Tampilkan postingan dengan label candi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label candi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Juni 2020

Jejak Candi Krajan Bergas Lor : Blusukan Silaturahmi 1441H #Part 3

Candi Krajan Bergas Lor

      Jumat, 5 Juni 2020. Setelah dari Lingga Ndompon dan Lingga Krajan di Desa Bergas Lor, sebenarnya kami berniat langsung pulang, namun saat obrolan sebaran di situs sekitar area Bergas kidul, saat itu tanpa sengaja kami melewati gang yang dengan tiba-tiba Mas Dhany dengan heboh nya, mirip emak2 saat ada '' diskon gede-gedean  di mall, sangat heboh sekali!. Hehehehe. Dia nunjuk-nunjuk tumpukan watu di sebelah gundukan pasir. Depan rumah warga. 
Jejak Candi Krajan Bergas Lor

    Kami kemudian berhenti... ternyata saya memang belum pernah berkunjung menelusuri jejak di depan rumah ini. Tanpa saya nyana, tak menduga sama sekali, tumpukan batu dekat pasir itu adalah struktur batu candi. 
Candi Krajan Bergas Lor
      "Mirip kemuncak itu nampaknya baru, terakhir lewat belum ada", ungkap mas Dhany. 
      Padahal saat itu saya blusukan di area makam tak jauh dari rumah ini, berangkat dan pulang juga lewat rumah ini, namun apa mau dikata, jika belum jodoh, mata tentu tak terbuka. 
      Kami kemudian minta ijin yang punya rumah terlebih dahulu, karena sesuatu hal maaf kami tak menyertakan nama beliau. 
     "Sudah sejak buyut saya batu2 itu sudah ada disini, beberapa sudah dimanfaatkan untuk pondasi dan lantai teras", jelas beliau. 
     Kami terdiam dan hanya menyimak saja. Bagaimanapun sudah sia-sia walau menyesal tapi sudah terjadi dan waktu yang sudah cukup lama. 
     Beberapa dokumentasi struktur batu candi.... 
Konon ada relief kala di Candi Krajan Bergas Lor
  
    Konon, jika salah satu batu ini di balik, akan nampak relief kala, makhluk penjaga candi. Keberadaan dugaan kemuncak (bagian atas bangunan- entah pagar atau atap candi--masih menduga duga), menjadikan kami setengah yakin di area ini ada bangunan suci = candi. 
Jejak Candi Krajan Bergas Lor
     Melihat dari keberadaan pasir di sebelahnya, kami malah setengah mendung, alias 'pie iki?" mungkin akan dipakai lagi untuk bangun rumah. Harapan kami sederhana saja, semoga pemilik rumah mau mengganti bahan bangunan bukan dari batu ini, semoga tawaran 'win-win solution' yang ditawarkan Mas Dhany bisa diterima.. (tentu tawaran pemilik TB Dhany Putra Karangjati dapat ditebak arahnya. (semoga semakin barokah mas Dhany, niat muliamu direstui leluhur...)
     Terlihat batuan itu :
       Setelah merasa cukup, kami kemudian berpamitan dan terucap doa dalam hati.. semoga sisa-sisa sejarah ini masih bisa diselamatkan, walaupun butuh proses panjang dan melewati berbagai rintangan. 
     Salam pecinta situs dan satu candi. Special thank for two big brother "Blusukan Silaturahmi must go on!"
Dhany Putra dan Eka WP (Komunitas Dewa Siwa)
        Sampai ketemu di penelusuran berikutnya 
ssdrmk 

     
      Tetap jaga kesehatan, pakai masker dan blusukan 
#hobikublusukan
Blusukan Silaturahmi 1441H #Part 3  tamat----

Selasa, 04 Februari 2020

Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran

Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran

        Rabu, 4 Februari 2020. Setelah Menelusuri jejak Candi Paren Sidomulyo Ungaran. (Sebelumnya kami menelusuri keberadaan Batu ODCB struktur Candi Paren : di klik ya untuk tahu benang merahnya) Kami kemudian bergerak menyeberangi jalan (exit tol Ungaran) tepatnya di Kantor Kelurahan Sidomulyo Ungaran. Keberadaan Mas Eka WP memudahkan langkah kami.. hehehe, seperti yang sudah saya bahas di naskah sebelumnya. 
Posisi awal Kemuncak Sidomulyo :
di Parkiran Rumah Sakir Kusuma Ungaran
    Berawal dari viral di medsos bulan april 2018, saat pembangunan lahan parkir RS Bersalin Kusuma Sidomulyo Ungaran. Salah satu pekerja mengirimkan foto batu itu dan bertanya itu batu apa. Berseliweranlah komentar.
     Intinya memang batu itu cudah cukup lama berada di area yang akan dijadikan lahan parkir Rumah Sakit tersebut. Karena saking bingungnya, situkang akhirnya mengecor di pojokan.
     Dari jejak digital yang saya peroleh (dengan sedikit usaha) akhirnya dapat kronologinya.
       18 April 2018  Mas Eka WP posting tentang Kemuncak ini di Medsosnya, kemudian beliau mencoba komunikasi dengan Lurah Sidomulyo yang saat itu kebetulan rekan dekat beliau. Setelah mendapatkan lampu hijau untuk penyelamatan, dengan menempatkan sementara Kemuncak itu di kelurahan.
        2 hari kemudian yaitu tanggal 20 April 2018. Bersama rekan Blusukan Lain (Mas Eka Budi, Apa Kabar?) dengan seijin pemilik lahan, Kemuncak Sidomulyo di selamatkan dan ditempatkan di Kelurahan Sidomulyo.
      Sepertinya memang Mas Eka dianugrahi kemampuan teknik social engineering nya yang top markotop menjadikan beberapa perangkat ikut meninjau sekaligus meminta kepada pihak RS Bersalin untuk diselamatkan ODCB Kemuncak Sidomulyo tersebut ke Kantor Kelurahan.
      Foto foto berikut ini saya ambil dari Facebook Mas Eka WP :
Penyelamatan Kemuncak Sidomulyo Ungaran
      Proses Pemindahan Dari Lahan Parkir ke Kantor Kelurahan Sidomulyo yang berjarak kurang lebih 200m. Kemudian di tempatkan sementara di salah satu rruangan Kantor Kelurahan Sidomulyo Ungaran.
     Dari cerita Mas Eka WP, selain berkoordinasi dengan Kelurahan Sidomulyo juga berkomunikasi dengan Pamong Budaya Ungaran, agar Kemuncak Sidomulyo ini bisa diselamatkan dan dipindah ke museum.
    Bagi kami para pecinta situs dan watu candi, keberadaan bukti kemuncak ini di Sidomulyo menjadikan perlu dilakukan kajian mendalam tentang sejarah  Ungaran... tentang candi Paren Sidomulyo. Agar tidak sekedar kira-kira dan klaim sejarah.... 
     Untuk bentuk Kemuncak yang menjulang tinggi, menjadikan tambahan dugaan kami bahwa dulu ada sebuah bangunan suci yang berukuran cukup besar di Paren Sidomulyo ini. 
    Banyak sebaran peninggalan di sekitar Sidomulyo cukuplah menjadikan titik awal dugaan yang mengarah dulunya memang berdiri megah. : 
1. 2 Yoni Situs Sidomulyo 
2. Arca nandi 
3. Kemuncak 
4. Struktur Batuan Kotak yang berceceran 
5. Dan Banyak struktur yang terpaksa tak bisa terlihat lagi karena dijadikan pondasi atai dasar lantai bangunan.
Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran
     Disimpan di salah satu ruangan Kantor Kelurahan Sidomulyo, Kemuncak ini sudah aman.
      Apresiasi tinggi kepada segenap Jajaran Kelurahan Sidomulyo yang berkenan menyimpan sisa peradaban candi Paren Sidomulyo ini… Sehingga walaupun hanya pucuknya saja namun bisa menjadi kajian. 
      Semoga pihak terkait mulai memikirkan kajian dan penyelamatan struktur batu Candi Paren yang tercecer. Dari pada terlambat, hanya sisa sisa tak mengapa. Namun bisa mengubah sejarah yang lebih besar….. “Kota Ungaran” 
     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Lek Trist
Eka W Prasetya
     Masih menunggu foto dari Mas Seno, sementara Mas Eka WP dan Mas Seno sudah terdokumentasikan... 
     Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya
Kemuncak Candi Paren Sidomulyo Ungaran
#hobikublusukan

Senin, 18 November 2019

Murwa Candika Bersih Candi Kragilan Boyolali : Penyelamatan Cagar Budaya Berbasis Masyarakat


 Murwa Candika Bersih Candi Kragilan Boyolali : Penyelamatan Cagar Budaya Berbasis Masyarakat
Murwa Candhika 
Sabtu, 16 November 2019. Undangan komunitas mBo’ja lali kepada para pecinta situs dan watu candi Dewa Siwa langsung menarik hati. Bertajuk “Murwa Candhika Situs Candi Watugenuk”, Komunitas mBo’ja lali menginisiasi kegiatan yang menginspirasi : usaha pelestarian cagar budaya dengan pelibatan masyarakat.
     Murwa berasal dari kata purwa yang berarti permulaan, sehingga murwa berarti memulai. Sedangkan candika adalah asal kata candi. Penggunaan candika memberi makna bahwa upaya ini tidak hanya terkait terutama dengan fisik candi, tetapi juga hal-hal yang mendasari keberadaan candi, termasuk lingkungan sekitarnya. **
Dewa Siwa Mangayubagya Murwa Candhika Komunitas Mbo'ja lali
Segera kemudian kami mengkondisikan kawan-kawan di Komunitas Dewa Siwa, dengan  Mangayubagya”, tujuannya wujud dukungan serta mempererat persaudaraan antar komunitas. 
Sendang Nganten :Panandita memulai prosesi Adat mengambil Air Suci
Sementara, saya pribadi sebenarnya sudah tahun 2017 menelusuri jejak candi Kragilan (linkCandi Kragilan), mengulang namun kegiatan Murwa Candika sayang untuk saya lewatkan.
Prosesi dimulai dengan ritual di Situs Watu Gentong (kemudian mengambil air di Sendang Nganten yang lokasinya masih di Desa Kragilan.
   Dilanjutkan dengan kirab membawa air suci yang dibawa dalam kendi berjumlah 9. Berasal dari 9 sumber air di sekitar Boyolali (Situs Sumur Songo {7}, Situs Candi Gatak Cepogo dan sendang Nganten Kragilan). 
  Air suci dari 9 mata air dianggap sebagai perwujudan 9 dewa dari 8 segenap arah mata angin dan 1 di pusatnya. Mitos yang berkembang dimasyarakat bahwa Sendang Nganten ini menjadi tempat berkumpulnya 9 dewa*. 
Kirab Murwa Candika Situs Candi Watu Genuk Kragilan Boyolali
         Diiringi Penari, Kirab dipimpin Panandita, membunyikan 'bajra' (lonceng) sambil mengucapkan mantra-mantra keselamatan dalam bahasa Sansekerta berjalan kaki kurang lebih dari 1km,  menuju Candi Kragilan
       Sesampai di lokasi, disambut dengan tarian Bedhaya, 
Tarian Bedhaya di Murwa Candika, Bersih Candi Kragilan
      Tarian Bedhaya juga dimaksudkan sebagai pembuka acara bersih Candi. yang dilanjutkan dengan Tarian Garuda Dwiwarna, 
Tarian Garuda Dwiwarna di Murwa Candika, Bersih Candi Kragilan
      Tarian yang mewujudkan Bhineka Tunggal Ika, satu dalam budaya yang dinaungi dengan bendera Merah Putih.
     Selanjutnya, puncak kegiatan Murwa Candika, dipimpin Panandita. Air suci di dalam kendi kemudian disiram ke sekeliling Yoni, dengan diiringi puja mantra Panandita. 
Murwa Candika, Bersih Candi Kragilan
     Setelah prosesi berakhir, kembali di suguhkan tarian rakyat yang dibawakan oleh komunitas Seni Budaya. 
     Seperti yang Kang Ody Dasa* (koordinator Komunitas Mbo'ja lali) ceritakan kepada penulis. Tujuan kegiatan Murwa Candika memperkenalkan cagar budaya dan memberikan pengetahuan mengenai cagar budaya serta perlunya untuk menjaga kelestariannya, sekaligus pengembangan pemanfaatannya. 
Bapak Kades, Dedy Saryawan dan dri BCB Jateng
        "Kepedulian masyarakat untuk menjaga kelestarian alam dan cagar budaya yang berada di lingkungan sumber air, juga mengembangkan potensi-potensi pemanfaatan cagar budaya dan lingkungan alamnya dengan pelibatan masyarakat tentu akan membangkitkan inisiatif warga", jelas kang Ody Dasa.   
   Berbagai komunitas, seperti Komunitas peduli cagar budaya, Komunitas peduli kelestarian alam, Komunitas seni budaya dan alumni Duta Wisata Boyolali dilibatkan dalam Murwa Candika. 
       Tentu peran Bapak Kades, Dinas Kebudayaan setempat dan BCB Jateng dalam mendukung kegiatan menjadikan usaha pelestarian seperti menemukan jalan mudah. 
Kades Kragilan : Bapak Dedy Saryawan
    Fakta demikian terungkap ketika sarasehan Penyelamatan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat dengan Narasumber dari BCB jawa Tengah. 

    Dalam Sambutannya saat sarasehan, Bapak Kades Kragilan, Bapak Dedy Saryawan mengungkapkan rencana desa untuk membeli tanah agar bisa memaksimalkan pemanfaatan, pelestarian dan potensi desa lain sungguh menjadi inspirasi.

         Candi Kragilan sendiri, atau warga menyebut Candi Watu Genuk sebenarnya sudah diteliti sejak ditemukan sekitar tahun 2014. Pasang surut Situs Watu Genuk, tak mengalami perhatian yang serius. Pemasangan plang papan nama Situs, memang pernah dilakukan. 
      Sampai kejadian di pertengahan 2019 dimana ada orang tak dikenal yang menggali Candi Kragilan ini, ditambah kurang dari 100m penambangan batu serta disisi lain ada pembangunan perumahan. Akumulasi kejadian, kondisi dan semangat Komunitas mBo'ja lali yang memuncak, didukung semua lapisan masyarakat menjadikan Murwa Candika sebagai kegiatan rintisan pelestarian Cagar Budaya yang melibatkan masyarakat.
Murwa Candika Bersih Candi Kragilan Boyolali
    Bagi Masyarakat, tentu untuk mengikuti jejak Komunitas mBo'ja lali mengadakan kegiatan seperti ini dibutuhkan tekad yang kuat dan kerjasama yang tidak mudah. Tapi secara individu barangkali bisa berperan. 
       Pak tua ini contohnya, 
Cukup cinta Candi, maka perilaku akan baik,  sumber foto http://www.sasadaramk.com
     Tak harus mewah namun sederhana saja. Jangan buang sampah sembarangan, jangan merusak, jangan mengambil.
Mas Eka Budi Z, Mas Teddy (Komunitas Kandang Kebo), Saya dan Mas Rafael (Klik Nama terhubung blog)
       Sampai Ketemu di Kisah Pecinta Situs Watu Candi,
Salam ...
#Hobikublusukan

Ikutan yuk di Kompetisi “Blog Cagar Budaya Indonesia  Rawat atau Musnah!”
Kompetisi “Blog Cagar Budaya Indonesia  Rawat atau Musnah!
Nb :
Sumber 
* Wawancara lewat WA dengan Kang Ody Dasa, Koordinator Komunitas mBoja' lali
** Kerangka Acuan Kegiatan/ Term of Reference Murwa Candhika Situs Watu Genuk oleh Komunitas mBo'ja lali

Sabtu, 28 September 2019

Candi Bale Kambang : Temuan baru

Candi Bale Kambang 
         Sabtu, 28 September 2019. Rangkaian dari Blusukan Anjangsana Komunitas, Destinasi ke 4. Setelah puncak acara Anjangsana selesai, Mas Fikri kemudian mengarahkan kami untuk menuju Lokasi  tak jauh dari Petirtaan Balekambang. Dimana ada Candi yang tak banyak diketahui oleh Khalayak umum. 
Veronica degroot : Arkeolog Perancis
sumber : radar pekalongan
     Baru setelah ada kegiatan eskavasi keilmuan oleh Arkeolog Perancis Veronica Degroot ---Ini saya tahu tentu saja saat saya cari referensi tentang Candi balekambang ini.

 Apalagi saat ke Petirtaan Balekambang 2016 itu, suasana di sekitar petirtaan Balekambang nampaknya lumayan penuh rimbun pepohonan (dalam bahasa jawa rungkut).
       Dari Petirtaan Balekambang, ada jalan setapak kearah timur. Tidak sampai 100m sampailah kami.
 Maturnuwun kepada Mas Fikri yang rela memberikan koleksi foto pribadinya saat ikut tim penggali (eskavasi).
Candi Balekambang, by Fikri picture
Candi Balekambang, by Fikri picture
     Saya pribadi kekurangan foto di Candi Balekambang ini, karena kamera dan HP sama-sama baterai habis.... temen blogger janji kirim foto ekplore namun sampai hari ini belum (senggol mas Eka Budi). 
    Dari eskavasi, saya pribadi menduga Candi ini menjadi rangkaian ketika ritual ibadah. Sederhananya, mensucikan diri di Petirtaan kemudian beribadahnya di candi Balaikambang. 
     Batang, yang banyak tinggalan tertulis seperti  Prasasti Sojomerto menjadikan dugaan beberapa ahli menjadi pintu masuk peradaban masa itu. Apalagi Batang  adalah daerah pesisir, dimana dulu kapal adalah transportasi utama untuk berpindah antar pulau. 
       Beberapa close up struktur batu baca di Candi Bale Kambang Batang :




   Sementara narasi ini dulu.. Maturnuwun Mas  Eka Budi dan Mas Seno fotonya, juga dapat janji dari mas Fikri cerita - cerita mengenai Candi Bale Kambang. Bersambung--

         Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
      Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya 

#hobikublusukan
Link Rangkaian Destinasi  Anjangsana Komunitas :
Link Utama---- Seluruh kisah tergabung---- , PerDestinasi
4. Situs Bale Kambang (saya kesana berapa tahun lalu)
5. Candi Bale Kambang

Candi Boto Tumpang 1: Destinasi 2 Anjangsana Komunitas

Candi Boto Tumpang I : dukuh Boto Tumpang, Desa Karangsari Kec. Rowosari Kendal
       Sabtu, 28 September 2019. ini adalah rangkaian cerita blusukan bersama Komunitas Dewa Siwa. Untuk lebih lengkap silahkan baca naskah link : Anjangsana Komunitas. Destinasi Pertama, dimana lokasinya sangat dekat dengan Rumah Mas Fikri, pentolan Komunitas Pecud dan Kendil Wesi (Pecinta Situs Cagar Budaya Kendal-Batang Pekalongan). 
Fikri
         Rumah beliau pula yang menjadi pusat kumpul beberapa komunitas yang bergabung dalam kegiatan Anjangsana Komunitas ini. Lebih dari 30 orang, dari berbagai komunitas berbaur. Setelah merasa cukup kami kemudian menuju destinasi 2 : Candi Boto Tumpang 1. 
       Kira-kira 5 menit saja perjalanan kami tempuh, menyusuri jalan pedesaan dimana kanan-kiri jalan hamparan persawahan. Matahari yang mulai terik tak kami hiraukan. Karena rasa penasaran kami. 

      Setelah memarkirkan kendaraan bermotor, kemudian kami jalan kaki menyusuri pematang sawah. Menuju Candi Boto Tumpang I, 
Menuju Candi Boto Tumpang I, 

      Ada kejadian lucu, menyeberang sungai kecil. Saat salah satu peserta ragu-ragu meniti 3 batang bambu. Maju mundur seperti artis cetar itu 😀😀wkwkwk- tonton video dibawah 👇. 

      Candi Boto Tumpang 1 Berada di dukuh Boto Tumpang, Desa Karangsari Kec. Rowosari Kendal. 
Candi Boto Tumpang I Kendal

Candi Boto Tumpang 

     “Sekitar tahun 2017, saya dan rekan dari Mojokerto ketika penelusuran di area ini, awalnya karena penasaran dengan nama Dusun yang identik ‘Dusun Boto Tumpang’. Apalagi warga yang kami tanya selalu menjelaskan bahwa batu bata ditengah sawah tersebut dulunya adalah bangunan masjid”, cerita Mas Fikri. 
     “Setelah kami telusuri, singkat cerita kami akhirnya kami yakini bahwa batu bata ini adalah (ODCB) Obyek Diduga Cagar Budaya”, jelas mas Fikri. Kemudian oleh Mas Fikri kemudian dilaporkan ke pihak berwenang. 
Berkumpul menyimak penjelasan dari Mas Fikri, 
     Setahun kemudian, barulah ada penelitian sekaligus eskavasi pertama kali. Untuk mengetahui dugaan awal bentuk, usia dan peninggalan masa Hindu Klasik atau Budha. “Kesimpulan para arkeolog saat itu menduga bangunan Boto Tumpang ini mirip dengan kompleks percandian Batujaya Karawang (Penulis sangat berhasrat kesana), yang merupakan candi Budha”, tambah mas Fikri. 
     Reruntuhan Candi Boto Tumpang I 
Candi Boto Tumpang I
Candi Boto Tumpang I
     Secara kasat mata, Peninggalan yang nampak diluar ini memang sudah lumayan hancur. Tapi saya yakini terpendam dalam tanah masih banyak dan bisa tersusun kembali. 
     Pemandangan sekitar juga cukup mengagumkan, Hamparan sawah penghhijauan pasti akan menyegarkan mata memandang. Menambah syahdu suasana Candi Boto Tumpang ini. Semoga tak butuh lama pihak terkait untuk meneliti dan kemudian merestorasi Candi Boto Tumpang ini, potensi wisata religi cukup menjanjikan, apalagi tak jauh dari lokasi ini ada lagi ODCB dengan Batu Bata yang sama, Masyarakat menyebut dengan Candi Boto Tumpang II (link Naskah) 
     Link Channel Youtube :

       Foto bersama Para peserta Anjangsana Komunitas: 
Anjangsana Komunitas Kolaborasi Dewa Siwa, Exsara, Pecud, Kendil Wesi
 Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 

Sampai Ketemu di Penelusuran Berikutnya 

#hobikublusukan 
Link Rangkaian Destinasi  Anjangsana Komunitas :
Link Utama---- Seluruh kisah tergabung---- , PerDestinasi
1. Lapik Situs Magelung
2. Yang anda baca ini
3. Candi Boto Tumpang 2
4. Situs Bale Kambang (saya kesana berapa tahun lalu)
5. Candi Bale Kambang
6. Arca Ganesha Tersono