Kamis, 03 Mei 2018

Situs Ngadisari, Temanggung

Situs Ngadisari, Temanggung
               Kamis, 3 Mei 2018. Keluar dari Endong Sewu. Sebenarnya perasaan saya sudah berasa “saatnya pulang”, eh ditengah perjalanan sambil motor melaju Lek Suryo melirik hpnya, kukira melihat pesan gawat di WA nya, ternyata hanya melihat jam. Sejurus kemudian, “Jeh Nyandak, Sekalian saja situs dekat Prasasti Gondosuli”, paksanya. Sebenarnya dipaksapun saya rela….. wkwkwkkw.
     Sesampainya di tikungan dekat Rumah Sakit Kristen Ngudi Waluyo kami ambil kanan, ada papan petunjuk menuju Prasasti Gondosuli. Banyak berubah disepanjang jalan. Sejak terakhir penelusuran area ini sekitar tahun 2014. Sekarang sudah ramai. Kanan kiri banyak ruko, rumah, walaupun sawah tetap dominan. Bila Prasasti Gondosuli belok, destinasi kami yang terakhir ini (saya agak yakin karena matahari sudah beranjak surut ke barat) tetap lurus,setelah melewati jalan tikungan tajam (S), 50m selanjutnya saat ada perempatan ambil kiri. 
      Mungkin lapar, sangat bahkan. Sampai dua kali kami bolak-balik masuk gang, Lek Suryo lupa lokasi Situs Ngadisari yang jadi final destination blusukan kemisan hari ini. Sampai akhirnya di usaha kami yang ketiga bertanyalah kepada seorang pemuda yang sedang nongrong didepan rumah. “Ohh, batu candi. dibelakang rumah itu?”, tunjuk pemuda tersebut. 

     Segera setelah memarkirkan motor saya dan lek suryo langsung menuju arah tersebut. Lagi-lagi melalui jalan sela-sela rumah. 

      Terpampang sebuah papan kecil tanda nama Situs, yang nampaknya bukan dari BCB namun sebuah lembaga komersil (mungkin CSR nya membuatkan papan ini), patut mendapatkan jempol, walaupun hanya sebuah papan namun menjadi pertanda bahwa Situs ini dilindungi secara hukum.

bersama beliau


     Sejarah penemuan belum saya peroleh secara detail, namun Bapak xxxx ( saya lupa namanya, tapi segera saya cari tahu), tukang kayu yang kebetulan kami temui (rumah beliau disamping situs) hanya menceritakan tatanan watu candi ini memang sudah ada sejak dulu, “Kata mbah saya, yang awal ditemukan itu Yoni yang berada ditengah itu, kemudian beberapa watu candi lain juga ditemukan disekitarnya. Akhirnya dikumpulkan oleh warga menjadi satu”.

      “Saya juga menyimpan satu arca yang masih bagus kondisinya, karena Kalau diletakkan di situs ini takut hilang”, Spontan batin saya merasa ikut bangga. Bapak ini keren!. Untungnya masih ada yang berjiwa lestari, tidak melulu berorientasi pada uang. Tanpa kami duga, kami diajak untuk menengok arca tersebut, didalam kamar pribadi beliau, …. Namun maaf saya tak dapat menampilkan arca tersebut, biarlah menjadi dokumentasi pribadi). 

       Setelah selesai, kami kemudian segera mengeksplor… rasanya tak sabar untuk melihat jengkal demi jengkal watu candi di setiap sisi, segala penjuru. Menurut saya pribadi, walaupun sudah tak berbentuk seperti jaman dulu kala, namun tetapp indah mempesona dan berwibawa.

      Kami sempat memutari situs, sekaligus membuat video amatir, (Link video amatir segera setelah selesai edit dan uplod di chanell You Tube). 

    Sisa Struktur Situs Candisari masih cukup membanggakan, bayak relief, batu berpola, batu kuncian masih banyak. Harapan kami hanya sepele (tapi tak mudah), semoga pihak terkait bbisa merestorasi Situs Ngadisari ini menjadi bangunan suci kembali. Sekaligus bisa diteliti jejak sejarah peradaban bangunan ini.


      Beberapa dokumentasi Di situs Ngadisari.


      Yoni ditengah tengah situs



         Relief di salah satu watu candi, 



         
         Batu dengan pola - kuncian,

        Bagian ujung tangga, masuk bangunan (saya duga)



       Yang paling memikat adalah potongan Puzzle ini, POTONGAN BAGIAN ATAS ARCA : TRISULA 

Situs Ngadisari, Temanggung
          Setelah merasa cukup, kami menyudahi penelusuran destinasi di Situs Ngadisari ini. Saya yakin ini yang terakhir karena sudah beranjak sore, kami pun lapar. Keluar dari Parakan menuju Semarang. Mampir dulu di Mie Ayam. Sambil ngobrol ngalor ngidul karena mungkin saja ini duet terakhir kami...wkwkwk, maksudnya duet blusukan mungkin susah kami ulangi. maturnuwun.

    The Partner, Lek Suryo Wibowo,
Suryo di Situs Ngadisari












       












Salam Pecinta Situs dan Watu Candi






















#hobikublusukan


     Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)

1. Situs di masjid Wali Limbung

Struktur Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung

Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung
      Kamis, 3 Mei 2018. Lanjutan dari blusukan Kemisan spesial bulan Mei, (Seluruh naskah di link naskah dibawah), keluar dari Masjid Wali Limbung kami kemudian menyeberangi jalan dan masuk gang di Desa Karanggedong, masih di Kecamatan Ngadirejo. 
     Menyusuri Gang perkampungan, seperti nya guide ini sedikit lupa dengan keberadaan situs. Melewati makam yang terlihat menarik intuisi saya, tapi saya diam saja. Setelah kurang lebih 100m kami kemudian parkir motor di halaman warga. Setelah tanya seorang bapak, “Itu dibelakang rumah tempat parkir motor mu!”, jelas beliau. Saya ngekek saja. Lupa kok di pek dewe!. 

     Kami kemudian menuju situs, berjalan memasuki jalan sempit disela rumah warga. Kurang dari 20m. Tepat dibelakang rumah, Situs berada. 
Struktur Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung
       Setelah mohon ijin kepada seorang warga yang kebetulan kami temui, segera kami kemudian membuat video amatir terlebih dahulu" 
     Link: Video Amatir
      "Kalau tidak salah, dulu dikumpulkan warga dari di belakang rumah itu", jelas Lek Suryo sambil menunjukkan arah. 
   Apresiasi tinggi buat warga yang berusaha semaksimalmungkin mengumpulkan peninggalan purbakala ini. Sebuah kabar cerah diantara tak pedulinya warga (umumnya begitu). Kemuncak, atau bagian dari atap candi dan struktur lain ditata sedemikian rupa.
     Sayangnya keberadaan situs ini berada dibelakang rumah warga, yang membuat orang luar tak mudah menemukan sekedar atau melihatnya.
    Salah satu susunan kemuncak close up,

   Dari Samping, 
    Tetap terlihat memukau.

    Dari sisi sebaliknya, 

     Terlihat Karya indah masa lalu, dapatkah diberi penjelasan bagaimana mereka membuat seperti itu halusnya, sepresisi itu? dengan keterbatasan alat?
    Itulah salah satu alasan pribadi saya kenapa saya keranjingan dengan blusukan ke situs, semakin saya mengetaui keunikan, keindahan semakin saya bangga. 
    Beberapa struktur yang masih bisa terkumpul dan coba diselematkan oleh warga, 

    Setelah merasa cukup kami kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Namun sebelumnya sesaat setelah sampai di jalan di depan makam, tiba-tiba Lek Sur berbelok... (Bersambung ke naskah yang ke #3)
The Surprise, Lek Suryo Wibowo,
Suryo Wibowo di Karanggedong, Temanggung
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung
#hobikublusukan

     Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)

3. Yoni dan Lingga di Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
4. Lingga Patok di Makam Desa Pringapus, Ngadirejo Temanggung
5. Situs Ngadisari

Situs Lingga-Yoni Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung

Situs Lingga-Yoni Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
      Kamis, 3 Mei 2018, tujuan ketiga, sebenarnya dihati saya 1 saja sudah cukup, eeehhh dibonusi 1 situs lagi sudah beruntung. Bagaimana tidak? Diboncengke, sampai Temanggung, diantar (tanpa rahasia), lebih dari satu pula. hahkan akan 3 situs. Terpaksa katanya, durasi sudah menunggu Lek Suryo. Saya tak kan sedikitpun protes… wkwkwkwk. 
     Saya pernah mengalami yang dia rasakan bahkan lebih mengerikan… tapi memang kalah kejam dari rekan saya…. Yang bertampang garang diluar, hobinya trabas… sesekali blusukan… sampai dirumah…wakakakka….sssttt.--- end jangan di detailkan (no name…. saya ga enak menyebutnya…. Hanya memang rekan ini di tempat usahanya keset adalah benda istimewa---intemezzo saja!). 
       Kembali ke penelusuran spesial Kemisan ini, setelah dari Situs Karanggedong, Ngadirejo Temanggung, kami kemudian mengarah kembali ke Jalan Raya… Sebelumnya saat masuk gang tadi saya sempet mengarahkan pandangan pada sebuah makam. 
      Dan ternyata jika orang sudah diatas level gila = pecinta, ada misteri (atau hanya sugesti saya saja mungkin) kenapa kadang saya sangat tertarik dengan satu lokasi yang ternyata di lokasi tersebut ada situs… semacam ada tarikan yang tak saya sadari (saya bukan pemilik indera lebih), sayangnya, tarikan tersebut lebih banyak tidak saya lanjutkan dengan penelusuran.. dan itu seringnya yang bikin penyesalan. Karena mengulang blusukan ke satu daerah belum tentu bisa segera terwujud. Untungnya kali ini langsung. 
      Saat keluar dari situs yang kedua, (sepertinya tak kejedot genteng lagi---seperti kejadian di Candi Selogriyo , namun nampaknya berpengaruh). Tiba-tiba Lek Suryo teringat, ada Yoni di makam dekat sini. Spontan saya langsung tunjuk arah dimana makam tadi, karena saat lewat = seperti cerita saya sebelumnya. 
      Setelah parkir, kami kemudian langsung merekam video amatir : (nunggu edit dan proses upload di channel youtube). 
Situs Lingga-Yoni Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
      Yoni dan lingga berada dibawah 2 pohon besar yang sepertinya berumur sangat tua, mungkin lebih dari 500tahun. Satu jenis Beringin putih, namun yang berdaun lebar kurang tahu jenisnya, mungkin pohon Belu. 
     
      Yoni berada dalam kondisi jungkir balik, dengan keadaan tidak 100% utuh lagi, selain rompal Yoni digerogoti lumut dan jamur di hampir semua bagian. 
      Kenapa dibalik, saya pribadi tak menemukan jawaban. Karena tentusaja bisa dengan mudahnya warga bisa membalik seperti seharusnya bagaimana Yoni Berdiri. Mungkin saja karena ada Lubang dimana Lingga berada, ketika dibalik, tergenang air dan terkesan kotor oleh genangan air yang banyak jentiknya. Takut Aedes Aegepty mungkin… hehehe. 
     Ohh ya, konon Lingga pasangan Yoni ini tak jauh. Terpendam sebagian dengan kondisi yang lebih parah.. Tak terawat sama sekali, simbol khas lingga sudah kabur tertutup tanah yang berasal dari pelapukan karena lumut. Bagian bawah Lingga segi delapan dan 4 juga terpendam di tanah makam tak terlihat. 
Situs Lingga-Yoni Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
       Keberadaan struktur di masjid Wali Limbung, Di belakang rumah warga dan Yoni di makam ini. Dalam satu area yang dekat. Kemudian nama Desa (maaf saya menggunakan ilmu cocoklogi versi saya pribadi) Kaligedong, jika saya mengartikan adalah Sungai ada sebuah bangunan…. Orang jaman dulu menyebut Gedong adalah sebuah bangunan yang mewah dan bukan terbuat dari kayu seperti kebanyakan rumah masa itu. Dan itu berarti? Ya sesuatu banget menurut saya! 
       Untuk fungsi Yoni – Lingga tak perlu detail lebih lanjut, secara singkat ini adalah peninggalan masa Hindu Klasik. 
     Kami kemudian melanjutkan perjalanan. Waktu masih cukup, satu lagi di area ini, keluar gang, menyebrangi jalan lagi, masuk gang di sebelah sana.. Akan ada situs lagi. Sayangnya beberapa kali keluar masuk gang tak ketemu situs yang dimaksud. 

Ya sudah… cerita ini saya akhiri dulu. 


The Surprise, Lek Suryo Wibowo,
Situs Lingga-Yoni Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
       Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Situs Lingga-Yoni Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
#hobikublusukan

       Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)
4. Lingga Patok di Makam Desa Pringapus, Ngadirejo. Temanggung
5. Situs Ngadisari

Kamis, 26 April 2018

Situs Watu Kenong Bantir, Sumowono

Situs Watu Kenong Bantir, Sumowono
       Kamis, 26 April 2017. Istilah sepakbola khas liga Inggris yang “Hit n Run”, sepertinya cocok dengan strategiku blusukan kali ini dan seterusnya (mungkin). Karena apa?, faktornya tentu banyak yang paling utama tentu saja Durasi Jemput Anak, kemudian tak lagi punya duet maut yang w.o.w… (tapi blusukan tetap harus berlangsung)… Seperti cerita ‘Kemisan’ ini….
Situs Watu Kenong Bantir, Sumowono
      Periode sekitar tahun 2014 sepertinya saya membaca postingan dari seseorang yang tak saya kenal (disebuah grup FB) tentang batu dan sumur kuno di daerah Bantir Sumowono, yang mengingatkan kembali tentang keberadaan Lingga situs Kunto Bimo Bantir dan watu kodok yang diatas bukit (lupa nama bukit itu yang posisi nya berada persis didepan barak militer, namun belum bisa saya telusuri—konon medan sangat terjal). Sekian waktu lamanya, kemudian kenal dengan Bapak Mustain Marzuki…. Maturnuwun Pak, info situs dan rela rutin terus direpoti menjadi guide ke beberapa situs yang ternyata malah situs yang saya maksud terlewat. Sampai ketika saya tak sengaja membuka simpanan file screenshoot di Laptop. 
      Saat saya tanyakan, beliau sepertinya mengerti daerah tersebut, rekan beliau ditanya, ...eh ternyata posisinya ada di bawah sawah rekan Pak Mustain…., 
     Jadilah…. Setelah sehari sebelumnya mendapatkan kepastian beliau punya waktu luang walaupun ini ketigakalinya Pak Mustain kelokasi ini…. 
     --- Hit n Run yang saya maksud adalah… waktu saya maksimal hanya 3 jam, mulai berangkat dari Ungaran sampai kembali lagi ke Ungaran, maksimal jam 2 harus sudah di Ungaran. Jam 11.30 saya start menuju Sumowono rumah Bapak Mustain, sempat ngabari rekan (bukan maksud pamer Mas Eka WP, namun siapa tahu gasspoll terus ngoyak…. Karena diburu waktu sekitar jam 12an sampai. Padahal tadi pagi hanya sempat sarapan Pop Mie, lapar ku ganjal dengan teh bukan bulat n xxxroti rasa coklat, biar tetap stabil (dan gak terlihat kelaparan oleh Pak Mustain.. hehe. 
    Setelah dzuhuran terlebih dulu kemudian kami meluncur menuju lokasi. Start dari Watu Gandu (rumah Bapak Mustain) jam 12.30, melewati pasar Sumowono, kemudian Barak Militer Bantir ambil kiri.. sampainya disini saya lupa belokan yang mana, menuju lokasi … (karena banyak gang). Namun jika mengulangi lagi sepertinya ingat, tentu saja sebelumnya harus di beri asupan yang bergizi. Hehehe…
    Kalau Bapak Mustain jangan ditanya, beliau jajahanya daerah sini, lha wong sawah beliau ya disekitar area ini (yang kami lewati). Saat melewati jalan tanah yang lumayan mblethok, pak Mustain terlihat takut mbonceng terlihat dari berulangkali minta “jalan saja sudah dekat!”, (njenengan dereng nate mbonceng Mas Dhany pak! = niku kados siksaan teng griya di prenguti bojo gara2ne blusukan ra wayahan … walaupun tetep kalah level!.... Jeh teles tur gatel mas Dhany? Wkwkwkwk
      Parkir motor di ladang warga, karena jalan hanya setapak dan melewati pematang sawah. Kurang dari 200m sampailah…. Jam tepat pukul 1 siang. 
     Warga menyebut dengan Watu Kenong, 
Situs Watu Kenong Bantir, Sumowono
     Tak banyak cerita dari warga, namun konon ada 3 batu yang saling berkaitan, selain Watu kenong, ada watu yang mirip dengan alat pemukul kenong dan lumpang di area ini. Sayangnya kedua batu lain entah dimana rimbanya, lumpang dulu oleh warga diglimpangke ke sungai. 
Watu kenong, dokumentasi :

     Jika merunut tinggalan batu yang mirip, dugaan ini adalah umpak. Tapi kok Cuma 1 saja? Trus batu pemukul tadi nampaknya seperti lingga (dari mengira bentuknya seperti yang digunakan oleh para waranggono, kemudian yang oleh warga dikira lumpang adalah Yoni. 
---ini dugaan saya pribadi saja----
      Tanah subur, dekat dengan mata air kemudian berada di dekat pusat religi masa itu (konon… — Gedongsongo yang berada di sisi lain gunung Ungaran adalah pusatnya religi Masa silam). Dua kemungkinan memang peradaban pernah ada di area ini.
gas alam di Situs Watu Kenong Bantir, Sumowono
      Di atas Watu kenong ini, ada semburan gas alam yang dulu pernah dimanfaatkan warga untuk memasak selamatan, : ‘lemah murup’, bahkan diawal-awal penemuan gas itu area ini ramai dan menjadi lokasi wisata dadakan, sayangnya potensinya tak tergarap maksimal…. 
      Saat ini lubang gas tersebut telah ditutup dengan cor-coran. Kembali kebawah, menyusuri aliran sungai kira-kira 20m dari Watu Kenong akan menemukan Sumur yang Misteri. 
Sumur kuno bantir Sumowono
     Bagaimana tidak… ditengah sungai ada lubang sumur, Lubang yang berbentuk bulat agak oval tadi menembus bebatuan, dengan kedalaman yang menurut Bapak Mustain “Kecemplung mesti blabas”. 
     “Mungkin dulunya area ini pernah dilanda kekeringan yang cukup lama, solusi warga ya membuat lubang ditengah aliran air…. Karena jika proses alam tak kan mungkin berbentuk bulat agak oval dengan kemiringan sungai hampir landai, kecuali jika air terjun…Namun bentuk lubangnya pun pasti tak beraturan sesuai volume air yang jatuh".
Dulu pernah menjadi warung saat ramai di watu kenong
      Pada akhirnya, sangat saya sayangkan potensi ini terabaikan, dibiarkan lumut yang mengekploitasinya… padahal sejarah panjang dulu pastinya pernah bersemayam disini… 
      Semoga setelah saya ada yang menelusuri dan menemukan titik terang bagaimana fungsi Watu Kenong pada masa lalu… agar kita semua tercerahkan…. 
     Jam menunjukkan pukul 13.33, saya kemudian memaksa untuk mengakhiri blusukan kali ini, walaupun Pak Mustain menawari 3 lokasi lain yang masih di area Sumowono. Namun karena rule: Hit n Run,   jadilah kami harus menyudahinya. 
    Sudah terburu-buru, namun Pak Mustain memaksa untuk tahu jalur ekstreem… konon dijalur ini (sebelah kanan jurang—beberapa bulan sebelumnya ada motor terjun bebas, ibu-ibu pemula yang bermaksud berangkat pengajian dengan motor matic, bermaksud memotong jalan, secara heroik terselamatkan pohon kopi, jika tidak tersangkut pasti terbang ke sana, padahalnya pohon kopi tersebut tak terlalu besar….--- Benar saja… saya melewati jalur tersebut dengan adrenalin yang cukup tinggi. 
     Karena harus jam 2 sampai Ungaran kembali, saya pulang sejadi-jadinya kencang, mohon maaf pengendara lain jika saat Kamis sore 26 April 2018 (sekitar jam 2 kurang) di jalur Sumowono-Ungaran, ada motor Supra 125 plat merah yang pecicilan… maaf….--- Jam 2 tepat sampai di Ungaran!.. dan Hit n Run sungguh di kehidupan nyata saya! Sampai ketemu di blusukan yang mirip….

Video Amatir (Nunggu proses Upload ya)

Maturnuwun Pak Mustain Marzuki
Bapak Mustain Marzuki













Salam Pecinta situs dan Watu Candi.
ssdrmk di Situs Watu Kenong Bantir, Sumowono
#hobikublusukan