Tampilkan postingan dengan label Dewa Siwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dewa Siwa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 September 2019

Anjangsana Komunitas Dewa Siwa ke Kendal dan Batang : Kendil Wesi dan Pecud

Anjangsana Komunitas Dewa Siwa ke Kendal dan Batang : Kendil Wesi dan Pecud 
       Sabtu, 28 September 2019. Ide Blusukan Silaturahmi Komunitas sebenarnya sudah sejak lama. Beberapakali rekan komunitas inisiatif pribadi berkunjung ke komunitas lain. Namun memang belum secara ‘resmi’ diagendakan. Dalam obrolan dengan Pak Nanang Klisdiarto tanpa sengaja saat relokasi “Bathara Gana Pondansari” beberapa saat kemarin, tercetuslah ide ini…. 
Saat Ide Anjangsana Muncul :
    Segera kami berkomunikasi dengan Mas Fikri, ‘Pecud’ Komunitas di Kendal. Awalnya kami berencana sesederhana mungkin dengan rombongan seadanya pula. Juga dengan destinasi seputaran Kendal saja. Tak harus peninggalan monumental… Watu Lumpang pun cukup bagi kami… yang penting adalah esensi dari silaturahmi itu…. 

      Tapi kami tetap harus manut dengan tuan rumah (Mas Fikri), yang ternyata beliau mengkondisikan 2 komunitas yang di ikuti beliau : Kendil Wesi dan Pecud (Pecinta Cagar Budaya Kendal-Batang-Pekalongan)…. 
  Pak Nanang tak mau kalah mengajak komunitas Exsara Unnes (Ekspedisi Sejarah), juga mencoba mengajak komunitas Klaten Herritage. Walaupun pada akhirnya Pak Yoan berangkat atas nama pribadi...heheheh, dan ini adalah kolaborasi 5 komunitas. Sebuah upaya menyatukan visi pecinta situs dalam ikhtiar melestarikan Cagar Budaya… semoga harapan kami tak terlalu tinggi… hehehhe. 

       Beberapa persiapan kecil juga kami lakukan, seperti produksi merchandise, MMT dan koordinasi keberangkatan. Titik kumpul kami tetapkan di pertigaan Boja (pertemuan Jalur Limbangan-Semarang-Boja, dekat dengan Makam Pahlawan. Sesuai perjanjian kami kemudian start dari Boja jam 9, perjalanan sedikit tersendat dengan adanya pengejaan cor Jalan di Jalur Boja-Kaliwungu. 
     Awal keberangkatan kami, prediksi peserta dengan 5 motor : Saya, Mas Age Bersama Mas Beny, Mas Ardi bersama Bintang, Mas Seno dengan Pak Mustain Pak Nanang, Pak Yopie. Juga 1 mobil : Pak Yoan, Bu Nanang K, Mas Eka Budi dan bu Shanti : jumlah 13 orang. Karena Exsara sampai detik terakhir mungkin memilih untuk langsung ke rumah Mas Fikri…yang kami tetapkan memang menjadi titik awal Kegiatan.
Kumpul di Pertigaan Boja : Anjangsana Komunitas

      Di sepanjang perjalanan, pelan-pelan kami susuri jalur alternatif Boja Kaliwungu ini. Walaupun kemarau membuat gersang pepohonan, namun suasana masih sejuk…semilir angin tetap terasa menyegarkan…. 

     Dan tiba-tiba Mas Age Kharisma, memberikan tanda untuk kami berhenti ….. 

      Surprise ! Lapik Sajen Magelung
Lapik Magelung Kendal

     Berada Di Pinggir Jalan raya Boja - Kaliwungu Kabupaten Kendal Selengkapnya di Naskah tersendiri….. : Link  mampir di Situs Magelung kaliwungu

      Merasa cukup kami kemudian melanjutkan perjalanan. Kejadian lucu tapi 'mesakke', terjadi saat kami menuju rumah mas Fikri yang dipandu dari shareloc... Gang ditutup karena ada orang punya hajat... Eh ada seseorang yang memberi tanda untuk mengikutinya. Kami pikir orang ini adalah rekan komunitas mas Fikri yang tahu kegiatan kami. 
      Dengan PD-nya satu motor didepan saya (kalau tidak salah mas Ardie) ikut masuk gang, otomatislah saya ikut, kebetulan saya dengan jarak terdekat, sementara motor lain cukup jauh. Tapi.... Orang itu dengan agak kaget, bingung sekaligus mimik muka akan tertawa bilang...  "Njenengan lurus saja, jangan ikuti saya".... Saya terbengong dan langsung putar haluan. Tentu dengan diiringi tertawaan motor lain. Hahahaha.




 
         Sesampainya di rumah Mas Fikri, tawa kami langsung pecah.....


   Setelah beristirahat sejenak, beramah tamah dan menikmati hidangan ... kami kemudian melanjutkan perjalanan destinasi 2 (link kisah selengkapnya ): Candi Boto Tumpang 1
Candi Boto Tumpang 1 Kendal
    Menuju Destinasi ke 3, Candi Boto Tumpang 2. Masih di Dusun yang sama yaitu Dusun Boto Tumpang. Perjalanan dengan jalan kaki tak terlalu jauh. Kurang dari 5 menit sampailah kami.
      Masih di pandu oleh mas Fikri, 
Anjangsana Komunitas si Candi Boto Tumpang 2
    Candi Boto Tumpang 2, kalau saya menduga mirip dengan Kompleks Candi Batu Jaya di Karawang. Mungkin pula sejaman.
    Untuk detail cerita di Candi Boto Lumpang klik saja Link : Candi Boto  Tumpang 2.  Foto bersama :
Anjangsana Komunitas di Candi Boto Tumpang 2 Kendal
    Perjalanan Berlanjut, Kali ini menuju Kabupaten Batang. Khusus Situs Petirtaan Balekambang saya tak menulis ulang, karena sekitar tahun 2016 saya dan rekan lintas Batas (Lek Sur, Lek Trist) pernah menyambangi Situs Balekambang yang elok ini. Walaupun saat ini banyak sekali perubahan. Seperti saat ini banyak penjual makanan, Struktur Batuan yang dulu masih terpisah, saat ini sudah tertata rapi. Dan yang paling membedakan adalah adanya jalan yang bisa dilalui kendaraan roda 2. Beda dengan saat kami kesini tahun 2016. Kami harus menyusuri rel kereta api dengan naik motor. Sensasi menakutkan bila Kereta lewat plus suara tlakson kereta yang cukup membuat telinga harus kami tutup karena terlalu dekat (deg-deg an takut)
       Sambil menunggu rekan-rekan lain mengeksplor, saya bisa ngopi dan udud. Beristirahat sekaligus mengenang  nostagila perjalanan saya tahun 2016. 
     Acara Anjangsana Komunitas, puncaknya kami acarakan di Situs Petirtaan Balekambang ini. Sederhana, beralaskan tikar & deklit kami berkumpul untuk tukar pengalaman, sharing, dan ngobrol santai ngalor ngidul, tak kalah penting adalah perkenalan. Walaupun mungkin karena saking banyaknya banyak yang lupa namanya. Bayangkan saja lima komunitas bersatu, meriung bersama tanpa sekat... belum yang independent.
Anjangsana Komunitas Dewa Siwa : Balekambang Batang
       Setelah itu, kami makan bersama. Gudeg buatan Ibu Wahyuni, dan beberapa makanan pelengkap lain dari donatur. 



      Untuk makanan - minuman di acara Anjangsana ini berasal dari gotong royong dari rekan-rekan yang ikut kegiatan ini. Beberapa dokumentasi guyub rukun  Anjangsana Komunitas.
Add caption
         Behind the Scene foto diatas,
Maturnuwun yang mengambil momentum ini

    Foto Bersama di Situs Petirtaan Balekambang
Anjangsana Komunitas di Situs Balekambang
    Penelusuran berlanjut ke Candi Balekambang yang baru saja di teliti oleh Arkeolog Perancis : Veronica DeGroot.  Jarak Kurang dari 100m. Link Naskah detail di : 
Link Candi Balai Kambang
    Setelah itu destinasi selanjutnya..... Arca Ganesha Tersono Batang. Namun sayangnya jam sudah tidak memungkinkan bagi saya. Jadi saya pulang duluan.
     Namun tetap saya ambilkan dokumentasi saat rekan-rekan lain di lokasi. Arca Ganesha Tersono,

      Foto Bersama

      Bapak Bhabinkamtibmas Pejaten Batang turut serta mendampingi Penelusuran Anjangsana Komunitas,
Bapak Heri Prasetyo, Bhabinkamtibmas yang mendampingi Anjangsana Komunitas penelusuran di Arca Ganesha Tersono 

…..Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 

       Sampai Ketemu di Penelusuran Bersama Berikutnya, Juga nantikan silaturahmi ke komunitas lain..... 



#hobikublusukan
Link Rangkaian Destinasi  Anjangsana Komunitas :
Link Utama---- Seluruh kisah tergabung---- , PerDestinasi
4. Situs Bale Kambang (saya kesana berapa tahun lalu)
6. Arca Ganesha Tersono

Jumat, 22 Maret 2019

Watu Lumpang Dusun Tegal Dlimas Sumowono : Bonus Festifal Gedongsongo 2019


Festifal Gedong Songo 2019

       Jumat, 22 Maret 2019. Cerita blusukan kali ini, saya awali dengan sebuah cerita dari keikutsertaan Komunitas Dewa Siwa dalam Kegiatan Festival Gedong Songo 2019. Sebagai pengingat bagi kami, sekaligus memberitakan kiprah Komunitas Dewa Siwa, alangkah baiknya saya bagikan detail segala hal yang sempat saya rekam. Mulai dari poster kegiatan, dan denah stand :

Rapat persiapan.
Setting stand Dewa Siwa, saat malam dingin berkabut.

juga beberapa situasi stand pada saat pameran, 



dan tak terlupa adalah saat beres-beres di hari terakhir.
      Saya sendiri, penuh liku-liku untuk kegiatan ini. Mulai dari Istri yang berada di Jakarta selama 2 Minggu (otomatis momong 2 anak), kemudian selama 3 hari sayapun dapat tugas mengikuti Bintek di Magelang selama 3 hari (20-22) pas hari H-1 dan sampai penutupan. Walhasil, resiko tetap saya hadapi. Pergi Pulang selama 3 hari Magelang-Ungaran-Gedong Songo tetap saya lakukan. Walaupun dapat dibayangkan bagaimana remuknya badan… namun resiko ikhlas saya tanggung. (Maaf saya tak bermasud apapun saat nulis kisah ini—hanya sebagai pengingat saya pribadi untuk dimasa yang akan datang). Quote yang saya pilih sebagai penyemangat … “Banyak orang memilih menikmati hasil dan abai saat dibutuhkan dalam proses”.
 Walaupun ditengah keterbatasan SDM yang bisa turut serta guyub rukun gotong royong ‘merias” stand tapi ‘show must go on’…, menurut pandangan saya kegiatan ini merupakan ‘humas’ bagi Komunitas Dewa Siwa untuk menunjukkan kiprahnya dalam usaha turut serta melestarikan situs Cagar Budaya dengan cara unik.. yaitu blusukan situs… --- = edukasi langsung ke masyarakat di sekitar situs adalah hal yang paling saya sukai.
Hari Jumat, hari terakhir pameran sekaligus kukutan stand. Saya ngajak kedua anak. Niat saya sekaligus piknik candi sambil momong, tapi ternyata sampai dilokasi (dapat kabar dari WA Grup, semua materi pameran sudah diberesi oleh Mas WI_yono (saya baru face to face ketemu hari ini). Setelah parkir saya kemudian ke toilet mum dulu, dalam perjalanan melewati kantor BCB Gedong Songo, ada panggilan… namun ku abaikan… soalnya fokus saya toilet. 
Apalagi sekilas dalam pandangan saya tak ada yang saya kenal.  
yang terlihat asing itu adalah mas Seno dengan potongan cepak ala tentara… hehehe. Selain mas Seno, Ada Pak Nanang Mas Wiyono dan Pak Ngatno dari BCB Gedongsongo. Singkat cerita saya gabung dan ikut obrolan seru.
Saat sepakat pulang, eh kami ditawari blusukan Lumpang Twins di dekat rumah beliau… tanpa berpikir saya menyahut. 
Wani… walaupun cuaca mendung gelap menggantung dilangit… namun slogan yang dulu pernah ramai di Komunitas Dewa Siwa “Udan tambah edan, banjir ora mlipir”, masih tersisa dalam benak kami.
Dari Candi Gedong Songo, kami kemudian menuju daerah didekat rumah Pak Ngatno.
Kalau tidak salah daerah Tegal Dlimas, dimana dekat pula dengan rumah Pak Mustain di Watu Gandu Sumowono.
Watu Lumpang Dusun Tegal Dlimas Sumowono
Berada di bawah rimbunan bambu berjalan kaki menuju lokasi yang kami tuju melewati sawah warga (yang ditanami sawi).
Watu Lumpang Dusun Tegal Dlimas Sumowono
Karena rumput sangat lebat, sempat mbabati  dulu karena rumput benar-benar tinggi. 
Untung Pak Yono tadi sempat meminjam sabit dari tetangga yang beliau temui. 
Akhirnya kami temukan juga, yang memang sebelumnya tertutup rerumputan.
Dua Lumpang berdekatan,
“Dulu sebenarnya ada 3 watu lumpang, namun yang satu hilang (sudah cukup lama)”, cerita Pak Yono kepada kami.
Keunikan watu lumpang di Dusun Dlimas Sumowono ini adalah salah satu watu lumpang berbentuk yang oval.
Watu Lumpang Dusun Tegal Dlimas Sumowono
Mohon maaf bagi para sahabat yang meluangkan waktu membaca cerita blog kali ini. 
Karena beberapa HP yang turut serta blusukan baterainya habis… waktu juga mulai malam, ditambah mendung gelap sehingga beberapa gambar nampak tidak jelas… semoga dilain waktu saya bisa kembali dan mengulangi kembali. 
Agar sahabat bisa menikmati dua watu lumpang ini lebih detail.
Hujan mulai deras saat kami putuskan untuk berpamitan. Namun sebelum berpamitan saya teringat undangan dari pak Mustain, hari ini di desanya ada ‘sadranan’, banyak makanan katanya… 
Walhasil saya dan pak nanang tetap mampir sementara Mas Seno dan Mas Wi pulang dengan tak gembira karena di Hape ada miscall beberapakali (terciduk, walau disembunyikan saaat menerima = jelas terlihat ekspresi mereka berdua… eh jadi teringat sama Mas Dhany, salam keset.. hhehe. 
Apa kabar mas? Lama ga kelihatan/... pertemanan di FB dihapus ya? Kesete gatel e tenanan po? Hehehhe
Pesta sadranan di rumah  Pak Mustain… Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat blusukan hari ini.. tanpa kalian hari ini takkan ada cerita untuk blog ini…
Walaupun sebenarnya ada rasa mengganjal, saat di Gedong Songo… lewat naskah ini saya bener-benar bertanya… apakah tukang parkir Gedong songo memang dilatih ketus? Hehehe. 
3 kali parkir (3 hari berurutan) 20-22 maret 2019 dengan 3 kali orang berbeda ketus semua… hehhe. 
Padahal saya ya gak minta karcis juga… semoga kedepan bisa ramah plus dikasih karcis… heheh. 
Watu Lumpang Sumowono 
Salam Pecinta situs dan watu candi.
Watu Lumpang Dusun Tegal Dlimas Sumowono
#hobiku blusukan

Minggu, 23 Juli 2017

Blusukan Syawalan 1438 Komunitas DEWA SIWA : catatan Perjalanan

Poster Blusukan Syawal 1438H by Wahid Cahyono
     Minggu, 23 Juli 2017. Kegiatan bertajuk "Blusukan Syawalan 1438H" ini adalah gawe dari Komunitas Pecinta Situs dan Watu Candi DEWA SIWA yang rutin diadakan. Penelusuran rame rame para anggota komunitas. Didahului dengan rembugan  destinasi oleh Tim kecil, didapatlah 11+ situs di area Boja Kabupaten Kendal. Yang tentunya pada masa itu mungkin tak ada sekat batas wilayah karena masih satu wilayah kerajaan kuno di masa Hindu Klasik.
     Setelah pengumuman dibuat, kali ini kreatif si pembuat poster "Dengan konsep natural hasil inkripsi", kata Lek Wahid. Padahal kami yakin penyebabnya bukan itu, haghahhag... Kumpul di Rumah rekan Anggota komunitas yang memang rumahnya di area Boja mas Beny. Jam 8 pagi, Walaupun pada kenyataannya, waktu memang belum bisa kami kalahkan.... hahahha... Dengan korlap Mas Imam alias Raden Naya Genggong.
     Dengan inisiatif beberapa rekan, janjian dan memilih rute sendiri sebelum kumpul di rumah mas Beny, saya juga menawari bagi yang memilih rute lewat Gunungpati, saya persilahkan transit di rumah saya. Kemudian mampir di Yoni Pragulopati
Dan Hari H
     Jam 8 pagi lebih 20 menit bu Noorhayati asal ambarawa muncul di rumah, kemudian disusul Mas Romi yang berdomisili di Mranggen Demak. Beberapa saat menunggu rekan lain; Eka WP Ungaran... yang beberapa saat kemudian Ternyata putranya meriang disusul istri dan ibu nya, sehingga mengurungkan keikutsertaan, semoga cepat sembuh kang..., beberapa rekan lain belum ada kabar.
     Karena sudah siang, kami memutuskan untuk berangkat menuju titik kumpul. Kali ini saya formasi lengkap ; saya istri dan kedua anak (apa boleh buat, tak enak rasanya liat ekspresi si kecil jika ditinggal dan dititipkan, walaupun nanti terlihat paling rempong). Dari rumah, sesuai janji saya mampir dulu ke situs Yoni Pragulopati.
di Pragulopati : Romi dan Noorhayati
     Detail ada link di naskah ini : Situs Yoni PRAGULOPATI.
     Dari Situs Pragulopati, arah menuju Rumah mas Beny sama dengan arah menuju wisata berkuda Santosa Stable.  (--- dan Beberapa situs link 1 dan 2) yang menjadi destinasi kali ini.
selfi by Bu Noorhayati
di apit Istri saya dan istrinya Mas Hendrie
      Kurang dari 15 menit kemudian kami sampai, yang ternyata kami adalah rombongan pertama.
yang duduk di luar rumah : Istri mas Hendrie
foto by suryo
    Sambil berbincang dan menghabiskan sajian, selfie dulu, request bu Noorhayati.

     Personel yang bergabung, setelah itu sekaligus berturut turut datang ke rumah mas Beny : Saya+, Mas Romi, Bu Noor hayati, Mas Hendri+, Suryo Dona, Mas Imam, mbak Derry+. (+ berarti dengan keluarga)
Belakang : ben, Derry, Jagad, Suryo, Romi, Hendri, nafis, Imam, Saya, maria, Bhumi
foto by istrinya Mas Hendrie
di Depan Rumah Mas Beny
     Sepengginang waktu, kemudian kami memutuskan untuk memulai blusukan sambil memantau jalur komunikasi barangkali lek Wahid dan lek Trist serta yang lainya ada  menyusul :
Destinasi 1 :
     SITUS CANDI SURINGGONO alias Waktu Pande. Saya hanya akan menyajika kisah blusukan lebih banyak dengan gambar. Untuk detail lokasi dan sebagainya klik link nya ya.... (soalnya sudah secara pribadi saya kunjungi).
Menuju Watu pande ; Beny, Noorhayati, Romi, Derry, Imam dan Suryo : foto by Beny
     Sementara rekan lain dengan gagah berani, melalui medan terjal Saya dan keluarga serta mas Hendri menyerah, dan menunggu di bawah. 
    Kalo saya jelas motor tak akan mampu plus momong 2 bocah tak tega rasanya ninggal istri handle sendiri. 
     Kalo alasan Mas Hendrie... hmmmm.  Tanya sendiri.... wkwkwkw.
     Di Situs candi Suringgono, yang menuju lokasi ; Mas Beny + , Suryo Dona, mas Imam, Mas Romi, Mbak Derry+.
Motornya Suryo Dona
     Hot pic.... entah apa maksudnya motor blusukke di lubang tengah jalan berlumpur. 

"Mungkin dia lelah"



Bu Noorhayati








ini apa lagi, selfie njuk kon pie? ga ngrewangi malah ceria senyumnya... liato ekspresi jaket biru : suryo dona ?







Yang sampai Watu Pande, 
Belakang : Imam, Suryo, Noorhayati, Nafis, Romi, Gilang, Derry.
Selfie by Beny
di Situs Watu Pande
Sementara saya : 
Istri, Bhumi dan Jagad



















judulnya Bahagia itu sederhanya 

Lanjut,
Destinasi 2 :
     YONI SITUS PASIGITAN, kali ini  saya+ tak mau ketinggalan, kemudian Mas Hendri, Mas Imam,  mba derry+, Mas Beny+, Mas Romy+, bu Noorhayati.
Selfi by Beny, Posisi Belakang : ki-ka Gilang, Jagad, Noorhayati, Romi, Hendrie
with tongsis : Beny,
DepanImam, Suryo, Derry, Nafis, Saya
     Tak ada kejadian iconik di sepanjang jalan menyusuri pematang sawah walau salah satu dari kami biasane nyemplung, ngglundung, atau sejenisnya. Padahal saya sudah on shoot camera ... dan ini yang menyebabkan baterai hp saya mati. 













Yang saya dapat cuman 2 foto itu 

Destinasi 3
     YONI KLIRIS, sayangnya dilokasi ini Mas Hendrie+ harus pulang menyudahi blusukan rame2 ini, karena panggilan pak lurah katanya saat berpamitan dengan Suryo Dona,  "sayang mas... padahal +nya njenengan belum akrab dengan watu... belum addicted"
Yang Moto gilang, di Yoni Kliris : Berdiri  ki-ka : Noorhayati, Suryo Dona, Romi, Imam
Duduk : Jagad, Saya-Istri dan bhumi, Beny+nafis
     
     Di sini pula kami, dapat kabar dari seberang, lek Wahid urung ikut serta karena anake rewel minta ke situs bermain, ... ke Taman Unyil Ungaran, padahal katanya sudah rencana menuju Rumah Mas Beny.. Yach... si pembuat poster kreatif itu tak ikut. 
      Beberapa kecewa namun memahami... karena anak e ki mesti dikon mboke... lha po wani vs mboke? Nasib mu lek....  wkwkwkkw.




hot pic,  
Gilang, derry, Beny, Noorhayati, Suryo, Romi, Imam
di Situs Kliris
     Kumpul, ngemil dan istirahat bareng, sunggung suasana yang bikin kami sering merindukan kebersamaan.

lanjut, 

Destinasi 4
 Beny, Nafis dan Imam di Masjid Tambangan : foto by Imam
     YONI TAMBANGAN, Yoni yang teraniaya . Bagaimana tidak cermat dirusak, penumpang atas di semen, di cat dan alih fungsi untuk pasang bambu lampu penjor (hias). Mungkin itulah penyebab mengapa tak ada satupun dalam pantauan saya yang berfoto dengan Yoni ini. 
     Kecewa pastinya, laper mungkin atau malu bisa juga. Saat di sini memang banyak orang. Tapi apa iya cah DS jika sudah ketemu watu candi masih tahu dimana malu itu berada????

Lanjut,
Destinasi 5
     YONI CANGKIRAN, saat rombongan datang yoni cangkiran terkunci gerbang. Namun pertolongan ajaib datang dari rumah di depan situs. "Yang bawa kunci rumah depan sana mas", tunjuknya. 
Romi selfie dengan 2 anak kecil yang membantu kami
    Dua orang anak,kecil tersebut dengan bu Noorhayati yang tampil terdepan meminjam kunci. Soalnya yang lain sudah yakin kemampuannya... pasti dipinjami lah. 
     Karena kebaikan tersebut, saya memutuskan untuk masing-masing satu striker kebanggaan : DEWA SIWA, yang tanpa saya diduga langsung ditempel di kaca rumahnya : terlihat difoto selfi mas Romi.

Ssdrmk : direbut Bhumi
Maaf ya saya foto disini.

berdiri ki-ka : Beny, imam, Gilang, derry, Suryo
duduk ki-ka : Romi, Nafis, Maria, Jagad, Saya, bhumi,  adik lokal, Noorhayati
di Situs Cangkiran
     Berfoto di sini dulu, dibantu salah satu adik tersebut...
Dhany Putra
     
     Saat kami keluar gang dan menunggu Pak Yopie, eh juragan keset datang... : Mas Dhany+. 
      
     Karena mas Dhany datang tepat didapatkan akan melanjutkan perjalanan, kami mendapuk Mas Beny untuk menemani kembali ke Yoni Cangkiran, sementara yang lain melanjutkan perjalanan.

"Nasibmu Mas, Hanya Melihat dari luar... tapi lumayan lah dapat menyentuh cerat ...."


















Destinasi 6
     YONI KARANGMANGGIS, beberapa kali kesini mungkin yang menjadikan empunya rumah sangat ramah kepada kami, dimana yoni berada di halaman. Tambahan crew datang satu lagi, sugeng, pripun kabare pak Yophie, beliau senior yang penuh semangat. Masih Pakai seragam, dan konon setelah blusukan akan kerja lagi. wow., semangatnya 110%.
ki-ka ; beny, Dhany, Derry, Romi, Gilang, Suryo Dona, Noorhayati, Nafis, Yophie, Saya dan Imam : foto by beny 

Derry Aditya : di yoni Situs Karangmanggis
      Hot pic, ternyata tak bisa menahan lapar beliau, hmmm Gilang anake makan kripik singkong, (tertutup sebagian siku) sementara mbokne makan nasi ayam... tega banget..wkwkwk : 










lanjut, 
Destinasi 7
     SITUS CANDI NGLIMUT, situs yang hampir 95% ini tertutupi lumut tetap menarik hati bagi kami.


Lanjut,
Destinasi 8
     PETIRTAAN GONOHARJO, awalnya destinasi terakhir atau puncak tujuan Blusukan Syawalan 1438H ini adalah Candi Argosumo berbonus Air Terjun. Namun kenyataan tak mampu dipungkiri. Ternyata mayoritas dari kami tak mampu.
Berendam di Air Panas
     Akhirnya kami sepakat untuk merevisi tujuan kami, petirtaan gonoharjo. Dalam perjalanan, mbak derry walau sudah sepertiga jalan ternyata balik arah. Mungkin takut kaki bergerak tak terkontrol akhirnya menggelundung... mungkin lo ya. 
      Soalnya saya tak tahu alasan yang sebenarnya.
      Jadilah hanya beberapa yang bertahan di destinasi akhir ini. Saya+, Mas Beny+, Mas Imam, Pak Yophie, Suryo Dona, Gilang anaknya mba derry,  Mas Romi dan Bu Noorhayati.











SALAM PERADABAN.
     Saatnya mengakhiri.... bukan berapa situs tujuan kami... tapi keluarga menjadi muara misi kami. SALAM nyandi.
wajah lempoh
belakang : ki-ka, Dhany, Beny, Derry, gilang, Yopie, Saya, Suryo Dona
Depan,  Noorhayati, Nafis, Imam, Romi

Jagad di boncengke Suryo Dona : Matursembahnuwun
Nb : 


  1. Ada satu lagi keluarga dewa siwa yang pada saat hari H tak ada kabar kenapa tak ikut....padahal beberapa hari sebelumnya semangatnya nggegirisi.. semua merindukan dia.... maksud saya teh kotak nya..... haghaghag.
  2. Saya melalui catatan ini mengucapkan terimakasih kepada Suryo Dona... yang sudah ikhlas saya repoti untuk mboncengke jagad. Semoga kebaikanmu dibales yang kuasa lek...
  3. Trimakasih juga kepada Mas Romi, selama berendam sudah berkenan Momong si cilik tapi gendhut Bhumi 
Bumi digendong Mas Romi





---Tamat.---