Tampilkan postingan dengan label kemuncak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kemuncak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 September 2021

W.OW. Ada Kemuncak Candi di belakang Hotel Wahid Salatiga


Kemuncak Pungkursari Salatiga

   Kamis, 12 Agustus 2021. Disela-sela WFO, ada durian runtuh… bagaimana tidak, seseorang dengan jarak yang cukup jauh menawari untuk jemput. Dari Bawen ke Ungaran, dibonceng diajak blusukan kemisan ke area Salatiga. Mas Seno, Maturnuwun. Walaupun tak melupakan jasa Mas Eka Budi yang turut berjasa pula membawakan Jaket, helm, juga tambahan peran yang absurd… wkwkwk. Singkat cerita beberapa destinasi area Salatiga saya amini. –diakhir blusukan ternyata saya baru nyadar, mereka berdua sudah pernah penelusuran---

     Biar gak ganjil, kami menyambangi dulu rekan Salatiga yang juga dedengkot blusukan Dewa Siwa, Mas Yohanes. Silaturahmi Kopi sambil cerita ngalor ngidul, lama gak bersua. Terakhir blusukan bareng bersama mas Yohanes sekitar tahun 2018 di Yoni Situs Yoni Ampel Boyolali.
     Ngopi dulu,
     Oia  sebelum blusukan, Mas Seno sedekah mie ayam, menghidupkan kembali roh kemisan ... Cukup mie ayam sudah tegar blusak sana blusuk sini .... Lupa nama warung mie ayamnya.... Yang pasti dekat rumahnya mas Yohanes
  Berempat kemudian kami menuju destinasi pertama, berada ditengah kota, dekat (belakang) hotel Wahid.     Dari cerita yang saya dapat di sekitarnya banyak tinggalan yang tersebar berada di beberapa gedung Pemerintahan maupun milik swasta, tentu akses tidak mudah untuk sekedar mengunjunginya.         Berada di dalam gang perkotaan, tepatnya di Pungkursari RT 01 RW 03.
     Situs Kemuncak Pungkursari Salatiga,
     Warga nampaknya sudah mengetahui peninggalan kuno ini, dengan dibuatkan taman dan kolam yang Nampak asri. Melegakan, bila melihat beberapa perlakuan situs yang lain…. Salut untuk warga.
   Konon dulu saat ditemukan saat seorang warga membuat sumur, selain Kemuncak ini juga ada beberapa batu yang identik dengan struktur candi. “Posisi sebelumnya dipinggir jalan tak jauh dari lokasi yang sekarang, namun karena agak menghalangi jalan dan agar didapat estetika serta pelestarian warga sepakat ketika mebuat taman, kemuncak ini di tempatkan disini”, jelas salah seorang warga. Yang kemudian malah menjadi titik fokus orang yang berkunjung / lewat.
      Dugaan yang lain, bahwa kemuncak ini dulu pindahan dari situs Petirtaan Kalitaman, (ada salah satu jejak yang sempat saya temui—walau update terakhir sudah tak ada) yang mendasari dugaan itu adalah jarak yang dekat, kemudian ciri identik dengan kemuncak/ bagian atas bangunan pembatas petirtaan. 
   Info samar lain keberadaan beberapa arca di sekitar area ini. (Karena masih samar saya tak berani mengungkapkan-salah satunya ada di komplek perkantoran pemerintahan)
   Taman Kemuncak Pungkursari,
Kemuncak Pungkursari
    Umpak, diduga masih terkait Kemuncak…
    Adapula Batu yang cukup besar yang menarik hati kami karena berbeda bentuknya. Namun karena baterai HP saya mepet, saya meminta tolong Mas Seno… Eh, belum sempet copy, foto2 di hape hilang…. Apes…. (karena semua dokumentasi blusukan di area selanjutnya di hape Mas Seno semua)
     Video mini reportase saat di Situs Pungkursari Salatiga (prodes edit)
     Maturnuwun Mas Seno, Mas Eka Budi dan Mas Yohanes….,  
Mas Seno, Mas Eka Budi, Mas Yohanes dan warga Pungkursari
    Berlanjut ke Yoni Di Mapolres Salatiga.
    Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.

#hobikublusukan

Jumat, 13 November 2020

Kemuncak Candi di depan Rumah Warga : Gowes Menelusuri Jejak Peradaban Trisobo

Gowes blusukan bersama mas Age ini adalah yang kedua kalinya, setelah sebelumnya Gowes Blusukan ke Yoni Situs Salam Sari Limbangan Kendal seminggu yang lalu.  Masih blusukan pakai sepeda, sebelumnya saya sendiri mampir di situs : Situs Pandean GunugpatiSelain sama - sama cinta sejarah, kebetulan punya sepeda united. jadilah duet blusukan gowes united.. 
     Ceritanya saya dapat tawaran sekaligus Mas Age butuh guide untuk ke Candi Trisobo, singkatnya gowes meluncur lewat jalur Depan kantor kelurahan Mijen, melalui tanjakan yang cukup ekstrem (sebenarnya tak terlalu panjang namun lalu lintas sangat ramai, motor seperti road race saja... padahal di jalan kampung. 
Pertigaan Cangkiran
     Sebenarnya sudah beberapakali ke Candi Trisobo, selain ada lapik juga keberadaan Candi memang membuat saya tak bosan untuk kesini lagi. 
     Apalagi ini Simbiosis mutualisme, sama2 guide antara saya dan Mas Age, jadilah. Surprise, mengejutkan!. Lapik Arca kok jadi 2???? Kebetulan kali ini kami juga ketemu si empunya rumah. Jadi Banyak dapat cerita. (Terekam di video)
Bersama Pemilik Rumah
      Beberapa saat di lokasi ini, si empunya rumah datang dan malah cerita panjang lebar, “Dulu yang satu ada disisi lain, tertutup rerumputan”, jelas beliau.
Lapik Situs Trisobo
Lapik Trisobo, Boja Kendal
      Beliau juga mengakui bahwa kedua lapik ini juga berasal dari Candi Trisobo. 
     Setelah merasa cukup, kami kemudian lanjut ke OCB selanjutnya yang jadi tujuan utama gowes blusukan hari ini. Masih di desa Trisobo, setelah kantor Desa Trisobo kami terus sampai ke depan rumah warga yang menaruh sesuWatu (Obyek Cagar Budaya) di depan rumahnya. 
Link YouTube : 
    Gowes Situs Trisobo Part 1 :

   Tak jauh dari kantor desa, Mas Age memberi tanda untuk kami menepi. Dan... dipinggir jalan :
     Mirip Lingga, semu. Setelah beberapa dugaan dari lingga, kemuncak. saya mengira ini lingga pathok (maaf beda dari di video, mungkin saat itu spontan saking girangnya lama ga blusukan).... tapi monggo para ahli bisa menyampaikan analisanya, mencerahkan saya... 
   Jika ini Lingga pathok, berarti jumlahnya ada 8, yang berfungsi sebagai penanda terluar area suci Candi Trisobo.
    Lingga Pathok Trisobo, semoga diuri-uri.....


  Saat sedang asik mengamati Lingga Pathok ini, mas Age sekali lagi bergeser ke seberang rumah.... Terkejut 2 kali, ternyata ada OCB lagi. Malah lebih khas.... seperti kemuncak (bagian atas bangunan Candi) (obrolan dengan nenek pemilik rumah ada di video ya)
     

Beberapa foto Kemuncak Trisobo :







     Video "Gowes Situs Trisobo Part 2 + bonus Candi Trisobo" :
       Sampai ketemu di Penelusuran berikutnya 
#hobikublusukan 

Jumat, 05 Juni 2020

Jejak Candi Krajan Bergas Lor : Blusukan Silaturahmi 1441H #Part 3

Candi Krajan Bergas Lor

      Jumat, 5 Juni 2020. Setelah dari Lingga Ndompon dan Lingga Krajan di Desa Bergas Lor, sebenarnya kami berniat langsung pulang, namun saat obrolan sebaran di situs sekitar area Bergas kidul, saat itu tanpa sengaja kami melewati gang yang dengan tiba-tiba Mas Dhany dengan heboh nya, mirip emak2 saat ada '' diskon gede-gedean  di mall, sangat heboh sekali!. Hehehehe. Dia nunjuk-nunjuk tumpukan watu di sebelah gundukan pasir. Depan rumah warga. 
Jejak Candi Krajan Bergas Lor

    Kami kemudian berhenti... ternyata saya memang belum pernah berkunjung menelusuri jejak di depan rumah ini. Tanpa saya nyana, tak menduga sama sekali, tumpukan batu dekat pasir itu adalah struktur batu candi. 
Candi Krajan Bergas Lor
      "Mirip kemuncak itu nampaknya baru, terakhir lewat belum ada", ungkap mas Dhany. 
      Padahal saat itu saya blusukan di area makam tak jauh dari rumah ini, berangkat dan pulang juga lewat rumah ini, namun apa mau dikata, jika belum jodoh, mata tentu tak terbuka. 
      Kami kemudian minta ijin yang punya rumah terlebih dahulu, karena sesuatu hal maaf kami tak menyertakan nama beliau. 
     "Sudah sejak buyut saya batu2 itu sudah ada disini, beberapa sudah dimanfaatkan untuk pondasi dan lantai teras", jelas beliau. 
     Kami terdiam dan hanya menyimak saja. Bagaimanapun sudah sia-sia walau menyesal tapi sudah terjadi dan waktu yang sudah cukup lama. 
     Beberapa dokumentasi struktur batu candi.... 
Konon ada relief kala di Candi Krajan Bergas Lor
  
    Konon, jika salah satu batu ini di balik, akan nampak relief kala, makhluk penjaga candi. Keberadaan dugaan kemuncak (bagian atas bangunan- entah pagar atau atap candi--masih menduga duga), menjadikan kami setengah yakin di area ini ada bangunan suci = candi. 
Jejak Candi Krajan Bergas Lor
     Melihat dari keberadaan pasir di sebelahnya, kami malah setengah mendung, alias 'pie iki?" mungkin akan dipakai lagi untuk bangun rumah. Harapan kami sederhana saja, semoga pemilik rumah mau mengganti bahan bangunan bukan dari batu ini, semoga tawaran 'win-win solution' yang ditawarkan Mas Dhany bisa diterima.. (tentu tawaran pemilik TB Dhany Putra Karangjati dapat ditebak arahnya. (semoga semakin barokah mas Dhany, niat muliamu direstui leluhur...)
     Terlihat batuan itu :
       Setelah merasa cukup, kami kemudian berpamitan dan terucap doa dalam hati.. semoga sisa-sisa sejarah ini masih bisa diselamatkan, walaupun butuh proses panjang dan melewati berbagai rintangan. 
     Salam pecinta situs dan satu candi. Special thank for two big brother "Blusukan Silaturahmi must go on!"
Dhany Putra dan Eka WP (Komunitas Dewa Siwa)
        Sampai ketemu di penelusuran berikutnya 
ssdrmk 

     
      Tetap jaga kesehatan, pakai masker dan blusukan 
#hobikublusukan
Blusukan Silaturahmi 1441H #Part 3  tamat----

Selasa, 04 Februari 2020

Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran

Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran

        Rabu, 4 Februari 2020. Setelah Menelusuri jejak Candi Paren Sidomulyo Ungaran. (Sebelumnya kami menelusuri keberadaan Batu ODCB struktur Candi Paren : di klik ya untuk tahu benang merahnya) Kami kemudian bergerak menyeberangi jalan (exit tol Ungaran) tepatnya di Kantor Kelurahan Sidomulyo Ungaran. Keberadaan Mas Eka WP memudahkan langkah kami.. hehehe, seperti yang sudah saya bahas di naskah sebelumnya. 
Posisi awal Kemuncak Sidomulyo :
di Parkiran Rumah Sakir Kusuma Ungaran
    Berawal dari viral di medsos bulan april 2018, saat pembangunan lahan parkir RS Bersalin Kusuma Sidomulyo Ungaran. Salah satu pekerja mengirimkan foto batu itu dan bertanya itu batu apa. Berseliweranlah komentar.
     Intinya memang batu itu cudah cukup lama berada di area yang akan dijadikan lahan parkir Rumah Sakit tersebut. Karena saking bingungnya, situkang akhirnya mengecor di pojokan.
     Dari jejak digital yang saya peroleh (dengan sedikit usaha) akhirnya dapat kronologinya.
       18 April 2018  Mas Eka WP posting tentang Kemuncak ini di Medsosnya, kemudian beliau mencoba komunikasi dengan Lurah Sidomulyo yang saat itu kebetulan rekan dekat beliau. Setelah mendapatkan lampu hijau untuk penyelamatan, dengan menempatkan sementara Kemuncak itu di kelurahan.
        2 hari kemudian yaitu tanggal 20 April 2018. Bersama rekan Blusukan Lain (Mas Eka Budi, Apa Kabar?) dengan seijin pemilik lahan, Kemuncak Sidomulyo di selamatkan dan ditempatkan di Kelurahan Sidomulyo.
      Sepertinya memang Mas Eka dianugrahi kemampuan teknik social engineering nya yang top markotop menjadikan beberapa perangkat ikut meninjau sekaligus meminta kepada pihak RS Bersalin untuk diselamatkan ODCB Kemuncak Sidomulyo tersebut ke Kantor Kelurahan.
      Foto foto berikut ini saya ambil dari Facebook Mas Eka WP :
Penyelamatan Kemuncak Sidomulyo Ungaran
      Proses Pemindahan Dari Lahan Parkir ke Kantor Kelurahan Sidomulyo yang berjarak kurang lebih 200m. Kemudian di tempatkan sementara di salah satu rruangan Kantor Kelurahan Sidomulyo Ungaran.
     Dari cerita Mas Eka WP, selain berkoordinasi dengan Kelurahan Sidomulyo juga berkomunikasi dengan Pamong Budaya Ungaran, agar Kemuncak Sidomulyo ini bisa diselamatkan dan dipindah ke museum.
    Bagi kami para pecinta situs dan watu candi, keberadaan bukti kemuncak ini di Sidomulyo menjadikan perlu dilakukan kajian mendalam tentang sejarah  Ungaran... tentang candi Paren Sidomulyo. Agar tidak sekedar kira-kira dan klaim sejarah.... 
     Untuk bentuk Kemuncak yang menjulang tinggi, menjadikan tambahan dugaan kami bahwa dulu ada sebuah bangunan suci yang berukuran cukup besar di Paren Sidomulyo ini. 
    Banyak sebaran peninggalan di sekitar Sidomulyo cukuplah menjadikan titik awal dugaan yang mengarah dulunya memang berdiri megah. : 
1. 2 Yoni Situs Sidomulyo 
2. Arca nandi 
3. Kemuncak 
4. Struktur Batuan Kotak yang berceceran 
5. Dan Banyak struktur yang terpaksa tak bisa terlihat lagi karena dijadikan pondasi atai dasar lantai bangunan.
Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran
     Disimpan di salah satu ruangan Kantor Kelurahan Sidomulyo, Kemuncak ini sudah aman.
      Apresiasi tinggi kepada segenap Jajaran Kelurahan Sidomulyo yang berkenan menyimpan sisa peradaban candi Paren Sidomulyo ini… Sehingga walaupun hanya pucuknya saja namun bisa menjadi kajian. 
      Semoga pihak terkait mulai memikirkan kajian dan penyelamatan struktur batu Candi Paren yang tercecer. Dari pada terlambat, hanya sisa sisa tak mengapa. Namun bisa mengubah sejarah yang lebih besar….. “Kota Ungaran” 
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Lek Trist
Eka W Prasetya
     Masih menunggu foto dari Mas Seno, sementara Mas Eka WP dan Mas Seno sudah terdokumentasikan... 
     Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya
Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran
#hobikublusukan

Jumat, 06 September 2019

Misteri Baran Gunung Ambarawa : Jejak Peradaban yang tertinggal

Situs Baran Gunung Ambarawa
      Jumat, 6 September 2019. Ingin mengubah tradisi, biar tak ada lagi istilah kemisan. Jadi blusukan itu tak harus ditentukan hari… namun lebih karena ‘yang penting bisa’,’durasi masih bisa di intip celahnya’, dan lain sebagainya. 
       Seperti kali ini. Hari Jumat kalau kata orang adalah hari pendek, namun bagi saya tentu saya ubah menjadi hari paling bisa untuk blusukan, sekaligus bisa jumatan di Masjid yang berdekatan dengan situs. Awalnya ketika ketemu rekan-rekan saat ada seremoni ritual “Bathara Gana wangsul” di Kalijaro (Kamis, 5 september 2019). (Apresiasi tinggi kepada Mas Dhany, Waktu tenaga dan segala sumber daya yang beliau punya untuk merawat Bhatara Gana ini….) 
      “Ada info A1 di Baran Gunung, Potongan Arca, Struktur Kemuncak dan Batu persegi. Saiki yoh!”, tantang Pak Nanang. Mas Dhany langsung pasang muka teraniaya. Kalau sekarang tentu gak akan bisa ikut, lha Mas Dhany itu ya ketua panitia seremoni ritual ini. Saya? Cuman mesem saja. Wkwkwwk. , tentu tak Cuma diam. Tapi berpikir strategi agar penelusuran ke Baran Gunung Jumat saja. Akhirnya, dengan lobi tingkat diplomat…. Berhasil juga. 
       Esok paginya, setengah serampangan saya iseng untuk melempar ajakan ke Mas Eka WP… (walaupun pesimis, beliau super sibuk sekarang jadi pejabat alias raja yang rapat terus…tapi snacknya ga pernah dibagi2, dibawa blusukan). Mas Dhany tentu tak lupa saya ajak, misi saya tentu mencari yang bisa saya bonceng. Wkwkwkwk. 
Mie Ayam Pak Keman Berokan
       Janjian untuk Jumatan di Masjid sebelah rumah Pak Nanang, Saya dan Mas Dhany saja.
     Awalnya memang rasa deg-deg an... karena beberapa hari lalu saya, Mas Seno membuat konsprasi untuk nglimpe Bu Wahyuni..  sekaligus sengaja biar Pak Nanang terkena jebakan durasi... ingin tahu kisahnya baca blog kisah sebelum ini : salah-satu-jejak-peradaban-bandungan.html ...  hehehe... 
     Ngobrol ngalor ngidul sambil ngisi perut agar tak goyah dengan Mie Ayam Pak Keman Berokan (Bu Wahyuni adalah anak Pak Keman founder Bakso Pak Keman yang melegenda di jagad per-kulineran Ungaran) Kami Sementara sudah kumpul, tapi mas Eka WP entah… katanya nyusul tapi sampai saya habis berbatang2 (tuan belum datang) Djarum …. Ach mungkin beliau dapat nasi dos trus ‘kirmah’ tak jadi ikut. Karena Mas Eka ini tentusaja Mas Dhany versi  lain.  wkwkwkwkkw
      Kali ini kami ditemani Mas Edo Piyut, rekan Pak Nanang yang rumahnya berada dekat dengan situs kami yang akan kami telusuri. Kebaikan Pak Nanang kepada kami, semoga ‘Kang moho agung, murbeng dumadi maringi berkah kuarasan kagem Pak Nanang, Mpun maringi kulo energi lewat mie ayam”…. amin!
Mie Ayam Pak Keman Berokan
      Saat tinggal kuah terakhir, eh Twin Eka mrenges bareng muncul batang hidung mereka. Si kembar tak identik berboncengan sambil ngekek layaknya anak bayi tanpa dosa. 
      Batin saya untung Mie ayam saya sudah habis, kalau tak? Hmmmm.. iso direbut paksa... untuk cepat saya tandaskan... hahahahg. Mungkin melihat wajah mereka, (kelihatan kelaparan) akhirnya makan mie ayam juga. wwkwk. Singkat cerita, kemudian berangkatlah kami berpasang-pasangan… (tentu saja yang resmi cuma Pak Nanang dan Bu Wahyuni). Lewat Jalur Berokan, tembus jalan berokan, kemudian ambil kiri arah Baran Ambarawa. 
      Di sepanjang jalan kami melewati beberapa situs… mulai : Yoni Gayam sari, kemudian sendang seklothokSitus Makam Baran. Sementara di Baran sendiri saya mencatat ada lebih dari 8 watu lumpang... Dahsyat!!! untuk detail search  di blog ini.
Masjid Baran Gunung Ambarawa
       Kami kemudian parkir dihalaman rumah Mas Edo Piyut. Berjalan kaki menuju lokasi…. Yang kami tuju ternyata berada di belakang Masjid Dusun Baran Gunung Desa Baran Ambarawa. 
   Berjalan ke samping, saat saya kesini ada satu 'batu struktur candi' :
Baran Gunung Ambarawa
    Dan berada di tempat tersembunyi diantara lorong antar bangunan, Situs Baran Gunung tergeletak.
    Kemudian ada makam Mbah Salim. Untuk siapa dan sejarahnya bagaimana. Saya minim informasi.
      Situs tepat berada di tembok luar area makam :



      Yang paling menarik hati, tentu saja potongan arca;
Baran Gunung Ambarawa
     Dugaan kami hanya terbatas dengan logika kira-kira... Dulu pernah ada arca Gajah juga, di dekat pohon pisang (5m) masih area situs ini. sehingga dugaan saya ini bisa saja Agastya, mungkin Durga atau malah Siwa.... karena keberadaan arca gajah (oleh warga mengingat dari bentuk arca berbadan manusia berkepala Gajah = Ganesha. Jadi tentu sangat memungkinkan tinggalan ini berciri hindu klasik.
      Close up :
Potongan Arca Situs Baran Ambarawa : Dugaan Arca Rsi Agastya
       Struktur bagian tepi bangunan, dimana ada pelipitnya,
       
situs Baran Gunung Ambarawa
     Yang unik selain potongan arca ada struktur lain, berbentuk balok jika dipukul berbunyi 'ting', kemudian juga batu yang biasanya berada di bagian atas bangunan (=candi), umumnya di kenal kemuncak.
       






















Baran Gunung Ambarawa


































      Kami mencoba juga menelusuri jejak lain disekitar area ini. Keberadaan sendang, kemudian makam kuno di tengah persawahan juga tak luput dari penelusuran kami. 
Ternyata ada Makam punden yang konon adalah adik kandung, yaitu Ki Bak Yem, Sementara tokoh "Ki Bagus Gunung yang dimakamkan di baran Gunung ini pula : Cek link blog :  situs-makam-kyai-bagus-gunung-baran.html"
      Bersama Narasumber, rumah beliau tepat disamping masjid;
Ibu (no name) terlupa bertanya nama beliau di Situs Baran Gunung Ambarawa
     Bersama ….. Kanan ke kiri : Bu Wahyuni, Mas Dhany, Mas Eka Saya dan sang guide  Mas Edo Piyut (yang moto Eka Budi Z)
di Situs Baran Gunung Ambarawa
     Jangan Lupa lihat juga versi Vlog di channel You tube : Situs Baran Gunung 

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
ssdrmk di situs Baran Gunung Ambarawa
       Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya 

#hobikublusukan