Rabu, 30 November 2016

Mampir di Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali.

     Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #3. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi

  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Gajah Ndekem. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali. ---
    Destinasi ke 3# Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali.
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
      Masih dari makam ke makam lagi, masih diseputaran Banyudono. kembali lagi tak ada penunjuk arah karena saya rekomendasikan langsung guide spesial mas Yogga Wahyudi. Hehehehe. Maklum HP baterai kritis. Tapi kalau diajak lagi bisa lah menjadi penunjuk arah.

Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
     Dari Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali, seingat saya balik lagi ke jalan kampung, melewati jalan dimana banyak pohon bambu, kira-kira 5 menit kemudian sampai.
   Terpukau, terpana = semua padanan kata tak terlalu menggambarkan kekaguman saya saat tiba di sini. 
     Dari kejauhan terlihat Yoni Makam Bodean ini berukuran besar. Mengingtkan Yoni di Candi Ijo. Namun dengan posisi terbalik.     
     Saat saya melangkah masuk, kejutan lain menghadang saya, di kanan kiri teras makam tersusun dengan batu bata jumbo. 
     Disekeliling pondasi makam terbuat dari batu bata Jumbo.... spontan terpatri dalam pikiran saya... 
   Yoni super jumbo, lebih dari satu dan banyaknya batubata besar ini... 
    Saya meyakini dulunya ada sebuah bangunan suci yang sangat besar!
      Bagaimana tidak, Yoni super Jumbo di tambah Yoni berukuran lebih kecil ada disini. Bahkan (kami masih berdebat, apakah jumlahnya 3 atau 2.. saya dipihak yoni ini knockdown, sementara Mas yogga yang terpendam adalah Yoni lain. Sementara Lek Sur Hanya tersenyum saja netral kayaknya... hahahaha. What ever... jikapun 3 berarti amazing sekali  bangunan masa lalu itu di lokasi ini.
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
     Yang bikin kecewa, selain sengaja dibalik, entah di zaman apa, yang nambah parah lagi adalah sengaja dilubangi. 
       Untuk ukuran dimensi mohon maaf saya belum bisa memberikan...meteran senjata blusukan tertinggal di rumah. Selain Ukuran besar, detail hiasan sangat halus... khas buatan leluhur. Sangat presisi dan terukur. 
    

  Gambar detail Yoni :
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 




Lubang Buatan Vandalisme :


Dari belakang

 Ini juga yoni? (harus di gali biar terbukti)
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
      3 meter dari Yoni jumbo ini, juga yoni terbalik berukuran lebih kecil, 
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
    Secara detail, bentuk nya sama hanya ukurannya yang berbeda. Seperti Yoni yang berskala. 
      Setelah melihat yoni lebih dari 1 ini, juga batu bata bertebaran di sini. Saya penasaran. Segera saya mencoba menyusuri detail makam. Saya membayangkan warga dukuh Bodean ini ketika menggali lubang untuk jenazah. Pasti sering menemukan ornamen walaupun hanya batu bata jumbo. 
     Saat pandangan kami edarkan, terbentur didepan rumah ada umpak. Saat kami mengorek informasi kepada si empunya rumah... benar saja dulu memang ada banyak umpak (bahkan lebih dari 8 katanya.. Sayangnya sekarang beliau lupa dimana gerangan umpak-umpak tersebut.
       Warga menyebut Yoni tersebut dengan "Watu Mbah candi", nah loh..... bukti apa yang masih terbantahkan?.
    Dari obrolan dengan Mas Yogga Wahyudi di kemudian hari (sesaat sebelum saya nulis naskah ini), Makam Bodean ini berada dekat dengan dugaan dimana istana Kerajaan Pengging berada. Sejarah yang berkembang luas di masyarakat tentang Roro Kendat yang makamnya ada di Makam Umbul Kendat. 
    Lokasi keraton Pengging berada diantara makam Bodean dan umbul Kendat seperti yang disebut sebut pada Babad Jaka Tingkir bahwa makam adik ratu Pembayun isteri raja Pengging Handayaningrat yang bernama ratu Masrara atau rara Kendat dimakamkan berada sebelah timur kedaton Pengging
(sumber:akucintanusantaraku.blogspot.co.id)

      Mitos yang berkembang (cerita dari Mas yogga), sumpil (=keong kali). karena diinjak Roro Kendat, bentuk keong kali umbul kendat tumpul bukan lancip seperti pada umumnya. Kepercayaan yang berkembang, siapapun yang menginjak sumpil tersebut pada akhirnya akan punya keinginan 'ngendat'. 
    Mari gali kearifan lokal di sekelilingmu, dan jangan lupakan sejarahmu..... Bila tak keluar dan tengok sekitarmu... maka kau tak kan tahu istana pengging ada di sekitarmu? iya kan mas Yogga Wahyudi?
      Penelusuran situs Berlanjut. 

Blusukan Nekat, Garis Keras. 
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
 Referensi :
2. Wawancara dengan Yogga Wahyudi (live)

Mengunjungi tinggalan purbakala : Lingga Yoni di Pura Mandira Herdaya Dsn. Bantulan, Ds. Jembungan, Banyudono, Boyolali

     Rabu, 30 November 2016. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi

  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Gajah Ndekem.. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede.. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali.

    Masing Masing dalam urutan rangkaian naskah tersendiri...., (Setelah Naskah Jadi Semua terhubung link) Selamat menikmati, kisah perjalanan kami, 
      Kali ini, blusukan luar kota menuju Kabupaten Boyolali berkat kemurahan hati mas Yogga Wahyudi, berangkat dengan kumpul terlebih dulu di bengkelnya      Mas Dhany Putra di Karangjati, Rencana kami berempat. Saya, Mas Dhany Putra, Lek Suryo dan Mas Iwan Putra. (Namun yang berangkat dulu saya dan Lek Suryo, Mas Dhany dan Mas Iwan : Nyusul - kami ketemu di destinasi ke 4).
      Singkat cerita, kami mampir dulu di Rumah Mas Yogga Wahyudi, didaerah pengging dan memang kebetulan 8 destinasi diatas hanya seputaran rumahnya saja. Joss tenan. Sebelumnya Rumanya sangat dekat dengan Yoni Mie Ayam Pengging dan Kala Kembar di Gapura.
  suplemen penambah semangat : sehat lek suryo?
        Tujuan Pertama kami adalah, Pura Mandira Herdaya Dusun. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali. 
     Sebelumnya mampir dulu di Rumah Mas Yogga Wahyudi di Bantulan Ds. jembungan Banyudono. "Asyik nemu makanan..." Lek Suryo Histeris..... "Tapi kok lomboknya pedes ya... "??-- jawabsaya... alibi untuk makan tahu sebanyak-banyaknya itu mas Yogga... ehhehehe---
     Melewati Yoni Mie Ayam.... Ngobrol sejenak dan menentukan rangkaian destinasi, kami Segera beranjak... Karena sadar..destinasi kali ini super sekali. = banyak!!!
Arca di Pura Mandira Herdaya Dsn. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali
   Sebenarnya kami agak segan, ketika diajak mas Yogga untuk masuk ke Pura, namun ketika masuk ke gerbang melihat banyaknya arca serta lingga yoni lengkap maka kami beranikan diri untuk melihat secara dekat.
    Mohon maaf, niat kami hanya ingin mengagumi tinggalan leluhur... bukan berniat macam-macam.
Lingga Yoni di Pura Mandira Herdaya Dsn. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali
    Yoni dan lingga yang berada di Pura Mandira Herdaya ini, cerita dari mas Yogga bukan asli pasangannya. 
Lingga berasal dari Yoni Mie Ayam, dulu sempat menjadi ijakan orang mandi dan cuci di sungai, sementara lingga asli Yoni ini sudah pecah. 
Lingga Pura Mandira herdaya (foto By Yogga Wahyudi)

     Arca Ganesha, berjejer dengan Arca Resi Agastya
 Arca di Pura

    Lebih dekat dengan arca arca di Pura mandira Herdaya :
Ganesha
Resi Agastya

resi Agastya










     







     Bagi kami arca yang terpotong kepala tetap berharga, value-nya melebihi patung utuh buatan jaman sekarang.
--
Maaf jika tulisan saya ada yang tak berkenan....
---
     Trio blusukan, Lek SuryoMas Yogga Wahyudi dan saya @SSDRMK.
Di Pura Mandira Boyolali



      Menghargai lintas batas.... toleransi demi kebhinekaan....
Lingga Yoni Pura Mandira Boyolali
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.

Minggu, 20 November 2016

Keberadaan Kala di Paren Sidomulyo : Jejak Bangunan Suci Masa Lalu

Kala Sidomulyo Ungaran
     Mingggu, 20 November 2016. Kali ini penelusuran tak biasa bagi saya pribadi. Karena hari minggu. Namun karena serba kebetulan... kebetulan ada double eka : Eka WP dan Eka Budhy yang siap blusukan minggu. tancap gas lah.... ---
    Niatnya kepingin mencari info di inbox fb nya mas Eka Budhi, dimana ada yoni di Putatan Sidomulyo Ungaran. Namun, kami cari, bertanya kepada pulhan warga--- akhirnya kami menyerah. Mungkin belum jodoh pikir kami.
     Sebagai obat kecewa, mas Eka Budhy menawarkan untuk mengajak menengok Kala di rumah koleganya di Grup FB Ungaran. Sebagai gambaran, di area ini perimeter 500m ada banyak tinggalan watu purbakala. Sebut saja :
  1.  Yoni Sidomulyo
  2. Yoni Paren
  3. Lumpang dekat makam Gatot Subroto
  4. Di sekitar rumah penduduk banyak lagi watu candi yang kami duga adalah satu rangkaian struktur Bangunan suci masa lalu.

    Menuju lokasi sangat mudah, didepan Rumah sakit bersalin di exit tol Ungaran ada gang. Masuk ikuti jalan tersebut, kira-kira 50m, kemudian sebelah kanan ada gang lagi namun lebih kecil. 
     Ambil kanan... Cari Saja Rumahnya Bapak Huda / Ibu Wanti.
    Kala ada di teras rumah beliau : 
Kala Sidomulyo Ungaran
     Konon ini adalah "warisan" dari usaha merawat melestarikan dari mbah buyut Bapak Huda, ---penulis lupa lokasi awalnya---- "Sebenarnya di lokasi awal masih banyak struktur sebuah bangunan tersebut", jelas Pak Huda, namun saat ini sudah tak diketahui dimana rimbanya.
    Kala atau mahakala adalah relief yang biasanya dietakkan di pintu sebuah bangunan suci (= candi) siwaistik (aliran), yang juga sebagai penjaga pintu/ tolak balak.
     Keberadaan Kala ini, membuktikan dugaan keberadaan Bangunan Suci / Candi di Kawasan Sidomulyo Ungaran ini.
Kala dari Belakang :


Kala dari Bawah (Ada kuncian) :


    Tak jauh dari Kala, di sebelah rumah (masih satu deret ) ada lagi kemuncak... yang sayangnya ada bekas cat biru :
 
     Ngobrol santai tentang banyaknya tinggalan purbakala di area ini bersama warga sekitar :



     What ever, Yang penting warga sudah mengetahui tinggalan leluhur berharga ini... dan itu tujuan sederhana kami....

     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

     Yuk Ketahui, lestarikan dan jaga untuk anak cucu kita











nb:
      Ada postingan rekan Mbah Eka : Mas Angga (satu kantor), Yang rumahnya dekat sekali..dengan posisi kala Sidomulyo ini ada watu purbakala lain...
Naskah ini bersambung ...

Selasa, 15 November 2016

Mengejar Yang Tersisa di Ngrawan Bawen : Arca Ganesha

Arca Ganesha Ngrawan Bawen
      Masih rangkaian di Blusukan Salam Jengkol Bersama Lek Wahid, Mbak Derry dan Mbah Eka. Setelah di reruntuhan Candi Ngasem, Watu Lumpang Kenteng Jetis Bandungan. Selanjutnya tujuan kami adalah Arca Ganesha di Ngrawan.
     Dari Lek Wahid, informasi keberadaan Situs ini berawal dari postingan Mas Artdie di Grup Facebook Dewa Siwa 14 november yang lalu..., kemudian respon memberikan penunjuk arah plus di hari H malah jadi guide.
     Janjian di Pertigaan Ngrawan, Dusun Keongan, pananda paling mudah dari arah Ambarawa, melewati SMK N 1 Bawen, Kemudian sebelah kanan ada gang yang khas ada petunjuk jahit sepatu plus sepatu berukuran jumbo... Masuk 100m, lalu sampailah.... (Mohon ijin mas Artdie foto saya cantumkan ya)
Arca Ganesha Ngrawan (foto by artdie)
   Awalnya kami mengira ini adalah nandi yang terpendam separuh, namun setelah kami minta ijin warga, ternyata 'sepotong' Arca Ganesha yang tinggal pinggang kebawah, mengingatkan kami satu arca yang tak jauh dari Ngrawan : Arca Baran Gembyang  = sama sama tinggal sepotong bagian bawah.
Ganesha Ngrawan (foto by Derry)
     Kami sepakat tanpa berdebat melihat ciri-ciri sisa tambun nya perut, kemudian bentuk tangan dan posisi duduk. 100% kami sepakat ini Arca Ganesha. Kemudian tanpa di setting beberapa dari kami menyebar ke sekeliling membentuk perimeter, karena keyakinan kami yang lain, tentu ada batu pendukung yang lain.
sumber : http://blog.sivanaspirit.com/

     Ganesha sendiri adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
     Dalam relief, patung dan lukisan, sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. 
    Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa) (diolah dari berbagai sumber).
      Hasil penelusuran rekan, tak jauh dari lokasi Arca Ganesha memang ada satu batu berbentuk kotak, presisi yang kami duga salah satu unsur struktur bangunan yang berkaitan dengan arca Ganesha ini.









    Foto close up potongan Arca Ganesha, memperlihatkan ciri khas : 

Perut tambun Ganesha
      















     Foto dari Belakang :
Arca Ganesha Ngrawen Bawen

 Foto dari Samping :

Arca Ganesha Ngrawen Bawen

   
      Ketika mengerumuni potongan arca Ganesha ini, warga banyak yang penasaran. Setelah itu kami malah mendapatkan banyak informasi. Dulu memang banyak dan pernah dikumpulkan menjadi satu dirumah mantan kepala desa beberapa periode silam. 
    Bergegas kami mencoba menggali informasi, yang kata warga istri bapak kades tersebut masih ada. Dan kami disarankan untuk bertandang kerumah beliau. 
    Dan hasilnya, Kami sangat terlambat... tahun 90an.. memang benda purbakala itu dikumpulkan di depan rumah Bapak Kades, dengan maksud untuk diselamatkan dari mafia kolektor. namun karena gangguan-gangguan di luar nalar, kemudian benda purbakala tersebut dikemblikan dilokasi awalnya. Namun saat ini sudah banyak yang hilang. entah.... Begitu kurang lebih yang kami dapat.
     Namun yang pasti, benda cagar budaya di area ini erat kaitan dengan tinggalan yang berada di dusun lain : Arca Nandi Mustikajati dan Watu Candi bertumpuk di Belakang Poskamling Ngrawan Bawen.
     Semoga masih ada yang tersisa, dan suatu saat kami sempat menelusurinya... untuk kami bagi ke keturunan kami nantinya....

Beberapa yang terjepret kamera :
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Mari Ketahui, dan Lestarikan

nb :
Terimakasih kepada para kontributor foto (all blusuker today)

Blusukan ke SeKenteng Dusun Ngasem, Desa Jetis Kec. Bandungan

Kenteng Dusun Ngasem, Desa Jetis Kec. Bandungan
     Selasa, 15 November 2016 masih melanjutkan penelusuran Masjid Wurung Ngasem Kauman. Dari destinasi pertama, kami lanjutkan. keluar menuju jalan Bandungan Ambarawa. Lokasi mudahnya cari saja SMP IT Assalam (Saat kami kesini sedang proses pembangunan), semoga kelak jika sudah jadi masih ada jalan untuk kembali ke lokasi ini. 
     Tepatnya di belakang bangunan calon sekolah tersebut, emnyusurii jalan tanah melewati saluran irigasi, kemudian melewati pula kebun bunga hias milik warga. 
   Menyempatkan foto syantik bersama di syini....
foto by eka wp : yang terdepan.
     Susuri kebun bunga ini terasa adem sekalli hati... (selain hawanya memang adem sekali, namun cukup mengobati penat pekerjaan. 
     Setelah kebun bunga hias dengan rumah plastik ultraviolet (untuk istilahnya saya tak tahu)... 
    Intinya metodenya cukup modern.), kemudian melewati pula kebun salak pondoh. 
     Yang kompak kami melirik ada beberapa salak yang siap makan.. hehehehe.. sssttt-- tak kami lanjutkan. daripada salah satu dari kami di cari si pemilik. wakakakk.
     Informasi detail di sawah milik siapa watu (dikenal warga), kenteng ini saya tak mengetahui. tangan pertama dua orang tsk (Mba Derry dan lek Wahid) yang kemarin pertama penelusuran tak tahu pula, tak ada informan yang bisa kami tanya. Saat kami disini tak ada warga satupun. 
    "Ada watu kenteng disana", kurang lebih begitu informasi yang didapat. Watu kenteng = identik dengan lumpang atau yoni---.
Kenteng, Jetis Bandungan
    Berada tepat ditengah pematang sawah, saya pikir... jika orang lewat pasti sengaja/tidak pasti menginjaknya. Padahal dulunya watu ini... (Namun itu duluuu sekaliii) sangat istimewa bagi komunitas yang ada di area ini. 
Kenteng, jetis bandungan
     Berdasar tulisan di beberapa sumber, baik online maupun buku... (se-ingat saya), tapi kurang lebih : Jika lumpang masih sederhana, tanpa relief, tanpa hiasan tanpa inkripsi (tulisan).... diduga Lumpang itu berupa tinggalan sebuah entitas komunitas yang tak terlalu besar.. semacam padukuhan jaman dulu... untuk ritual tertentu...seperti misal ritual sebelum tanam padi atau digunaan untuk mencampur sesajen dengan cara sesajen, atau tempat menyembelih hewat korban sepeti Ayam.
Kenteng Dusun Ngasem, Desa Jetis Kec. Bandungan
      Sementara, jika hal tersebut diatas lengkap.. dimungkinkan menjadi penanda penetapan sima. Sima adalah tanah perdikan yang diberikan oleh penguasa kepada rakyatnya didaerah tersebut, karena jasanya atau kesucian daerah tersebut. 

     Video Amatir Menunggu proses : >......

Blusukan rasa salak pondoh :


Salam Pecinta Situs dan Watu Candi













Nb : Maaf Gambar kualitas HP.. Sing penting blusukane 'e dudu alat potret (alih2 nyesel ga punya SLR)
    

Menelusuri Jejak Masjid wurung di Dusun Ngasem Kauman Bandungan : a.k.a Reruntuhan Candi

Situs yang dikenal warga "Masjid Wurung" di Dusun Ngasem Kauman Bandungan
        Selasa 15 november 2016, sudah agak lama tak blusukan guman saya pagi itu... Ketika buka WA grup ternyata ada rekan yang nawari guide blusukan, "Libur, agak meriang", kata Wahid.... "Loh meriang kok nawari blusukan?", tanya saya --- 
    Kemudian saya berpikir keras nyari siapa yang mau untuk 'diakali' mboncengke.. hehehe..Maturnuwun Mbah Eka WP., 
     Berangkat dari Perpus Ungaran, kami menuju Project terlebih dahulu untuk sekedar minta teh anget bu ketua...wkwkwk.. sayangnya saat kami kesini eh TSK pulang.      Ga Beruntung.... Tapi penelusuran baru dimulai, sambil agak sedikit rikuh, kami kabari wahid... barangkali sudah "mendingan" meriangnya. 
     Kami tunggu di dekat garasi Bis Citra Dewi sambil Nge  Teh Anget. 
     Eh Beruntung sekali bagi saya... ngidam semur jengkol di warung yang kami singgahi ada.... langsung Tancep kayon .... Seporsi Semur Jengkol Kami tandaskan.
Semur Jengkol Ngasem Bandungan
      Awalnya, Mbah eka geleng kepala.... "Dah Makan", tapi 5 detik berikutnya, bangun dan langsung ambil piring...
     "Swalayan nampaknya".. haghaghag... "Padahal tadi pagi sarapan pete", cerita dia.
   Beberapa waktu setelah itu, datanglah wahid yang meriang... tapi blusukan tetap riang.
    Segera, Kami bergegas, yang penunjuk arah meriang tapi blusukan riang... lek Wahid
     Kami melewati gang sebelum pasar ambil ke kiri.  Masuk terus kemudian ambil kanan... Melewati tugu dan balai dusun. 
     Kemudian Sampailah :
Masjid Wurung Dusun Ngasem Kauman Bandungan
    Kami yakin, masih banyak sebaran watu candi, yang adalah struktur sebuah bangunan suci (===saat ini orang mengenal dengan candi), masa lalu. 
     Entah bangunan peribadatan, perabuan, maupun mengenang/'memuja'/monumen atau mendoakan raja yang telah tiada.
    Di dekat pembagian air warga ini bertumbuk beberapa watu candi yang berpola, presisi dan beberapa ada kuncian antar batu. 

     Dimana kuncian ini pada akhirnya tersusun menjadi bangunan. (tanpa perekat- antar batuan).
     Awalnya kami bertiga.... Beberapa warga kami gali informasi namun hanya tahu batu ini disini. Kemudian kami mencoba reat sejenak sambil ngeTeh dan Ngopi di warung dekat balai dusun. 
gambar xx : Mba derry nampak kejauhan, Mbah eka
    Tak berapa lama Mba Derryy Aditya datang. 
     Tepat kedatangannya, Mbah eka sedang bertanya.... (beruntung sekali si informan tahu banyak).... (Gambar xx).
     Nambah personel penelusuran, menambah semangat kami untuk kembali menyibak tinggalan leluhur yang tersebar di area ini. 
     Apalagi, bincang Mbah eka dengan warga memperoleh informasi : Ada upak di depan rumah warga dan ada watu candi di rimbunan pohon bambu tak jauh dari tumpukan watu candi diatas.
Umpak Ngasem Bandungan
   Segera kami konsolidasi dan segera menelusuri. 
Hasilnya :
     
       Dari cerita warga, umpak ii sempat dipindahkan ke lokasi 'tak lain.... namun entah kenapa batu itu 'tak mau dipindah'. Setelah kulonuwun dengan pemilik rumah -kebetulan ibu-- dan kami dipersilahkan.... 
Umpak di depan rumah... di taman deket kolam:






   Dari umpak Ngasem Bandungan ini, kami berlanjut informasi selanjutnya... Watu candi di rimbunan pohon bambu. 4 kali kami mencoba bertanya kepada warga... tak ada jawaban pasti. Yang ada ya memang di tumpuk di dekat pembagian air, juga banyak yang terpendam. Serta ada beberapa yang sudah dipakai untuk pondasi rumah (berada tak jauh dari tinggalan bertumpuk watu candi ini)...  
     Knon katanya, karena sebab itulah.. rumah tersebut tak ada yang berani menempatinya.... 
----
    Blusukan Semur Jengkol bersama Mbah Eka WP. Lek Wahid, Dan Mba Derry.
Blusukan Maboek Jengkol : ekspresi tertekan jengkol jaket cokelat
Salam Pecinta Situs dan Watu candi

Ketahui dan Mari Lestarikan

   Blusukan berlanjut ke Sekenteng... Masih di Bandungan. 

nb :
mohon maaf gambar kualitas Hp....