Sri Manggala II (angka tahun 876 M) serta Prasasti Kurambitan maka diperkirakan candi ini dibangun pada sekitar tahun 869 Masehi (semasa Rakai Kayuwangi dari Wangsa Sanjaya berkuasa). Dalam prasasti-prasasti tersebut juga disebutkan bahwa Candi Asu Sengi merupakan tempat suci untuk melakukan pemujaan, baik pemujaan kepada arwah leluhur maupun para arwah raja-raja serta dewa-dewa. 
Mulailah SASADARAMK eksplor:
 Nampak dari depan
Candi Asu Sengi : nampak depan
Relief-relief yang berada di Candi Asu...





Relief kinara-kinari.... dewa-dewi berbadan burung berkepala manusia yang membuktikan candi ini candi hindu. selain di samping yang terdapat tempat untuk menaruh arca.
buatan barukah?
Makara di tangga masuk Candi Asu Sengi, yang kemungkinan buatan baru..... tak terselesaikan....


Tumpukan Bantuan Candi yang tidak tersusun lagi....

Ketika kita naik ke atas candi,  walau hanya sampai setengahnya saja, karena bagian atasnya sudah raib. maka kita dapat melihat dan menikmati hamparan sawah dan ladang serta pepohonan yang menghampar bak permadani menghijau. Sungguh sebuah pemandangan yang menyejukkan mata kita yang seolah telah penat dengan pemandangan hamparan gedung-gedung di perkotaan. Udara di kawasan ini sangat sejuk, sebab merupakan lereng Gunung Merapi.

Candi Asu Sengi dari Belakang

Bagian Dalam Candi Asu Sengi

Saat berada di candi Asu Sengi, ada burung yang tiba-tiba terbang dari tanaman di depan candi yang ga seberapa tingginya.... ternyata ada sarang burung di tanaman itu. sebuah harmonisasi kehidupan.... atau bukti candi ini jarang dikunjungi????? 
Sampai ketemu di candi Pendem