Tampilkan postingan dengan label Yoni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yoni. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Mei 2022

Jejak Peradaban Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur

Yoni Situs Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur : sumber foto wiyono

        Kamis, 26 Mei 2022. 

      Berat. Kata kunci blusukan kali ini. Menulis cerita blusukan yang berat memang sungguh berat. Bingung? Berat yang pertama... Saya sudah menulis 50% di catatan hp eh karena salah pencet menghilang. Padahal susah payah saya nulis cerita versi sebelum ini.. sungguh pengalaman pahit namun terulang terus. Jadi berat yang pertama adalah berat menulis ulang, dengan mencoba lagi memunculkan kembali ide butuh usaha lebih banyak. : adalah sakit tak berdarah.

Pie kabare Lek? 

     Berat yang kedua, cerita ini sungguh berat dalam arti sesungguhnya. Selama blusukan baru kali ini sangat berat drama menuju lokasi penelusuran. Semoga tak mengecewakan hasil nya terutama bagi diri saya pribadi. 

         Okelah, semoga pembaca bisa menikmati. 

      Dimulai ketika salah seorang Sahabat DS share informasi lama yang direpost ulang, tentang sebuah jejak keberadaan kampung kuno bernama Candi di Ungaran timur. Ms Wiyono rekan yang membagikan foto Yoni di sebuah aliran sungai. 

     Singkat cerita, kami kemudian janjian di Alun -alun lama ungaran, tanpa saya duga sebelumnya, 2 dedengkot tokoh persilatan DS turun gunung, Mas Dhany yang biasanya punya seribu alasan melewatkan blusukan bareng padahal cuma 1 penyebabnya, dia lupa jemur keset... Wakakak. Mas Eka WP pun sebelas dua belas. 

tombo kangen DS
      Padahal hujan sangat deras, saya datang paling akhir, Mas Wiyono, Mas Dhany dan Mas Eka sudah ngumpul di Gerobak nasi kucing yang belum buka di depan perpustakaan. 

menuju sanggar Condro Winoto
       Ngobrol, sebentar sambil nunggu hujan berhenti, setelah mereda kami berencana mampir silaturahmi ke eks rekan blusukan watu yang sudah 'tobat' , sayangnya beliau entah kebetulan atau tidak gagal kami temui, hahaha. Ya sudah kami lanjut ke tujuan blusukan. 

     Lewat Kalirejo, di jalur alternatif menuju Dampu, masuk terowongan di bawah jalan tol, kemudian lewat kantor perkebunan tak berapa jauh dengan jalan aspal rusak, sekitar 2 km kemudian sampailah kami di Dampu. 

     Sebelum Kantor Desa Kalongan ada sebuah sanggar seni budaya. Posisi di gang sebelah kiri, mas wiyono ternyata telah janjian dengan warga lokal dan berkenan menjadi pemandu penelusuran kami.

      Hujan sudah reda saat kami start dari sanggar. Namun mas Eka tetap bawa payung yang menulari saya, endingnya saya bawa jas hujan saya salah prediksi pula, pakai sandal yang tak cocok... hehe. Oia dekat  sanggar sebenarnya ada watu kuno, namun karena bukan tujuan kali ini saya lewati dulu saja. Saya simpan untuk blusukan tipis2 kapan kapan. 

      Tanah yang berlumpur bekas hujan, dicampur cairan hijau (kanan kiri di awal perjalanan banyak kandang sapi... Weeek), awalnya daya menetapkan untuk tetap pakai sandal kondangan. Tapi lama kelamaan, berlumpur. Menjadikan ide mas Dhany untuk mengembunyikan sandal di tumpukan rumput disamping pohon pisang kutrima. Jalan tanah cukup licin, beberapakali terpeleset menjadi bahan candaan. 

      Jadilah kami bertelanjang kaki, awalnya biasa saja... Namun beberapasaat berjalan kaki mulai menyusuri jalan setapak yang tertutupi ilalang perasaan mulai was was. Ilalang mulai terasa agak tajam, kadang duri putri malu menusuk ujung kaki, juga perasaan kawatir disela sela rumput ada yang menjulurkan lidah merayap pelan... Imajinasi kemana mana. Sambil bercerita, tak terasa berubah vegetasinya,yang sebelumnya tanaman palawija dan buah buahan kini berganti alas Jati. 

      Jalan masih banyak curam, rasa takut bertambah, tumpukan daun jati membuat mata saya tak bisa berhenti mengawasi. Mungkin saja ada yang meringkuk, melingkar di bawah daun, ketika saya injak balas menyakiti. 

Wiyono , Dhany , Eka Wp , saya : Pose lengkap meuju Candi Dampu kalongan 

      Sampai kemudian berganti lagi menjadi rumput yang sangat lebat, kadang rumput berduri yang ditempat saya di kenal ridrendet. Jika kena kulit menancap dan berderet2 sangat sakit. Tiba tiba terdengar celetukan, "Jalannya tertutup semua, nampak berubah" guide lokal bingung. Kami semakin nelangsa. Sudah segini berat medan, eh ditambah tersesat. Mau balik kanan kepalang tanggung, cukup lama kami memutar tak jelas, tujuannya menemukan jalur ke sungai, berulangkali menerabas rumput berduri, akar, sulur, namun yang kami temui lagi lagi tebing curam. Bila diumpamakan indikator baterai, mungkin hanya tinggal 5 % saja. Energi sudah terkuras ditambah ketidakpastian lokasi. 

      Setelah berhasil turun di sungai, tantangan berbeda menghadang kami, teringat pesan ibu warung tadi kadang sungai tiba tiba banjir walau panas karena hulu sungai hujan deras. Ternyata butiran tanah berbatu yang kami pijak pun sangat tajam mirip pecahan batu wungkal. Belum lagi kalau diinjak ambles dan bergerak. Di sepanjang aliran sungai batuan besar dan tajam, belum lagi tebing rawan longsor. Komplit pokoknya. 

     Akhirnya, teriakan khas Mas Dhany menggema, kami sudah sampai , 

Yoni Situs Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur

     Konon ini dulu berada dari atas bukit, longsor kemudian sedikit terbawa arus, 

Yoni Situs Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur

       Gerimis mulai berubah deras, saat kami sampai di lokasi. namun tak menyurutkan kami untuk segera mengabadikan, eksplor peninggalan kuno yang merupakan jejak peradaban. Bukti cerita legenda yang mungkin mendekati kebenaran. bahwa nama daerah candi memang berasal dari keberadaan bangunan pemujaan jaman Hindu klasik.

Yoni Situs Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur

      Kondisi Yoni sudah sudah tak utuh lagi. di beberapa bagian nampak aus dimakan hujan dan panas. Pertanda belum tersentuh pelestarian. 

     Lubang Lingga berbentuk kotak persegi, penampang atas sudah rusak total, dimana yang biasanya bagian atas Yoni terdapat pola memutar (sedikit menonjol untuk mengarahkan air suci agar keluar dari lubang cerat sudah rusak total tak nampak. 

     Begitupula cerat sudah tak berbentuk lagi. Namun dari bekas dupa, masih terlihat jejak orang yang 'menghargai', dan tahu ini benda apa. Walaupun memang kadang bukan sesuai peruntukkan ketika jaman dahulu Yoni dibuat. 

Dari cerita guide, dulu pernah ada diambil orang tak bertanggungjawab, namun kemudian dikembalikan lagi. Sebelumnya memang pernah ada seseorang yang berusaha menguri-uri Yoni ini. Namun karena terkendala beberapa hal urung dilaksanakan. Dari cerita-cerita beliau, semoga akan ada perhatian dari masyarakat. Terutama pemerintah desa.     

      Versi video lengkap petualangan ada di channel youtube

      Maturnuwun para rekan dan bapak guide lokal. Maturnuwun Pak, mohon maaf sampai saya pulang belum tahu nama beliau, saking lelahnya....

Mas Dhany, Guide dan saya di Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur

         Beberapa saat kemudian, setelah merasa cukup kami kemudian kembali, walaupun  lelah namun bagaimanapun blusukan terus berlanjut. Yang bikin ketawa kecut, kami mencoba jalan lain. Yang ternyata tembus sangat dekat. Hanya selemparan tangan saja. hahahahahhaha. biarlah... pengalaman ini.... -----
   Sampai ketemu dipenelusuran berikutnya.

Saya di Situs Candi Dampu, Kalongan Ungaran Timur
      Salam Pecinta Situs dan watu candi

      #hobikublusukan

Selasa, 21 September 2021

Yoni di Mapolres Salatiga

    
 Kamis, 12 Agustus 2021. Dari Situs Kemuncak Pungkursari Salatiga, kami berlanjut ke Yoni yang pernah viral. Bukan karena dirusak atau hilang, namun di’selamatkan’, dan dilestarikan oleh Polisi. Ya Kesatuan di Mapolres Salatiga. Beberapakali saya melihat liputan di media massa baik online maupun cetak, saat itu walaupun hanya bisa menyimak namun ikut bangga. Maturnuwun pak Polisi. salah satu berita yang terdokumentasi : Link berita : 
     Sampai di lokasi, sebenarnya sudah pesimis karena dihalaman Mapolres banyak pejabat Polisi yang sedang bersiap apel. Mungkin ada sebuah acara (nampaknya sertijab) namun kepalang tanggung kata mas Eka Budi dan Mas Yohanes, Kami kemudian mencoba ijin ke Pak Polisi yang sedang bertugas di Pos Penjagaan. Tapa saya duga samasekali, ternyata boleh dan jawabannya sangat ramah… ---(entah kenapa setiap masuk saya takut..heheheh, tapi sedikit terbuyarkan dengan keramahan bapak Polisi tadi). Hanya berkata, “Tidak lama kan? Cuma foto sebentar tidak apa-apa, itu belum mulai kok”… Seribu terimakasi plus senyum lebar langsung secepatnya kami ke lokasi.
     Sayang sekali Baterai HP mepet, jadi tak puas mendokumentasikan. Mas Seno Menawari memakai HP beliau… namun ternyata …. HPnya kena musibah, sebelum saya sempat copy…..
     Alhasil, dokumentasi seadanya.
     Namun apa yang saya temui ini sangat super tidak hanya seadanya. Bisa menjadi inspirasi instutisi yang lain….. Sekali lagi maturnuwun Buat Mapolres Salatiga
     Maturnuwun Mas Seno, Mas Eka Budi dan Mas Yohanes…., Blusukan Berlanjut 
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.

Senin, 18 Januari 2021

Mengungkap jejak Candi Gondang di Gondang Ngisor, Ngadirejo Temanggung

Candi Gondang
           Selasa, 19 Januari 2021, lanjutan Blusukan Silaturahmi di Pecinta Situs Ngadirejo dengan akun IG : @Ahmadfathulmub, Setelah Mampir di Yoni dekat rumah beliau : Yoni Merah Gondang Lor
    Perjalanan dilanjutkan destinasi selanjutnya. Masih membonceng Mas Fathul, saya ngikut saja, ketika berhenti tepat di parkiran Kantor Kelurahan Manggong, pikir saya beliau perlu bikin surat. Eh.. ternyata situs berada di belakang Kantor kelurahan, di makam Gondang Ngisor. Makam ini terapit diantara Kantor Kelurahan dan Masjid Al-Mujahidin.
     Saat Menuju lokasi OCB di foto yang saya tunjukkan di Medsos beliau, saya disajikan, struktur batuan candi di salah satu makam, dmana batu candi tersebut terdapat hiasan pola/ berpelipit. Yang menunjukkan struktur tersebut merupakan bagian tepian bangunan = candi. 
Struktur Candi Gondang
    Kemudian berjalan melewati beberapa makam, sekitar 10m kemudian di dekat Masjid/ berbatasan langsung dengan dinding masjid, sampailah saya di situs dengan OCB yang ditumpuk... hehehehhe...
Candi Gondang
     Dari uraian mas Fathul, untuk posisi paling bawah, beliau mendeskripsikan itu adalah lapik arca. Dengan pelipit yang sangat sederhana, tegas nan indah walaupun tentu saja di beberapa bagian nampak aus, rusak dan berlumut. Untuk arca diatasnya perlu kajian atau mencari literatur terlebih dahulu.
Lapik Candii Gondang
     Sedangkan yang tengah, Yoni dengan ukuran lumayan kecil. dengan kondisi yang kurangn lebih sama.
          Close up leboh dekat badan Yoni, 

     Sementara Batuan berbentuk kotak menjadi bagian struktur Bangunan Candi, 
Struktur Batu Candi Gondang
     Sementara 2 batuan lagi kami duga batu baru bagian dari nisan salah satu makam. 
      Kenapa ditumpuk, saya tak begitu yakin. Tak ada yang bercerita sebenarnya. Hanya dugaan saya biar nampak bagus/ karena untuk menghemat tempat... saya mencoba berpikir memahami jalan pikiran orang yang menumpuk. 
Candi Gondang, Ngadirejo
    Positifnya berada di makam, juga berada dibelakang antor Kelurahan semoga tumpukan OCB ini aman dan terawat. (njawil Kelurahan... semoga diupayakan untuk menguri-uri, lha wong di belakang kantor dan selemparan batu saja kok... eman2!.
     Mencoba mendokumentasikan dengan Vlog, walau grogi karena bersama mas Fathul Vlogger jempolan.. hehehe... monggo channel beliau di : Fathul Ahsanaira
   Kalau saya? tentu saja sangat amatir di : 
(Proses edit)
     Maturnuwun Mas Fathul,
      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
     Baca juga blusukan sebelum ini di link : Yoni Merah Gondang Lor Desa manggong
     Berlanjut ke destinasi ke tiga Situs 15 Batu Umpak 
#hobikublusukan

Jumat, 11 Desember 2020

Ada Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo

  Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo

   Sabtu, 12 Desember 2020. Tulisan ini sama sekali tak terencana, walaupun dulu sekitar tahun 2009 saya pernah mampir depan kantor di Perpustakaan Wonosobo dan sempat melihat patung Gajah. Waktu itu saya belum tergila-gila sesuWAtu, seperti  sekarang  ini. Entah mengapa terlupa, dan tak mengingat sampai kemudian, saat saya kesini lagi ketiga Gowes Silaturahmi (link video gowes dan naskah blusukan terkait, klik saja tulisan dalam kalimat bertanda kurung) 

  Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo

     Singkat cerita, ketika saya masuk ke halaman kantor, mata saya melirik halaman Kantor Perpustakaan, persis ada Arca Ganesha.

     Sayangnya ketika saya keliling di area dalam perpusda, tak ada narasi khusus tentang asal muasal Arca Ganesha dan Lapik Arcanya yang berbentuk Yoni. Padahal di dinding tertempel beberapa tinggalan kuno yang dilengkapi dengan Narasi.

      Sementara, salah satu staf perpustakaan yang saya tanya, maaf tak berani menyebutkan nama. Bercerita bahwa, "Arca Ganesha itu sudah ada sejak dulu dan berasal dari kawasan Dieng", hanya itu sepenggal cerita yang bisa saya dapatkan.

     Makhluk mitologi Dewa Ganesha ini masih berwujud mirip Gajah, Bukan Manusia berkepala 🐘. Ciri khas perut buncit, belalai berada ditangan kiri yang menggambarkan sedang mencomot kudapan manis. Sementara tangan kanan menggenggam ankusa atau alat melatih gajah.

 

    Dewa Siwa yang dikenal juga dewa kebijaksanaan, dewa ilmu pengetahuan terasa pas ketika di tempatkan di perpustakaan, namun saya kawatir panas hujan akan mengikis arca ini, moga2 tanpa mengurangi estetika bisa diberi peneduh dan tambahan narasi. Meski begitu, saya merasa iri, tempat saya bekerja tak pernah berpikir ikut bguri2, turut menyelamatkan dan mengambil filosofi situs seperti Perpustakaan Kab. Wonosobo ini... Salut 

     Sementara, Yoni yang terpasang dibawahnya berbentuk unik (walaupun ada dugaan ini hanya berfungsi sebagai lapik arca), namun karena bentuknya unik, ikonik dimana bentuknya cenderung bulat, sangat jarang Yoni di nusantara berbentuk seperti ini.  

Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo
 Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo
      Jadi biar tak berdebat, monggo terserah njenengan semua, yang penting bahwa mati kita uri-uri jejak peradaban .... itu point nya!

Close up :


   Tentu saya menerima dengan senang hati pencerahan mengenai Ganeha dan Yoni/ Lapik arca di depan Perpustakaan Wonosobo ini. 

Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo
 Arca Ganesha di Depan Kantor Perpustakaan Wonosobo

      Link video di Youtube Channel : Segera

     Maturnuwun Kang seto :


 Salam Pecinta Watu Candi

#Hobikublusukan

Yoni Situs Bangsri Desa Wonosari Wonosobo

Yoni Situs Bangsri  Desa Wonosari Wonosobo

         Sabtu, 12 Desember 2020. Setiap peluang sekecil apapun pasti saya manfaatkan, apalagi kali ini gowes di Wonosobo (video lengkap gowes di link ini) tentu sambil koordinasi kegiatan saya juga menyelipkan permintaan di sepanjang rute ada situsnya. 

      Dari jalan turunan (rute gowes : Rest area bedakah - pospol bedakah - dalan anyar - keseneng - sojopuro - candi - Jlamprang - arpusda), saya ga hafal hehehe, tepat sebelum masuk desa pas tingkungan ambik jalan setapak kekanan. Kira-kira 200m menyusuri jalan setapak tegalan, sampailah

Yoni Situs Bangsri  Desa Wonosari Wonosobo

      Dari narasi yang berada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Wonosobo, Yoni secara administratif berada di wilayah Dusun Bangsri RT 07 RW I Desa Wonosari, Desa Wonosobo, di Tepian ladang milik Bapak Prihono (Maturnuwun Mas Topan atas bantuannya). 

Yoni Bangsri, Wonosari
      Sayangnya saya belum dapat info lebih detail keberadaan yoni ini, Dari terbatasnya waktu saya di lokasi ini... beberapa batuan yang terlihat tersebar memang mungkin ada keterkaitannya dengan Yoni ini. namun Lingga sudah raib entah kemana. Walaupun ada kemungkinan juga diatas Yoni ini bukan Lingga melainkan arca.

Lubang Lingga Yoni Bangsri, Wonosari

      Bertemunya Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan. Yoni adalah manifestasi Dewa Siwa, sebagai ritus keagamaan umat Hindu di masa lalu. Yoni melambangkan Shakti (istri Dewa Siwa, sedangkan Lingga adalah Dewa Siwa.

Yoni Bangsri, Wonosari
    Yoni berukuran, P : 85cm. L : 85 cm. Tebal 70 cm dari Batu Andhesit. Kondisi berlumut. Di penampang atas, juga ada lubang cerat tempat air keluar. Ilustrasinya pimpinan ritual keagamaan menyiramkan trta amrta (air suci) diatas lingga. Kemudian Air suci yang keluar dari lubang cerat itu jadi salah satu unsur utama ritus.

      Tonton juga video singkat mlipir di Situs Bangsri Wonosobo ini :

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

di Yoni Bangsri, Wonosari

     Maturnuwun Mas Topan dan Mas Seto

Yoni Bangsri, Wonosari

#hobikublusukan

Jumat, 06 November 2020

Gowes Blusukan Yoni Situs Salamsari Boja Kendal

Yoni Situs Salamsari Boja Kendal
          Sabtu, 7 November 2020, Dua hobi bisa bareng menjadi kebiasaan saya akhir-akhir ini. Hobi lama saya sebelum blusukan, gowes. Ceritanya dulu sekitar tahun 2010an saat ‘bike to work' pertama ngehit, saya ikutan kepingin berangkat kerja naik sepeda. Namun sayangnya cuman bertahan kurang dari 2 bulan, penyebabnya karena tak ada partner... hehehhe. Kemudian sepeda saya biarkan begitu saja, bahkan sempat dikomentari teman blusukan, saat sepeda saya gantungkan di atas teras. 
     Ketika Pandemi Covid-19 ini mulai menyebar, bersepeda jadi tren, saya kembali menurunkan sepeda saya dari atap. Apalagi istri sempat berceloteh akan menjual sepeda, karena tahu harga sepeda melambung. Secepat kilat saya kemudian mencari rekan yang bersepeda. Singkat cerita, sudah menjadi kebiasaan setiap sabtu saya gowes, kemudian hari ini karena kebetulan jadwal gowes rute saya arah Boja, sehari sebelumnya saya menghubungi mas Age Kharisma. Saya teringat akan postingan di IG beliau tentang Yoni di Sawah di daerah Boja. Apalagi pernah chat bersedia mengantar. 
Terminal cangkiran
    “Siap dan saya juga ada sepeda”, balas beliau. Seketika langsung terlintas ide Bolo Gowes, bolo Blusukan! Lewat jalur yang cukup menguras tenaga bagi saya : Jalur Gunungpati – Boja. Janjian di pertigaan dekat Taman Makam Pahlawan Boja. 
     Diluar dugaan sepeda Mas Age ternyata berasal dari pabrikan sama. Jadilah, Bolo Blusukan, Bolo Gowes Bolo United! 
Titik pertemuan di Pertigaan Taman Makam Pahlawan Boja
     Tak menunda waktu, kami kemudian langsung menuju lokasi. Petunjuknya situs berada di area sawah belakang SMKN 3 Kendal. Karena melewati pematang, sepeda kami parkir di pinggir sawah, kemudian kami menyusuri jalan setapak diantara pohon sengon. Kurang lebih berjalan 1km, setelah sempat mencari keberadaan yoni karena tertutup pandangan tanaman ketela rambat dan jagung. (Dulu saat mas Age ke lokasi ini tanaman padi). 
     Dan Gowes Blusukan menemukan jalan kebahagiaan : 
Yoni Salamsari Boja Kendal
     Secara administrasi Yoni ini berada di Dusun Rejosari Desa Salamsari kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Kondisi Yoni selain aus karena terpapar terik matahari dan terkena derasnya hujan ribuan tahun sayangnya ada bagian yang nampaknya pernah ada usaha ‘merusak’. 
Yoni Salamsari Boja : Kondisi saat ini (2020)
     Ukuran Yoni tak terlalu besar, perkiraan kami antara 60-80cm. Dengan bentuk yang sederhana, dimana cerat yoni tanpa ada Penyangga. 
Bentuk Yoni Salamsari Boja : Sederhana
     Cerita sejarah keberadaan Yoni ini sangat minim. Terbatas hanya dari dulu memang dilokasi ini (dugaan kami masih Insitu), Lingga yang seharusnya berada diatas Yoni juga sudah lama tak tahu dimana keberadaannya. 
     “Warga mengenal ini sebagai tempat mencari peruntungan instan (=baca togel), namun itu dulu saat lagi musim bermimpi. Saat ini sudah cukup lama ditinggalkan", cerita mas Age.
      Bagian Penampang atas Yoni Rejosasi, Salamsari. 
Cerat Yoni, 
Cerat Yoni Salamsari Boja
       Tempat keluarnya air suci saat ritual keagamaan. Prosesinya dimana pemimpin upacara, menyiramkan air suci diatas lingga kemudian air yang keluar melalui lubang cerat itulah yang paling utama 'trta amrta'. 
       Semoga generasi muda Salamsari bisa tahu keberadaan sejarah yang sangat berharga di daerahnya. Juga kepada SMKN 3 Kendal bisa memaksimalkan fungsi sekolah sebagai tempat pembelajaran. 
   Dimana belajar sejarah tak perlu jauh ke Prambanan-Borobudur, bahwa dibelakang sekolahnya pun ada jejak buktinya. 
    Jika memungkinkan malah jika bisa sekolah merawat Yoni ini, impian saya, yoni ini diselamatkan, dibawa ke sekolah kemudian dibuatkan penutup dan pagar serta diberi narasi sejarah, serta keterangan lokasi penemuan. Di lingkungan pendidikan, barangkali saat ini menjadi tempat yang logis untuk nguri-uri Yoni. 
     Ya dirawat, ya digunakan.... Sebuah peran aktif nguri-uri tinggalan nenek moyang
     Semoga...! 
Yoni Salamsari : ditengah sawah
Lubang tempat lingga 
Yoni Salamsari : lubang kotak dimana Lingga seharusnya tertancap
      Lingga, perwujudan dari Siwa, sementara Yoni perwujudan dari Shakti Dewa Siwa (istri) , bertemunya Siwa dan Shaktinya melambangkan kemakmuran. 

Video Penelusuran Di Channel Youtube : 

Bologowes#boloBlusukan#BoloUnited
Maturnuwun Mas Age… Salam Sehat! 

      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
#hobikublusukan