Tampilkan postingan dengan label Arca Nandi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arca Nandi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Februari 2020

Ada Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik

Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik
      Jumat, 28 Februari 2020. Kadang teman atau sahabat datang silih berganti, semua itu tergantung niat, namun sahabat yang baik tentu tak berpikir harus datang ataupun pergi.. sahabat sampai kapanpun tetap sahabat.
foto diawal-awal persahabatan watu saya dan max trist

      Lek Trist, atau yang saya kenal di awal 2012 dengan nama Max Trist di medsosnya. Rekan pertama yang kopdar dan kemudian blusukan bareng. Seingat saya, beliau jauh-jauh dari Tembalang ke Ambarawa tempat kerja saya kemudian minta dianter ke beberapa situs. Yang paling berkesan situs terakhir hari itu, beliau saya tinggal karena durasi memaksa saya pulang dulu. Agak keterlaluan memang, padahal situs Kalitaman Bergas, adalah sebuah bukit ditengah alas…. 
banyu klopo dan legenda teh O 
     Untungnya di pertemuan pertama itu, Lek Trist tetap berpikir positif kepada saya walaupun saya gabur. 
    Buktinya dilain hari saat saya gantian minta antar area tembalang beliau dengan senang hati menemani. Dan sudah hampir satu dasa warsa tapi persahabatan karena situs tetap terjalin, Lek Trist ini juga yang selalu saya sambangi ketika #kangeblusukan Walaupun tentu hanya ngobrol ngalor ngidul plus minum suguhan khas : banyu Klopo yang selalu beliau sediakan. 
       Spesial Jumat ini, selain nongkrong di Joksi Ungaran, kami juga janjian blusukan trio, bersama sahabat baru (tidak benar-benar baru sebenarnya… heheheh), setelah beberapa hari kemarin dapat kiriman gambar dari rekan, ada Arca Nandi yang cukup Besar berada di Rumah Warga di Banyumanik. Maturnuwun Mbak Erni, yang berbaik hati berkenan meluangkan waktunya disela-sela bimbingan skripsi. Setelah siap, apalagi menurut info mba Erni lokasi Situs ini dekat dengan Masjid, jadilah jam 11 kami langsung meluncur. 
       Tak butuh waktu lama, untuk sampai. Kurang dari 30 menit kami kemudian ketemu di seberang SPBU Sukun Banyumanik, segera kami mengekor Mba Erni. Beberapa kali keluar masuk gang, dan tak hapal kanan lalu belok kiri sampailah kami. 
Ada Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik

     Nandi berada di salah satu rumah bagian depan (Teras depan), nampaknya garasi yang juga disulap menjadi fungsi lain. Dari bentuk rumah, nampaknya empunya juga suka sejarah masa lampau/ sekedar gaya rumah yang etnik bin unik. (Mohon maaf tak secara detail informasi lokasi, selain lupa Mba Erni juga baru tahap melaporkan ke tim regnas)
Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik
Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik
     Nandi sebelumnya tertimbun di dalam tanah di area lahan kosong sekitar tahun 80'an. Dulu daerah ini dikenal dengan nama Perumnas Banyumanik. 
     Warga menemukannya tidak sengaja saat menggali tanah untuk ditanami pepohonan. Kemudian diletakkan di teras rumah warga yang bernama pak Heri (--sampai saat ini masih aman damai--lestari). Arca berbentuk Sapi (Nandi) bernilai sejarah tinggi di jamannya sehingga harus di jaga dan dilestarikan", jelas Bapak Heri ketika Mba Erni menyambangi.
      Semoga kedepan semakin mulia Arca Nandi ini!

Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik

      Berukuran cukup besar namun sayangnya sudah tanpa kepala arca.
Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik
       Konon saat ditemukan (tak jauh dari rumah Bapak Heri), sudah tanpa kepala. Bagian belakang Arca Nandi, 
Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik
           Keberadaan Arca Nandi di Pedalangan Banyumanik ini, menambah bukti peradaban, daerah yang cukup dekat dengan beberapa situs seperti Sumur Kuno di Sumurboto, Yoni di Kenteng Sumurboto Tembalang.
      Maturnuwun Mba Erni dan Max Trist …. 
Mba Erni, Max Trist dan saya : di Arca Nandi Banyumanik
      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
     Sampai ketemu di penelusuran selanjutnya, bersambung ke Situs Watu Lumpang Pedalangan
#hobikublusukan

Jumat, 29 Juni 2018

Situs di Bakorwil Kedu di Magelang

Yoni di Situs Bakorwil Kedu di Magelang       

      Jumat, 29 Juni 2018. Jalan kaki dari Yoni Situs Halaman Gedung Museum BPK RI Magelang, sekitar 10 m di seberang jalan, tepat didepan Gedung BPK ada bangunan berpagar tinggi, dengan berbagai arca. Sayangnya ada tulisan galak. Dilarang masuk!. BUKAN UNTUK UMUM!! Yang nantinya saya baru tahu di gedung ini pula ada kamar Diponegoro. 
      Gedung ini pula di sisi depannya, dahulu Pangeran Diponegoro ditangkap dengan licik. Seketika darah menggelegak ingin membela, berimajinasi bagaimana suasana dimasa itu.

       “Bukan hanya satu Yoni, tapi ada 2 dan 4 arca nandi”, jelas Bapak Budi Susilo. Kami mendatangi yang terjauh dahulu. Melewati lapangan dimana banyak rusa yang berkeliaran bebas, ditambah beberapa pohon besar disekitar area ini sangat menyejukkan hati. Namun saya sedikit mlipir takut diseruduk rusa.. hehehe… 

Situs di Bakorwil Kedu di Magelang
        Dibekas gedung perkuliahan cabang UGM periode tahun 70an. Yoni terlihat megah berlatar gerbang yang sudah purna sebagai lokasi pendidikan tersebut. Dikejauhan gunung Sindoro-Sumbing terlihat menawan.
      Ukuran Yoni terlihat cukup besar, masih dengan Lingga yang juga berukuran besar. Namun jujur saja hati saya merasa janggal, ukuran Lingga kok tak proporsional. Apakah bukan Lingga pasangan Yoni ini? Entahlah coba nanti….
       Dibagian cerat, detail cerat sederhana namun pola-nya sangat presisi. Unik dan berbeda dari yang selama ini saya ‘temui’ saat blusukan. 
     Penyangga ceratnya ada relief Ular naga dan Kura-kura dengan kepala yang telah hilang. 
      Di lokasi ini, sudah sangat jarang untuk kegiatan. Ada beberapa tanda sisa peralatan outbond seperti flying fox, tangga tali, jembatan tali dsb. Namun sudah terlihat lama tak terpakai.
       Kemudian rumput yang ‘hanya’ dibersihkan diwaktu tertentu menambah kusam aura disini. “Tukul pernah syuting disini, acara misteri itu lho”, ujar Bapak Budi Susilo, yang kemudian membuat saya segera beranjak.


     Dan beralibi masih banyak situs yang perlu dieksplor. Hehehe.
      Kami kemudian kembali kearah halaman Gedung (dimana Pangeran Diponegoro dicurangi).
Situs di Bakorwil Kedu di Magelang
     Sekilas berukuran mirip, sama besar. Di tengah lapangan yang terlihat hijau bersih dan tegak lurus dengan Sunung Sindoro Sumbing. “Area ini sering dipakai untuk Pesta kebun/ resepsi pernikahan”, jelas Bapak Budi Susilo.
      Walaupun diterpa terik sinar Matahari dan diguyur air hujan bergantian, namun secara keseluruhan kondisi Lingga Yoni ini cukup menggembirakan. Tentu saja, pagar besi yang mengelilinginya jadi faktor utama, tentang keamanan. 
      Yang menarik adalah makhluk mitologi yang ada di bagian bawah cerat, *berfungsi menyangga cerat). Ada Kura-kura dan Ular naga, dimana dibagian tubuh ular tersebut ada reliefnya. Untuk motif relief, mohon maaf saya belum mengetahuinya 
       Sementara tepat dihadapan Yoni ini, ada 2 Arca Nandi (Lembu). Posisi ada dikanan kiri tangga masuk Gedung.
     Dibagian Kanan,

      Dibagian Kiri



       Bila mencermati ada sedikit perbedaan bentuk masing-masing arca Nandi.
      Terus terang saya dan Pak Budi Susilo sempat berdiskusi tentang kenapa bentuknya lain?, jawaban sementara kami mungkin saja :
      Pembuatnya lain, pemesannya lain, anggaranya lain…itu saja… Untuk fungsi utama Arca Nandi tetap sama, keberadaanya kerap membuktikan ada Lingga Yoni atau Arca Dewa Siwa- Batara Guru (nama jawa).
     Memang Arca Nandi ini wahana dewa tertinggi di konsep Tri Murti.
Kamar Peistirahan Pangeran Diponegoro
      Dan fokus saya langsung terbetot kearah Kamar dibelakang Arca Nandi di sisi Kanan. Dimana kamar ini sangat spesial.
      Pangeran Diponegoro pernah beristirahat. Setelah beberapa waktu saya tercenung di depan kamar (berimajinasi, ingin rasanya berjuang bersama beliau)….
     Sampai titik darah penghabisan, atau berusaha membebaskan beliau.
      Bahkan ke mesin waktu, mundur ke tahun itu memperingatkan beliau ---- gara-gara kebanyakan nonton film fiksi---
       Kami kemudian melanjutkan arah jalan kaki menuju parkir.
     Tanpa saya ketahui, saya didepan dipanggil, “Belok sini dulu, yakin tak mampir?” Bapak Budi Susilo setengah berteriak memanggil saya.
    Dan dua Arca Nandi di depan rumah, sukses menyambut keterkejutan saya.
   Berukuran lebih kecil, dan nampak seperti kembar.

Sisi Kanan ,

Sisi Kiri,

      Saya kemudian langsung teringat beberapa arca yang menjadi hiasan di dalam area gedung sebelah…. (sayang sekali hanya hiasan, bukan untuk edukasi atau dilestarikan!)
Bukan untuk umum
      Melihat empat Arca Nandi di satu lokasi…. Sensasi blusukan yang aneh….. karena seribu pertanyaan bermunculan, darimana, dulu bagaimana, kok bisa, kenapa ukuran berbeda ditempat yang berdekatan….. tak mampu berpikir. Dan memang bisa kita ketahui dari sini, posisi favorit lembu ya posisi duduk 'Njerum'…. heheheh,     
     Gambar ini mirip posisi favorit Rusa jantan :
    
     Video Amatir menunggu ya…. (edit dan Upload)…


     “Kita lewat dulu kota ya… (Bapak Budi Susilo, menyebut tempat yang kan kami lalui tapi saya lupa, masih efek bingung banyaknya tinggalan disini) mampir ke Yoni DPU sebelum ke tujuan utama, yaitu Yoni Mlandi Mertoyudan. Setelah itu ke rumah dan TBM saya”, jelas Bapak Budi S.
Bapak Budi Susilo di Situs di Bakorwil Kedu di Magelang

      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
      Lanjut ke penelusuran keempat : Yoni Situs DPU Kota Magelang

#hobiku blusukan 

Kamis, 09 Februari 2017

Jejak Peradaban di Mluweh Ungaran timur

 Februari 2017, 
Kamis Blusukan alias Kemisan stiil go on,  penelusuran ini berkat Rekan The Real National Treasure  KangWidjatmiko alias Miko yang berasal dari ratusan kilometer dari ungaran, kearah timur jauh… tapi beliau malah punya segudang informasi komplit. Sayangnya tak mau berbagi kecuali beliau sudah menelusur… hehehehehe…. “Yopora kang?”.
Dewa Siwa blusukan
     Dan untung saja rekan kami dari Dewa Siwa berkesempatan menemaninya saat penelusuran di area ini. Jadi kali ini gantianlah si oknum paling nakal (uyeng-uyeng di kepala 2 loh) ora bagus dewe ini menjadi penunjuk jalan kami.
Kumpul di perpusda Ungaran (alun-akun lama), yang kebetulan saya kerja di sini… (Lumayan, wis mbonceng, dipethuk sisan)…. 
 Personel yang turut serta berturut-turut, sesuai kedatangan : Lek Trist, mas Dhany dan Mas Iwan ( Putra), Lek Suryo, mas Eka Double (Ucrit dan ucrot) -B dan WP.
Kami kemudian melucur menuju lokasi melewati wanawisata Penggaron (Katanya akan dikembangkan jadi Kebun Binatang ya? Jateng Park???. 
Saat mengambil gambar di depan gerbang Penggaron, kami kedatangan tambahan blusuker Ibu-Ibu sosialita (=baca rempong), Salah satunya Bu Noorhayati... Yang entah berminat ikut atau dipaksa/ tapi kami tetap apresiasi tinggi. Mari bu blusuk…. Ketahui dunia masa lalu tanpa harus mahal!
Wanawisata Penggaron

Dalam perjalanan menuju situs, Kami sempat pula menengok makam yang berada di puncak bukit, di bawah wanawisata penggaron.  Tak kami temui yang ingin kami telusuri dimakam ini, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kantor Desa Mluweh, 
Kantor Desa Mluweh Ungaran Timur
Ada Arca Nandi (nandi ke 1) di Halaman Kantor Desa Mluweh, Dekat dengan Papan nama : 
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 

Dari informasi yang diperoleh Mas Eka Budhi, Arca Nandi ini sudah tak insitu lagi. Melainkan pindahan dari sebuah gumuk didepan Kantor desa ini (sekitar 500m). 
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 
Kondisi arca Nandi yang terpenggal sudah lama sekali dan tak ada yang tahu ikhwal terpenggal serta dimanakah gerangan kepala arca Nandi ini. Mungkin memang sudah terlalu lama.
Ekor Arca Nandi yang melingkar dibadan masih terlihat jelas.
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 
Posisi nandi duduk njerum, atau kaki sebelah kanan arca ditekuk kedalam. 
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 
Arca Nandi detail di kantor Desa Mluweh. 
Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur

Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur
#Paulodybalamask style di Arca Nandi Kantor desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 

Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur
Blusuk Kemisan dengan personel paling rame, seru, rempong… hehehehehe… 
Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur

Arca Nandi adalah wahana (kendaraan) dari Dewa Siwa, umumnya bila ada arca Nandi, ada pula Lingga Yoni, Pendamping Yoni dan Struktur Bangunan Suci bahkan sering pula arca Siwa/ Durga... –candi yang lain. Namun sampai saat saya nulis kisah penelusuran kami ini kami belum memperoleh secercah cahaya.
Perjalanan Kami lanjutkan menuju destinasi kedua, masih di Desa Mluweh kira kira kami berjalan sekitar 300m.


Lumopang Tegalsari Mluweh
 Ada Lumpang di depan rumah warga, Tepatnya didusun, tegalsari Desa Mluweh Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Tak banyak cerita yang kami dapat dari si pemilik rumah, satu-satunya tinggalan cerita bahwa lumpang ini dulu dibawa oleh kakek buyutnya dari gumuk dekat rumah.
Lumopang Tegalsari Mluweh

Lumpang yang bisa berfungsi macam-macam pada jaman dulu, masa peradaban hindu kuno ditanah jawadwipa ini antara lain berfungsi; Penetapan wilayah sima, ritual keagamaan tertentu, sesajen kepada dewi padi, Dewa kesuburan dan bahkan tempat menaruh benih yang akan ditanam.
Lumopang Tegalsari Mluweh
 Kondisi Lumpang secara keseluruhan relatif bagus, hanya di satu bagian atas Lumpang nampak rompal (mungkin tak sengaja terkena platokan kapak), serta tak ketinggalan lumut tumbuh disisi sebelah luar dimana lumpang ini terimbas air hujan.
#Paulodybalamask style di Watu Lumpang Tegalmiring Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 


























              Melanjutkan penelusuran kami kedestinasi ketiga, kali ini di rumah seorang warga dengan petunjuk didepan MI Diniyah, (setelah masjid) 
Tegalsari Mluweh
Lapik Sajen (bisa arca), masih berdebat diantara kami. (16)
Lapik (1) tegalsari Mluweh
                  Lapik berada di dalam kamar mandi seorang warga, bapak…. . Kami beruntung tuan rumah sangat ramah khas desa…. Malah disarankan untuk membawa keluar disisi lain di salah satu ruangan rumah.
Lagi-lagi nihil cerita mengenai lapik ini, masih sama dengan sebelumnya.

Lapik (1) tegalsari Mluweh
Lapik ini dibawa oleh buyutnya dari Gumuk kemudian dirawat secara turun-temurun sampai sekarang. 
Secara keceluruhan Kondisi Lapik masih aman dari lumut, mungkin karena berada dikamar mandi dan setiap saat terpantau. Salut kepada pemilik rumah yang tetap merawat. 
Semoga Mulia.

Lapik (1) tegalsari Mluweh
 Walaupun sederhana namun lapik masih terlihat indah dengan sisa-sisa relief, sebagian dari kami menduga malah inkripsi / tulisan, sebagian lagi adalah ukiran.



Lapik (1) tegalsari Mluweh

     Foto bersama saat berdiskusi, terlihat raut bahagia—bahagia itu bagi kami sederhana, Melihat warga turut merawat Situs yang berada di area rumahnya!
Lapik (1) tegalsari Mluweh
                Dan penelusuran berlanjut, Kami berjalan kaki melewati jembatan (jalan desa) hanya 10m dari jembatan kemudian masuk melewati sebelah rumah penduduk dan ketemu dengan ,
Arca nandi yang Kedua,


                Diletakkan diatas batu alam, dengan bentuk batu yang pas sekali dengan Arca Nandi. Masih berada di Dusun Tegalsari (dulu namanya tegalmiring). Dan seperti sudah biasa, dan lagi-lagi kepala arca Nandi ini musnah, dipenggal… entah dijaman apa sudah tanpa kepala arca. Ibarat Manusia tanpa kepala, kehilangan arti manusia tersebut.
      Bagian kaki juga terlihat kerusakan, entah karena apa kami tak paham.
Posisi khas Arca Nandi, Njerum
Arca Nandi (2) Tegalsari Mluweh
                Saat ketemu dengan tuan tumah, hanya cerita nandi ini tak pernah pindah, malah sempat dibeli tapi si pembeli tak berani. “Untung dikembalikan!, jadi tak putus sejarah desa ini!!. Kami semakin penasaran ketika dibelakang rumah terlihat gumuk… Rasa penasaran kami mengalahkan segalanya. (Beberapa dari kami akhirnya menelusuri keatas Gumuk, namun sementara ini hasilnya masih zhoonk).

#Paulodybalamask style di Arca Nandi kedua di Dusun Tegalsari Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 
Arca Nandi (2) Tegalsari Mluweh
     Berpose lengkap, mengerubungi Arca Nani, #Bahagiaitusederhana #Ketahuidanlestarikan

Arca Nandi (2) Tegalsari Mluweh
                Saat kami akan melanjutkan, seorang bapak melambaikan tangan, kode untuk kami mendekat. Dan….. Ada Lingga jadi Umpak tiang rumah (kandang) kambing. @#$@$#@@!!.

Ada Lingga, (26)
Lingga Mluweh
        Sayang sekali Lingga yang tersisa hanya bagian Bawahnya saja, Namun masih terlihat jelas ciri Lingga, Segi empat kemudian sambung dengan segi enam.


Lingga Mluweh
                Ukuran Lingga yang cukup besar menjadikan kami gelisah, Dimanakah rimbanya Yoni???? “Sudah dihancurkan mas dibuat material jalan!!!”, langsung teriris hati kami, bukan lebay…. Malah tersayat perasaan kami. Sedih hanya bisa menyesal tanpa mampu mencegah. “Belum ada 5 tahun ini watu kotak berlubang tengah yang di gepuk itu”, lanjut Beliau menambah retak hati kami. 
Lingga Mluweh : potongan










                










      Walaupun terlambat namun kami yakin belum sepenuhnya, kedatangan kami dengan cukup banyak personel ini menarik perhatian. Aktivitas dokumentasi kami sampai di kandang kambing semoga dipahami oleh warga. Orang bukan asli sini saja menghargai tinggalan leluhur ini, masa yang asli abai… semoga tumbuh pikiran-pikiran itu.
                Ya, tujuan kami adalah edukasi…. Karena hanya itu kemampuan kami, cukuplah biar Negara (BPCB )yang menangani selanjutnya…..

#Paulodybalamask style di Lingga Dusun Tegalsari Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 
Lingga Mluweh
Dengan langkah gontai kami mengikuti sang guide, ayo terakhir ke Lapik Arca sekalian pulang, jalur kita lurus nanti tembus heavenhill.
Tak sampai 1 menit, sampailah kami. Di pos ini (yang bikin gila, Pos ini dulu tempat saya dan Lek Suryo bertanya kepada warga ketika akan menuju Situs Kebontaman…. Dan di seberangpos ini tujuan kami terakhir. GILA!!!! 
pos kamling mluweh
Terlebih dulu minta ijin kepada pemilik rumah, dan ternyata yang mendampingi kami adalah anak dari yang punya rumah yang baru saja meninggal. Cerita yang masih sama, ini adalah tinggalan buyut beliau dan tak tahu darimana berasal. Sudah sejak kecil ada di rumah ini. Juga Tak pernah diceritakan asal muasalnya.
Lapik (sajen), 


Lapik (2) Mluweh

Overall kondisi Lapik masih bagus, tanpa lumut karena terlindung dari panas dan hujan, berada di teras rumah. Detail nya lebih rumit dari lapik sebelumnya, juga berukuran sedikit lebih besar.
Lapik (2)  Mluweh
Saat kami ngobrol dan mendengarkan si ibu bercerita, tiba-tiba sebuah mobil berhenti (silver-mobilsejutaumat), penumpang turun dengan topi koboi berteriak ”Apa yang kalian lakukan???!!!”, Saya Pemilik Rumah!!!!,Jangan Macam-macam, Siapa Kalian!”, berondongan amarah ini memperlihatkan kualitas Bapak ini. Sambil mendekati kami, dan dengan mata memerah…. Nafas ternyata berbau alkhohol…. Achhh. Kirain apa, ternyata XXXXXX….. Kami mencoba menjelaskan aktifitas kami Bahwa kami Komunitas Pecinta Budaya, Situs dan Watu Candi. Generasi Muda yang ingin napak tilas, nguri-nguri kebudayaan leluhur. Dan tak bermaksud sedikitpun jelek. 
lapik (2) Mluweh
Masih dengan nada mengancam, “Apa kalian mahasiswa KKN? Dari kelurahan mana….?!!, “Akhirnya kami sadar percuma berbicara dengan panjang lebar menjelaskan dengan bapak mabuk ini… Kami mencoba tak terlalu menanggapi, karena percuma. Kami fokus saja dengan Lapik yang berharga ini…. Tak berapa lama berlalu pergi 
Oh itu adik saya mas”, jelas ibu yang menemani kami. Ya Sudahlah…. Beginilah suka duka kami… warna-warni kehidupan nyata. Tapi tetap tak membuat kami kapok. 
Lapik (2) Mluweh
Untuk selalu Bergerak….. Masih banyak yang menerima dengan tangan terbuka dan apresiasi dengan aktivitas Kami. Semoga Lapik ini tetap mulia sebagaimana sebelumnya…. Rahayu…rahayu… 


Saatnya pulang dan kembali ke kehidupan kami yang ramah…. Dan tak sabar segera membagikan dengan kalian, kisah kami dihari ini yang seru ini….

#Paulodybalamask style Lapik kedua Dusun Tegalsari Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur.
 
Salam Pecinta Situs dan Watu candi!

nb : Karena kendala teknis saat publish naskah ini, dimensi serta data lain (dari Mas Eka Budhi)... akan saya tambahkan lain hari.... Maturnuwun