Tampilkan postingan dengan label makam kuno. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label makam kuno. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 04 Juli 2020

Perjalanan Malam Spesial ke Situs Cagar Budaya Ki Bagus Gunung Episode 2

     Makam Kyai Bagus Gunung
 Saking spesialnya blusukan kali ini adalah kali pertama saya blusukan malam hari. Cerita dimulai ketika saya dipameri link berita oleh pak Nanang Klisdiarto, dimana beliau mendampingi media saat peliputan. Awalnya warga ingin nguri-uri sejarah, saat menggali makam, warga ternyata menemukan banyak  stuktur batuan Candi. Link berita :
Link You tube: (menunggu konfirmasi)
     Dari diskusi ringan (3/7/2020),
Bakso Pak Keman Berokan
Warung Mie Ayam Bakso Pak Keman Berokan Bawen
tak direncanakan bersama Pak Tri Subekso, Mas Eka WP di rumah Pak Nanang, tuan rumah diskusi di tawari ngopi bareng di bale panjang oleh Bapak Ringgo (tokoh masyarakat Baran Kauman), sekalian undangan untuk komunitas Dewa Siwa 'sharing tentang sejarah Baran Gunung kedepan' --- yang akhirnya sekalian kami buat kegiatan silaturahmi komunitas Dewa Siwa bertajuk NGOPI, Ngobrol Gayeng Obyek Peninggalan Situs "Makam Ki Gagus Gunung" Baran Gunung Ambarawa. 
undangan di Grup Wa
    Walaupun sebenarnya saya sangat menghindari kunjungan kedua kali ke tempat yang sama jika tak ada yang urgen, karena masih banyak situs lain yang perlu diuri-uri. Aslinya salah satu tujuan saya menulis kisah perjalanan di blog ini untuk memandu rekan, sahabat yang juga cinta situs.
     Tapi karena ini spesial, saya sangat antusias, apalagi ada temuan baru, sehingga menambah cerita blusukan ke lokasi ini : membuktikan dugaan kami di perjalanan edisi pertama (tahun 2018) : Kunjungi ceritanya di link situs-makam-kyai-bagus-gunung-baran
   Setelah kumpul di Basecamp terlebih dahulu, kami kemudian meluncur menuju "Bale Panjang", Baran Kauman Ambarawa. Beberapa sahabat Komunitas Dewa susul menyusul. 
     Beberapa Warga, juga sahabat dari komunitas Dewa Siwa meriung bareng diskusi pelestarian situs cagar budaya.
Sebelum diskusi saya nyempatkan diri untuk berfoto didepan struktur batu candi mirip lingga = dugaan awal adalah bagian atas (kemuncak) candi. 
2018

     Saat saya penelusuran kesini, tahun 2018, struktur ini masih nempel di tempok depan masjid sisi kanan dekat tempat wudhu.
     Sambil menunggu rekan-rekan lain bergabung, diskusi dan berbagi wawasan tentang situs seru mengalir dari yang hadir. ketika datang kesempatan saya berbicara, saya memberanikan diri untuk menyampaikan gagasan tentang konsep "Desa Wisata Edukasi Arkeologi", dari pengalaman saya nguri-nguri yang paling tepat untuk situs cagar budaya untuk saat ini ya edukasi. Tapi memang saya sadari untuk menyatukan visi tentu sangat berat. Berbagai keinginan dari warga, motif atau tujuan yang berbeda, tidak dapat di kesampingkan. Apalagi masih banyak yang mengarahkan ke arah sejarah secara mistis.
     Membayangkan mengajak anak-anak Sekolah datang ke Baran Kauman : "Desa Wisata Edukasi Arkeologi", kemudian dijelaskan mengenai peninggalan yang tersebar di Baran tentu menjadi nguri-nguri yang lebih efektif. Anak-anak jadi semakin tahu, dan akan nyaman ketika berkunjung lagi. Selain anak-sekolah tentu turis, peneliti baik lokal mupun asing pasti berdatangan, secara tidak langsung ada tambahan ekonomi pula bagi masyarakat sekitar. Namun bila sejarah secara mistis? maaf saya tak ingin membahas.
    Kegiatan di pungkasi dengan blusukan malam ke lokasi, Dari bale Panjang, kami berjalan kaki menuju Makam Ki bagus Gunung. Suasana malam memberikan suasana yang berbeda, sangat syahdu...
       Memang benar, saat ini ada beberapa struktur yang baru saja ditemukan dan saat ini ditata rapi. "Selain dibersihkan kami sedikit beri cat pengilap", jelas salah satu warga. Secara pribadi saya sebenarnya kurang sreg ketiga batuan candi diberi cairan pengilap. wibawanya berkurang, walaupun nampak indah. Tapii bagaimanapun saya tetap apresiasi para warga yang berinisiasi nguri-uri sejarah. 
        Struktur Batu berelief inilah yang baru saja ditemukan:
       Semoga keinginan dan usaha warga desa Baran Gunung ini bisa berhasil dan sukses seperti yang mereka cita-citakan. Melestarikan Situs Makam Kyai Bagus Gunung, dan menginspirasi desa lain yang terdapat pula situs cagar budaya peninggalan kuno.
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.
#hobikublusukan

Senin, 26 Desember 2016

Situs di Makam Dewi Roro Nawangsih di Pucang Grabag Magelang : Legenda Putri Raja

     Selasa, 26 Desember 2016. Penelusuran kali ini bersama duet nekat nglimpebojone... hehehehe. Bersama Lek Wahid saya mencoba menelusuri informasi dari Kang Adjie Negro, senior di dunia penelusuran situs di Temanggung area dan sekitarnya.
     Destinasi yang akan kami telusuri (untuk nama lokasi destinasi saya nunggu Kang Adjie Negro, Saya dan lek Wahid saking asyiknya penelusuran situs terlupa mencatat nama dusun, RT RW dan petunjuk lain nya) :
3. Situs di Makam Dewi Roro Nawangsih
4. Yoni Pucang Gunung 
5. Candi retno
6. Lapik Arca 
7. Yoni Banyusari
     Destinasi #3 Situs di Makam Dewi Roro Nawangsih : Legenda Putri Raja
Setelah mampir di Prasasti Tuk Mas, penelusuran berlanjut menuju situs Makam Dewi Roro Nawangsih. Informasi masih dari Kang Adjie. Awalnya, karena minim petunjuk arah serta sinyal yang kurang bagus panduan Gmaps kami tak bisa menjadikannya sebagai panduan. Hanya mengandalkan hasil bertanya kepada orang yang kami temui. Sebelumnya kami, “Nyoto dulu di Pasar Pahing Pucang Grabag Magelang sambil menggali informasi letak destinasi kami tentunya.
                Setelah menelusuri dan mencoba memasuki beberapa gang, clue atau bantuan penanda kami hanya ‘sebuah makam yang berada didekat lapangan dan melewati rumpun bambu’. Akhirnya ketemu juga.
Watu candi di Makam Nawangsih Grabag, magelang
                Dari kejauhan, sudah terlihat jelas sisa struktur batu candi (berbentuk kotak, berukuran relatif sama):    
     Kami lupa nama beliau, seorang warga yang banyak memberikan cerita kepada kami tentang perihal makam ini.
             Berkembang legenda tentang Dewi Roro Nawangsih yang berkaitan dengan dongeng Nawangwulan dan Jaka Tarub. Bidadari yang turun dari kahyangan kemudian mandi di sendang suci, seperti yang diketahuii saat mandi inilah selendang sang dewi dicuri oleh Jaka tarub. 
     (Bapak tersebut mengubungkan kehadiran Dewi Roro Nawangsih adalah sama dengan dongeng Dewi Nawang Wulan tersebut). Jika menganalisa dengan ilmu Gathoklogi saya, saya malah mengira-ira mungkin saja Dewi Nawangsih adalah Putri Raja yang kecantikanya menyerupai Bidadari dan berkuasa di wilayah ini.
Di waktu-waktu tertentu, banyak orang yang ziarah di makam Nawangsih ini, Ada pula setiap waktu tertentu (Bulan Mulud kalau tidak salah) di Lapangan didekat makam ini penuh sesak dengan para peziarah.
Setelah minta ijin, kami memberanikan diri untuk masuk dalam makam yang berada di dalam bangunan, dan nampaknya dimana Dewi Roro Nawangsih dan keluarga dimakamkan, (mohon maaf makam tak bisa saya tampilkan), namun dapat kami gambarkan bahwa makam ini memang kuno dengan ciri nisan serta kasat mata sangat berwibawa
                Disetiap teras di semua sisi makam ada tatanan watu candi yang terlihat pola dan kuncian sebagai sebuah satu kesatuan bangunan suci masa lalu.
                Seperti sebuah puzzle misterius yang hampir mustahil untuk disusun ulang  karena distorsi sejarah yang kelabu. 
    Sejarah yang malah berganti dengan Legenda yang sekarang diyakini oleh sebagian besar masyarakat.








    Keterbatasan informasi menjadikan kami tak bisa menyajikan sejarah/ cerita lebih detail mengenai ikhwal Nawangsih Ini. Secara administratif, Makam Dewi Roro Nawangsih ini berada di Dusun Pucang Gunung, Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang.


    Dengan Segala Kerendahan Hati saya, saya menerima koreksi dan tambahan kontribusi cerita tentang  Dewi Roro Nawangsih ini

Salam Blusukan lintas kota “duet nglimpe

Wahid di makam nawangsih Grabag




























Mari ketahui, Lestarikan….
Di Makam Nawangsih Grabag Pendidikan
Pahami Jatidirimu

nb :
- Penelusuran Berlanjut menuju destinasi selanjutnya #4 Yoni Pucang Gunung 
all foto by Wahid corp.

Rabu, 01 Juni 2016

Menelusuri jejak peradaban di Situs Paladan Temanggung

Rabu 1 Juni 2016

         Masih dari blusukan Temanggung area bersama lek Suryo, Setelah Dari situs Bagusan dan Situs Gumuk Candi, perjalanan penelusuran kami lanjutkan menuju situs Paladan Masih di Kejamatan Ngadirejo.
      Mohon maaf, karena laju sepedamotor lumayan laju saya hanya sempat mengambil gambar penunjuk arah satu saja.... menuju lokasi melewati Pondok Pesantren Nida' Al Quran.

   Beberapa gambar pemandangan menyejukkan mata dan hati terasa tersedot untuk menelusuri Gumuk2 yang kami lewati (menurut informasi setiap gumuk ada watu candi nya!!!)



    Situs Paladan berada di komplek Pemakaman umum warga Dusun Paladan. Cikal bakal nama dusun juga berasal dari Lingga / Phallus/Paladan ini.... 
Lingga situs paladan
   Paladan sendiri, seperti yang mas Viriya Candra ceritakan kepada kami berasal dari bahasa kuno "Phallus", yang berarti alat kelamin laki-laki, yang merujuk pada Lingga. 
Situs Paladan Temanggung
     Lingga sendiri merupakan lambang kesuburan yang merupakan manifestasi (Simbolik) penyembahan kepada Dewa Siwa.

      Selain Lingga, ada pula potongan arca yang (saya duga) adalah arca dewa Siwa, maaf hanya kesimpulan pribadi dengan adanya Lingga maka besar kemungkinan arca disebelahnya dewa Siwa. 
    Potongan Arca,
Arca Situs Paladan temanggung
    Selain Lingga, dan Arca, banyak pula watu candi yang ditata sedemikian rupa, juga ada yang menjadi 'pathokan' makam. Beberapa dokumentasi watu candi yang ditata,


watu candi situs Paladan
     Tatanan tangga masuk masuk area lingga-arca,
situs paladan temanggung
Sebagian menjadi makam,
Relief yang tertinggal,
Relief situs Paladan Temanggung
     Di sebelah nya, tak jauh ada pohon besar yang nampaknya dikeramatkan dengan dibuatkan pagar keliling, ada beberapa watu candi.
Makam Keramat di Sitsu Paladan Temanggung
   Keterbatasan sumber informasi, menjadikan saya ta bisa lebih banyak menceritakan kembali. Selain tak ada warga yang berhasil kami temui saat di sini. Juga narasumber andalan saya lama tak terdengar Kabar.. : Pripun Nggeh mas Viriya Candra?

    Video Amatir di Situs Paladan :

     Bukti mana lagi yang akan kita cari, bangunan Suci Masa lalu dulu pernah ada di sini.... jika ingin detail silahkan berkunjung kesini, keterbatasan menjadikan saya hanya beberapa yang saya tampilkan, banyak watu candi berpola, watu kuncian, relief, dll... Semoga tetap lestari dan Mulia. RAHAYU!
    Dan blusukan bersama sang guide : 
Suryo in Situs Paladan














Save This Not Only A Stone
SSDRMK in situs Paladan
Mari Kunjungi dan Lestarikan
Go Away Mafia...... Para Pencuri dan Kolektor Go Hell!!!


      Perjalanan masih berlanjut...Menuju Arca Nandi Depan Kelurahan Pringapus temanggung, Candi Pringapus dan terakhir di Petirtaan di Sndang Endhong Sewu Pringapus Temanggung, dan ketika Pulang Berhenti sejenak di ganesha pinggir jalan Sidukun. (Link segera terhubung setelah naskah 100%)

Rabu, 24 Juni 2015

Situs Kenangkan Bergas Kidul

Arca Situs Kenangkan Bergas Kidul

14 Juni 2015

Gang Masuk Menuju Situs Kenangkan Bergas
      Masih bersama crew Komunitas DEWA SIWA, Mbolang ke situs ini saat 'Mblusuk Marathon'... menuju lokasi sangat mudah. Jalur Semaranng Solo tepatnya di samping Sosro / jika dari Semarang Setelah Sidomuncul tapi Sebelum Sosro. Dari Arah Semarang Gang masuk posisi sebelah kanan.
     Kira-Kira 50m kemudian, ada gang sebelah kiri. Namun Sobat awaskan mata, di Pertigaan ini, tepatnya di depan rumah penjual Bakoel Pecel ada deretan kemuncak candi dan batuan candi ditata berjajar sebagai pijakan untuk jalan masuk rumah.... 

Kemuncak Candi di Situs Kenangkan Bergas Lor

















    Batu Candi di gunakan untuk pijakan jalan masuk ke rumah.. :



     Kebetulan sekali situs ini sangat dekat dengan Rumah dari orang tua Mas Radito Prahoro, dan Info keberadaan Situs Kenangkan ini juga karena beliau pula. Langsung setelah kami parkir di dekat rumah ortu beliau.... Setelah itu tak sabar saya  mengeksplor Watu candi di sekitar makam :



   Watu Candi kotak berlubang (kuncian susunan watu candi)
Watu candi = Pembatas makam







Di Pinggir makam 











Di Bawah Pohon











    
    Masih Info dari mas Radito, penelusuran kami lanjutkan di belakang makam melewati jalur setapak berbambu. Lalu Sampailah : 
Arca hindu di Situs kenangkan Bergas lor

Arca Dari Belakang


Arca dari Samping













        Menurut info warga, dulu jumlah arca ada 2 namun yang satu sekarang raib. Saat masih ada 2 arca, warga menyebutnya dengan arca gajah. jadi Bisa dipastikan Arca ini adalah Arca Ganesha

     Tak jauh dari arca Ganesha ini ada batu berelief yang terpendam di pinggiran sungai:

    Setelah puas mengeksplor, makan siang terlebih dahulu di Warung Nasi Mas Radito.

     Murah Meriah bikin kenyang: Kikil, Jipang, Bakwan + es marimas, cukup enak cuma 6rb.
      
     
Relief di situs Kenangkan Bergas kidul
     



     
Saat membeli air mineral di warung tak jauh dari tampat saya makan, empunya rumah menginformasikan dibelakang rumahnya ada batu relief, yang dulunya ditemukan di area makam, kemudian diselamatkan oleh beliau.
   
    Sementara di depan rumah (dimana relief tersebut berada), ada petilasan kuno yang memakai batu candi...
      


      Tak jauh ada watu candi yang teronggok di tembok belakang rumah warga : 








Save This Not Only a Stone


     Respect dengan warga yang berinisiatif melindungi watu candi ini.... saat sebagian masyarakat memeilih menjadikan nya rupiah Bapak pemilik rumah menyelamatkan nya.... semoga semakin banyak seperti beliau


sasadaramk: Situs Kenangkan Bergas Kidul


Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan....


     Gabung yuk di Grup FB : 



Pecinta Situs DEWA SIWA