Saking spesialnya blusukan kali ini adalah kali pertama saya blusukan malam hari. Cerita dimulai ketika saya dipameri link berita oleh pak Nanang Klisdiarto, dimana beliau mendampingi media saat peliputan. Awalnya warga ingin nguri-uri sejarah, saat menggali makam, warga ternyata menemukan banyak stuktur batuan Candi. Link berita :
Link You tube: (menunggu konfirmasi)
Dari diskusi ringan (3/7/2020),
tak direncanakan bersama Pak Tri Subekso, Mas Eka WP di rumah Pak Nanang, tuan rumah diskusi di tawari ngopi bareng di bale panjang oleh Bapak Ringgo (tokoh masyarakat Baran Kauman), sekalian undangan untuk komunitas Dewa Siwa 'sharing tentang sejarah Baran Gunung kedepan' --- yang akhirnya sekalian kami buat kegiatan silaturahmi komunitas Dewa Siwa bertajuk NGOPI, Ngobrol Gayeng Obyek Peninggalan Situs "Makam Ki Gagus Gunung" Baran Gunung Ambarawa.
Warung Mie Ayam Bakso Pak Keman Berokan Bawen |
undangan di Grup Wa |
Walaupun sebenarnya saya sangat menghindari kunjungan kedua kali ke tempat yang sama jika tak ada yang urgen, karena masih banyak situs lain yang perlu diuri-uri. Aslinya salah satu tujuan saya menulis kisah perjalanan di blog ini untuk memandu rekan, sahabat yang juga cinta situs.
Tapi karena ini spesial, saya sangat antusias, apalagi ada temuan baru, sehingga menambah cerita blusukan ke lokasi ini : membuktikan dugaan kami di perjalanan edisi pertama (tahun 2018) : Kunjungi ceritanya di link situs-makam-kyai-bagus-gunung-baran
Setelah kumpul di Basecamp terlebih dahulu, kami kemudian meluncur menuju "Bale Panjang", Baran Kauman Ambarawa. Beberapa sahabat Komunitas Dewa susul menyusul.
Beberapa Warga, juga sahabat dari komunitas Dewa Siwa meriung bareng diskusi pelestarian situs cagar budaya.
Sebelum diskusi saya nyempatkan diri untuk berfoto didepan struktur batu candi mirip lingga = dugaan awal adalah bagian atas (kemuncak) candi.
Saat saya penelusuran kesini, tahun 2018, struktur ini masih nempel di tempok depan masjid sisi kanan dekat tempat wudhu.
Sambil menunggu rekan-rekan lain bergabung, diskusi dan berbagi wawasan tentang situs seru mengalir dari yang hadir. ketika datang kesempatan saya berbicara, saya memberanikan diri untuk menyampaikan gagasan tentang konsep "Desa Wisata Edukasi Arkeologi", dari pengalaman saya nguri-nguri yang paling tepat untuk situs cagar budaya untuk saat ini ya edukasi. Tapi memang saya sadari untuk menyatukan visi tentu sangat berat. Berbagai keinginan dari warga, motif atau tujuan yang berbeda, tidak dapat di kesampingkan. Apalagi masih banyak yang mengarahkan ke arah sejarah secara mistis.
Membayangkan mengajak anak-anak Sekolah datang ke Baran Kauman : "Desa Wisata Edukasi Arkeologi", kemudian dijelaskan mengenai peninggalan yang tersebar di Baran tentu menjadi nguri-nguri yang lebih efektif. Anak-anak jadi semakin tahu, dan akan nyaman ketika berkunjung lagi. Selain anak-sekolah tentu turis, peneliti baik lokal mupun asing pasti berdatangan, secara tidak langsung ada tambahan ekonomi pula bagi masyarakat sekitar. Namun bila sejarah secara mistis? maaf saya tak ingin membahas.
Kegiatan di pungkasi dengan blusukan malam ke lokasi, Dari bale Panjang, kami berjalan kaki menuju Makam Ki bagus Gunung. Suasana malam memberikan suasana yang berbeda, sangat syahdu...
Tapi karena ini spesial, saya sangat antusias, apalagi ada temuan baru, sehingga menambah cerita blusukan ke lokasi ini : membuktikan dugaan kami di perjalanan edisi pertama (tahun 2018) : Kunjungi ceritanya di link situs-makam-kyai-bagus-gunung-baran
Setelah kumpul di Basecamp terlebih dahulu, kami kemudian meluncur menuju "Bale Panjang", Baran Kauman Ambarawa. Beberapa sahabat Komunitas Dewa susul menyusul.
Beberapa Warga, juga sahabat dari komunitas Dewa Siwa meriung bareng diskusi pelestarian situs cagar budaya.
Sebelum diskusi saya nyempatkan diri untuk berfoto didepan struktur batu candi mirip lingga = dugaan awal adalah bagian atas (kemuncak) candi.
2018 |
Saat saya penelusuran kesini, tahun 2018, struktur ini masih nempel di tempok depan masjid sisi kanan dekat tempat wudhu.
Sambil menunggu rekan-rekan lain bergabung, diskusi dan berbagi wawasan tentang situs seru mengalir dari yang hadir. ketika datang kesempatan saya berbicara, saya memberanikan diri untuk menyampaikan gagasan tentang konsep "Desa Wisata Edukasi Arkeologi", dari pengalaman saya nguri-nguri yang paling tepat untuk situs cagar budaya untuk saat ini ya edukasi. Tapi memang saya sadari untuk menyatukan visi tentu sangat berat. Berbagai keinginan dari warga, motif atau tujuan yang berbeda, tidak dapat di kesampingkan. Apalagi masih banyak yang mengarahkan ke arah sejarah secara mistis.
Membayangkan mengajak anak-anak Sekolah datang ke Baran Kauman : "Desa Wisata Edukasi Arkeologi", kemudian dijelaskan mengenai peninggalan yang tersebar di Baran tentu menjadi nguri-nguri yang lebih efektif. Anak-anak jadi semakin tahu, dan akan nyaman ketika berkunjung lagi. Selain anak-sekolah tentu turis, peneliti baik lokal mupun asing pasti berdatangan, secara tidak langsung ada tambahan ekonomi pula bagi masyarakat sekitar. Namun bila sejarah secara mistis? maaf saya tak ingin membahas.
Kegiatan di pungkasi dengan blusukan malam ke lokasi, Dari bale Panjang, kami berjalan kaki menuju Makam Ki bagus Gunung. Suasana malam memberikan suasana yang berbeda, sangat syahdu...
Memang benar, saat ini ada beberapa struktur yang baru saja ditemukan dan saat ini ditata rapi. "Selain dibersihkan kami sedikit beri cat pengilap", jelas salah satu warga. Secara pribadi saya sebenarnya kurang sreg ketiga batuan candi diberi cairan pengilap. wibawanya berkurang, walaupun nampak indah. Tapii bagaimanapun saya tetap apresiasi para warga yang berinisiasi nguri-uri sejarah.
Semoga keinginan dan usaha warga desa Baran Gunung ini bisa berhasil dan sukses seperti yang mereka cita-citakan. Melestarikan Situs Makam Kyai Bagus Gunung, dan menginspirasi desa lain yang terdapat pula situs cagar budaya peninggalan kuno.
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.
#hobikublusukan