Selasa, 30 Maret 2021

Dua Arca Nandi di Klewer, Solo

            Selasa 30 maret 2021, Sampai saat ini terus terang saya ragu… saya cari-cari informasi tentang 2 arca nandi didepan  kraton- Dekat pasar klewer, namun tak ada satupun yang membahas keberadaan 2 arca Nandi ini. Namun yang menjadikan saya mantap menulis ‘diary perjalanan melihat situs’ ya sekedar feeling saya saja. Lengkapnya baca sampai akhir ya.. jangan bosan-bosan hehehhehe.

 

      Cerita ini terjadi dikala tak terbiasa ‘ngancani shopping ibu-ibu di pasar Klewer Solo’, saya ngajak setengah memaksa mas Burhan untuk kami menyingkir, sekedar ngopi dan udud di parkiran. Seperti biasa ngalor ngidul obrolan tak tentu sambil menikmati lalu lalang orang kulakan, yang menandakan ekonomi masih menggeliat, sok2an analisa … tapi asli, rame sekali hari ini. Padahal belum ramadhan.

     Kami nongkrong tepat didepan Gedung Pagelaran Sasana Sumewa (saya tahu setelah Tanya mas Pri), awalnya saya tak tertarik untuk selfi di sini, karena teringat salah satu penyebab VOC mudah masuk ya penguasa xxx ini dulu---  tapi entah, ada perasaan gelisah yang membawa saya untuk menengok, iseng selfie. Padahal saat itu hujan, dan karena kebetulan saja atau apapun itu, yang pasti detik selanjutnya saya tercengang. Cukup lama pandangan saya terpaku pada 2 arca Lembu ‘Nandi’ yang terdiam di depan tangga masuk Gedung Pagelaran Sasana Sumewa, baru atau ‘lama’, cukup lama saya terdiam, mengira-ira ini tinggalan masa mana.

Mencoba mendekat, dan walaupun masih ragu, namun ada jejak halus kekunoan di Arca ini. Ada getar perbawa yang saya rasakan, berbeda dengan patung kebanyakan di pajang taman atau khas pesanan Muntilan. Relatif utuh, dan berukuran cukup besar. 

Saat ingin dokumentasi, sayang sekali HP saya mati…. Nekat saya pinjam HP Mas Burhan, namun tentu saja tak bisa detail banyak ambil gambar ataupun video seperti biasa.

Sayangnya tak ada narasi tentang mengapa ada 2 Arca Nandi didepan Gedung Pagelaran Sasana Sumewa, karena sebetulnya Arca Nandi adalah wahana Dewa Siwa, keberadaannya hampir dipastikan ‘menemani’ Lingga-Yoni, Arca Siwa. Jadi keberadaan di lokasi ini menimbulkan dugaan dari mana berasal, apakah dulu Siempu-nya melihat ada Arca Nandi yang sudah terbengkalai ditinggalkan umatnya, sehingga dipindah begitu saja? Atau ada maksud lain. Mohon pencerahan.

Saya jadi penasaran berkunjung ke Museum Radya Pustaka juga, mungkin arca lain yang terkait, atau orang yang bisa saya gali informasi. Semoga bisa.

Sampai Ketemu di Penelusuran situs tak sengaja yang lain, Semoga dilain kali bisa  buat vlog agar naskah blog ini lengkap.

 Salam pecinta situs dan watu Candi


















Senin, 22 Maret 2021

Menguak Misteri Watu Lumpang Jembrak Pabelan : Sambil Gowes blusukan watu

      Sabtu, 13 Maret 2021. Sebelumnya terimakasih kepada rekan seprofesi, Budi Santosa, kenal beliau cukup lama di bangku kuliah, satu angkatan setelah saya. Saat ini seprofesi bekerja di Perpustakaan, tetangga Kabupaten. Saya di Perpusda Kabupaten Semarang Mas Budi ini bekerja di Perpusda Kota Salatiga. Walaupun sering guyonan bahwa saya hobi kok watu, tapi aneh bin spesial, beliau malah memberikan foto watu lumpang yang dijadikan tugu. Saat bermotor bersama sang istri, Mas Budi Santosa ini melihat kemudian difoto  serta dikirim ke saya. Sepele bagi beliau, tapi berarti banyak bagi saya. Apalagi lama sekali tidak menyalurkan hobi menelusuri jejak peradaban alias watu kuno. Sebenarnya sudah sekitar pertengahan 2020 Mas Budi ini share info, namun untuk menyamakan waktu senggang diantara kami sungguh susah. Apalagi menyesuaikan jadwal gowes Mas Budi yang super padat ini mesti ekstra sabar.

Sempat nyaris batal karena saking excited nya saat saya berhenti beli minum di daerah Bawen, as Roda sepeda yang saya bungkus plastik tak nampak di bagasi. (loading sepeda dengan mobil jadi roda dicopot semua). Saya superpanik… harus balik jauh terus tak ada as tentu gak bisa…, WA istri dirumah, bahkan WA Mas Budi… jawabnya bermacam-macam. Sempat down, namun coba ambil nafas dan mencari dengan teliti. Benar saja, as kedua roda menyelip di roda cadangan mobil di bagasi...hhfffft Segera meluncur ke Pabelan, dimana Mas Budi ini Berdomisili.

Start dari rumah beliau, melalui jalus pedesaan yang asri, kanan kiri sawah menghijau, tak tercium udara polusi, yang ada segar, sejuk. Ditambah gemericik suara air yang menemani perjalanan gowes kami menambah semangat mengayuh pedal. Untuk selengkapnya versi video di channel youtube ya.

Sampailah kemudian di lokasi Watu Lumpang berada,

Di dekat Pos Kamling Desa Jembrak, Watu Lumpang ini dijadikan tugu. 

Dari warga yang saya temui, (Rumahnya di seberang tugu watu lumpang). Beliau bercerita bahwa :

Maturnuwun mbah atas informasinya

 "Watu Lumpang Jembrak ini ditemukan di Gumuk Gondang tak Jauh dari Desa Jembrak, saat pembangunan Jalan Tol, kemudian oleh warga dipindah ke Desa dan dijadikan Tugu Watu Lumpang."

Apakah warga paham, bagaimana watu Lumpang ini berfungsi seperti apa dijaman dahulu, saya kurang tahu. Yang pasti patut di apresiasi ketika niat warga memindah ke lokasi  yang sekarang dan dijadikan tuggu. Walaupun posisinya dimiringkan. Minimal tidak di gepuk. 

Watu Lumpang yang pada jaman keemasan masa Hindu Klasik mempunyai peran yang krusial dalam ritual adat keagamaan sebagai media menumbuk sesajen awal masa tanam/ masa panen, penyembahan dewi Sri, atau bahkan ritual penetapan sima (tanah perdikan) atau ritual adat yang lain. Sehingga umumnya Watu Lumpang ditempatkan di ketinggian, tanah subur dan dekat dengan mata air.

Watu Lumpang Jembrak, 

Sebenarnya dapat informasi satu lagi watu lumpang berada di tengah persawahan warga tak jauh juga dari lokasi awal Watu Lumpang ini, namun karena kali ini gowes... juga terkendala waktu, barangkali lain waktu bila ada informasi yang lebih jelas lokasinya pastinya saya akan kembali lagi. Memperjelas jejak peradaban kuno di Desa Jembrak ini. Semoga. 

Sampai Ketemu di Penelusuran situs Berikutnya

Mampir juga di Channel youtube untuk lihat video gowes blusukan nya.. di Link :

Maturnuwun Info, guide dan gowes keblasuknya…

Salam pecinta situs dan watu Candi