Minggu, 24 April 2016

Watu Lumpang Sraten Mijen Semarang a.k.a BSB Beranda Bali

Watu Lumpang Sraten Mijen Semarang a.k.a BSB Beranda Bali
     Minggu, 24 April 2016, setelah dari Pertitaan kuno Cangkiran, tujuan penelusuran selanjutnya yaitu ke double Lumpang di Jatisari Mijen (pengulangan bagi saya pribadi), di area ini kami juga melewati Candi Tempel Mijen yang berada di dalam lokasi ternak ayam.  Namun karena tak menjadi destinasi blusukan 'Mingguan" kali ini jadi kami hanya melewatinya, selain prosedur masuk area ternak yang ribet bin susah tentunya. Lanjut ke Watu Lumpang pecah Jatisari di dekat area Pondok
Lek Suryo sedang setting self timer
     Beristirahat sejenak di watu lumpang double. Sambil mencoba menghubungi rekan Dewa Siwa yang domisili tak jauh dari lokasi ini... sayangnya 'no respon'. Foto dokumentasi masih di hapenya lek suryo.... nunggu, nunggu lagi.. sementara saya pasang foto Lek Suryo, di belakangnya watu lumpang#2 berada, tepatnya di semak-semak.
    Dari area ini, kemudian kami keluar menuju Watu Lumpang Wonolopopo, setelah itu lanjut menuju Situs Watu Lumpang Sraten Mijen Semarang yang dekat dengan perumahan elit Beranda Bali BSB. Keberadaan Watu lumpang ini, saya dapat informasinya sebenarnya sudah beberapa waktu yang lalu dari Pegiat Sejarah Bapak Tri Subekso, malah cara memberi infonya dengan beliau sendiri tampil di Berita ini : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/jadi-bukti-pusat-peradaban-hindu/
     
Gambar menuju Lokasi : susuri jalan tanah itu
       Rute menuju lokasi lumayan mudah, cari saja Beranda Bali BSB, terus saja kira2 200m ada pertigaan (sebelah kanan) ada jalan tanah.... masuk jalan tersebut...susuri jalan tersebut sampai masuk di kawasan Hutan Karet milik sebuah PT. Swasta... (alamat hilang jika sudah saatnya di buat perumahan elit lagi = nunggu banjir...)
Watu Lumpang Wonolopo : dibawah pohon karet
      Untuk petunjuk selanjutnya tergantung kesabaran sahabat sekalian, Watu lumpang persis dibawah pohon salah satu karet..... ( atau liat dulu video amatir kami biar membantu).
Watu Lumpang Wonolopo 
      Di Masa lalu, watu lumpang sangat sakral. Peninggalan Masa Hindu Kuno ini salah satu fungsi atau tercipta sebagai prasyarat atau menjadi sebuah media (sarana) Penetapan wilayah Sima --(Bebas Pajak) yang merupakan anugrah / penghargaan dari penguasa kepada pemimpin wilayah tersebut. Berjalanya waktu Watu lumpang di gunakan pula dalam upacara-upacara sakral lain, bahkan air di watu lumpang sangat disucikan dan oleh sebagian masyarakat ada tuah nya.
    Saat kami menelusuri jejak watu Lumpang Wonolopo ini nampak pula sisa-sisa ritual, terlihat dari bekas pembakaran menyan di atas watu lumpang.
    Dari obrolan kami, Hutan karet ini di beberapa lokasi ada papan peringatan larangan merumput, dll. Karena wilayah ini milik sebuah PT.Swasta  alias pengembang perumahan..... hmmm..... Hanya bisa mengelus dada alias menyesali tak mampu berbuat banyak.....----#$%#@%!!!

Video Amatir : 

       Blusukan Bersama : sang Guide Mas Imam, Lek Max Trist, Saya @ssdrmk, Mbah Eka dan Lek Suryo
Watu Lumpang Sraten Mijen Semarang a.k.a BSB Beranda Bali
Save This Not Only a Stone

Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Selamatkan!
Salam Pecinta Situs Watu Candi

---Perjalanan Blusukan Kami Lanjutkan ke Situs Tlogo Mijen Semarang---

Menelusuri jejak Candi Dudak di Dusun Dudak

Candi Dudak di Dusun Dudak
    Minggu, 24 April 2016. Lanjutan blusukan bareng crew Dewa Siwa setelah dari Petirtaan kuno Cangkiran Mijen Semarang.  Dari petirtaan kami menuju area Jatibarang. Dimana bertebaran beberapa situs, bahkan beberapa waktu lalu ada proses eskavasi di area Jatibarang. 
    Dari Cangkiran menuju BSB/Ngaliyan, sebelum mako Brimob Semarang ambil kanan,masuk jalan ber-paving kira-kira 300m ada pertigaan ambil kanan lagi... bila kiri menuju Duduhan (dusun fenomenal di Semarang karena banyak watu candi) :  watu candi di warung Mie Ayam, Yoni di wumah warga, Yoni di kebun warga dan bekas eskavasi Candi Duduhan. 
gambar 1 ( ipal komunal mijen)
     Ikuti jalan gang kampung, cari dusun Dudak (saat ini berganti nama menjadi Sidodadi, Kelurahan Mijen Kecamatan Mijen Semarang/ cari petunjuk gambar 1. 
    Dari petunjuk tersebut, motor kami tinggal di rumah bulik nya Mas Imam ; "Kita jalan kurang lebih 1 km menyusuri saluran air, melewati pematang sawah dan menapaki jalan setapak di ladang warga", pandu mas Imam. Untuk selengkapnya jalan menuju lokasi kami dokumentasikan dalam bentuk video amatir, hape lek Suryo.. 
Part 1 :












Part 2


     Singkat cerita, setelah kami jalan kaki cukup lama, akhirnya sampai juga....
 Candi Dudak di Dusun Dudak
     dari penelusuran wawancara mas imam ke beberapa tetua masyarakat, didapatlah kisah tutur tinular : "Alkisah, pada jaman dulu tersebutlah nama Raden 'Wonoyudo", beliau kasmaran pada seorang putri dari kerajaan sebelah... saat ingin melamar putri raja tersebut.... Raden wonoyudo dibegal (rampok). (Saat ini dikenal dengan nama kampung dungbegal), karena kalah segalanya Raden wonoboyo terbunuh dan kemudian dimakamkan di dusun Dudak ini warga. 

Gumuk Candi Dudak Mijen Semarang
    "Dulu gumuk itu banyak sekali batu bata yang berukuran besar, ada hiasan, relief bahkan banyak patungnya", cerita Mas Iman, seperti yang dituturkan kakek tetua masyarakat dusun Dudak. "Ada juga tatanan batu yang menyerupai lantai/ pondasi, namun banyak yang di bawa pulang, dipakai untuk pawon, pondasi rumah." tambahnya"Seiring berlalunya waktu, tumpukan batu batu itu secara alami tertimbun tanah dan lapuk, ajur sedemikian rupa seperti yang terlihat sekarang", 
   Ada berbagai kisah, sejarah yang beredar mengenai Candi Dudak ini, agar takk membingungkan cukup satu aja (diatas) tentang Raden Wonoyudo yang saya selipkan... Sambil menunggu kajian historis dari pihak berwenang. 
     Tak jauh dari Candi Dudak ini, ada pula Candi Duduhan yang baru di eskavasi beberapa bulan yang lalu. Jika ditarik garis lurus tak sampai jauhnya melebihi 100m. Dugaan saya pribadi masih ada kaitan. Entah itu sebuah kompleks bangunan suci atau malah sebuah area istana. Bila pula melihat ciri khas sebuah  Candi, biasanya ada pelengkap yang disebut perwara, mungkin juga .
     Kemungkinan-kemungkinan yang perlu dikaji mendalam..... 

Yang masih jelas nampak :

   Blusuk Mingguan Bersama Komunitas Dewa Siwa : 

Save This Not Only a Stone!!!!
Mari Kunjungi.... Lestarikan dan Selamatkan


Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Petirtaan Kuno di Cangkiran Mijen Semarang

Petirtaan Kuno di Cangkiran Mijen Semarang
Minggu, 24 April 2016

     Akhirnya terlaksana juga, Blusukan bareng Dewa Siwa area Mijen (plus sekitarnya) ini. Sebenarnya Lek Trist, Lek Suryo dan Mas Imam sudah sedari pagi muter-muter di Gonoharjo area (Kebetulan saya sudah pula menelusuri : Candi Gonoharjo, 4 Kemuncak Gonoharjo).
gang menuju petirtaan cangkiran
     Saya tunggu mereka di terminal cangkiran, sambil menunggu rekan lain : Mbah Eka yang merapat pula. Setelah barang sebatang rokok habis kami lanjut menuju info lama dari Kang Mas roso tentang Petirtaan Kuno di Cangkiran ini. (Lek Trist yang kebetulan sudah pernah berkunjung menjadi guide. 
    Dari terminal, kami ambil arah BSB.. melewati Gang (sebelah kanan menuju Yoni Mbah Badur), 50m kemudian di sebelah kiri masuk Gang. Tak Sampai 100m sampailah di rimbunan pohon bambu. Sampailah :
Petirtaan Kuno di Cangkiran Mijen Semarang
    Informasi yang kami dapat, dari kang Mas Roso tersebut sebenarnya sudah sejak lama kami dapat, yang fenomenal adanya relief buto yang nampaknya sebagai pancuran air, karena berlubang tembus belakang di mulut buto itu.
sumber foto : Kang mas roso

     Tahun ---- saat Kang mas Roso ke lokasi ini, beliau memberikan gambar yang sangat menarik hati kami..
model juga lek trist
Petirtaan Cangkiran : kondisi November 2015
    Namun saat Lek Trist 'sang pendahulu" ke sini sudah raib, Sekitar bulan november 2015 Lek tris ke lokasi ini, namun.
   Sayang sekali kami tak kebagian melihat secara langsung. Semoga bukan hilang, namun diamankan oleh warga....
mata air petirtaan cangkiran
    Di gambar lek Trist, petirtaan Cangkiran rungkut alias banyak ditutupi rumput liar, air juga belum mengalir dari pipa besi. 
    Saat kami datang ke pertitaan ini, air segar dan dingin mengalir dengan jernihnya. dari mata air yang muncul dari lubang di lereng jalan kampung.
     Saking jernihnya, gambar aliran air dari mata air itu tak nampak... amazing!!. Semoga tetap lestari dan selalu memberikan manfaat bagi makhluk hidup. Rahayu..
     Yang masih tersisa dan membuktikan bahwa sendang ini dulunya Petirtaan kuno, keberadaan watu candi kotak berukuran besar, beberapa mempunyai pola tertentu.
    Selain ada yang di jadikan betengan, ada pula yang dijadikan alas untuk mandi/ cuci pakaian warga. (minimal masih punya manfaat).
      Ada pula batu yang berelief dan ada hiasan di ujungnya, nampak seperti hiasan di ujung bangunan petirtaan

     Video Amatir, property ne lek suryo :  


Blusuk Bersama :
Mbah Eka, Lek Trist(duduk), Saya @ssdrmk, Lek Suryo dan Mas Imam


Save This, Not Only a Stone

Mari Kunjungi dan Lestarikan
Petirtaan Kuno Cangkiran : ssddrmk was here


Salam Pecinta SItus dan Watu Candi

---Perjalanan penelusuran berlanjut.....

Kamis, 21 April 2016

Jejak Peradaban Hindu Di Dusun Nglarangan Desa Candi Bandungan

Situs Nglarangan Desa Candi Bandungan
     Kamis, 21 April 2016, tradisi Blusukan "Kemisan" berlanjut. Kali ini saya menjadi penumpang yang benar-benar diantar ke lokasi: Trims to Lek Suryo Idein. Awalnya hasil blusukan beliau beberapa saat yang lalu bersama rekan DEWA SIWA yang lain : Lek Wahid. Saat hasil penelusuran di posting di grup... membuat saya ingin segera nyusul alias njaluk diterke. 
Gambar 1 : Menuju Candi Gedong songo (google street)
      Singkat cerita, jadilah saya menuju Dusun Larangan Desa Candi, Tak Jauh dari Kompleks Candi Gedongsongo.
    Start dari Perpustakaan Ambarawa jam 3 sore kami melaju melewati Bandungan, jalanan relatif tak ramai, mungkin efek cuaca agak mendung. 
Gambar 2
     Setelah sampai di SPBU, Bandungan, belok kanan mengikuti arah menuju  Candi Gedongsongo (gambar 1). 
     Kira-kira 500 meter kemudian, di sebelah kiri ada Gapura dan papan arah menuju Dusun Larangan, ikuti petunjuk tersebut. (Gambar 2). Masuk ke perkampungan di dusun Nglarangan, kira-kira 500m ketemu dengan pertigaan. Tepat di pertigaan ada Poskamling. 
Watu candi di Poskamling Dsn Nglarangan Desa Candi bandungan
     Watu purbakala yang saya ingin telusuri tepat berada di Poskamling ini. Info keberadaan watu purbakala di lokasi ini tak jelas kami dapatkan. "Ya watu itu dah ada sejak nenek moyang" jelas pencari rumput yang kebetulan berada dekat dengan kami. Sebenarnya ada beberapa ibu-ibu yang awalnya penasaran dengan aktifitas kami mendokumentasikan watu purbakala ini. Namun sayangnya dengan wajah yang sama sekali tak welcome. "Ndherek mirsani watu niki bu",... kami mencoba beramah-tamah... namun yang kami dapat hanya lirikan saja. Kejadian ini kami kami alami 3 kali dengan ibu yang berbeda (tentunya dengan beragam respon, bahkan  ada yang hanya melihat saja= cuek.
   Padahal kami berharap ditanya, kemudian akan kami tanya balik... hehehehe--- 
   Entah apa yang terjadi, namun kami positif saja, yang penting niat kami baik. Dalam hati saya, sangat ingin tahu ihwal sejarah dusun yang diberi nama Nglarangan ini... sangat penasaran namun penasaran itu tak terjawab. (Adakah yang bisa bercerita?)

   Watu purbakala, yang masih terlihat dengan baik ada 2 Yoni, Umpak, Lapik arca.
Yoni, 
    Ada 2 Yoni yang berbeda bentuk dan ukuran di Dusun Nglarangan ini, Sebelumnya saya akan selipkan ulasan mengenai Yoni :
    Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga.
   Yoni merupakan bagian dari bangunan suci. Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 

: yoni nglarangan : Berdenah kotak bujur sangkar
     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan laubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat.
cerat yoni nglarangan
     Bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca. Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka. 
Yoni sederhana : Nglarangan Candi Kec. bandungan
     Dalam ritus dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan, salah satu di antaranya adalah arca.
   Yoni sederhana (yang nampaknya berusia lebih tua dari Yoni yang penuh ukiran disebelahnya)... ---kesimpulan saya pribadi---. (kami belum dafat info lebih lanjut, ini yoni atau lapik arca). 
     Namun saya memberanikan diri menyimpulkan ini Yoni dari keberadaan Cerat dan lubang dimana lingga berada.--bila nanti ada sejarahwan/ arkeolog , dengan senang hati bila tulisan saya ini dikoreksi----
Lapik Arca, 
Lapik Arca Dsn. Nglarangan Desa Candi Kec. Bandungan
    Di sebelah depan PosKamling, di semen lapik arca. Dari Bapak Pencari rumput dulunya ada arca diatas lapik ini. "Sekitar 10 tahun yang lalu masih ada. bentuknya seperti patung. Makanya sekarang bawahnya di semen seperti itu biar tak hilang", jelas beliau.
   Saya tak mengambil secara detail lapik arca ini, karena saat ambil gambar (hanya 2 kali jepretan)... ada pandangan tak bersahabat dari seorang ibu pemilik warung sebelah poskamling. Itu juga yang membuat saya urung beli air minum di warung beliau...padahal dahaga sudah menyiksa. --lebay tapi tenan---
Umpak
    Sementara itu ada 2 watu purbakala, saya duga termasuk dari struktur bangunan suci yang erat pula kaitan dengan kedua Yoni dan lapik arca ini : bisa umpak, bisa pula kiasan pada atab bangunan suci atau pagar kompleks peribadatan.
    Sementara watu purbakala yang satu sangat abstrak bagi saya untuk mengetahui bagaimana bentuknya, karena nampak sudah terbelah alias pecah







    Video Amatir Blusukan di Dusun Nglarangan Desa Candi bandungan (Property pinjam Lek Suryo) : (Proses uplod You tube)

    Blusuk di temani guide :
Suryo idein : sang pengantar di Situs Nglarangan Candi Kec. Bandungan

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi...
@ssdrmkdi Nglarangan Desa Candi Bandungan
Mari Kunjungi dan Lestarikan

--Perjalanan lanjut..... Ke Candi Garon Sumowono, melewati Candi Asu Bandungan.

Toleransi sejarah di Situs dusun Candi Desa Candigaron Sumowono

Situs dusun Candi Desa Candigaron Sumowono
          Kamis 21 April 2016, Setelah penelusuran situs di Dusun Nglarangan, kami jalan terus saja dan ternyata (saya baru tahu), jalan kampung ini tembus ke Jalan menuju Candi Asu Bandungan. Kemudian tembus ke Jalan Sumowono-Temanggung. Kami mengikuti jalur itu, sesampainya di pertigaan Pasar Sumowono kami ambil arah kiri (bila lurus arah Boja/Limbangan).
Gerbang Desa Candigaron Sumowono
    Kira-kira 1km, setelah jembatan kemudian jalan nanjak dan menikung ada pertigaan (tepatnya di desa Lanjan Sumowono) ambil arah ke kanan menuju Temanggung. 
     Laju pelan-pelan karena jalur ini jalan tak lebar dan berkelok-kelok selain itu tujuan kita kali ini tak terlalu jauh. 
gambar x : menuju Situs Candi Desa Candigaron
    Tak Sampai 1000m di sebelah kiri akan kita temui Gapura Menuju Desa CandiGaron Kecamatan Sumowono. Sebenarnya dari sini (kuranglebih 4km ada situs yang cukup fenomenal bagi saya dan kawan2 Dewa Siwa: Situs Kaloran Temanggung).
    Kembali ke tujuan kami, dari pintu gerbang desa Candi garon, kemudian melewati SMPN 2 Sumowono. Laju lagi kira-kira 1000m ketemu dengan pertigaan (gambar x) ambil ke kiri. Dari Pertigaan ini jalan menanjak, melewati sebuah Gereja, Di pertigaan ada masjid, terus sampai ketemu dengan Stupa yang berada di atas atap sebuah bangunan
      Sampailah kita 





        Nampaknya ini yang oleh warga di kenal dengan Vihara Vidyasasana. Dari bangunan yang terdapat sebuah stupa diatasnya. Saat saya masuk...sebuah pemandangan yang "Membuat saya aneh".... Ada Yoni-Lingga-Peripih di Vihara....


    Bahkan informasi lokasi ini yang saya dapat dari Lek Wahid, ternyata dia pun sungguh penasaran, sampai wanti-wanti nunut tulisan "Perpaduan aneh peninggalan hindu di sebuah bangunan Budha", kata Wahid.  (Ini pula yang menjadikan saya nulis nya cukup lama karena nyari referensi dulu.... Yang paling memuaskan hati saya adalah penjelasan tentang simbol swastika didada Sidharta Gautama: Referensi nomor 5 
Yoni - Lingga : Situs dusun Candi Desa Candigaron Sumowono
   Yoni, 
    Yoni Candigaron ini surah rusak, namun masih ada lingganya.


  Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita  . Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga – yang dihubungkan dengan kehadiran candi. 


    Bentuk Yoni  berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan laubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. 

     Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca. 

Peripih, 
Situs dusun Candi Desa Candigaron Sumowono
    Garbhapatra atau Peripih adalah kotak bisa terbuat dari batu atau logam (emas) untuk menaruh benda-benda yang mewakili 5 unsur utama, yaitu: api, air, udara, tanah, dan ether.
Situs dusun Candi Desa Candigaron Sumowono
     
     Patung Sidharta Gautama dan Watu Candi _______ (saya sengaja mengosongi karena terus terang saya tak paham apa nama, fungsi nya---- (mohon pencerahanya)).
     Terlihat tempat suci ini masih digunakan untuk beribadah bagi umatnya, terlihat dari banyaknya dupa dan sisa pembakaran kemenyan.
     Saat kami rehat sebentar di luar bangunan suci ini, pandangan saya seperti tersedot oleh du watu candi. Setelah kami dekati ... Ternyata:
Batu Berelief



    di dekat tandon air malah ada watu kotak yang saya duga bekas unsur sebuah bangunan suci


      Ada juga watu candi yang mirip dengan pucuk sebuah stupa :

     Bukti bukti watu candi, menguatkan dugaan saya pribadi adanya bangunan suci umat Hindu - Budha  di area ini--
     Video Amatir Situs Candigaron :




       Duet Blusukan....
Suryo was here : Candi Garon Sumowono



          

     Mari Kunjungi dan Lestarikan.....
@ssdrmk was here : Candigaron Sumowono

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

     Sumber bacaan saya, menjawab kebingungan saya saat mendapati ada patung shidarta dengan lambang swatika di dadanya ditempatkan berjejer dalam satu baris di dalam satu ruangan yang sama : sejarah tanpa tahu secara benar, akan berakhir menjadi "Katanya alias jarene".
    Dari penelusuran ini, saya mendapatkan kesimpulan jika Ada benang merah antara Hindu dan Budha, terutama simbol Swatika tersebut.... RAHAYU
Referensi:
  1. http://hinduismegue.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-agama-hindu-setelah-zaman.html
  2. http://budhaisme.blogspot.co.id/2013/06/aliran-aliran-dalam-agama-budha.html
  3. http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/persamaan-dan-perbedaan-agama-hindu-dan-budha.html
  4. https://id.wikipedia.org/wiki/Gautama_Buddha_dalam_agama_Hindu
  5. https://adnyawayan.wordpress.com/2012/07/11/arti-lambang-swastika-dalam-agama-hindu/
  6. http://www.batanggallery.or.id/p/penulis-egga-pramuditya-mahasiswa.html
---Saya menerima pencerahan/ wawasan baru mengenai topik yang saya maksud diatas..... koreksi ataupun melengkapi pengetahuan saya yang dangkal sangat saya harapkan...Matursembahnuwun...---