Senin, 17 Juni 2019

Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #1 : unexpected journey

Yoni Situs Lorog, Lerep Ungaran
      Senin, 17 Juni 2019. Efek "no quota in home", agar menjauhkan Jagad-Bhumi dari HP di sisi lain menjadikan saya kudet. Hehehe. Tapi memang pilihan yang kuambil walau setengah terpaksa karena keadaan pula. Itu juga yang membuat saya menjadi obyek hiburan bagi orang jahat Walbi khususon para pemblusuk watu. Rasanya seperti sasaran panah yang tak mampu membalas..  sebegitu ngenes ya saya??? 
Coba simak terus...
     Sampai kerjaan jam 8.30, (Apel dulu di Setda), sesaat setelah parkir motor kunyalakan WiFi di hp. Sontak konfirmasi pesan di WA seperti senapan otomatis.... Juga pemberitahuan aktifitas FB yang tak kalah membabi buta. Sambil berjalan memasuki ruangan saya lihat dengan sabar satu persatu. 
     Saat di tangga menuju lantai 2, saya terhenti melihat pesan gambar dari Pak Kasubag Umum Kepegawaian Kec. Ungaran Barat.... Beberapa gambar yang membuat waktu sejenak seperti berhenti....  saya terdiam. Detik kemudian semua saya tumpahkan. Beberapa tersangka saya langsung WA.... "Jahat" .... Kata2 dongkol tak mampu menjelaskan apa yang saya rasakan saat itu....
     Bagaimana  tidak?,  tiap hari saya lewat area itu, bahkan anak sekolah  di Sekolah Alam Ungaran yang berada di area ini.... Saya tak mengetahuinya... Alpha. Saya bayangkan ekspresi jahat mereka ketika saya memohon petunjuk arah atau bahkan minta di temani. 
       Walhasil dengan nekat walaupun saya sedang ada 'musibah' saya paksakan di waktu kosong setelah jemput anak saya 'sowan' ke Pak Eka WP, Kasubag Umum dan Kepegawaian Ungaran Barat... Barangkali dengan sedikit Iba beliau berkenan mengantar.
      Dengan merapal ajian ngenes, akhirnya beliau rela. Walaupun beberapa waktu, ekspresi Yang ditampilkan itu mirip Voldemort atau Joker yang sedang tersenyum. Sangat njelehi .. Yen saya ga ingat beliau kasubag wis ta Jak balapan karung. 
            Saya yakin selain mas Eka WP, Eka Budi, Pak Nanang bahkan Bu Wahyuni menjadi kumpulan tokoh antagonis diatas Thanos ... Kalau melihat cara mereka tersenyum.... 
----
      Dengan sabar, walaupun nggondok level klimaks, saya mengekor di belakang Mas Eka. 
      Walaupun njelehi, Sungguh terasa manfaatnya punya guide blusukan pejabat kecamatan. Nyicil ayem.... Wkwkwk. Itu terbukti nanti.... Simak terus ....
     Dari Kantor Kecamatan Ungaran Barat saya mengikuti laju motor Mas Eka WP, eh dengan tak punya hati saya malah disuruh didepan untuk menunjukkan jalan menuju sekolah anak saya. Lagune Meggi Z aja kalah kejam.... Sungguh teganya... Teganya ... (tak seberapa) Sekali lagi saya manut. Tepat di gang sebelum sekolah Alam Ungaran, tanda lampu sign kanan beliau menyala. Sekitar 50 meter kemudian ketemu rumah. Parkir.... Dan kok lagi lagi .... "Jeh ga Reti?!", Tanya Mas Eka. Kontan saya sekuat tenaga mengedarkan pandangan mata.... Untung saja ..... 
Maaf saya tutupi icon
      Pak sabar nama beliau yang punya rumah dan selama ini merawat.... " Dulu ada saya temukan saat menggali pondasi rumah itu", beliau mengawali cerita.. 
     "Kemudian saya pindahkan, awalnya didepan rumah kemudian saya pindahkan di pojokan teras ini. Sudah lebih dari 20tahun lebih saya merawat Yoni ini", tambah beliau. 
    Beberapa mafia pernah mencoba membeli namun Pak Sabar dengan yakin menolak semua rupiah yang sebenarnya menggiurkan. Karena menurutnya Yoni ini bukan hanya sebuah batu saja. 
    "Saat saya pindah pertama kali kesini, di situ banyak batu batuan besar, sangat banyak. Seingat Saya bahkan ada yang berkelir dan berbentuk kotak kotak sangat banyak. Tahun 90an banyak warga yang menjadi pemecah batu. Akhirnya saat ini batu batu itu tak berbekas", jelas Pak Sabar bercerita. Kami berdua menyimak dengan perasaan  menyesal. Karena kami duga batuan kotak dan berkelir itu (kotak : struktur bangunan suci) ; (berkelir : relief / tulisan /gambar mitologi?)....
    Sambil mendengarkan beliau bercerita, saya tak lupa Mendokumentasikan.... Yoni Lorog, Desa Lerep, 
Masih Lengkap dengan Lingga .....
Yoni Lorog 

            Yoni dan Lingga adalah Manifestasi dari perwujudan pertemuan antara Siwa (Lingga) dan shakti (Ibu Pertiwi) istri Siwa yang melambangkan kesuburan (beberapa versi masih banyak lagi cerita tentang Yoni-Lingga. Termasuk ritual ritus keagamaan, dsb.        
       Lubang Lingga, 
Lubang Lingga Yoni Lorog
    Sayangnya cerat sudah patah. Karena tanpa penyangga memang cerat menjadi riskan.
Cerat Yoni Lorog #1


Potongan Cerat Yoni Lorog
    Yoni dari berbagai sisi, 

Yoni Lorog ungaran
  Karena bersama Pejabat Kecamatan, plus kami berdua pakai seragam Korpri pak Sabar juga banyak bercerita tentang degradasi sumber air yang dulu melimpah ruah saat ini menjadi langka. Bagaimanapun, keberadaan Yoni dan BCB sejenis pasti erat kaitan dengan sumber mata air. 
      Jadi walaupun Mas Eka ini sungguh menyebalkan ekspresi hari ini, namun posisinya membuat blusukan kami lancar jaya. Plus beliau berlatih menjadi pejabat penguasa wilayah. Blusukan sekaligus mendengarkan keluhan warga. 

Maturnuwun Pak Kasubag.... 
Saya dan Mas Eka WP
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Jagad Pramudhita Murdianto
#Hobikublusukan

Nb : 
1.Bersambung ke Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2 
2.Penelusuran ini, sebenarnya rekan blogger lain, juga berniat menjadi guide. Tapi saya pikir sama jahat ekspresi wajahnya. Jadi cukup satu saja. Bayangkan jika dua orang jahat berkumpul? Hehehhe...
Link naskah blognya ada di ; https://jelajahkarungrungan.blogspot.com

Kamis, 13 Juni 2019

Misteri Candi Bongkotan yang menakjubkan : Bonus Pasar Kumandang Bojasari Kertek Wonosobo


Candi Bongkotan, Kertek Wonosobo
Kamis, 13 Juni 2019. Beberapa tahun lalu, selintas dapat berita tentang sebuah situs di Wonosobo. Bahkan info tersebut jauh sebelum saya tahu (secara tak sengaja) situs Bogang yang juga di kota wonosobo, situs Bongkotan ini entah kenapa sangat menarik hati saya...
Setelah sekian lama keinginan terpendam, akhirnya hari ini bisa saya sambangi candi Bongkotan.
Blusukan Sendiri sebenarnya tak terlalu asik, tapi bagaimana lagi.... Beberapa yang tertarik ya hanya sebatas tertarik saja tanpa semangat untuk ikut. Ya sudah.... Blusukan must go on. Seperti biasanya nyuri waktu kerjaan (niru soalnya.... yang jadi teladan wae dolan terus) jadi ya coba balance lah. "Kerja terus kapan dolane". Wkwkwk.
Menuju Candi Bongkotan - Pasar Kumandang
 dari kerjaan sekitar jam 9 lebih, lewat jalur Ungaran-Sumowono-Kaloran-Temanggung-Wonosobo, dengan panduan peta di GMaps saya memantapkan hati, ditambah tawaran Mas Miko untuk bareng ke Candi Dieng menambah motivasi. Walaupun tentu saja nanti mempertimbangkan durasi, melihat jalur pulang padat merayap, bersamaan arus balik lebaran 1440H mestinya butuh waktu panjang agar durasi tak over time.
Juga ketemu dengan sedulur anyar, Mas Febri yang terlihat dari passion  situs nya sangat menarik. (Sedulur anyar di persitusan adalah penambah suplemen baru untuk penelusuran, tentu saja tak melupakan sedulur lawas... = Sedulur saklawase.
Menuju Candi Bongkotan - Pasar Kumandang
Tanpa mengurangi rasa paseduluran pula, nyuwun pangapunten untuk mas Seto, kali ini memang ku limpe. Berulang kali merepotkan tentu jadi sungkan.... Heheh. Tapi tenang masih ada watu gong .....
Tentu saja memperpanjang tradisi blusukan Syawalan yang biasanya bareng 2 Rekan Komunitas DEWA SIWA. Lewat GMpas, menuju Candi Bongkotan cukup mudah, walaupun penuh pengorbanan, jatah beli mie ayam untuk  beli kuota. Wkwkwk.
Singkat cerita, sampailah saya di Candi Bongkotan.. .
Beruntungnya, saya ketemu dengan Juru Pelihara, Ibu Siam. Sayang sekali beliau tak berkenan diambil gambarnya. Saya dapat cerita dari Bu Siam ini pula tentang penemuan Candi Bongkotan sekitar tahun 1989 pertama kali di ketahui oleh warga masyarakat, kemudian konon warga xxxxx maaf saya tak tega melanjutkan. Kemudian tahun 90an dinas terkait (BCB) melakukan penelitian. Maaf untuk data pasti saya belum tahu kapan kajian dilakukan.
Dari cerita Ibu Siam, diduga Candi Bongkotan lebih muda daripada Candi yang berada di Komplek Candi Dieng.
Reruntuhan Candi Bongkotan
Benar benar Tinggal Reruntuhan saja... kesan pertama saya saat sampai di Candi Bongkotan, dari jauh yang terlihat ...

Reruntuhan Candi Bongkotan
- jejak sumuran Candi plus lantai,
Sumuran Candi Bongkotan
Di sumuran ini yang menjadi 'nyawa sebuah bangunan suci, dimana terdapat 8 unsur batuan mulia... Entah dimana saat ini.
- Ada Yoni, tanpa lingga. Bentuk lumayan indah.... Dengan detail relief indah yang mulai aus dan penyangga cerat berbentuk 2 hewan mitologi kuno : ular Naga dan kita kira yang masing - masing melambangkan dunia atas dan dunia bawah. Namun sayangnya keduanya dengan kondisi kepala yang rusak.
Yoni Candi Bongkotan
- terlihat pula Lapik, dugaan ibu Siam ini bisa Lapik Arca atau tempat menaruh sesaji.
Lapik Candi Bongkotan

- yang menjadi perhatian saya tentu saja struktur batuan candi yang berdiri tegak, terlihat mirip lingga namun dengan ukiran yang lebih besar dari Yoni yang berada di pojok belakang kompleks candi bongkotan.










-Juga terlihat 3 Candi pendamping atau Perwara,
Candi Perwara Candi Bongkotan
Sedih rasanya, sebuah bangunan suci tinggal reruntuhan.... Walaupun apalah daya saya...
Ketika berdiskusi, kami (saya, Bu Siam dan Mas Febri) datang lagi Gus Syaiful.... (Di akhir cerita saya dapat banyak pencerahan mengenai Candi Bongkotan ini).
Jejak Relief, 
Relief Candi Bongkotan
Ketika saya sudah merasa cukup, seperti mendapat jawaban atas rasa sedih saya...., Gus Syaiful mengajak saya untuk melihat 3 makam kuno. Namun mohon maaf dengan sangat terpaksa saya tidak mempublish untuk kebaikan semua pihak. Tapi kesimpulan saya langsung berubah.
Masih bisa merubah, Candi Bongkotan bukan lagi sebuah reruntuhan jika warga masyarakat sudah siap lahir batin.... Saya yakin. Bila tidak ada lagi perasaan memiliki yang berlebihan niscaya Candi Bongkotan akan terlihat nyata.....
Pasar Kumandang Bojasari Kertek Wonosobo
Seperti yang saya lihat, di samping Candi Bongkotan Ada wisata Tradisional "Pasar Kumandang", yang pastinya keindahan Candi Bongkotan disandingkan dengan konsep wisata pasar Tradisional pasti dahsyat... Kalau Gus Syaiful berujar.... Jika SDM siap, pasti akan nampak.... Sesanti yang patut di cermati.
Harapan itu masih ada..... Saya yakin!
kopi khas Bongkotan, Bojasari, Kertek : homemade by Gus Syaiful
Mampir di rumah Gus Syaiful, dan saya dapat oleh2 Sebungkus Kopi Robusta khas Bongkotan. Yang diolah sendiri tangan beliau.... Rasanya ta menyesal saya datang kesini walaupun saat saya di Candi Bongkotan mengalami hal yang belum pernah rasakan dari 2010 saat saya keranjingan blusukan situs....
Rem depan motor yang tak berfungsi dengan baik plus lampu motor mati tak membuat saya kapok..... Bagi saya itu pertanda.. 3 jam berangkat, sedang pulang hanya 2,5 dan Durasi tetap aman... Plus cerita berkesan ini bisa saya wariskan ke anak cucu. Sungguh harus bersyukur.
Maturnuwun Mas Febri, Ibu Siam dan Gus Syaiful

Sampai ke temu di penelusuran berikutnya
Salam Pecinta Situs Watu Candi
#hobikublusukan

Jumat, 24 Mei 2019

Ada Struktur Batuan Purbakala di Makam Gondoriyo Jambu : Antefik

Makam Gondoriyo Jambu : Antefik

Kamis, 24 Mei 2019., Setelah dari Watu Lumpang Klowoh Lemahireng Bawen, saya berniat mampir ke Pak Nanang di Bawen, niat saya ngobol santai saja silaturahmi sambil ngabuburit. Yang penting blusukan kemisan sudah terkabulkan. Saya cek, di laporan WA pesan yang saya kirim ke mas Seno juga hanya centang 1.  
 Kurang dari 10 menit, sampailah dirumah Pak Nanang, ternyata mas Seno sudah standby di sana. (Ini pasti gara-gara para perusuh keras kepala itu (yang gakmau kalah) jadi hari ini dan beberapa hari kedepan Medsos down). “Tak terkirim balasanku”, kata Mas Seno. Kami kemudian ngobrol di depan rumah Pak Nanang, setelah mendapat kabar teryata beliau berburu. Katanya sudah 2 hari ini… nampaknya mutung beneran. Tak lama setelah itu bu Nanang keluar dan gabung ngobrol bersama.
Saya sebenarnya sudah tak berharap lagi, namun ternyata mas Seno menawarkan diri. Ya sudah, tanpa pikir panjang saya terima dengan senang hati. Dari Bawen kami menuju lokasi destinasi selanjutnya di daerah Jambu. Secara detail saya belum tahu ini masuk wilayah desa mana, yang pasti petunjuknya sekitar area SPBU Jambu. Masuk gang sebelah kiri, kemudian menuju makam. “Kita lihat antefik dulu saja”, ajak Mas Seno.
Awalnya Antefik ini tak sengaja kami (Mas Seno dan Pak Nanang) telusuri, tujuan sebenarnya adalah yoni di area ini. Bahkan petunjuk yang didapat adalah "Ada Langgar Bubrah disini", kata kunci itulah yang membuat semangat blusuker membuncah.
Makam Gondoriyo Jambu : Antefik
Karena kebetulan ini hari kamis dan masuk bulan ramadhan jadi suasana makam Nampak lebh ramai dari hari biasanya. Banyak orang yang nyekar, kirim doa.Berada di sebuah makam kuno, 2 antefik berhadap2an  menjadi penanda sebuah makam (=dibaca patokan). Sayangnya mas Seno lupa nama tokoh yang dimakamkan. Melihat dari spesialnya ciri makam saya mengamini bahwa yang dimakamkan tentu saja bukan orang kebanyakan.
Antefik special,



Biasanya ada sisi tepi bagian atap bangunan suci (=candi), detail relief masih terlihat jelas. Untuk motif arti maupun filosofi nampaknya saya masih harus belajar banyak. Segera setelah ini saya nyari referensi.
Matursembahnuwun Mas Seno, 
Seno di Antefik Jambu
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
ssdrmk di antefik Jambu
Sampai ketemu di perjalanan selanjutnya,
#hobikublusukan

Kamis, 23 Mei 2019

Misteri Langgar Bubrah di Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu

 Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu

Kamis, 24 Mei 2019. Tujuan utama blusukan Kemisan Wani Ngelih-Ngelak kali ini. Walaupun sebenarnya ada rencana ‘gawe reresik” situs di sini. Namun memang belum berjodoh.
Dari Antefik di makam "Palbapang" Jambu, kami balik kebawah, ambil kanan setelah perumahan, menyusuri jalanan beton ditengah persawahan. Gumuk pertama langsung saja. “Saat kami mencari, ditunjukkan makam kuno yang satu ini, konon disekitar makam dulu ada langgar bubrah”, jelas Mas Seno, cerita ulang asal muasal penelusuran sebelumnya dengan Pak Nanang Klisdiarto.
 Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu
“Saat pertama, hanya kelihatan ujung cerat, maka kami menduga ini Yoni, jadi ya ini yang akhirnya timbul ide kegiatan yang gagal itu mas”, tambah Mas Seno sambil sedikit ngekek getir. 
Nanang Klisdiarto
Foto diatas adalah saat pertama penelusuran oleh Pak Nanang K. dan Mas Seno.
Cerat, 
Certa  Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu
Saat saya kesini memang sudah terlihat penampang atas.
Penampang atas  Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu
Yang jadi pertanyaan, Lubang di penampang atas berbeda dengan Yoni pada umumnya. Dimana penampang atas yoni lubang identik dengan lubang berbentuk kotak atau lingkaran utuh, bukan lubang berbentuk cekung (mangkok) mirip dengan lubang di watu lumpang. Namun informasi baru yang saya dapat.... (maturnuwun Mbak Derry atas Pencerahanya) memang bentuk lubang dimana lingga berada itu berbagai macam. Dan ada yang berbentuk kotak, segi delapan juga seperti Yoni di Makam Mbuyutan Gumuk Langgar Bubrah ini.
Lubang di Yoni, 
Lubang Lapik Arca Jambu
Sebelum saya ubah, saya sebenarnya ragu... ini Yoni atau lapik. namun setelah mendapatkan informasi bahwa diduga kuat ini Yoni. Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah dimana lingga berada? 

 Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu
Semoga, akan ada pihak terkait (bukan mafia kolekdiol) yang bisa nguri-nguri Situs ini, saya dan beberapa kawan dengan senang hati siap tenaga…  karena saya menduga… gumuk ini menyimpan banyak misteri…. Apalagi (dugaan saya) informasi tentang langgar bubrah, trus bagaimana bentuk badan Yoni ini juga bikin kepo, alias penasaran….
Pemandangan di Gumuk 'Langgar Bubrah' ini menakjubkan... 
 Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu
Makasih Mas Seno,
Mas Seno di Gumuk Makam Mbuyutan Jambu
Karena waktu berbuka puasa hampir tiba, akhirnya kami pulang. Sebenarnya saya berniat mampir di Pak Nanang, Sementara Mas Seno Langsung Pulang. Namun saat lewat rumah beliau, belum nampak. ya sudah, keinginan berbuka Bakso, lanjut di Jebles gunungpati, 2km sebelum sampai rumah. 
Bakso Jebles Gunungpati
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
ssdrmk di  Yoni situs Makam Mbuyutan Jambu
#hobikublusukan
nb:
ada Makam Kuno pula di sini... benar benar kuno, Halo Mas Age.... barangkali bisa ditelusuri ulang...


 di Gumuk ini, 'langgar Bubrah" adalah komplek makam kuno yang konon sudah lagi tak terurus.

Menengok Sejenak Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen

Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen

Kamis, 24 Mei 2019. Beberapa bulan lalu, pak Nanang memberikan titik koordinat watu lumpang yang berukuran cukup lumayan. "Pulang dari rumah teman, tak sengaja lihat watu Lumpang ini", kata Pak Nanang waktu itu. Saya kemudian menyimpan di database destinasi tersebut. Sementara, hari ini seperti yang kami rencanakan beberapa waktu lalu saat penelusuran ke Petirtaan Gonoharjo, jadwal kami adalah reresik sebuah situs di daerah Jambu. Beberapa rekan sudah bersedia, bahkan seorang pamong budaya serta satu jupel candi juga tertarik turut serta.
Saya pribadi malah 5 hari lobi 'istri', untuk blusukan sekalian bukber. Yang diluar dugaan acc tanpa syarat, alias lampu hijau. Dan sepertinya rencana akan berjalan lancar seperti harapan kami.
Namun, bagai petir menyambar ... Satu screenshoot dikirim lewat WA ke saya, pak Nanang menambahi pesan. "Gawe Reresik dibatalkan", gara gara situs tersebut ternyata keduluan orang membersihkan. Walaupun sebenarnya tidak secara tuntas, dugaan saya dibersihkan hanya untuk melihat penampang atas....  Saya gelo sekali, bagaimana tidak.... Rencana gawe Reresik batal, benda cagar budaya itu urung dibersihkan.
Karena saya terlanjur membuat planning, anak juga sudah dirumah rewang,  saya menguatkan hati untuk mencari destinasi alternatif yang bisa saya telusuri sendiri. Karena pak Nanang sepertinya saking gelo ne, beliau melampiaskan dengan  berburu di alas gunung, (saya tahu setelah ketemu istri beliau) dan tak merespon  WA saya.
Saya juga mencoba WA mas Seno, barangkali bisa jadi guide namun karena WA masih down (efek pendemo tak mau ngaku kalah=maksa harus menang) nampaknya tak terkirim.
Awalnya mau nekat lintas antar kota : Candi Bongkotan Wonosobo, yang sudah lama sekali saya impikan, namun sampai di Karangjati ada ragu dalam hati saya, sadar diri dengan kondisi fisik, slogan "Ngelih-Ngelak .... Wani!", saya kesampingkan dulu, akhirnya saat berhenti di SPBU Galpanas isi Pertalite, kemudian saya malah teringat titik koordinat yang diberikan pak Nanang. Jadilah memantapkan hati yang dekat saja.
Dusun Klowoh Lemahireng, Bawen
Untung sisa kuota kasih bisa berikan petunjuk arah di Gmaps. Saya ikuti panah dalam peta..., Sampai kemudian masuk di gerbang dusun Kluwoh Desa Lemahireng Kec. Bawen.
Dari kejauhan, Watu Lumpang sudah terlihat...
Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen
Tak ada cerita yang saya dapat hari ini tentang watu lumpang ini, selain asal mula ditemukan oleh pekerja proyek perumahan tersebut. Kemudian beruntungnya, alat Beghu yang mengangkat tak meremukkan watu Lumpang ini. Apresiasi tinggi, saya sampaikan kepada Pimpro Perum Punsae 3... Yang masih peduli dengan memindahkan ke lokasi yang sekarang.
Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen
Tinggal pihak desa yang ditunggu gerakannya. Watu lumpang ini bisa menjadi tetenger, sumber sejarah desa. Watu Lumpang pada masa lalu menjadi bagian tak pisahkan dari kehidupan religius masyakarakat. Salah satu fungsi lumpang digunakan sebagai sarana ritual menyiapkan sesaji untuk persembahan kepada para dewa-dewi. Lekat di daerah yang agraris. Subur.
Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen
Dan yang paling memungkinkan untuk menangani ya pemdes dengan seluruh sumber daya yang ada termasuk Anggaran.
Saya berkhusnudzon saja, ketika Pimpro menaruh Watu Lumpang ini tepat dipinggir jalan dusun, tepat di jalan masuk bakal perumahan (Saat saya kesini masih tahap meratakan tanah). 
Tujuannya pasti ingin menarik perhatian, barangkali pihak terkait berinisiatif merawat benda cagar budaya ini. 
Atau malah pihak pengembang akan menjadikan semacam tetenger (=baca ‘monumen’) yang bisa menjadi ciri khas perumahan ini. semoga..
Terlihat lumayan besar, dan tebal Watu Lumpang Klowoh Lemahireng ini, dan relatif kondisinya masih baik. Tak berlumut, menandakan baru saja diangkat dari dalam tanah.
Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen
Seperti Watu Lumpang yang berada di Tambakboyo Ambarawa, warga bersama-sama membangunkan khusus tempat yang layak, didekat pos kamling warga dengan taman minimalis. Ini Gambar dari Watu LumpangTambakboyo, ijin model... (semoga beliau berkenan... apa kabar kawan?)
Watu Lumpang Tambakboyo Ambarawa
Tapi, lumayan lah ketika warga masih peduli. Semoga pihak pengembang perumahan Punsae 3 ini bijaksana….
Watu Lumpang sangat mencolok,
Tapi tentu saja warga kebanyakan pasti tidak sama seperti saya/ kami para pecinta situs… Namun Harapan kami tetap ada pihak yang nguri-uri…
Semoga ada pembaca yang tahu legenda, mitos atau kepercayaan warga tentang Watu Lumpang ini dan berkenan berbagi kepada saya, agar bisa saya bagikan lewat kisah sederhana ini...
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Watu Lumpang Klowoh, Lemahireng Bawen
Sampai ketemu di perjalanan selanjutnya,
#hobikublusukan
Nb :
Esok paginya saya ternyata kesini lagi… Setelah acara, saya janjian dengan Mas Eka Budi, pemilik Blog sesama Pecinta Situs : Ini Link Naskahnya.. https://jelajahkarungrungan.blogspot.com