Rabu, 16 Juni 2021

Arca Ngampin Ambarawa, Masih Terjaga dengan Baik.


Arca Ngampin Ambarawa
      Rabu 16 Juni 2021. Disela PPKM darurat, saat WFO 50% tiba tiba teringat pengalaman blusukan penelusuran situs beberapa tahun silam. Dimana hasil blusukan ada yang melarang untuk mem-publish, bahkan dengan ancaman... padahal saya belum melakukan apa apa di medsos baik IG, FB maupun twitter, naskah di blog juga belum kepikir. Waktu itu blusukan di area Ngampin Ambarawa, dua destinasi. Pertama di salah satu penginapan dan yang kedua dikebun warga. Oknum tersebut katanya juga memiliki penginapan tersebut (penginapan keluarga---).
     Eh ditambah orang lain yang ternyata dibelakang saya ngrasani bahwa blog saya ini banyak menyebabkan hilangnya situs... Heheheh ... Padahal biasanya sebelum saya datang banyak yang sudah posting di medsos.... Entahlah.... Mungkin maruk, pingin dikuasai sendiri, padahal jika bergerak bersama sama akan terasa mudah. Itu pikiran saya. Tapi Karena sudah ilfill dengan para pelaku itu, ya sudah saya skip, akhinya foto dan video hasil penelusuran itu saya simpan di folder dengan judul ada ancaman.
       Berlalu-nya waktu, karena lama tak blusukan, kangen nulis pula di blog, saya ingin membagikan kisah blusukan itu, walaupun kisahnya ada pahitnya 'tentang sebuah arca di dekat kolam ikan Ngampin  Kulon Ambarawa'. Sialnya.. foto dan video sampai tulisan ini saya buat tak ketemu. Ya sudah....
     Serba kebetulan, saat bertugas di Ambarawa, terlintas dibenak untuk WA rekan blusuker aktif Ambarawa. Bu Noorhayati, guide dan jadi teman bincang2 di lokasi situs. Rencana saya bikin podcast ringan di lokasi. Eh gayung bersambut, beliau berkenan menemani.
     Link podcast di channel youtube mampir yaaa!!!... :

      Ngampin sendiri mempunyai jejak peninggalan masa lalu yang spesial, beberapa masih dapat dilihat. Seperti : Candi Ngentak, Lumpang, Kala. Lapik di Situs penginapan Ngampin, kemudian pasti banyak lagi yang disembunyikan. 
    Menuju lokasi kurang dari lima menit,, petunjuknya disebrang SPBU, di jalan gang tepat di samping kolam renang, ikuti jalan tersebut. Menyeberangi Rel KA, Arca Berada di samping rumah warga dekat kolam ikan.
      Sayangnya saat sampai di lokasi kami tak ketemu beliau yang punya rumah. Terakhir saat blusukan beberapa waktu lalu, orangnya super ramah, walaupun sekilas kebetulan hanya berpapasan saat beliaunya mau pergi. Namun kesan 'monggo' nya tulus dan ramah beda 180derajat dengan destinasi sebelumnya.

       Kedatangan kali ini juga ingin mengungkap secara jelas rasa penasaran saya, tentang ini arca apa. Dulu saat kesini diskusi belum secara detail. Tapi dengan obrolan dengan Bu Noorhayati di Podcast memnuat sedikit terang. Dugaan saya bisa : arca AwalokiteÅ›wara, salah satu Bodhisatwa yang paling dimuliakan. Selain satu kaki dibawah, ciri lain ada bunga teratai (=juga di beri gelar padmapani). Mencoba compare ddengan arca di Candi Mendut : sumber https://www.sasadaramk.com/2011/11/candi-mendut-peninggalan-bersejarah.html
Sumber foto dari blog ini juga
       Sementara Mungkin Juga arca ini adalah Manjusri. Dalam agama Buddha Manjusri dekenal sebagai Bodisattwa yang mempunyai sifat bijaksana, atau dikenal sebagai “yang mengajarkan kebijaksanaan”. Manjusri selalu digambarkan sebagai anak muda, sehingga tidak pernah digambarkan mempunyai sakti. Ia merupakan Bodisattwa yang populer dan dipuja di seluruh negeri yang menganut agama Buddha. Foto perbandingan dengan Arca Manjusri sumber dari : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng
       Arca Manjusri temuan dari Ngemplak Simongan : sumber http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya

     Sayangnya ciri-ciri antara Awalokistwara ataupun Manjusri yang memang mirip sudah hampir musnah perbadaannya, terutama kepala arca yang raib. 
      
   Sampai saya tulis cerita ini saya masih diliputi Keraguan, walaupun  menjadikan saya mencari tahu...
      Kondisi Arca masih sangat baik, walau tentu butuh perhatian, baik dari masyarakat sekitar maupun pemerintah. Pujian tulus kepada pemilik lahan yang tetap menempatkan arca dilokasi asli 'insitu', lewat tulisan ini saya coba mengetuk warga sekitar atau pemerintah untuk membuatkan tempat yang layak tanpa memindah ke lokasi lain, Kami dari Komunitas Dewa Siwa pun siap bila dijawil, apapun baik urun rembug, turut menyumbang tenaga dan masih banyak lagi. 
      Beberapa foto arca Ngampin Ambarawa :


Arca Ngampin Ambarawa dari belakang

Arca Ngampin Ambarawa  dari Atas

    Maturnuwun senior Bu Noorhayati, pencerahannya menakjubkan.
Bu Noorhayati Dewa Siwa
      Sampai ketemu di penelusuran berikutnya :
     Salam pecinta situs dan watu candi
#hobikublusukan

Selasa, 01 Juni 2021

WOW... Pernah Ada Harta Karun di Situs Watu Dandang Karangjati


      Rabu, 2 Juni 2021. Awalnya memang saya tak tahu menahu ada jejak peninggalan istimewa di Karangjati ini selain Ganesha Congol dan Petirtaan Kalinjaro. Padahal 2015 saya awal kali pertama ke situs Ganesha Congol, dan setelahnya entah puluhan kali lebih riwa-riwi area ini (selain situs juga main ke rekan blusukan paling gila-). 
Ketemu pegiat Sejarah Karangjati 
   Hari inipun sebenarnya niatnya menyambangi rekan ini, selain silaturahmi lama tak bersua juga ada project Komunitas DEWA SIWA. Di Lokasi Lembah Gana, (di Blog saya ini Ganesha Banjarsari) ternyata juga ada rekan komunitas lokal rekan dari Mas Dhany, dan surprise ada si tukang limpe... Mas Seno... heee.. 
      Situs Ganesha Congol, kondisinya saat ini, sangat membanggakan. Para pemuda dengan komando Kak Dhany sebagai sesepuh menjadikan Ganesha ini cukup hidup, mulia. Apresiasi dan salut, masih ada para pemuda yang mau nguri-nguri.
Lembah Gana, Karangjati
     Setelah mengungkapkan rencana cangkrukan, sayapun  berpamitan, karena waktu sudah sore, ternyata selain saya Mas Seno juga ikutan pulang. Eh mas Dhany turut serta, keset di jemuran belum kering katanya. Kami bertiga beriringan menyusuri pematang sawah, tiba-tiba mas Seno berbelok memisahkan diri. "Niliki Situs Watu Dandang", saya terbengong. Eh entengnya mas Dhany bilang, "Mosok rung reti?", sambil khas ngekek setan. "Kok umpetke kok!", sambil tanpa dikomando saya langsung berbelok mengikuti arah Mas Seno. 
     Benar juga....

    Konon masyarakat menyebut nama Watu dandang ya karena bentuknya mirip alat untuk menanak nasi. Yang lebih menakjubkan adalah sebaran peninggalan di area ini, pernah ditemukan Guci berisikan perhiasan emas, kelat bahu, giwang, kalung, koin. Namun sudah tukarkan uang, sayangnya penjual sudah menghadak yang kuasa, sehingga tak bisa mengorek cerita dan tak tahu rimbanya kemana harta karun peradaban Kangjati tersebut. Eman2 tenan!

    Link Video amatir di Channel Youtube Jangan lupa mampir ya ke :

https://www.youtube.com/watch?v=z9ATQ551SFw

     Sampai ketemu lagi di Penelusuran berikutnya.

saya, Kak Dhany dan Mas Seno

   Terimakasih Mas Seno Atas Pinjaman HP nya.... juga kirim file dengan kuotanya... hehehhe. 

Watu Dandang Karangjati
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi. 

     #hobikublusukan