Tampilkan postingan dengan label Teras. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teras. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 April 2018

Stupa Situs Nepen Teras Boyolali : #2

Stupa Situs Nepen Teras Boyolali :  #2
       Kamis, 5 April 2018. Lanjutan penelusuran dari Stupa Situs Nepen 1 dan 3, dari sendang Nepen, Lek Suryo kekeuh, mau bantah bagaimana, lha wong saya kan cuma mbonceng. Wkwkwk. Kali ini kami langsung menuju rumah tingkat dan parkir di lahan kosong sebelahnya. Sebenarnya kami lebih suka jika ketemu pemilik rumah tersebut, namun 3 kali kami hilir mudik, nampaknya tak peduli. pikiran kami, daripada dicurigai, mending penasaran dengan aktifitas kami, malah kami bisa tanyai info.. hehehe.
   Langsung kami menyebar di area sekitar belakang rumah warga tersebut. Beberapa saat kemudian, “Ki Lho kang, ning kene!!”, seru lek Suryo. Karena tak biasa serius, saya tak yakin. Setelah mengucap sumpah 7 mati tujuh kali, kemudian saya mendekat. 

     Benar juga, ternyata kegigihan untuk menelusur sampai dapat terbayar lunas. 
     Berada di belakang rumah warga (bukan rumah tingkat = sebelahnya), dekat kandang ayam. Posisi Stupa terbalik, hanya bagian dasar stupa bersegi delapan yang nampak. 
      Kami mencoba menelisik kode regristrasi, namun tak kami lihat. Semoga dalam pantauan pihak terkait, semoga ketidaktahuan sajalah, semoga kekawatiran saya “Dekat dengan BCB Jateng terlupakan”, hanya ketakutan saja. 
     Close up Stupa Situs Nepen #2 
Stupa Situs Nepen Teras Boyolali :  #2
      Lumpang terbalik, terlihat bagian bawah yang berbentuk segi delapan, 
Stupa Situs Nepen Teras Boyolali :  #2
     Benar saja, kami lebih memilih orang penasaran, lebih gampang menjelaskan sekaligus bertanya info lain dari pada curiga, saat keluar dari parkir, pemilik rumah tingkat keluar dan pandangan full curiga. Menatap kami seperti survai lokasi (belakang rumah ternak sapi). 
     Saya tertawa tapi sambil berdoa semoga disadarkan… mungkin beliau takut, sehingga pagar rumah dibangun tinggi… ehehehe. Alibi kami, tentu saja jika rumah terbuka pasti kami mengetuk pintu dan minta ijin, karena kami tahu ada orang didalam rumah. (maaf hanya intermeso=bukan inti penelusuran ini). 
     Video Amatir (segera upload setelah selesai edit) 
The Last journey : Suryo Wibowo
    Setelah cukup, kami kemudian menyudahi Kemisan dan segera meluncur kembali ke titik start kami. Setelah sebelumnya mampir di 'Soto Mbok Giyem', yang ternyata setelah itu baru tersadar saya kelaparan, belum sarapan. Terlihat dari porsi yang saya habiskan plus tempe dan sate jeroan… 
Stupa Situs Nepen Teras Boyolali :  #2
     Salam Pecinta Situs dan watu Candi 
#hobikublusukan
nb :
Saya sekaligus mengucapkan terimakasih kepada Lek Suryo berkat dirinya pulalah tradisi blusukan Kemisan tercetus... 

Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #3

Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #3      
      Kamis, 5 April 2018. Lanjutan penelusuran dari Stupa Situs Nepen 1, seharusnya cerita ini urutan ketiga, namun kami gagal menemukan Stupa Nepen #2. Urutan seperti yang benar benar kami alami saat blusukan. Dari Stupa Nepen #1, Seperti petunjuk kakek diawal penelusuran. “Susuri irigasi ini, sampai ketemu di 2 tapal batas. Cari saja disekitar situ, dekat sawah”, begitu petunjuk beliau. 

     Dengan semangat 45, kami kemudian berjalan di pematang diantara aliran irigasi dan persawahan, baru berjalan 100m ada ular sawah yang berukuran kecil melintas didepan kami (saya berjalan didepan), saya berhenti dan memberikan tanda agar Lek Sur untuk menghentikan langah. “Ada ular!”, setelah ular tersebut tak nampak, kemudian saya berjalan kembali.  
    Namun…. terdengar suara kaki terjegur sungai plus sumpah serapah kesakitan…. “alesane kepleset”, padahal aslinya takut ular. Terlihat dari raut muka yang seperti ubi ungu. Wkwkwkk. : Bocahe gedi kok karo ulo sakbiting wedi”, seloroh saya…. (walaupun saya juga akhirnya lari berjingkat. Setelah ketemu dua tapal batas, kami kemudian celingak-celinguk mencari Stupa yang kedua. Di belakang rumah berlantai 2, di pematang, di kebun sengon, kebun pepaya dan ladang singkong. Namun nihil. 
      Kemudian kami meneruskan berjalan sampai di gang menuju arah Dusun Magangrejo Nepen. Untuk yang keduakalinya kami kemudian bertanya kepada seorang kakek juga. “Dulu dibekalang rumah tingkat itu, namun sekarang tak tahu. Di makam belakang kantor desa pun ada. Plus ada lumpang di pinggir sungai di batas desa”, urai kakek tersebut. Lagi-lagi kami terlupa bertanya nama beliau. Kami kemudian balik menuju tempat parkir motor, dimana lokasinya dekat dengan Stupa Situs Nepen #1. Kali ini saya berjalan dibelakang Lek Suryo, dengan sekali lagi menengok lokasi belakang rumah tingkat tersebut. Namun zhonk. “Lha kui ularnya, cilik ternyata”, seru Lek Suryo. Saya tersenyum ingin tahu respon, sayangnya HP saya tak mau kompromi, ingin saya merekam malah hang. Pokoknya lucu ekspresi dan bahasa tubuhnya… haghaghag
     Kemudian kami cari Kantor Desa Nepen. Ada 2 gang, setelah dan sebelum, karena kami baru pertama, kami pilih gang yang berada setelah kantor desa (nanti ternyata gang ini nyambung). Selanjutnya kami cari makam yang menurut kakek yang kedua hanya berjarak 50m dari Kantor desa. 
    Makam ada dibelakang bangunan gudang ini,
        Saat kami kesini ada warga yang sedang menebang bambu, menunjukkan arah... segera bergegas... kami kemudian mengeksplor… 
       Dibawah dan dikerumuni rimbunan Bambu, 
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #3
     Stupa tergeletak, rebah (seperti sedang lelah...)
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #3
       Stupa Nepen #3 dari dua sisi,
      Berbagai ornamen hiasan (relief) Stupa nepen #3
Bagian Atas Stupa, 
Hiasan badna Stupa
Bagian bawah Stupa

      Video Amatir : (Stupa Nepen
     Mungkin dia lelah, butuh pelukan.....
Lek Suryo itu....
     Kembali mencari Stupa situs nepen 2 
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #3
     Salam Pecinta Situs dan watu Candi 
#hobikublusukan

Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1

Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1     
     Kamis, 5 April 2018. The Last journey…. Jadi benang merah cerita kali ini. Bagaimana tidak, utang janji blusukan dibayar lunas hari ini… maka di Kemisan selanjutnya saya pribadi tak yakin Blusukan kemisan tetap dengan the Partner. Karena tak ada alasan lagi untuk memaksa. Namun (Blusukan=) hidup tetap berlanjut. Untuk saat ini saya nikmati saja prosesnya. 

      Utang janji tersebut adalah blusukan luar kota dengan pilihan Temanggung atau Boyolali, dua kota dimana tak pernah kering jejak peninggalan kuno. Pertimbangan durasi yang sangat mepet baik saya atau Lek Suryo sehingga kami pilih Situs yang berada di Nepen Teras Boyolali. Situs dimana beberapa tahun yang lalu, pernah menjadi viral, dimuat di Koran nasional. Banyaknya tabungan screenshoot informasi menjadikan prioritas saling menenggelamkan, setiap waktu info situs baru menjadikan lupa rencana. Untungnya Pak Nanang Klisdiarto dan istri tanpa mereka sengaja telah membangkitkan lagi ingatan dari lubang bertumpuk informasi tersebut, bahwa Saya harus Ke Nepen…. Maturnuwun pak Nanang K, postingannya tentang Stupa Nepen teras Boyolali saat pulang kondangan (sebenarnya info lokasi di TS tak ada namun sudah pernah saya patri untuk saya telusuri)--- 
       Blusukan kali ini butuh perjuangan sangat berat demi memuluskan skenario untuk jam 1 harus sampai lokasi awal kami start, kata mas Dhany Durasi tambah joss, keset tambah basah sempurna. Singkat cerita bin nekat, Jam 8 pagi kami start dari Ungaran, setelah nitip motor (sekaligus pamer ben juragan keset kemecer) di Mas Dhany kami langsung gasspoll. Sempat istirahat sebentar di sebuah XXXXmart di tengah kota Boyolali (Saat penelusuran beberapa waktu lalu di situs Lapik Arca Recosari Kota Boyolali & Candi Kragilan kami juga ngaso di sini), sambil menghubungi rekan Boyolali “Sayange Mas Yoga lagi sibuk”, untungnya juga, karena Kalau tidak, kami bisa melanggar rule hari ini, karena beliau tahu banyak situs di Boyolali. Kami kemudian putuskan untuk menggunakan bantuan GMAPS. Yang ternyata takdir kami malah berbonus, bukan hanya 1 tapi 3 stupa, padahal awalnya ingin 'Hit n Run' 1 Situs di Nepen… mungkin sudah menjadi takdir!. 
seberang jalan adalah Stupa Nepen
    Berkat Gmaps, kami melewati gang sempit yang kemudian malah ketemu dengan kakek yang kami dekati dan dengan relanya berjalan kaki kurang lebih 100m lebih demi untuk menunjukkan kami dimana ; Roda kereta kencana itu berada, “Ada dua, terpisah agak jauh. Kata kakek saya konon 2 batu itu adalah roda kereta kencana milik seorang pangeran dari sebuah kerajaan yang sakti mandra guna. Namun saat sampai di Nepen, Roda rusak. Kemudian ditinggal” urai Sang kakek panjang lebar . Yang kami sesali kami alpa bertanya nama kakek tersebut, saking senangnya mendapatkan cerita serta petunjuk. 
      Sebenarnya hanya berjarak 20m dari jalan raya Nepen Teras Boyolali, namun orang tak akan ngeh bila di kebun sengon-jati ini ada peninggalan yang sangat bernilai, berharga bagi jatidiri bangsa. Penandanya adalah seberang jalan dari Gang RT 03 & 04 RW 02 Dukuh Nepen dan warung mie ayam (lupa namanya)… 
      Setelah parkir di lokasi terdekat, kami kemudian mengeksplor… 
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1
     Berupa Stupa, tepatnya bagian bawah,
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1
      Motif Teratai masih tampak indah, 
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1
      Bagian ini yang membuat kami penasaran, berarti model stupa apakah Knockdown?  Apakah lubang di tengah tersebut adalah kuncian struktur bagian atasnya?
    
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1
      Video Amatir : (video Amatir
      Bersama sang Guide: "The Last Journey.."
Lek Suryo
      Lanjut ke Info keberadaan ‘Roda Kereta Kencana” yang kedua (Stupa)… 
Stupa Situs Nepen teras Boyolali : #1
      Salam Pecinta Situs dan watu Candi

Rabu, 30 November 2016

Situs Lingga Yoni dan Watu Lesung, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.

Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #8. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 

(Dhany) Dan semangat kami masih 100%, “Hanya 100m dari Yoni Tegal Candi ini”, jelas Mas Yogga. Kami mengekor dan benar saja… Yang lami cari berada di halaman rumah warga, terlihat masih lengkap. Karena berada di dalam area rumah (=samping rumah namun didalam pagar), salah satu dari kami mencob meminta ijin. Dan terimaksih kepada pemilik rumah. Selain diperbolehkan malah memberikan banyak cerita ikhwal Yoni-Lingga ini. 
Situs Lingga Yoni Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Kalau Yoni ini asli ditempat ini tak pernah pindah, namun lingga diatasnya itu replika alias saya buat ulang mereka-reka bentuknya. Serta saya beri penguat plat besi agar cerat tak patah lagi mas”, jelas Bapak Pemilik rumah sekaligus yang selama ini merawat Yoni tersbut. Sedikit kecewa memang, tapi kami sangat menghargai upaya beliau agar Yoni ini masih berpasangan dengan Lingga.
Yoni Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Kondisi Yoni secara keseluruhan lumayan (banyak ditumbuhi lumut). Berdimensi lumayan besar. “Nanti sekalian melihat watu lesung di belakang samping rumah kami juga mas”, tambah beliau sambil ijin meninggalkan kami karena ada pekerjaan di bengkel beliau. Wow, sungguh surprise bagi kami.  Sebagian dari kami langsung penasaran dan segera menuju watu lesung tersbut. Namun saya putuskan untuk mengeksplor Yoni ini terlebih dahulu.
Yoni sudah diberi alas plesteran
Cerat Yoni Plumutan
cerat
Cerat Yoni tanpa Penyangga, namun diberi tambahan penguat… saya memahami maksudnya…. Walau sedikit kurang pas… namun memahami….
Cerat diberi semen penguat (yang berwarna putih)





Lubang Linga di bagian atas Yoni berbentuk Kotak 
Lubang lingga
Yoni tampak dari belakang 
Dari beberapa literatur yang pernah saya baca, fungsi dari lekukan di sekeliling bagian atas Yoni adalah untuk penghalang air suci, (sebagian literatur menyebutkan Mentega dan atau susu), yang dipakai dalam ritual untuk menyirami lingga. Air suci /susu dan atau mentega akan keluar melalui saluran air di cerat. Dan itulah yang paling utama dalam ritual tersebut. (mohon koreksi jika tak tepat. 
Situs Lingga Yoni, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Yoni sederhana namun tetap eksotis dengan hiasan presisi dan tegas di sekeliling badan yoni 
Situs Lingga Yoni, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali
Setelah cukup mengeksplor Yoni, saya lanjutkan menyusul rekan lain yang sudah berada di watu lesung.
Berada tak jauh dari makluk yang dijadikan wahana dewa siwa, namun kali ini makhluk hidup : sapi… = Arca Nandi. Dan berada di belakang rumah. 
Watu Lesung, Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Kami hamper mirip berargumen, bahwa dulunya mungkin saja ini dijadikan tempat memandikan bayi atau bahkan kolam renang mini utuk bayi? Siapa tahu…. hehehe
Maaf jika kisah ini tak cukup ilmiah, karena tujuan kami edukasi…. Bukan yang berat-berat pastinya.
Blusukan tak kenal lelah walaupun terlihat di wajah2 kelaparan 
Dewa siwa
Salam Pecinta Situs dan Watu candi 
di Plumutan
Dan Penelusuran masih berlanjut

Situs Yoni Tegal Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.

Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #7. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 
    Destinasi ke 7# Situs Yoni Tegal Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
Situs Yoni Tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
Awalnya semangat kami tinggal 50% yang tersisa… plus kami sudah kelaparan stadium akhir---saya sendiri sudah gemetar. Namun tawaran Mas Yogga Wahyudi, “Ada 3 lagi mas dengan lokasi berdekatan”, seperti menjadi energizer bagi kami. Okelah lanjuuttt.
Tujuan selanjutnya ada di pinggir kebun papaya milik warga, di Kecamatan Teras, tapi masih tetanggaan sama Kecamatan Banyudono” jalas Mas Yogga untuk meyakinkan kami lagi… Dan sudh fullcharge sekarang bahkan 110%. 
Dan benar saja.. Yoni tanpa lingga yang ada di pinggir jalan penghubung antar desa. Kami yakin jika bukan orang gila situs sperti kami, pastinya anya menganggap angin lalu keberadaan Yoni ini. Untuk itulah, walaupun kecil dan mungkin saja belum berpengaruh apa-apa, tapi saya mencoba membagikan kisah perjalanan kami ini, serta Yoni yang kami anggap layak dihargai ini harus lebih banyak orang paham.
Situs Yoni Tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 

Kondisi Yoni sungguh memprihatinkan, tertutup rumput gajah –yang biasa untuk pakan ternak sapi. Lingga juga sudah raib entah kemana. Dibeberapa sisi ditumbuhi banyak jamur dan lumut.
Yoni beberntuk kotak presisi yang relatif sederhana namun tegas. Ukuran juga tak terlalu besar, dibandingkan 3 yoni sebelumnya di penelusuran kami hari ini. 
lubang cerat
Cerat yoni sudah patah sebagian, tak ada relief maupun makluk penyangganya macam ular naga, kura-kura ataupun gana.  
Lubang cerat Yoni Tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 

     Lubang lingga berbentuk segiempat simetris. Untuk dimensi ukuran, karena tak ada dari kami yang membawa alat ukur jadi mohon maaf tak bisa kami berikan. Lubang Lingga : 
Lubang Lingga Yoni Tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
Dari sumber berbagai sumber :
Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci.
Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga. Bentuk Yoni yang ditemukan di Indonesia pada umumnya berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), JagatiPadmaKanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.
Yoni Tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka. Dalam ritus dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan, salah satu di antaranya adalah arca (Dari berbagai sumber)

Blusukan full personel : 

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 


Penelusuran tetap berlanjut.

Blusukan Tanpa Batas Wilayah, Karena Mataram Kuno itu Eksotis!!!


Dan Penelusuran Terus Berlanjut