Tampilkan postingan dengan label Mijen. Semarang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mijen. Semarang. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 April 2016

Petirtaan Kuno di Cangkiran Mijen Semarang

Petirtaan Kuno di Cangkiran Mijen Semarang
Minggu, 24 April 2016

     Akhirnya terlaksana juga, Blusukan bareng Dewa Siwa area Mijen (plus sekitarnya) ini. Sebenarnya Lek Trist, Lek Suryo dan Mas Imam sudah sedari pagi muter-muter di Gonoharjo area (Kebetulan saya sudah pula menelusuri : Candi Gonoharjo, 4 Kemuncak Gonoharjo).
gang menuju petirtaan cangkiran
     Saya tunggu mereka di terminal cangkiran, sambil menunggu rekan lain : Mbah Eka yang merapat pula. Setelah barang sebatang rokok habis kami lanjut menuju info lama dari Kang Mas roso tentang Petirtaan Kuno di Cangkiran ini. (Lek Trist yang kebetulan sudah pernah berkunjung menjadi guide. 
    Dari terminal, kami ambil arah BSB.. melewati Gang (sebelah kanan menuju Yoni Mbah Badur), 50m kemudian di sebelah kiri masuk Gang. Tak Sampai 100m sampailah di rimbunan pohon bambu. Sampailah :
Petirtaan Kuno di Cangkiran Mijen Semarang
    Informasi yang kami dapat, dari kang Mas Roso tersebut sebenarnya sudah sejak lama kami dapat, yang fenomenal adanya relief buto yang nampaknya sebagai pancuran air, karena berlubang tembus belakang di mulut buto itu.
sumber foto : Kang mas roso

     Tahun ---- saat Kang mas Roso ke lokasi ini, beliau memberikan gambar yang sangat menarik hati kami..
model juga lek trist
Petirtaan Cangkiran : kondisi November 2015
    Namun saat Lek Trist 'sang pendahulu" ke sini sudah raib, Sekitar bulan november 2015 Lek tris ke lokasi ini, namun.
   Sayang sekali kami tak kebagian melihat secara langsung. Semoga bukan hilang, namun diamankan oleh warga....
mata air petirtaan cangkiran
    Di gambar lek Trist, petirtaan Cangkiran rungkut alias banyak ditutupi rumput liar, air juga belum mengalir dari pipa besi. 
    Saat kami datang ke pertitaan ini, air segar dan dingin mengalir dengan jernihnya. dari mata air yang muncul dari lubang di lereng jalan kampung.
     Saking jernihnya, gambar aliran air dari mata air itu tak nampak... amazing!!. Semoga tetap lestari dan selalu memberikan manfaat bagi makhluk hidup. Rahayu..
     Yang masih tersisa dan membuktikan bahwa sendang ini dulunya Petirtaan kuno, keberadaan watu candi kotak berukuran besar, beberapa mempunyai pola tertentu.
    Selain ada yang di jadikan betengan, ada pula yang dijadikan alas untuk mandi/ cuci pakaian warga. (minimal masih punya manfaat).
      Ada pula batu yang berelief dan ada hiasan di ujungnya, nampak seperti hiasan di ujung bangunan petirtaan

     Video Amatir, property ne lek suryo :  


Blusuk Bersama :
Mbah Eka, Lek Trist(duduk), Saya @ssdrmk, Lek Suryo dan Mas Imam


Save This, Not Only a Stone

Mari Kunjungi dan Lestarikan
Petirtaan Kuno Cangkiran : ssddrmk was here


Salam Pecinta SItus dan Watu Candi

---Perjalanan penelusuran berlanjut.....

Kamis, 05 November 2015

Candi Tempel, Jatisari Mijen Semarang

Candi Tempel, Jatisari Semarang
Kamis, 5 Nopember 2015
    Berawal dari 'iming-Iming' Beliau Pak Tri Subekso, pecinta Sejarah sejati.... yang memposting berita di koran Radar Semarang,  jadi Gatal saya ingin segera kesana. Berita tersebut : http://www.radarsemarang.com/2015/11/02/lagi-temukan-situs-candi-di-jatisari.html.
    Awalnya di 'warning', jika tak beruntung susah masuh area Situs. "Ada di tengah Peternakan". Tapi terkadung suka mbusuk, patut kami coba dulu, nothing to lose, cuma mengandalkan keberuntungan saja, serta ijin yang berkuasa tentunya.
     Segera, tiga hari sebelum hari H, saya membuat postingan ajakan beserta info lengkapnya, Setelah berkomunikasi ada beberapa rekan yang tertarik. 
lekker isi mie
Gambar petunjuk 1 (foto by wahid)
   Berangkat dari perpustakaan Ambarawa, saya dan lek Suryo pilih Jalur memutari Gunung lewat Sumowono, Limbangan Boja. kemudian transit di masjid Tambanan Mijen, Sambil nengok yoni yang ada di depan masjid. Sambil nunggu, ada jajanan anak kecil yang menggugah selera, Lekker isi mie... hehehe. Lumayan pengganjal perut.
            Beberapa waktu menunggu... ternyata beberapa Rekan DEWA siwa membatalkan keikutsertaanya... Akhirnya kami langsung meluncur ke petunjuk kedua "Pasar Ace Jatisari Mijen", sambil Menunggu Rekan Lain : Kang Trist. 
     Dari arah Boja menuju Semarang, Saat di Pasar Ace  Jatisari Mijen ini, Ambil Gang ke Kiri. (Gambar petunjuk 1), 

Gambar petunjuk 2.
Kemudian ikuti gang tersebut. Sampai ketemu dengan Masjid Dusun Tempel yang diseberangnya ada gang (Gambar petunjuk 2). 
   Area peternakan ada di Ujung gang ini.

    Saat mencari keberadaan ternak inilah, kebetulan saya tanya warga yang ada di pinggir jalan waktu itu. "Wis ayo bareng karo aku, mengko ta terke", sambil beliau mbonceng motor saya. "Omahku kulone" Tambah Beliau. Singkat cerita, nama beliau Bapak Ahmadi, rumahnya sebelum peternakan berjarak 20m (3 rumah). 
Restricted area!
     Setelah sampai, beberapa saat kami menunggu diluar, teringat cerita dari Pak Tri Subekso yang mungkin saja masuknya sulit, juga pengalaman rekan yang gak bisa masuk, saya Cuma pasrah saja. Apalagi Bapak Ahmadi mengetuk dengan keras berulang kali tak ada jawaban.
    Dan, keberuntungan kami akhirnya datang. Istri dari Bapak Ahmadi datang sambil membawa peralatan untuk mencari makanan ternak. "Ewangi golek rambanan pak ning njero ternak"..., setelah beberapakali mencoba berteriak kembali, kemudian dari dalam tampak ada seorang yang mendekat, membuka pintu... dan kemudian bisa-lah kami masuk. 
hasil ngitip
Gambar diambil melalui lubang pintu
    Sempat mengintip melalui lubang di pintu, nampak candi tempel di tengah area peternakan. 
    Masih dengan sikap tak ramahnya pula sambutan kepada kami. Walaupun sudah dijelaskan oleh Bapak Ahmadi Tujuan kami. Bahkan Bapak Ahmadi dengan serius, "Mereka tak jamin, wong mung tilek watu candi kok ga oleh... udah ayo mas nyantai saja..." Ajak beliau meyakinkan kami. Kami jadi bersemangat dan lebih percaya diri dengan keberadaan Bapak Ahmadi. Niatnya kami baik, sama sekali ga mengganggu area ternak. Cuma niliki candi saja kok..... semoga si pemilik ternak memahami maksud kami. 
    Walaupun begitu kami tetap tak tenang, kawatir pemilik ternak datang dang mengusir kami. Sambil berharap-harap cemas Kang Trist Segera datang dan bergabung. Karena kesempatan langka nan terbatas ini.
Yoni Candi Tempel
      Segera saya ambil gambar, terasa sekali saya terburu-buru, clingak-clinguk takut yang punya datang.
     Candi yang kini hanya tinggal reruntuhan saja,  terdiri atas 1 yoni utuh, 1 patung nandi, 4 umpak, 4 kemuncak candi dan sejumlah batu yang diperkirakan bagian dari dinding penyusun candi. Melihat bentuknya, sejumlah batu bisa diperkirakan sebagai sudut penampang candi. Patung nandi di tempat ini dalam kondisi patah di bagian kepala, namun patahan tersebut masih ada.
Bapak ahmadi dan Yoni Candi tempel
    Yoni 

    Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang di bagian tengah untuk meletakkan lingga. 
     Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci tersebut. 
Yoni Candi Tempel Jatisasri Mijen
   Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkal di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 
     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. 
    Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca
     Arca Nandi, Patah di leher, namun kepala masih ada didekatnya

Arca Nandi Candi Tempel Jatisari Mijen Semarang




      Nandi atau Nandiswara adalah lembu yang menjadi Wahana dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati. 
Arca Nandi  Candi Tempel : kepala arca patah

     Candi/ Bangunan suci yang mempunyai arca Nandi dikategorikan sebagai candi untuk pemujaan agama Hindu Siwa. Nandi juga adalah guru dari 18 Master/  Siddha.
   Arca Nandi biasanya di posisi menghadap Yoni (tuan-nya).
Arca Nandi Candi tempel Jatisari Mijen Semarang
      Umpak.
Umpak di Candi Tempel Jatisari Mijen
         Di Candi Tempel Jatisari mijen ini juga masih tersisa umpak. Yang membuktikan dulunya ada sebuah bangunan suci. Yang kemungkinan dengan tiang kayu sebagai penyanggga atap bangunan tersebut.
    Kemuncak
Kemuncak Candi tempel
          Kemuncak candi,  dan sejumlah watu candi lain yang juga unsur sebuah bangunan suci.
   Selain kemuncak, yang tersisa dari peninggalan Candi Tempel ini banyak batu berpola. 
     Menurut Bapak Ahmadi, saat kecil dulu lebih banyak lagi watu bertumpuk di area ini. "Dulu sebelum ada peternakan ini, saya sering bermain di sekitar tumpukan watu candi ini. Banyak sekali watu yang ada reliefnya. Tempat ini kata simbah saya wingit dan dijauhi oleh warga. konon karena itulah dijual kepada pengusaha ternak ini", jelas Bapak Ahmadi.
     "Air yang ada di Tengah lubang Yoni, dulu dipercaya warga berkhasiat untuk mengobati rasa sakit", Tambah Bapak Ahmadi. Namun saat kami kesini air di lubang Yoni ta nampak bekasnya. Mungkin efek kemarau panjang (tapi yoni/ lumpang lain kemarau panjang sekalipun air kok masih ada ya? Rasa penasaran dalam hati saya----), ataupun sudah hilang energi positif Yoni tersebut.
     Masih Bapak Ahmadi Bercerita, "Saat ramai togel beberapa tahun lalu, hampir tiap malam ada saja yang ritual disini." Warga juga menyayangkan perilaku tersebut, wong ini tempat suci kok di pakai untuk seperti itu. namun Kami ta sanggup untuk melarang...." Imbuh beliau.

    Sebagian watu Candi berpola itu, 



watu berpola di Candi tempel

   Dilihat dari sisa-sisa yang masih tersimpan di area peternakan Tempel jatisari mijen ini, Nampak nyata keindahan Bangunan suci tersebut.
Foto selfie by maxtrist

      


 Lewat tulisan ini, saya ingin ucapkan terimakasih kagem beliau Bapak Ahmadi yang menemani kami, mendampingi kami dan menjadi narasumber kami. "Matursembahnuwun bapak.... sanesh wedal sowan teng ndaleme panjenengan...."



Keterangan foto selfie : Paling depan ke belakang berurutan : Max Trist, bapak Ahmadi, @SSDRMK dan Lek Suryo.






Mbolang bersama : Saya, Kang Trist, Lek Suryo

Salam Pecinta Situs

Save This Not Only a Stone....
Mari Kunjungi dan Lestarikan

Senin, 27 April 2015

Situs Yoni Tambangan Mijen Semarang

Yoni Situs Tambangan Mijen
Yoni Tambangan Mijen Semarang
     Pengalaman yang unik, penuh Misteri, Menegangkan sekaligus Membutuhkan waktu yang lumayan lama.... untuk membuat tulisan ini
Pertama.... 22 Februari 2015
     Secara kebetulan ketika menuju Singorojo, daerah Boja. Saya dari Tempat tinggal di daerah Gunungpati. (Setiap minggu tutorial di pokjar Singorojo UT S1 Perpustakaan), Waktu itu sekitar jam 9 pagi ketika berangkat, pas ada telp dari rumah, saya berhenti tepat di depan Masjid Baitul Huda Tambangan Mijen. Mata saya tertuju pada batu yang ada di pinggir selokan depan masjid, dan tatapan saya tak mau lepas, malah semakin lekat, selang beberapa waktu, sekitar 10 detik saya baru menyadari... itu bukan batu biasa!!... saya ambil beberapa gambar untuk memastikan. Ya.... saya yakin itu YONI. namun bagian atas Yoni sudah di plester dan alih fungsi untuk tempat pemasangan bambu umbul-umbul/lampu penjor.
Kedua
     Minggu,  1 Maret 2015
Yoni Tambangan Mijen
      Rencana saya ingin bertanya ke warung mie ayam yang didepan masjid, namun apa daya pada saat berangkat tutor, warung mie ayam buka, tapi ketika pulang malah tutup, padahal minggu lalu ketika saya pulang, terlihat ramai... akhirnya ku tetap ambil gambar dari seberang jalan.
Ketiga, 
Minggu, 8 Maret 2015
Yoni Situs Tambangan Mijen
       Niat dari rumah membawa bekal kamera SLR untuk ambil gambar yang lebih baik, dirumah sudah saya tes untuk ambil gambar dan bisa, sesampai dilokasi... saya berhenti tepat di depan yoni. Namun yang terjadi kamera saya tidak bisa 'jepret'... "Ada apa nich?", kondisi masjid sepi, warung seberang masjid juga tutup... padahal ini kesempatan saya untuk ambil gambar tanpa merasa rikuh, namun kucoba berulangkali kamera tetep ga bisa ambil gambar. Saya mulai merasa was-was, curiga ada apa ya, kamera rusak atau saya tak diperbolehkan.. Saya memang lupa u 'kulonuwun'... Saya lanjut ke Singorojo... Anehnya di Singorojo Kamera saya bisa berfungsi dengan baik. 
    Untuk meyakinkan saya, sekaligus semangat untuk terus melengkapi tulisan ini walaupun dengan proses yang lama maka saya tanya dari beberapa sumber yang saya tanya tentang batu ini, benar/ tidak ini Yoni. Rekan komunitas : Mba derry yakin itu yoni karena ada bagian yang rompal itu dimungkinkan bekas cerat. Ada pula rekan lain yang punya 'Panggraita' lebih menceritakan, "Bahwa batu ini memang punya sejarah, sudah ada sejak jaman kuno (Mataram Hindu...), malah menurut beliau sekitar abad ke 6M". Namun secara ilmiahnya sampai saat ini saya belum dapat sumber yang shahih.
Yoni situs Tambanagn Mijen dari belakang
Keempat,  
Minggu, 15 Maret 2015
     Keempat kalinya saya mencoba berniat mencari informan warga sekitar terutama pengurus masjid.. Namun setengah jam saya di masjid tak ada satupun orang yang bisa saya tanya sekaligus ingin minta ijin ambil gambar.     Kelima,
Sabtu, 18 Maret 2015
    Terakhir namun pasti ketika lewat akan selalu menengok, atau mungkin ada yang tertarik mbolang kesini saya pasti bersedia mengantar. Seperti Sabtu ini bersama kakak kelas waktu kuliah dulu, Kang Puspo Setyo. yang sudah terkena 'addicted situs' ... hahahaha. 
     Karena baru kali alias pertama melihat yoni,, sudah rusak dan tertutupi... maka ta heran kalau kang puspo setyo ini ragu... "apa benar ini asli peninggalan?".
        Sambil Kutunjukkan bagian bagian yoni yang terdiri dari  nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga. Sambil saya tunjukkan bagian yang telah diplester itu adalah dimana dulu terdapat lubang berdirinya lingga. Bentuk Yoni   berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit,  Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Yoni Situs Tambanagn Mijen sudah (di)rusak. 
      Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat.  
     Selain Yoni disemen bagian atas serta difungsikan menjadi penyangga tiang bendera/umbul umbul, Yoni juga sudah dipenuhi lumut. Sepintas tak kan menyangka bila ini yoni. 
     Bila melihat lokasi Yoni Tambangan ini, yang berada di masjid. Sudah kesekian kalinya saya menjumpai keberadaan yoni yang dekat masjid. Selain ditambah dekat dengan aliran mata air dan tanah yang subur. Maka saya meyakini dulunya Tambangan Mijen ini adalah area pemukiman yang terdapat pula area suci untuk penyembahan kepada Dewa Siwa. Yang di Manifestasikan dalam bentuk Yoni-Lingga.
    Peninggalan Masa Hindu ini, biasanya selain ada Yoni... akan ada arca Nandi sebagai wahana Dewa Siwa. Namun karena terbatasnya narasumber saya jadi info terbatas hanya keberadaan Yoni ini. Semoga ada yang menyambung menelusuri keberadaan nya.....

----


Puspo Setyo di Nglimut
     Perjalanan saya lanjutkan ke tujuan berikutnya, Misi saya ingin mengenalkan situs kepada kang Puspo Setyo... Setelah Tambangan, Campurrejo, Karangmanggis dan Situs Nglimut Gonoharjo, kemudian berakhir di candi Argosumo.
-----
Pengalaman seru...paling seru mungkin bagi saya..... alias menantang.... di naskah selanjutnya saat di Candi Argosumo Nglimut Gonoharjo.

"Pripun Kang Puspo Setyo? Menantang mboten??... hahahahaha....




      Jalur ini recomended bagi para pembolang Candi/ Blusuker situs. Area ini bisa diselesaikan hanya dalam 1 hari... ***: 
Start dari Semarang, (klik untuk detail)

  1. Situs Duduhan 
  2. Situs Tambangan (yang sobat baca ini)
  3. Situs Watu Lumpang Campurrejo (CV Merapi)*
  4. Situs Campurrejo
  5. Situs Karangmanggis
  6. Situs Nglimut Gonoharjo
  7. Candi Argosumo**

*Saya belum kesana, seorang rekan tak berkenan lagi mbolang bersama... padahal dia yang sudah berhasil masuk area pabrik tersebut.....sungguh sayang,  tertarik ini link blognya. : Sutrisno
** Perjalanan setelah Situs Tambangan Mijen ini
*** Yuk Mbolang, siap dijawil untuk guide gratis...

SAVE This... NOT ONLY A STONE!!!
 Situs Yoni Tambangan Mijen
Salam Pecinta Situs