Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri yoni bangak. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri yoni bangak. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 November 2017

Menapaki Jejak peradaban masa silam di Makam Handayaningrat

Arca Durga di Makam Handayaningrat
          Kamis, 23 November 2017. Cerita ini sesungguhnya tak kami rencanakan, blusukan kemudian ini sejatinya hanya 6 situs, 3 lek  Sur jadi guide, sisanya gantian saya yang jadi petunjuk arah.  Yang pertama YoniSitus Recosari, kemudian Lapik Situs Recosari, yang ketiga Candi Musuk, keempat Candi Kragilan, selanjutnya di Yoni Warna warni Jetis, Bangak dan terakhir di Yoni Situs Karangkranggan Bangak Boyolali. Di dua situs terakhir tersebut, kesempatan saya membuat video blusukan. Dimana penelusuran setahun lalu memang belum membuatnya.
            Video amatir Yoni Warna warni : 


Video Amatir Yoni Karang :


     Sebelum bertandang kerumah Mas Yogga, sebenarnya ingin mampir ke lokasi dimana ada Yoni dengan 2 lubang di penampang atasnya, namun ternyata lokasi tersebut terkunci rapat (di pengging). Akhirnya kami langsung menuju rumah beliau dengan melewati Yoni Mie Ayam Pleret Pengging
    Singkat cerita, setelah bertukar kabar baik, ngobrol ngalor ngidul, Mas Yoga menawari kami untuk mampir ke makam Handayaningrat. Mumpung belum hujan katanya. Memang awan pekat menggantung di langit menunggu jatuh saja.
    Dari rumah mas Yogga, (karena keluar masuk gang saya tak mampu mengingat, hubungi saja beliau….hehehe), kira-kira 10 menit kemudian sampai. Destinasi kali ini terlihat dari kejauhan sebuah pohon yang sangat besar, ya… makam ada di bawah pohon tersebut.
       “Ada arca Durga Mahisasuramardini  di dalam area makam”, jelas Mas Yoga. Sesaat kami tiba, warga (seorang nenek), menawari kami bunga mawar untuk nyekar : 10k. Bonusnya kami dicarikan juru kunci yang memang pagar makam tergembok. Saat menunggu inilah, kami berkeliling di sekitar makam, disisi makam ada bangunan peristirahatan para peziarah yang juga dilengkapi bagan silsilah Handayaningrat yang juga adalah menantu Raja Majapahit : Brawijaya V, istri dari Putri Retno Pembayun.
      Kami kemudian bergerak disisi yang lain, yang lumayan rimbun oleh beberapa pohon, ternyata jejak sebuah bangunan masa lalu pernah ada disini, salah satu bukti ya ini, Kemuncak  :
Kemuncak di Makam Handayaningrat
     Cukup lama, nenek tadi mencari juru kunci makam, terus telang kami gelisah, karena angin mulai bertiup kencang dan hujan hanya menunggu waktu saja.
     “Nyuwun sewu nak, wau kulo teng saben”, jelas Kakek juru kunci sambil membuka gembok gerbang makam. “Monggo, Ki Ageng niku (sambil menunjuk sebelah kanan), ingkang sebelahipun ingkang garwa”, jelas beliau.
Dengan berdoa sebisa kami, sekaligus mohon ijin kepada Ki Ageng ingin mendokumentasikan arca durga.
     Setelah selesai, kemudian kami menaburkan bunga mawar ke makam dan beberapa titik termasuk di depan arca Durga yang masih ditutupi kain.
    Kami bertiga, saling berpandangan mata, terlihat jelas kode bahasa tubuh kami semua meyiratkan tak berani untuk minta ijin. Karena kami tahu Arca ini begitu di keramatkan. Namun, kami tetap mencoba mencari cara, karena tujuan kami semata-mata baik adanya. Agar cerita peradaban tak lenyap begitu saja. Semoga terjaga niat kami.
       Tanpa kami sepakati, di waktu yang sempit… akhirnya kami menyingkap kain dan segera menyentuh langsung, senang rasanya bisa melihat hasil olah budi olah karya leluhur.
      Karena kami takut, beberapa foto saya pribadi tak bisa kami lihat, blur semua padahal Lek Suryo saya foto hasilnya oke, plus hanya beberapa saja kami sempat mengabadikan.
     Arca Durga.
Arca Durga
     Kondisi sudah di cat hitam mengkilap.
     Kondisi ukiran tangan lumayan terlihat jelas, hanya kepala arca yang musnah.
Namun perbawa arca ini masih kuat kami rasakan.
Semoga tetap mulia dan lestari,
       Selain adrenalin karena waktu yang sempit (=baca juru kunci tak lihat aksi kami) hujan mulai deras, sederas-derasnya, maka terpaksa kami menyudahi.
     Karena waktupun sudah mulai petang, walaupun hujan sangat deras, tapi kami bertiga sepakat untuk kembali ke rumah Mas Yogga Wahyudi dulu, sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
     Sebelum Pulang, selain dapat blusukan plus, kami juga dapat "cakar bakar super pedass", cocok sekali suasana sore, hujan dan hawa yang dingin… Matursembahnuwun mas Yogga…. 
  
Salam Pecinta Situs Dan Watu Candi

Makam  Handayanungeat

nb :
maturnuwun Mas Yoga....

Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali

Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
          Kamis, 23 November 2017. Masih blusukan lintas kota, urutan keempat setelah Yoni Recosari, Lapik Recosari kemudian Candi Musuk dan sekarang menuju Situs Candi Kragilan. Setelah melewati alun-alun Mojosongo (saat kesini baru tahap dibangun), Lek Sur yang pernah kelokasi ini ternyata lupa. 
       Dari alun –alun kami ambil arah ke kiri gang pertama ambil kiri lagi, namun karena Lek Suryo tak bisa mengingat = kebingungan (entah apa nginjak oyot mimang ya?), akhirnya kami ke warung makan di punggir jalan, untuk menanyakan arah menuju situs Candi Kragilan.
Kampung air Kragilan Boyolali
      “Dari warung ini nanti 500m ambil kiri, melewati wisata kampong air, jalan nanjak kemudian ada makam. Ada jalan setepak di sebelah kanan. Ikuti jalan setapak tersebut kira-kira 200m. 
     Situs ada di gumuk itu. Sekitar tahun 2014 lalu pernah ramai, saat ditemukan pertama kali. Katanya dulu akan ditata kembali jadi candi, tapi saya kurang tahu kok malah tidak jadi”, jelas pemilik warung sambil mengambilkan pesanan nasi rames pesanan saya. 
Dusun Watu Genuk Boyolali
       Agak tenang hati kami karena mendapatkan kepastian lokasi, “Jeh nom kok lalinan”, seloroh saya kepada lek Sur sambil menyantap lahap makanan didepan kami, terus terang kami memang sangat kelaparan. 

     Beberapa waktu kemudian, setelah usai, kami segera menuju arah yang dimaksud sesuai petunjuk. Melewati Kampung air, jalan menanjak kemudian lewat dusun Watu genuk. Tak jauh di batas dusun ada sebuah makam. 
Makam Dusun Watu Genuk
       Didepan Makam / seberang jalan ketemu jalan setapak. Jalur inilah yang harus kami lalui.

     Karena licin dan sebenarnya takut membonceng bila jalan keadaannya seperti ini, saya pilih turun dan jalan kaki saja. Dan ternyata cukup dekat.
    Terletak di sebuah gumuk, secara administrasi masuk wilayah dusun Watu genuk, Desa Kragilan Kecamatan Mojosongo kabupaten Boyolali. 
Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
      Situs ini sangat terkenal di kalangan warga masyarakat, beberapa warga yang saya tanyai berharap secepatnya pemerintah merekontruksi ulang dan menjadikan Candi Kragilan ini destinasi wisata sejarah sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga (saya kaget ketiga seorang petani yang berpapasan saat saya jalan kaki menuju situs, berkata demikian). 
      Di pojokan jalan setapak, yang lokasinya agak terpisah (sisi luar gumuk), ada tumpukan struktur batu candi.
               Masuk area gumuk (bukit kecil) kita akan disambut arca Nandi dan beberapa struktur batuan Candi, 
Arca Nandi Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
       Sayangnya seperti yang sudah - sudah, Arca Nandi tanpa kepala. Musim penghujan, menjadikan kondisi gumuk sangat ‘rungkut’, lembab dan banyak nyamuknya. 
Kemuncak Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
     Terkesan Situs Kragilan ini terbengkalai, tak ada papan peringatan bahkan tak ada penutup biar tak hujan kehujanan panas kepanasaan. 
     Di Sekeliling arca nandi terdapat beberapa struktur batuan candi, satu yang terdokumentasi kamera kami, KEMUNCAK.
      Arca Nandi yang juga merupakan wahana dewa Siwa ini memang satu paket sebuah bangunan suci masa lalu dengan ciri keberadaan Lingga Yoni. Jejak peradaban Hindu Klasih yang diduga peninggalan abad ke 8. 
      Nandi dari belakang ;
Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
    kondisi 
         Juga terlihat jejak lubang penggalian, saya duga adalah jejak eskavasi. kira-kira 15m disitulah bangunan utama Situs Candi Kragilan berada.
Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
        Dibeberapa sumber berita yang saya baca, saat ditemukan oleh warga kemudian dilakukan penggalian (tak ada sumber yang melakukan penggalian). Masih lengkap ada Yoni dan Lingga nya. Sementara saat saya kesini tahun 2017 Lingganya sudah tak ada.
        Yoni Situs Candi Kragilan, close up ;
Yoni Situs Candi Kragilan, Mojosongo Boyolali
      Cerat Yoni, 
Cerat Yoni Situs Candi Kragilan
       Makhluk dewa yang terukir di bagian Penyangga Cerat Yoni;
Yoni Situs Candi Kragilan
        Yoni yang juga dipercaya, sebagai manifestasi Dewa Siwa, yang melambangkan kesuburan, dimana Yoni adalah shakti (istri) Dewa Siwa yang berwujud Lingga. 
      Pada masa lalu, saat upacara disiramkanlah madu, mentega dan air suci di atas lingga, kemudian akan memancar keluar melalui lubang cerat. Air yang keluar inilah yang dipercaya sakral dan digunakan untuk upacara keagamaan atau ritual penyembahan prosesi ibadah hindu klasik. (dari berbagai sumber).
          Beberapa bukti kesimpulan bahwa situs inii dulunya sebuah bangunan, terangkum dalam beberapa dokumentasi saya ini. Dengan segala keterbatasan penglihatan karena lebatnya rumput dan perdu :


      Video Amatir : (SUBSCRIBE ya)

The Partner :
Suryo Wibowo
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Candi Kragilan
        Kami kemudian berlanjut ke 2 Yoni di Bangak Boyolali (gantian guide dan membuat ulang video yang dulu belum saya buat), setelah itu mampir di rekan Komunitas : Mas Yoga, semoga dibonusi situs.... hehehehe
      Bahan Bacaan :

  1. http://www.solopos.com/2015/03/19/wisata-boyolali-situs-kragilan-dinilai-layak-jadi-objek-wisata-baru-586465
  2. https://joglosemar.co/2015/04/situs-purbakala-diduga-kompleks-candi-di-mojosongo-tak-terurus.html

Lapik Arca Situs Recosari Boyolali

Lapik Arca Situs Recosari Boyolali
       Kamis, 23 November 2017. Lanjutan dari Yoni Situs Recosari, kota Boyolali. Masih di Lingkungan Recosari kota Boyolali. Sesuai yang di sampaikan mbah Sadinah, pasangan yoni (dikenal dengan mbah BLuwer (kakung) sementara mbah putri-nya adalah tujuan kami ini. Keluar dari gang ambil kanan sedikit kemudian kiri... hanya berjarak kurang dari 100m sampailah. 
       Mbah Bluwer (eyang putri), dugaan kami adalah lapik arca.
Lapik Arca Situs Recosari Boyolali
      Kondisi sudah dipermak total, di cat ulang warna warni, mengingatkan saya pada Situs Yoni di Bangak masih di Boyolali. Yang rencananya nanti akan mampir pula, gantian guide. Pertengahan tahun lalu (2016) saya kesini dengan Rekan komunitas yang berdomisili di Pengging, di akhir blusukan rencana kami mampir... 
       Saat datang kesini, empunya rumah kebetulan yang kami temui tak paham sama sekali.
       Saat kami mendokumentasi, datanglah seorang bapak yang nampaknya tertarik dengan aktivitas kami, "Ooh Watu itu tinggalan leluhur mas, mbah putri. Dulu banyak patung nya tapi konon dibawa ke Solo". jelas Bapak Slamet.
    Keberadaan Lapik Arca (Mbah Bluwer (kakung), juga Yoni (mbah Putri) patut diduga peradaban Hindu klasik pernah ramai di area ini. Itu pula yang meyakinkan diri saya pribadi tentang asal muasal nama Recosari. Masyarakat menyebut nama Recosari mungkin saja, karena banyaknya arca = reco (bahasa jawa).
Lapik Arca Situs Recosari Boyolali
    Lapik arca berukuran lumayan besar, menandakan Arca yang diatasnya cukup besar pula. Hiasan di bagian atas lapik juga sangat indah, teratai.
     "Dulu di area ini kuburan Belanda mas", jelas Ibu muda pemilik rumah, dimana Lapik ini berada di halamannya. Jika dulunya pernah menjadi kuburan belanda, masa sebelum digunakan  untuk kuburan, dugaan saya tentunya area ini banyak peninggalan. Semoga masih banyak yang terselamatkan dan di Rumah Arca Boyolali.
Lapik Arca Situs Recosari Boyolali

      Berlanjut ke Candi Musuk.
---
      Video amatir :


     Rekan blusukan :
Suryo Wibowo di Recosari Boyolali

      Salam pecinta situs dan Watu candi
SSDRMK di Recosari Boyolali
 all foto by property of Suryo Wibowo

Rabu, 28 September 2016

Yoni Karang Kranggan, Desa Bangak Banyudono Boyolali

Yoni Karang Kranggan, Desa Bangak Banyudono Boyolali
    Rabu, 28 September 2016. Lanjutan penelusuran nekat kali ini. Setelah Yoni Pasar Gladag Solo, Yoni Warna-Warni Bangak Boyolali. Dan masih bersama mas Yogga Wahyudi : Matursembahnuwun mas
   Dari Dsn. Jetis, keluar gang ambil kiri 50m kemudian ada jalan ke kanan ambil arah melewati jalan beton tersebut. Ikuti saja, telusuri sampai melewati jembatan Tol (Semarang Solo --- saat saya kesini baru tahap pembangunan, banyak mobil proyek--- jadi banyak debu dan dump truck yang lalu lalang---)
     Setelah melewati jembatan, langsung saja ambil kekiri, tak sampai 100m .....sampailah kita.

     Dadi cerita yang saya dapat, yoni ini baru saja ditemukan saat pembangunan jembatan tol Semarang-Solo.
   Kemudian atas kesepakatan pimpinan proyek dan warga dusun Karang Kranggan, Kemudian Yoni, lingga dan watu candi serta batu bata jumbo ini dikumpulkan dan diletakkan di depan rumah warga. 
Yoni Karang Kranggan, Desa Bangak Banyudono Boyolali
     Secara Umum Kondisi yoni masih relatif bagus. Lingga juga masih ada. 
     Penggambaran Siwa selain sebagai manusia, seringkali digambarkan dalam bentuk lingga.
      Lingga yang digambarkan sebagai kelamin laki-laki biasanya dilengkapi dengan Yoni sebagai pasanganya. Persatuan antara Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan. 
Lingga Karang kranggan

     Dalam mitologi Hindu, yoni merupakan penggambaran dari Dewi Uma yang merupakan salah satu shakti (istri) Siwa.

      Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga – yang dihubungkan dengan kehadiran candi.

    Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi
Lubang dimana Lingga ditempatkan

     Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 
   Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga.
Cerat Yoni Karang Kranggan
     Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga.
      Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. 
      Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.
alas lingga : perekat di lubang Yoni
     Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. 
     Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka. 
     Dalam ritus dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan, salah satu di antaranya adalah arca. (diolah dari berbagai sumber)

Yoni Karang Kranggan, Desa Bangak Banyudono Boyolali
Batu Bata berukuran besar
     Namun sayang sekali, hanya terpaut kurang dari 3 bulan, (cerita dari mas Yogga. Saat dia datang kesini, Batu bata masih ditumpuk di dekat Yoni, namun sekarang sudah dibuat pagar rumah disepanjang gang ini, sayang sekali.

     Sudah dibuat pagar, dicat juga. Pastinya semakin hilang benang merah pengetahuan generasi mendatang.
Batu Bata jumbo, Karang Kranggan, Desa Bangak Banyudono Boyolali

           Saat kami datang kesini, warga yang sedang nongkrong bingung ketika kami minta ijin ingin mendokumentasikan Yoni... Mereka terbengong-bengong. Saya baru tersadar, dan langsung mengubah dengan watu purbakala. Dari pengalaman itulah.... semakin menguatkan pribadi saya sendiri untuk terus berusaha mengedukasi masyarakat tentang situs purbakala. Salah satunya ya dengan tulisan ini. Mohon maaf bila masih ada banyak kekeliruan, tak bisa detail karena tentu saja keterbatasan ilmu saya, mohon dimaklumi.



 Terimakasih spesial untuk mas Yogga Wahyudi , sudah guide, meminjami hpnya juga untuk ambil gambar, ditambah kirim lewat WA .. semoga kebaikan mas dibalas beribu kebaikan pula untuk njenengan nggeh.

         Salam pecinta situs dan watu candi...


      Tolong stop perlakuan sembarangan.... Ini Istimewa, sakral di masa lalu.... Hargai sedikit, Ketahui dan Lestarikan....

Video Amatir (23-11-2017):

----
      Ini bisa jadi icon desa/ bahkan menjadi destinasi wisata sejarah/agama.... dan tentunya berkaitan dengan seluruh pengembangan aspek kehidupan yang lain terutama potensi ekonomi...---ach maaf jadi ngelantur.
     
nb : 
Mohon maaf kualitas gambar mengecewakan, maklum SLR rusak... dan pakai hp saja. namun yang pasti bukan alatnya, yang penting penelusuranya.... idem? 

Yoni Mie Ayam Pengging Boyolali

Yoni Mie Ayam Pengging Boyolali
     Rabu, 28 September 2016, penelusuran nekat ini awalnya beberapa tahun yang lalu saya memperoleh informasi setelah upload naskah pemandian pengging, jika di dekat pemandian pengging ada Bakul Mie ayam yang memakai Yoni untuk meja, dan itu tahun 2011. Setelah 5 tahun berlalu, barulah pada kesempatan kali ini akhirnya bisa kesampaian.
      Dan ini sesungguhnya adalah bonus dari Mas Yogga Wahyudi, "Sekalian mampir rumah mas nanti kita mampir di Kala yang nempel di Gapura dan Yoni Mie Ayam. Dekat Rumah saya kok", jelasnya. 
       Dari Jalan Semarang Solo, Pertigaan Pengging ambil kiri (Dari arah Solo) kira-kira 1 km ada gapura masuk desa yang menempatkan 2 pasang kala sebagai hiasan.
Kala 1
   Gapura ini adalah Gerbang menuju Dusn Ngaru-Aru, Desa Ngaru-Aru Kecamatan Banyudono Boyolali.
     Dari informasi yang saya dapat, dua pasang kala ini dulu diambil di area dimana Yoni Mie ayam berada. 
Kala 2
     Kuat dugaan saya ada bangunan suci yang berukuran besar di area ini. Terbukti adanya kala yang biasanya ditempatkan di pintu masuk bangunan suci tersebut : candi.
    Semakin tak sabar saya segera menelusuri keberadaan yoni di warung Mie ayam tersebut, yang ternyata sangat dekat sekali dengan rumah mas Yogga Wahyudi. "Hanya 100m saja mas!", jelas Mas Yogga.
Yoni Mie Ayam Pengging Boyolali
      Dari Gapura Kala kembar, kami terus kira-kira 500m, kemudian pertigaan ambil ke kiri. kira-kira 100m kemudian sampailah.
     Yoni Mie Ayam Pengging Boyolali ini secara administratif berada di dusun Bantulan Desa Jembungan masih di kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 
     Namun sayangnya, saat saya kesini sekitar jam 3 sore, Mie Ayam belum buka dasaran. Untuk gambar kondisi sebenarnya pemanfaatan Yoni ini tak saya dapat. Sambil nunggu bantuan dari mas Yogga saya uplod dulu naskah ini. Untuk berbagi kisah perjalanan saya.
Yoni Mie Ayam Pengging Boyolali

     Kondisi Yoni, dipendam dan diplester sebagian di lantai warung mie ayam tersebut, sehingga hanya nampak separuh saja.
     Hasil peradaban Hindu kuno ini adalah salah satu perwujudan Dewa Siwa. 
   Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga.
cerat Yoni Mie Ayam Pengging
    Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi.
     Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. 
cerat Yoni Mie Ayam Pengging
     Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.
    Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka.
    Dari informasi yang saya dapat dari Mas Yogga Wahyudi, dulu lingga pasangan Yoni ini ditemukan di sungai dekat posisi Yoni ini. kemudian diamankan di rumah salah satu warga. 
Yoni Pura Mandira Herdaya 
    Lingga ini, sempat dipakai untuk mengasah arit, juga  pancikan di pancuran, bahkan alas untuk kongkow pup, kemudian, untuk kembali memuliakannya, Pura Mandira Herdaya di Banyudono kemudian meminta dan di pasangkan dengan yoni yang telah ada di Pura sebelumnya. 
Setelah mengeksplor sebentar, kemudian saya berkesempatan mampir di kediaman mas yoga, sambutan super ramah dari keluarga besarnya... cerita panjang lebar dan banyak sekali infprmasi di sekitar pengging. Luar biasa.... Semoga lain waktu bisa kembali dan menelusuri semua informasi tersebut.




nb : 
Nunggu tambahan gambar dari Mas Yoga, Yoni Mie ayam Pengging ini penampakan saat Mie ayam buka dasaran




Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
SSDRMK di Yoni Mie Ayam Pengging Boyolali

Mari Ketahui... Lestarikan...