Sabtu, 13 Maret 2021. Sebelumnya terimakasih kepada rekan seprofesi, Budi Santosa, kenal beliau cukup lama di bangku kuliah, satu angkatan setelah saya. Saat ini seprofesi bekerja di Perpustakaan, tetangga Kabupaten. Saya di Perpusda Kabupaten Semarang Mas Budi ini bekerja di Perpusda Kota Salatiga. Walaupun sering guyonan bahwa saya hobi kok watu, tapi aneh bin spesial, beliau malah memberikan foto watu lumpang yang dijadikan tugu. Saat bermotor bersama sang istri, Mas Budi Santosa ini melihat kemudian difoto serta dikirim ke saya. Sepele bagi beliau, tapi berarti banyak bagi saya. Apalagi lama sekali tidak menyalurkan hobi menelusuri jejak peradaban alias watu kuno. Sebenarnya sudah sekitar pertengahan 2020 Mas Budi ini share info, namun untuk menyamakan waktu senggang diantara kami sungguh susah. Apalagi menyesuaikan jadwal gowes Mas Budi yang super padat ini mesti ekstra sabar.
Sempat nyaris batal karena saking excited nya saat saya berhenti beli minum di daerah Bawen, as Roda sepeda yang saya bungkus plastik tak nampak di bagasi. (loading sepeda dengan mobil jadi roda dicopot semua). Saya superpanik… harus balik jauh terus tak ada as tentu gak bisa…, WA istri dirumah, bahkan WA Mas Budi… jawabnya bermacam-macam. Sempat down, namun coba ambil nafas dan mencari dengan teliti. Benar saja, as kedua roda menyelip di roda cadangan mobil di bagasi...hhfffft Segera meluncur ke Pabelan, dimana Mas Budi ini Berdomisili.
Start dari rumah beliau, melalui jalus pedesaan yang asri, kanan kiri sawah menghijau, tak tercium udara polusi, yang ada segar, sejuk. Ditambah gemericik suara air yang menemani perjalanan gowes kami menambah semangat mengayuh pedal. Untuk selengkapnya versi video di channel youtube ya.
Sampailah kemudian di lokasi Watu Lumpang berada,
Di dekat Pos Kamling Desa Jembrak, Watu Lumpang ini dijadikan tugu.
Dari warga yang saya temui, (Rumahnya di seberang tugu watu lumpang). Beliau bercerita bahwa :
Maturnuwun mbah atas informasinya |
"Watu Lumpang Jembrak ini ditemukan di Gumuk Gondang tak Jauh dari Desa Jembrak, saat pembangunan Jalan Tol, kemudian oleh warga dipindah ke Desa dan dijadikan Tugu Watu Lumpang."
Apakah warga paham, bagaimana watu Lumpang ini berfungsi seperti apa dijaman dahulu, saya kurang tahu. Yang pasti patut di apresiasi ketika niat warga memindah ke lokasi yang sekarang dan dijadikan tuggu. Walaupun posisinya dimiringkan. Minimal tidak di gepuk.
Watu Lumpang yang pada jaman keemasan masa Hindu Klasik mempunyai peran yang krusial dalam ritual adat keagamaan sebagai media menumbuk sesajen awal masa tanam/ masa panen, penyembahan dewi Sri, atau bahkan ritual penetapan sima (tanah perdikan) atau ritual adat yang lain. Sehingga umumnya Watu Lumpang ditempatkan di ketinggian, tanah subur dan dekat dengan mata air.
Watu Lumpang Jembrak,
Sebenarnya dapat informasi satu lagi watu lumpang berada di tengah persawahan warga tak jauh juga dari lokasi awal Watu Lumpang ini, namun karena kali ini gowes... juga terkendala waktu, barangkali lain waktu bila ada informasi yang lebih jelas lokasinya pastinya saya akan kembali lagi. Memperjelas jejak peradaban kuno di Desa Jembrak ini. Semoga.
Sampai Ketemu di Penelusuran situs Berikutnya
Mampir juga di Channel youtube untuk lihat video gowes blusukan nya.. di Link :
Maturnuwun Info, guide dan gowes keblasuknya…
Salam pecinta situs dan watu Candi