Tampilkan postingan dengan label Candi.Kab Semarang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Candi.Kab Semarang. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 September 2020

Ditemukan Jejak keberadaan Candi ngablak, Candirejo Ungaran : Pipi Tangga Candi

Candi Ngablak, Ungaran
 
    Hari ini, Jumat 4/9/2020. Berasal dari sedikit salah sangka, ketika pak Plt kec. Ungaran barat menolak ikut blusukan Candi Renteng, tapi malah posting sesuwatu juga. 
       Walau salah duga, namun tetap saya screenshoot, tapi asline memang sedikit mbatin, woalah jebul karna kangen karo kembaran ora kembar Dampit makane wegah blusukan. Beliau posting temuan pipi candi di Ngablak Candirejo, yang notabene memang di wilayah beliau. Jadi di satu sisi saya juga berprasangka positif, walau sedikit mungkin saja ingin gerak cepat membackup. Nampaknya jiwa Pecinta Situs Watu candi Komunitas DEWA SIWA sudah mendarah daging di jiwa Bapak Eka, jadi berani meski sendirian. Selain dari komunitas, berlatar pejabat Kecamatan Ungaran Barat sehingga jalan Bapak Eka tentu lebih mudah. 
      Awalnya saya tidak ngeh, bahwa itu temuan berada di area yang dulu sempat saya juga telusuri... Link blog di : Candi Ngablak Candirejo Ungaran (Perlu sahabat baca juga agar tahu perkembangan kronologis situs candi Ngablak ini). 
     Ceritanya Bapak Turhamun, penggarap tanah kas Desa ketika akan menanam kacang, cangkulnya membentur batu. Ketika di gali ternyata batu itu berbentuk mirip gagang keris (istilah saya ambil di CandiPayungan Kaliwungu). 
     Lokasi, dimana Candi Ngablak berada :
Candi Ngablak, Ungaran
          Bersama TACB, Pamong Budaya, Pejabat Kecamatan dan Saya dari Komunitas DEWA SIWA meninjau lokasi penemuan. Dimana kami duga Candi Ngablak dulunya megar disini.
Penemuan Candi Ngablak Ungaran
      Temuan batuan tersebut memang berada di gumuk, dimana diduga dulunya pernah ada bangunan berbentuk candi. (Sekali lagi baca dulu cerita saya sebelumnya ya, biar nyambung). Sayangnya tak jelas batuan itu dibawa kemana, tak mungkin batuan struktur penyusun candi dibawa hampir semua ke bcb Jateng di Prambanan. Dugaan saya warga masyarakat waktu itu kena tipu yang membawa adalah kolekdol. Karena bila BCB mestinya malah dilakukan restorasi. Bukan malah dibawa semua, kecuali tentunya special. Bila kata warga "Batuan Yang dibawa banyak sekali bahkan lebih dari 3 truk". 
     Namun nasi sudah menjadi bubur, untuk menelisik ulang juga relatif sulit, banyak saksi mata juga hanya jarene saja. 
      Saat saya berkesempatan mampir Ngablak, Pejabat Kecamatan Ungaran Barat, Bapak Eka WP berkenan mengantar, juga malah ketua TACB Kabupaten Semarang juga ingin meninjau sekaligus survai awal lokasi penemuan plus Pamong Budaya Ungaran Barat, Mas Bram. 
Mas Bramantyo, Pak tri Subekso, Saya dan Bapak Eka WP (Pejabat Kec. Ungara Barat)
     Sesaat setelah dibersihkan :
Pipi tangga Candi
Tinggalan Candi Ngablak, Candirejo Ungaran
        
Foto : Candi Ngablak by Eka Budi 

      Pipi Candi, atau struktur batuan yang biasanya ada di kanan dan kiri Candi saat ini sementara diselamatkan di rumah Bapak Turhamun. 
       Harapannya sih struktur tersebut masih bisa diselamatkan, misal di bawa ke museum Pandanaran, agar masih ada bukti yang tersimpan dengan baik Sejarah Candirejo. 
    Close up

     Batuan peninggalan zaman Hindu Klasik ini dugaan saya sejaman atau berdekatan dengan era Candi Gedongsongo. Jenis batuan putih, perkiraan saya ini salah satu jenis batu piroklastik. Dulu akan nampak megah Candi Ngablak dengan batuan putih ini. 
Relief pipi tangga candi, nampak sederhana namun sangat indah.... :
Candi Ngablak : Kemana sekarang?
      Nama Desa Candirejo sendiri tentunya berarti pasti bahwa di area ini ada Candinya. Dari penyebutan sebuah nama tempat, orang dulu mengambil ciri mudah untuk penanda.
     Banyak sebaran situs di atea ini : (search Candirejo, Ungaran. di sasadaramk.com untuk mengetahui). 
       Dokumentasi peninjauan awal ada di Video penelusuran di Channel youtube

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Sampai ketemu di Penelusuran Selanjutnya....
Salam Kenal, dan mari nguri-nguri watu bersama Komunitas DEWA SIWA : 
Komunits Dewa Siwa
nb :
     Sebelum pulang dengan santainya Bapak Eka (saya membonceng), menempuh jalur lain kemudian tiba-tiba berhenti di depan WATU LUMPANG atau UMPAK!!!!, sedikit baper, namun apa daya..... Dan masih didekat candi ngablak Candirejo Ungaran. Dugaan saya sementara pasti terkait dengan Candi Ngablak..
Batuan candi Beralih fungsi 
    Semoga pemilik mengubah keadaan, minimal diperlakkukan lebih layak.... please ...
#hobikublusukan

Sabtu, 21 Januari 2017

Candi Gedong Banyubiru : Jejak Peradaban Di Dusun Babadan Desa Gedong Banyubiru

Dari penelusuran di destinasi sebelumnya, (Lumpang dan Lapik Dusun Karangpadang) kami kemudian keluar (kembali = balik arah). Untuk guide ke lokasi pilih saja salah satu dari kami : (saya, Lek Wahid atau Mas Dhany).
petunjuk
Singkat cerita, kami parkir di dekat pertigaan, petunjuknya ada sebuah warung kecil, tempat Mas Dhany beli Krupuk, wwkwkwkwk.
 Kami berintirahat barang sejenak, sambil menunggu Lek Wahid menemui Bapak Pri dengan pemilik lahan (dimana destinasi tujuan kami kali ini), singkat cerita kami malah didampingi juga oleh pemilik Lahan. Malah nampaknya ada raut bangga terpancar, sedikit lega hati kami, karena biasanya terlihat raut jengah di beberapa situs lain saat ketemu dengan pemilik rumah/ tanah. Matursembahnuwun nggeh pak Pri
Keberadaan bangunan suci ini didapat oleh Lek Wahid berkat keblasuk nekatnya, asal tanya, dan ternyata dapat pula info yang berharga tiada hinga ini. Karena lek Wahid melakukan penelusuran beberapa waktu sebelum ini, sehingga perjalanan kami, saat ini cukup dimudahkan.
Menyusuri jalan setapak, naik dan turun tegalan yang cukup rapat, lembab dan banyak nyamuknya tak menjadikan kami mundur, kira-kira 10 menit jalan kaki sampailah kami, namun saran kami jika kesini pakai lengan panjang, sepatu plus lotion anti nyamuk saja, rumput lumayan lebat dan tinggi : demi keamanan.
Candi Gedong Banyubiru
Dari kejauhan, walaupun tertutup rumput yang merambat, namun watu kotak berukuran besar jelas terlihat. 
Dan 100% kami meyakini ini adalah Struktur dasar bangunan Suci masa lalu, yang saat ini orang mengenal dengan istilah Candi . (Berasal dari kata candika, nama lain dewi Durga salah satu istri Dewa Siwa).
Pak Pri dengan rela, kemudian menunjukkan kepada Saya dan mas Dhany sisi terluar dari struktur dasar bangunan suci itu = candi. 
Tentu saja sambil kami membersihkan (ala kadarnya—mencabuti rumput) sekitar situs ini.
Tangga Candi Gedong Banyubiru
Karena pengalaman Lek Wahid ke lokasi ini, kami tadi sempat meminjam sabit dari warga. 
Dan sabit pinjaman satu-satunya ini sangat berharga dimata kami. Karena semangat untuk mbabat suket tak bisa kami bendung.
Struktur Bangunan suci, Bagian Tangga masuk menghadap ke utara, “Dulu ada dua mas, namun yang satu sudah lapuk, rusak dan berceceran longsong”, tunjuk Pak Pri kepada kami. 
 Dibagian inilah konon menurut Bapak Pri adalah tangga kedua. 
Candi Gedong Banyubiru : Runtuhan Tangga


     Dimensi Struktur dasar Candi Gedong Banyubiru, 4,6m x 7,3m dengan bahan dasar batu Andhesit. Berpola, ada Kuncian 


Candi Gedong : Struktur dasar Candi

Candi Gedong : Struktur dasar Candi

Candi Gedong : Struktur dasar Candi
 Sambil berbincang bincang dengan pak Pri, kami juga dapat cerita mengenai asal muasal desa gedong, “Sesungguhnya nama Gedong itu diambil dari gedong di gumuk tengah alas ini”, papar beliau. “3 meter sebelah timur ada juga struktur batu kotak yang ada kaitan dengan yang disini, mari saya tunjukkan”, ajak beliau.

Candi Gedong : Struktur batu candi
     Sambil berbincang-bincang, beberapa warga yang mencari rumput ataupun kayu bakar tertarik dan mendekat. Pensaran dengan aktifitas kami. Setelah Bapak Pri bercerita, ditambah (mungkin) melihat semangat kami mencoba ‘nguri-uri’ budaya lokal dimana aslinya warga tersebut berdomisili, Tanpa diminta mereka pun ikut membantu membersihkan. 

Candi Gedong : Struktur dasar Candi
 Dan ternyata setelah kami cermati, disetiap sisinya ada umpak. Uniknya disisi sebelah kiri berbentuk bulat sementara dua lagi di sisi kanan berbentuk persegi empat.


















Hasil akhir

Candi Gedong : Struktur dasar Candi
Saat mengamati lebih mendalam, kami berkhayal : untuk mengetahui bentuk struktur dasar bangunan suci ini = candi, butuh pengambilan gambar dari atas. Kami berangan-angan seandainya ada drone.  Dan jiwa heroik itu muncul…. Dengan kerelaan sepenuh hati tanpa paksaan, lek Wahid memanjat Pohon! Memanjat…. Dari dua pohon yang ada di area ini, sayangnya bukan pohon sawo yang dipilih… padahal bisa cukup tinggi… haghaghag

Proses nya seperti ini : 
Wahid Cahyono

Wahid Cahyono























































Hasilnya, 

Candi Gedong Banyubiru
      Imajinasi kami berkeliaran, mencoba merekontruksi pikiran. Struktur dasar bangunan suci yang terlihat, kemudian pola disetiap batunya serta banyaknya remahan batu bata bekas bangunan diatasnya serta keberadaan umpak. Mencoba menyusun Puzzle, kira-kira demikian. Sebuah Bangunan Suci berpondasi batu, berdinding bata dan bertiang kayu ada dipikiran kami. (Maaf kami hanya berasumsi---)
          Dari geografis, terletak di gumuk, atau bukit kecil, lahan subur dan dekat dengan air (sayangnya kami belum sempat menelusuri jejak peradaban di sekitar aliran sungainya—barangkali ada petirtaan---)

     Video Amatir saat kami disini (nunggu sinyal wifi ok saat upload.. hehehehe-- segera)
          Potensi :Wisata Religi, budaya dan Alam yang natural serta Keramahan Penduduk juga potensi kuliner… Kami yakin bisa dikembangkan…. Tinggal mau apa tidak dan ingat jangan ada kepentingan terselubung!!!! Rahayu….

Rawapening dari Desa gedong
          Saat kami menuju lokasi ini, sempat bertemu dengan warga Negara asing yang nampaknya backpaker-an di area ini…. Apa tidak potensial? Alamnya sungguh indah! Saat perjalanan pulang pemandangan landscape Rawa Pening  yang mempesona. 
Sunrise pasti sangat indah….. dalam benak kami.

Tim Jejak penelusuran :
 Mas Dhany Putra,
Dhany Putra



























Lek Wahid,
wahid cahyono
(foto selfi dari atas pohon sengon)

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Saya, Istri dan jagad 

   Yuk Berwisata Merekontruksi keindahan tingalan para leluhur.... Mengetahui Peradaban. 

Jumat, 04 November 2016

Menelusuri Jejak Cagar Budaya di Tegal Candi, Desa Wujil Kecamatan Bergas kabupaten Semarang

Tegal Candi Wujil Bergas
      Jumat, 4 November 2016, Satu bulan tak blusukan benar-benar membuat saya kehilangan fokus... entah karena saya mungkin saking tergila2-nya pada situs... atau hanya alasan kurang jalan-jalan saja. entahlah.... walaupun badan masih belum fit karena batuk masih hinggap di tenggorokan, tapi tawaran Mbah Eka WP untuk diboncengke tak bisa aku tolak.
     Janjian jam 10, kami langsung meluncur ke TKP, dan ternyata sahabat lain telah standby di Wujil pula, Mas Eka Budhi sebagai penunjuk jalan serta Mas Dhany. Jadilah kami berempat (Sebenarnya berlima dengan putrinya mas Dhany). 
        Sebelumnya, Kawasan Wujil ini adalah kawasan favorit saya, dekat dengan situs Kalitaman-nya yang sangat indah dan luar biasa misterius bagi saya. Juga masih satu desa dengan Watu Lumpang Wujil.
      Jejak Cagar Purbakala ini berada di depan rumah warga Bapak Minin (Anak-nya adalah kawan dari mas Eka Budhi) di Wujil Kolang Kaling secara Administratif di RT 09 RW I Kelurahan Wujil Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. 
Tegal Candi Wujil Bergas
     Melihat 3 bongkah batu ini, warga yang tak memiliki passion terhadap sejarah pasti acuh dan tak peduli. 
Tegal Candi Wujil Bergas
     Padahal sungguh luar biasa jika melihat dari kacamata pecinta situs, Begitu besarnya (saya menduga) ini struktur bagian bawah sebuah bangunan suci... tak terbayangkan struktur bagian atasnya. 
      Beberapa lubang berbentuk kotak, kami duga adalah kuncian dari batu diatasnya. 
Tegal Candi Wujil Bergas
     Dari obrolan kami dengan warga yang tertarik dengan aktifitas kami dan kemudian turut gabung dan banyak cerita kepada kami. Dulu banyak ditemukan batu bata berukuran jumbo disekitar struktur watu ini. Bahkan dari sumber yang lain disekitar sini pernah ditemukan arca Ganesha yang kemudian dijual ke mafia kolektor Rp.600rb.
Kolang kaling - Tegal Candi, Wujil Bergas
   Posisi awalnya 3 struktur watu candi bagian bawah ini di tengah-tengah kebun. Kemudian salah satu warga berinisiatif menarik dengan truk kemudian dipinggirkan.

       Kami kemudian mencoba mencari disekitar, dengan menelusuri perimeter  100m di sekeliling situs ini. Ternyata jejak keberadaan Batu Bata Jumbo masih ada di belakang rumah ... tak jauh dari keberadaan struktur watu candi ini. 
    Kami Lanjutkan ke Pemakaman Umum warga, beberapa keunikan masa lalu terlihat disini. Ada makam yang nampaknya di keramatkan, dari informasi yang saya dapatkan, beliau yang bubakyoso desa dan ulama penyebar agama.
     Di salah satu nisan terdapat inskripsi nama yang cukup berbeda, dengan huruf arab


     Setelah dari makam, kemudian kami lanjutkan penelusuran Jejak Cagar Budaya yang lain di Wujil ini...      








     Blusuk mendadak bersama : Mas Eka Budi, Mbah Eka WP, Mas Dhany.
sumber foto : Dhany Putra corp.
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Di tegal candi Wujil

















     Ketahui, Lestarikan.... harusnya cukup Mudah...

Minggu, 31 Juli 2016

Blusukan Syawalan, Kisah bersama Kaum Pecinta Situs dan Watu Candi

Blusukan "Syawalan" Komunitas Dewa Siwa
     Minggu, 31 Juli 2016, masih dalam suasana lebaran. Komunitas Pecinta Situs dan Watu Candi "DEWA SIWA" mengadakan kegiatan penelusuran sambil Halal Bihalal versi komunitas.  Rekan Dewa Siwa yang turut serta lumayan banyak, ditambah dari komunitas dari daerah lain.
Blusukan Syawalan Dewa Siwa
Keterangan 
     Foto Berdiri dari Kiri ke kanan, : Mas Beny, Saya @ssdrmk, Pak Yophie, Mas Hendrie, Lek Suryo, Yuda (no link fb), Kang Adjie Negro, Valaq (no link fb), Kang Viriya Candra , Lek Wahid, Mas Imam, Awan Kinthone (no link fb). Foto duduk kiri ke kanan : Mba Derry, Mbah Goenawan, Mbah Eka WP, Lek Trist, Bu Noorhayati Mas Romi Romeo. 
    Setelah Ramah tamah sebentar di perpustakaan kami memulai penelusuran berjamaah : 
     Tujuan pertama : Lingga Patok Kebondowo. (Ada naskah sendiri, klik link ini).
Dewa Siwa : road to blusukan syawalan
      Setelah mencoba mengeksplor, beberapa menyebar mencari secuil informasi mengenai Lingga Pathok ini. Mas Viriya Candra, Adji Negro dan Goenawan A Sambodo.... Rekan Komunitas Impor dari luar kota yang memberikan kami pelajaran berharga untuk selalu menggali informasi... kemungkinan batu pelengkap/ pendampingnya. 
     Lingga Pathok menurut warga, dulu pernah berfungsi sebagai alas pijakan untuk berwudhu di masjid dusun. Kemudian dipindah ke lokasi yang sekarang. Pada masa lalu fungsi lingga Pathon ini adalah Tapal batas wilayah Sima. Jika  melihat kanan dan kiri / area yang mengelilingi, terutama dekat dengan Situs di Bukitcinta dan Candi Dukuh.... (Dimungkinkan merupakan tempat terluar wilayah suci, yang berbatasan dengan wilayah biasa)
     Destinasi Kedua
   Perjalanan Berlanjut Menuju Yoni Truwangi Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru. Keluar dari Kebondowo, kami menyusuri Kawasan Wisata Rawa Pening, ada Bukit Cinta yang di area dalam nya ada Situs Lingga, Kemudian melewati pula bukit yang dipuncaknya ada Candi Dukuh yang eksotis itu. (Link blog saya tahun 2011), saat ini sudah separuh candi telah direkontruksi. Di akhir naskah ini akan dibahas singkat Candi Dukuh yang menjadi klimaks blusukan kami, puncak habisnya energi kami.
Gerbang Desa Sepakung
     Sesampainya di Pasar Tegaron, ambil kanan, masuk menuju arah Desa Sepakung. Sebenarnya di Jalan masuk ini ada satu lagi situs yang oleh Lek Wahid pernah dipamerkan ke saya, (Situs Gilang--segera terkoneksi jika saya jadi di antar oleh beliau, pernah menjanjikan guide), namun karena peserta kali ini lumayan banyak, sementara situs berada di tempat yang nampaknya tidak mendukung bila personelnya sesak seperti ini... 21 orang!. Maka perjalanan kami teruskan.
Dewa Siwa
        Petunjuknya sangat mudah.... Gerbang masuk Desa Wisata Sepakung, Kami parkir di jalan setapak sebelah kiri sebelum gerbang tersebut. Jalan Kali kira-kira 200m menyusuri pematang sawah, kisah seru selengkapnya di link : Yoni Situs Truwangi Desa Tegaron Banyubiru.   
    Di Sini saya tampilkan foto seru... Saking serunya    sampai banyak yang lupa..... Bahwa Seru itu menyenangkan. Dan di sesi ini, yang jadi 'lakon utama memang Ketua ... enjoy this picture (saya kumpulkan postingan dari rekan) :

foto by Goenawan A Sambodo




Status Fb by Goenawan A Sambodo
       









Saya hanya bisa dapat dari satu sudut saja : 
  Selain subyek tersebut, Saya juga dapat lagi foto yang mengagumkan...bikin saya tertawa didepan monitor....
Bar Resepsi blabas Blusukan ni mas Hendrie

Video Amatir : Yoni Situs Truwangi
 
     Setelah beristirahat sejenak, berkumpul dan menikmati semua perbekalan yang dibawa rekan2..... Kami melanjutkan perjalanan menelusuri informasi dari warga yang kami temui di sawah tadi.

Perjalanan Ketiga
    Dari Yoni Truwangi, kemudian kami balik kembali kearah Tegaron. Kira-kira 300m, ada gang sebelah kiri. Ikuti jalan tersebut. Beberapa kali, kami berhenti dan mencari... untuk memastikan letak tinggalan purbakala yang kami acara.

     Video Amatir Mencari Lokasi :
 

    Di video tersebut, hanya separuh dari pencarian kami. Sempat hampir patah arang karena kami tak menemukan, malah rekan lain yang hanya "kuat separuh jalan", ketemu warga dan malah dianter sampai ke lokasi.... acchhh sumpah 7 purnama kami umpatkan.....
Situs Tigorejo Tegaron
    Link Situs Tigorejo, Desa Tegaron Banyubiru... , Kisah detail di link tersebut.
     Setelah merasa cukup, disini cerita awal saya dimulai. Bermaksud mengabadikan momen kebersamaan saat di sini. Saya malah Kejlungup. Plusnya di tertawakan... bahkan ada yang tertawa lebar sampai tenggorokan terlihat semua... jian tak ada perikehewanan sama sekali.
tertawa diatas tragedi orang lain
    Perdebatan sengit di lokasi ini, antara ini Lapik Arca atau Yoni Unfinished. Di pihak Lapik Arca berargumen : tak ada pembaras di penampang atas batu, juga cerat yang tak ada lubang sebagai jalan air. 
foto by Max trist
    Sementara pihak yang kekeuh Yoni Unfinished, melihat dari ciri-ciri Watu yang nampak tak selesai/ tak sama antara kanan dan kiri juga ciri geografisnya.
   Yang pasti, boleh beda pendapat... tapi tetap rukun.... Sejarah memang kadang berbagai versi, yang lebih penting tetap datangi, lestarikan... itu lebih penting kawan! Daripada nyebar statement di media sosial... (maaf agak nglucu, lha kalo di tanggapi serius nanti sama .*******)
     Saya termasuk rombongan yang terakhir turun, yang pertama turun ternyata mampir dan dapat suguhan "Turahan hari raya", beruntungnya kawan kawan itu...(ra ndableg ra wareg).

   Kemudian Kami teruskan..... Perjalanan Keempat, 
Watu Lumpang 2
     Menuju Watu Lumpang di Dusun Batur Desa Sepakung. Minimnya rekan yang ambil gambar petunjuk, jadi ya seadanya mengandalkan pengingat saja. 
Dii Lumpang 1
    Untuk clue tempat istirahat kami untuk rebutan makanan itu dekat dengan musholla dusun. Kemudian kami berjalan kaki melewati rumah warga dan menyusuri jalan setapak di kebun warga.
      Ada 2 watu lumpang engan ukuran yang berbeda dengan jarak yang berdekatan. Watu lumpang 1 ada ditengah jalan setapak persis, sementara yang ke dua berada tak jauh dari lokasi 1, kira-kira 50m saja.  
Lumpang ke 2 Dsn. batur Sepakung
    Saat kami disini, ketika kami ngobrol santai dengan warga, tiba tiba... bapak yang awalnya cari rumput untuk ternaknya kemudian atas inisiatifnya sendiri bersihkan Lumpang ke 2 dari Lumpur... 
Ini tindakan nyata kawan! (foto by lek trist)
Ya kawan... ini tindakan nyata.... Kita???????
 
      Lalu generasi yang katanya penerus ini??? Bagaimana cara kita menghargai?
Link detail di 2 Watu Lumpang Dusun Batur Desa Sepakung Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
     Blusukan masih berlanjut : Perjalanan Kelima.
Beberapa dari kami sudah lebih dari satu kali menuju Situs di Area Kalibeji ini.... Sungguh dahsyat bagi Kami... Ada Lingga Di Poskamling, Yoni berukuran lumayan besar, watu candi yang ditata menjadi Makam, Mahakala berukuran besar, Yoni ukuran sedang... Nandi di samping rumah. Sebuah area yang tak terbayangkan dulunya bagaimana .... PASTI ADA WUJUD BANGUNAN SUCI ITU!!!!!.
Dokumentasi saat rombongan kami ada di lokasi :
Mahakala :
Mahakala : Kalibeji

Berdiskusi, Mengira-ira: 
Dewa siwa : Mahakala Kalibeji

      Rombongan terakhir, Max trist, Eka WP, Lek Suryo, Saya (SSDRMK), Imam, Hendri. 
Dewa Siwa : Happy Familly

 Yoni (ukuran sedang), dan watu candi berceceran :











   Saat kami sedang mengeksplor area ini, ada warga yang memberikan informasi keberadaan arca berwujud singo barong di sawah... Saat kami datangi sayangnya sawahh tersebut sedang ditanami padi, harus nunggu 3 bulan lagi....
Arca Nandi Kalibeji:






Yoni ukurang besar :
Yoni





Didekat Yoni ada watu candi berwujud makam ...

Perjalanan Keenam
    The Last destination, Akhirnya Candi Dukuh sebagai Final nya... Secara pribadi saya pernah ke sini sekitar tahun 2011, saat itu belum di restorasi. jadi mengulangi kesini malah beruntung bagi saya.
Candi Dukuh, banyubiru
    


     Dan Perjalanan berakhir hari ini di sini..... Semoga ketemu lagi di Blusukan bareng selanjutnya.... Salam.
Dewa siwa di Candi Dukuh
----
Suka Duka :

The Duration face
- Ada yang terlihat "Wajah Durasi",jelas di raut muka nya... sang Korlap kita kali ini... Apa Kabar lek Wahid?








di candi Dukuh



- Bahkan Ada pulang dari Blusukan ditinggal pergi istrinya..... "Gimana Kabar Mas Beny? heheheh..."









- Ada yang langsung tepar di lokasi, Candi Dukuh banyubiru.... "Apa Kabar Mas hendrie Samosier?"






- Ketika Sudah Lelah, Nampak siap menerkam siapa saja... hati hati ya...jangan dekat-dekat... heheheh











- Tapi ketika kumat menthel e... Menari yo oke juga (foto by lek trist)










- Entah... Apakah Begitu Saking Cintanya atau bagaimana maksudnya???? Pie Kabare Lek Tris?






Di Kala Cebur Kalibeji Banyubiru
- "Apa Kabar Mas Dhany, Semoga edanmu ra tekan omah... hehehehe...."









- Pak Lurah, ini oknum yang anarki..... dicatet ya Pak.... Laporkan ke Istrinya saja. ... "Apa Kabar Mbah Eka?" 







- Ndang dilereni mas botolmu.... wkwkwk.., mesakake mburimu wis ngantri suwi, ... Pie mas Kabare mas Viriya Candra?




-

- Wong tuo petingkah yo iki..... wkwkwkwkwk, Apa kabar bu guru? hehehehe

















    Akhirnya...selesai sudah........  Sampai ketemu lagi... momen2 mengharukan, kejadian langka, aksi keren dan tingkah ngangeni para dulur DEWA SIWA..... Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.


Bersambung even blusukan berjamaah lainnya...

Salam blusukan

Kontributor Foto :
1. Kang Max Trist.....
2. Lek Suryo
3. Mbah Goenawan A Sambodo