Minggu, 05 Juni 2011

Candi Plaosan

Ekspedisi RoroJongrang

Candi Plaosan
 Setelah candi Sari, tujuan selanjutnya adalah Candi Plaosan, yang letaknya sejajar dengan 4 candi lainnya yaitu candi Prambanan, Candi Bubrah, Candi Lumbung dan Candi Sewu. Dengan peta di tangan hasil modifikasi sendiri (sumbernya tentu saja ngopy dari mbah google) langsung meluncur menuju Candi Plaosan. Melewati Kompleks Candi Prambanan, (termasuk Candi Sewu,Bubrah dan lumbung). Kurang dari 10 menit, perjalanan melewati prambanan sampailah di Candi Plaosan. Untuk area parkir berada di depan candi yang merupakan lahan milik warga. Rehat sebentar sambil melepas dahaga, saya menyempatkan diri untuk bertanya tentang informasi-informasi mengenai candi Plaosan ini.
Ternyata, Candi Plaosan terbagi menjadi Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Untuk Candi Plaosan luas kompleks dan lebih banyak jumlah reruntuhan bangunan candinya. Jarak antara kedua candi kurang dari 200 meter. Candi Plaosan Lor ada di tepi jalan utama, sedangkan Candi Plaosan Kidul berada di jalan masuk tepat didepan Candi Plaosan Lor.
Stupa di Candi Plaosan
Setelah minta ijin dan membayar biaya masuk (penjaga membebaskan  memberi uang masuk berapa, kata penjaga tadi seikhlasnya), k arena lumayan ramah beda dengan candi Kedulan yang saya kunjungi sebelumnya biar membedakan saya bayar Rp.4.000,- (hehehehe). Baru sebentar jeprat-jepret arca dan bangunan candi, udara terasa panas sekali. Karena lupa membawa topi, “tak ada rotan akarpun jadi” akhirnya saya pakai kaos sebagai penutup kepala darurat.
Candi Plaosan adalah Sebuah candi yang dibangun oleh Rakai Pikatan untuk permaisurinya, Pramudyawardani. Terletak di Dusun Bugisan Kecamatan Prambanan, arsitektur candi ini merupakan perpaduan Hindu dan Budha.

Candi Plaosan = Candi Kembar


Kompleks Plaosan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kedua candi itu memiliki teras berbentuk segi empat yang dikelilingi oleh dinding, tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat serta stupa di sisi lainnya. Karena kesamaan itu, maka kenampakan Candi Plaosan Lor dan Kidul hampir serupa jika dilihat dari jauh sehingga sampai sekarang Candi Plaosan juga sering disebut candi kembar.
Bangunan Candi Plaosan Lor memiliki halaman tengah yang dikelilingi oleh dinding dengan pintu masuk di sebelah barat. Pada bagian tengah halaman itu terdapat pendopo berukuran 21,62 m x 19 m. Pada bagian timur pendopo terdapat 3 buah altar, yaitu altar utara, timur dan selatan. Gambaran Amitbha, Ratnasambhava, Vairochana, dan Aksobya terdapat di altar timur. Stupa Samantabadhara dan figur Ksitigarbha ada di altar utara, sementara gambaran Manjusri terdapat di altar barat.
Arca di dalam candi tanpa kepala (kenapa?)

Candi Plaosan Kidul juga memiliki pendopo di bagian tengah yang dikelilingi 8 candi kecil yang terbagi menjadi 2 tingkat dan tiap-tiap tingkat terdiri dari 4 candi. Ada pula gambaran Tathagata Amitbha, Vajrapani dengan atribut vajra pada utpala serta Prajnaparamita yang dianggap sebagai "ibu dari semua Budha". Beberapa gambar lain masih bisa dijumpai namun tidak pada tempat yang asli. Figur Manujri yang menurut seorang ilmuwan Belanda bernama Krom cukup signifikan juga bisa dijumpai.
Bagian Bas relief candi ini memiliki gambaran unik pria dan wanita. Terdapat seorang pria yang digambarkan tengah duduk bersila dengan tangan menyembah serta figur pria dengan tangan vara mudra dan vas di kaki yang dikelilingi enam pria yang lebih kecil. Seorang wanita ada yang digambarkan sedang berdiri dengan tangan vara mudra, sementara di sekelilingnya terdapat buku, pallet dan vas. Krom berpendapat bahwa figur pria wanita itu adalah gambaran patron supporter dari dua wihara.
Seluruh kompleks Candi Plaosan memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi perwara. Stupa perwara bisa dilihat di semua sisi candi utama, demikian pula candi perwara yang ukurannya lebih kecil. Bila berjalan ke bagian utara, anda bisa melihat bangunan terbuka yang disebut Mandapa. Dua buah prasati juga bisa ditemui, yaitu prasasti yang di atas keping emas di sebelah utara candi utama dan prasasti yang ditulis di atas batu di Candi Perwara baris pertama.
Salah satu kekhasan Candi Plaosan adalah permukaan teras yang halus. Krom berpendapat teras candi ini berbeda dengan teras candi lain yang dibangun di masa yang sama. Menurutnya, hal itu terkait dengan fungsi candi kala itu yang diduga untuk menyimpan teks-teks kanonik milik para pendeta Budha. Dugaan lain yang berasal dari para ilmuwan Belanda, jika jumlah pendeta di wilayah itu sedikit maka mungkin teras itu digunakan sebagai sebuah wihara (tempat ibadah umat Budha).
Jika melihat sekeliling candi, anda akan tahu bahwa Candi Plaosan sebenarnya merupakan kompleks candi yang luas. Hal itu dapat dilihat dari adanya pagar keliling sepanjang 460 m dari utara ke selatan serta 290 m dari barat ke timur, juga interior pagar yang terdiri atas parit sepanjang 440 m dari utara ke selatan dan 270 m dari barat ke timur. Parit yang menyusun bagian interior pagar itu bisa dilihat dengan berjalan ke arah timur melewati sisi tengah bangunan bersejarah ini.
Kedamaian di Plaosan

Setelah puas mengeksplor candi Plaosan, agar tidak lagi tersesat atau muter2 tak tentu arah mencari keberadaan candi. Saya mencoba menggali informasi sebanyak-banyaknya dimana candi Sewu, karena tujuan saya selanjutnya candi sewu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar