Minggu, 11 Desember 2016

Menengok Arca Ganesha di Lingk. Rengas Kelurahan Kupang Ambarawa : Jejak Peradaban

Minggu, 11 Desember 2016.
      Berawal dari rencana di jauh hari sebelumnya. Komunitas Dewa Siwa akan mengadakan kegiatan "Gathering" bersama Keluarga. Pas sedang mematangkan rencana, Pak Nanang klisdiantoro posting penelusuran Ganesha di Belakang SMK Islam Sudirman Ambarawa. Dan Pak Nanang ini Juragan bakso, yang juga buka warung di Berokan Bawen. Jadilah... kegiatan Kami adakan di lokasi warung Beliau "Bakso Pak Keman".
    Ngobrol ngalor ngidul dari yang ringan sampai berat, dari yang sekedar gossip rekan Dewa Siwa sampai bahas ilmu percandian. Suasana kekeluargaan memang sengaja dibangun di pertemuan kali ini. Saya, Lek Wahid dan Mas Beny yang kebetulan bisa membawa serta keluarga masing-masing. 
     Maksudnya biar keluarga tak kawatir saat kita blusukan... karena sudah kenal semua. Beberapa foto guyub Dewa Siwa kali ini : 
Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen : Mas Hendri Lapar

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

DS di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Bakso Pak Keman Berokan Bawen
     Bagi kami, Dewa siwa lebih dari sekedar teman blusukan bersama, lebih dari sehobi, dan lebih dari 'edan' bersama. 
   Namun sudah seperti keluarga besar. 
    Di Kesempatan kali ini, kaos, kalender dan langkah kedepan kami bicarakan santai tapi serius sambil saling bercanda..
   Walaupun masih banyak yang belum bisa menghadiri, namun Komunitas Dewa Siwa senantiasa berproses untuk menjadi keluarga. Keluarga Pecinta Situs dan Watu Candi. 
   Terimakasih kepada Pak Nanang "Bakso Pak Keman", Berokan Bawen (Tanjakan menuju Gembol-Dari Ambarawa) yang telah mempersilahkan kami "Gathering" di Warungnya.
     Setelah makan bersama, Kami lanjutkan blusukan bersama dengan destinasi Arca Ganesha di Belakang SMK Islam Sudirman 2 Ambarawa. Tentusaja Guide Beliau Pak Nanang Klisdiarto. Sebelum itu kami mendokumentasikan terlebih dulu... 10 tahun lagi menjadi sebuah kenangan yang mungkin saja sulit untuk kami ulang. 
      Keluarga Besar Dewa Siwa

Komunitas Dewa Siwa : Pecinta Situs dan Watu andi
     Yang hadir :
  1. Artdie
  2. Beny dan Keluarga
  3. Derry
  4. Hendrie
  5. Suryo
  6. SSDRMK
  7. Wahid dan Keluarga
  8. Tuan rumah : Pak dan Bu Nanang Klisdiarto

    Sebenarnya lokasi dimana Bakso Pak Pakeman ada juga Arca Ganesha Ngrawan, Arca Nandi Ngrawan, dan watu candi Belakang Pos Kampling Ngrawan Lor. Tapi karena kami sepakat untuk menelusur yang 'masih panas', : Arca Ganesha Belakang SMK Islam Sudirman.
    Setelah foto bersama, kami meluncur melalui rute melewati SMKN 1 Bawen Kemudian pertigaan berokan ambil kanan arah Kota Ambarawa. Setelah Jembatan Sebelah kanan ada jalan keatas (Sebelah klinik), arah Sekolah (SMPN 5, SMK Islam Sudirman). 50 m dari SMK Islam Sudirman ada perempatan kecil, ambil kanan (penanda warung kelontong). Masuk kira-kira 100m. Jalan menurun kemudian belok kanan lagi mengikuti jalan beton dengan pohon bambu disebelah kiri.
      Lalu Sampailah :
Arca Ganesha di Kupang Ambarawa
     Dari ciri fisik, mudah dikenali ini Ganesha. Posisi Duduk, perut buncit dan hiasan padma di bawah arca. Kondisi Arca seperti yang bisa dilihat, sudah tanpa kepala arca, belalai pun tak berbekas... Penuh Lumut dan Jamur. 
Close up Arca Ganesha dari atas
     Kami mencoba memberikan advice kepada warga sekitar untuk merawatnya, minimal mengamankan dilokasi yang terlindungi dari alam maupun mafia kolektur murka bin b@#$@#t, maaf.... masih banyak berkeliaran yang melihat sesuatu ada uang nya... atau yang punya rasa ingin memiliki.
     Ganesa (Dewanagari) adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Dalam relief, patung dan lukisan, ia digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa). 

    Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. 
Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
    Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. 
    Beberapa kitab mengandung anekdot mistis yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu.
 Kisah tentang Ganesha lengkap baca di sini : (sumber www.mantrahindu.com
    Beberapa rekan mencoba menelusuri ulang 100m disekitar arca Ganesha ini. Namun tetap nihil. Masyarakatpun sudah tak ada yang tahu ihwal sejarah atau 'teman' dari Arca Ganesha ini

Ganesha Ambarawa : Komunitas Dewa Siwa
   Semakin lama sejarah jika masyarakat abai maka sejarah berganti dengan 'jarene' mitos bahkan 'tak tahu'!

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
@ssdrmk : dub smash di Ganesha Ambarawa
Blusukan formasi lengkap keluarga :
ssdrmk 











Pengumuman, barangkali berkenan membaca.
    Telah hilang disini : Sandal saya yang sebelah kanan ..... (Tertinggal)

Barang siapa menemukannya.. Akan saya pertemukan dengan sandal saya sebelah kiri
---
Terimakasih

Kamis, 01 Desember 2016

Menelusuri jejak Keberadaan Lingga di Dusun Ngrakas Desa Kaliulo Kec. Pringapus

Lingga di Kaliulo Pringapus
Kamis, 1 Desember 2016. Ritual blusukan Kemisan still go on. Kali ini ajakan direspon oleh Mbah Eka dan tentu saja sang guide MasDhany. Awalnya Mas Eka Slims, yang menelusuri pertama kali. Cerita yang dia dapati dari warga… Lingga ini sering berpindah-pindah dan kadang hilang tak menampakkan diri.
       Pada kesempatan lain MasDhany dan beberapa rekan lain menelusuri jejak keberadaan Lingga ini (+ LekSur)  (saya tak bisa ikut penelurusan yang kedua dengan guide Mas Eka Slims, karena saat itu hampir kena pinalti waktu  haghaghag...) hasilnya ternyata  Lingga ini telah raib dari lokasi.
Hingga satu hari, dimana MasDhany sang bos TB Dhany Putra (Karena supir nya tak masuk, maka bosnya yang kirim orderan bangunan). 
Lingga Ngrakas Kaliulo
Lingga ini berjodohlah dengan mas Dhany, dia jumpai di salah satu rumah warga yang pesan bahan bangunan tersebut. Diamankan kata si Bapak tersebut kepada Mas Dhany.
Dan hari ini, dengan kuasa waktu yang ditakdirkan kepada kami. Kami berkesempatan ‘menyentuh secara langsung. Saya dan Mbah Eka, Lingga Istimewa ini. Super sekali. Untuk pentunjuk arah, Mas Dhany nampaknya bersedia menjadi guide. Tagih saja!
Lingga Ngrakas Kaliulo
Berada di wilayah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarangm Jawa Tengah. Secara Administratif masuk di Dusun Kaliulo Desa Ngrakas Pringapus
Beliau yang bekerja sebagai tukang bangunan ini, menurut dugaan saya punya kelebihan dibanding warga pada umumnya. Yang paling nyata kelebihan rasa empati kepada tinggalan leluhur ini, melawan rasa takut warga akan hal mistis yang terlanjur melekat di pikiran masyarakat. Dan nampaknya memang beliau punya kelebihan lain juga….
Kondisi Lingga sangat mulus, Masih Nampak guratan lurus rapi dengan ujungnya melengkung yang menjadikan Bagian Brahmasutra terlihat anggun. Bagian Bawah lingga yang bersegi empat Brahmabhaga, diatasnya bersegi delapan disebut Wisnubaga, sementara diujung atas lingga dikenal dengan rudrabhaga. 
Setelah saya utarakan maksud saya kepada warga saat kumpulan, saya bawa sendiri dari atas bukit sana”, jelas beliau sambil menunjukkan arah dibelakang rumah kira-kira 500m di bukit di pinggir makam. “Saya bawa saat malam hari”, tambah beliau. “Saya tak bermaksud apapun, apalagi hasrat memiliki, hanya perasaan eman saja takut pusaka desa ini hilang”, pungkasnya.
Kami sepakat. Dan Salut… Semoga semakin banyak lagi warga masyarakat yang berjiwa luhur ini, bukan berjiwa kapitalisme…. Ingin mendapatkan uang! (Sayangnya banyak juga!!)
Lingga Ngrakas Desa Kaliulo Pringapus
Keberadaan Yoni, pasangan lingga ini tak ada yang mengetahuinya.. Entah sudah hilang, dirusak atau masih terpendam masih abu-abu alias misteri. Ketika kami berdiskusi panjang lebar, dan sangat memungkinkan adanya keberadaan Arca Nandi (Lembu/sapi), Yoni Pendamping dan struktur bangunan lain di sekitar nya, beliau sangat excited dan menjadi lebih terbuka kepada kami. Menjadi saling sharing dan berbagi pengalaman maupun pengetahuan.  Karena sesungguhnya misi komunitas kami yang paling penting adalah edukasi kepada warga masyarakat sekitar dimana situs berada…. Jika sudah tumbuh rasa ‘eman’, keberadaan sebuah situs akan terjamin. Se-simple itu tujuan kami.
Dilihat dari fisik lingga, yang menurut beliau baru sebatas dibersihkan dengan air saja. Namun sangat mulus tanpa lumut. Kami meyakini ini diluar nalar, namun masih dapat kami terima dengan pancaran aura Lingga ini yang kuat. Ritual menyiram Mentega dan atau susu jaman dulu membentuk lapisan proteksi pada lingga dan pada akhirnya memunculkan keistimewaan sendiri.
Setelah cukup berdiskusi, ngobrol dan nge-teh, kami mohon diri dan melanjutkan penelusuran jejak, masih di Kaliulo Pringapus. Keluar menuju jalan kampung kembali, kurang dari 5 menit. 
Situs kaliulo pringapus
Didepan sebuah surau (Mushola) watu Pendamping itu berada. Diskusi kami seru ketika membahas kira-kira batu Pendamping ini berfungsi sebagai apa…. Mbah eka mengajukan argumen…. 
Situs Ngrakas Kaliulo

Ketika proses ritual penyembahan kepada dewa, asumsi kami masih berkaitan dengan Lingga = Yoni – Siwa . Sesajen itu pasti ditempatkan di tempat yang spesial dan suci pula.
 Selain sesajen bisa pula, kemenyan, dupa atau piranti lain, gambaran jelas lagi seperti anyaman janur kelapa sebagai wadah dari sesaji tersebut.
Situs kaliulo pringapus
Bukan bermaksud apa-apa, karena dangkalnya pengetahuan kami… kami menerima koreksi. Diskusi kami hanya berasal dari sekolah otodidak, hasil penelusuran kami. Tanpa latarbelakang teori pendidikan ataupun pendalaman bahkan kajian. Koreksi bagi kami Biar menambah setetes pengetahuan.

Mari Ketahui dan Lestarikan
Ngobrol Santai dengan Pemilik rumah Di Lingga Kaliulo

 
Terimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak berperan dalam proses penulisan naskah kali ini… flow like a water… sangat berbeda dengan proses nulis naskah lain….  Maaf atas segala kekurangan.

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
 Lingga di Kaliulo Pringapus
 Dan Penelusuran masih terbentang luas untuk kita datangi
Mas Dhany, Saya dan Mbah Eka di situs Kaliulo

Nb : Semua foto by Dhany Putra

Rabu, 30 November 2016

Blusukan ke Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali.

    Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #2. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 
  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Gajah Ndekem.. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede.. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali.
      ---
Destinasi ke 2#
Yoni di Makam Dukuh Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali.
     Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. Setelah dari Pura Mandira Herdaya kami berlanjut menelusuri jalan desa yang di kanan dan kiri hamparan sawah menghijau, dibeberapa lokasi berayun rimbunnya pohon bambu. Suasana sangat menentramkan jiwa kami. 
     Mohon maaf, karena saking tenggelamnya perasaan kami, saya terlupa untuk mengambil gambar penunjuk arah. Solusinya saya merekomendasi kader DEWA SIWA Region Boyolali untuk menjadi guide... hehehehe, Beliau Mas Yogga Wahyudi.
 Yoni di Makam Dukuh Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali.
      Yoni dengan corak sederhana, polos dan berukuran sedang ini terletak di pinggir makam dusun, hanya 1 meter saja dari persawahan. 
  Berungkali saya terlupa untuk membawa meteran dari rumah, padahal setiap akan blusukan, satu hari sebelumnya saya sudah siapkan... jadi mohon maaf saya tak bisa memberikan dimensi Yoni Makam Dukuh Cikalan ini.  Lubang Lingga terlihat berbentuk bulat, seringnya bentuk lubang lingga segi empat. 
batu bata Jumbo di Makam Dk. Cikalan
    Kondisi relatif baik, Lek Suryo dan mas Yogga mencoba menelusuri makam untuk mencari batu pendukung lain. 
        Atau barangkali Lingga pasangan yoni ini di salah satu Pathok makam. Namun tak mereka lihat. "Hanya Beberapa Batu Bata Jumbo", kata Lek Suryo.
     Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang di bagian tengah – untuk meletakkan lingga – yang dihubungkan dengan kehadiran sebuah bangunan suci, dimana sekarang dikenal dengan sebutan candi.

    Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi.

     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. 

   Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk lingkaran yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. 
   Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.

Video Amatir : 

    Trio blusukan, Lek SuryoMas Yogga Wahyudi dan saya @SSDRMK.
Yoni Makam Dukuh Cikalan Ngaru Aru Banyudono
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi..
@ssdrmk di Yoni Makam Dukuh Cikalan Ngaru Aru Banyudono
Mari Lestarikan
--
Perjalanan berlanjut....

Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali.

Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #9. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 
Jujur saya, semangat saya turun 90%, saat mas yoga Bilang satu lagi. Terutama saya… sudah sejak keluar dari gang setelah penelusuran sebelumnya, saya celingukan cari warung mie ayam. Namun sayangnya rekan yang lain masih 95%... Jadilah saya manut karena saya juga membonceng saja. Hahahahahg.
Namun pengorbanan saya terbayar lunas plus doorprize  Siapa sangka Kami berbelok ke pasar Pengging. Kami kompak “Dipasar ada situs mas?” tanya kami serempak kepada Mas Yogga. Dia cuman tersenyum misteri. Kami segera menjejak sinar lampu merah motornya. Parkir di lantai 2 Pasar Pengging, kemudian kami ditunjukkan pemandangan paling indah didunia, (maaf lebay, karena untuk sementara bisa melupakan rasa lapar kami. 
Situs Yoni Pasar Pengging
Segera kami cari jalan untuk turun, dan segera menyentuh untuk mengobati rasa kagum kami, dan ternyata lumayan muter2… “Batin saya di kerjani mas Yogga nich, biar tamba ndredek …. haghaghag".
Tak ada informasi apapun yang bisa kami dapat tentang tinggalan purbakala (Situs watu ini) yang tepat berada di Lt. 1 ditengah-tengah Pasar Pengging. 
Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali.
Kami duga, (belum 100% yakin), dua watu purbakala  ini adalah Yoni yang berbeda dan berbeda pula level parahnya kerusakan.
Yoni 1 (ukuran yang lebih besar) 
Situs Yoni Pasar Pengging
Hilang bagian atas, namun terlihat lebih halus yoni ini. (dari pada yoni yang ke 2)
 Dari detail Yoni yang pertama ini…. Hiasan sederhana namun terlihat indah… Sayangnya bagian atas dirusak.
Yoni 2 (Ukuran lebih kecil)
Situs Yoni Pasar Pengging
Kerusakan diseluruh sisi Yoni ini, Yang paling parah hilangnya bagian Bawah Yoni. Dan Juga grompal di semua sudut Yoni
(Penampang Atas, dimana terdapat lubang lingga berbentuk kotak, lengkungan di setiap sisi untuk menahan air dan juga cerat untuk mengalirnya air. 
Situs Yoni Pasar Pengging
Disebelah Yoni ini ada pula batu kotak yang berukuran besar, kami duga menjadi satu kesatuan unsur sebuah bangunan suci masa itu. 
Situs Yoni Pasar Pengging

Keterbatasan informasi sejarah sangat kami nantikan dari siapapun yang membaca kisah kami ini, yang berkenan untuk kami bagikan kembali….
Foto bersama Personel minus one… (katanya berkorban untuk yang lain jadi tak apa tak ikut foto) 

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
di Pasar Pengging
 Dan Penelusuran Boyolali Area berakhir Hari ini, Dilain hari, lain waktu semoga penelusuran bersambung….

Dan Kami Akhiri dengan menu wajib blusukan : Mie Ayam Pengging

Salam

Situs Lingga Yoni dan Watu Lesung, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.

Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #8. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 

(Dhany) Dan semangat kami masih 100%, “Hanya 100m dari Yoni Tegal Candi ini”, jelas Mas Yogga. Kami mengekor dan benar saja… Yang lami cari berada di halaman rumah warga, terlihat masih lengkap. Karena berada di dalam area rumah (=samping rumah namun didalam pagar), salah satu dari kami mencob meminta ijin. Dan terimaksih kepada pemilik rumah. Selain diperbolehkan malah memberikan banyak cerita ikhwal Yoni-Lingga ini. 
Situs Lingga Yoni Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Kalau Yoni ini asli ditempat ini tak pernah pindah, namun lingga diatasnya itu replika alias saya buat ulang mereka-reka bentuknya. Serta saya beri penguat plat besi agar cerat tak patah lagi mas”, jelas Bapak Pemilik rumah sekaligus yang selama ini merawat Yoni tersbut. Sedikit kecewa memang, tapi kami sangat menghargai upaya beliau agar Yoni ini masih berpasangan dengan Lingga.
Yoni Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Kondisi Yoni secara keseluruhan lumayan (banyak ditumbuhi lumut). Berdimensi lumayan besar. “Nanti sekalian melihat watu lesung di belakang samping rumah kami juga mas”, tambah beliau sambil ijin meninggalkan kami karena ada pekerjaan di bengkel beliau. Wow, sungguh surprise bagi kami.  Sebagian dari kami langsung penasaran dan segera menuju watu lesung tersbut. Namun saya putuskan untuk mengeksplor Yoni ini terlebih dahulu.
Yoni sudah diberi alas plesteran
Cerat Yoni Plumutan
cerat
Cerat Yoni tanpa Penyangga, namun diberi tambahan penguat… saya memahami maksudnya…. Walau sedikit kurang pas… namun memahami….
Cerat diberi semen penguat (yang berwarna putih)





Lubang Linga di bagian atas Yoni berbentuk Kotak 
Lubang lingga
Yoni tampak dari belakang 
Dari beberapa literatur yang pernah saya baca, fungsi dari lekukan di sekeliling bagian atas Yoni adalah untuk penghalang air suci, (sebagian literatur menyebutkan Mentega dan atau susu), yang dipakai dalam ritual untuk menyirami lingga. Air suci /susu dan atau mentega akan keluar melalui saluran air di cerat. Dan itulah yang paling utama dalam ritual tersebut. (mohon koreksi jika tak tepat. 
Situs Lingga Yoni, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Yoni sederhana namun tetap eksotis dengan hiasan presisi dan tegas di sekeliling badan yoni 
Situs Lingga Yoni, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali
Setelah cukup mengeksplor Yoni, saya lanjutkan menyusul rekan lain yang sudah berada di watu lesung.
Berada tak jauh dari makluk yang dijadikan wahana dewa siwa, namun kali ini makhluk hidup : sapi… = Arca Nandi. Dan berada di belakang rumah. 
Watu Lesung, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Kami hamper mirip berargumen, bahwa dulunya mungkin saja ini dijadikan tempat memandikan bayi atau bahkan kolam renang mini utuk bayi? Siapa tahu…. hehehe
Maaf jika kisah ini tak cukup ilmiah, karena tujuan kami edukasi…. Bukan yang berat-berat pastinya.
Blusukan tak kenal lelah walaupun terlihat di wajah2 kelaparan 
Dewa siwa
Salam Pecinta Situs dan Watu candi 
di Plumutan
Dan Penelusuran masih berlanjut