Kamis, 20 Agustus 2015

Situs Watu Lumpang Dusun Takongan Desa Puguh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Watu Lumpang Takongan Desa Puguh  Boja Kendal
Minggu 2 Agustus 2015
    Berawal dari obrolan saat 'jagongan mantu' di rumah tetangga. Duduk disebelah saya, seumuran dengan saya nampak asing bagi saya, setelah ngobrol, ternyata aslinya orang Desa Puguh Kec. Boja yang istrinya tetangga, Mas Siyo namanya. Singkat kata, karena teringat banyaknya situs di daerah Gonoharjo, sampailah pada cerita tentang Yoni Situs Gonoharjo, Candi Argosumo. Eh tanpa saya duga, mas Siyo bercerita tentang keberadaan watu lumpang di daerah asalnya (Puguh juga dekat dengan desa Gonoharjo). Langsung masuk radar agenda saya.
     Menuju lokasi situs, saya berangkat dari Rumah di gunungpati. Saya melalui jalur menuju Boja. Setelah melewati Kantor kecamatan Mijen di daerah bubakan. Saya ambil kiri (satu arah menuju Makam Sunan Bathok). jalan terus sampai ketemu dengan Desa Puguh.
Toko Sinar dunia : menuju Takongan
     Setelah melewati SD/ Kantor desa Puguh (maaf saking lamanya dokumentasi mbolang ini tak segera saya tuangkan di blog, jadi terlupa).
    Saya rehat sebentar, karena selain siang itu panas menyengat, kondisi jalan termasuk rusak parah stadium III.
Gang menuju Dusun Takongan.
    Sambil menghubungi Mas Siyo, juga beli air mineral. Setelah mendapatkan petunjuk, keberadaan watu lumpang ternyata ada di dusun Takongan Desa Puguh. Saya segera bertanya kepada ibu bakoel warung. Setelah di beri ancer2, segera saya meluncur, petunjuk keberadaan toko "SINAR DUNIA, ikuti panah petunjuk itu masuk gang sebelah kanan.


   Kira-kira 30m kemudian ada jalan makadam yang turun sedikit curam. Sobat berhati-hati tentunya. Penampakan jalan menuju Takongan 
Dusun Takongan Puguh Limbangan
     Kebetulan ada seorang Bapak Petani, saya bertanya kepada beliau, kalau tidak salah Bapak Sumarsono. Petani penggarap dimana saya berhenti. Gambar titik pertama saya berhenti dan bertanya pada Bapak Sumarsono :
    "Setahu saya dulu ada mas, di pojokan desa", kata Bapak Sumarsono. "Saya antar saja, daripada kebingungan". tambah beliau. 
     Sambil menelusuri beliau bercerita," dulu ada yang memindahkan dengan mendorong ke bawah "Digelindingke", namun anehnya batu itu kembali lagi. Tak lama kemudian, yang memindah itu tak bisa melihat alias buta". 
    Namun, Watu lumpang yang oleh Bapak suparsono disebut watu lumpang yang sudah jadi dan bagus, berbentuk kotak ternyata sudah di pendam sekitar 2m di sawah warga.
     Kemudian oleh warga terebut (kalau tidak salah bapak kadus), malah memberitahukan di bawah kandang ternak ayam ada watu lumpang. "Bentuknya beda mas, di kandang itu bulat, kalo yang dipendam berbentuk kotak," jelas warga tersebut.
    Obat rasa kecewa, akhirnya saya kembali lagi. Sesuai petunjuk yang saya dapat, Watu Lumpang berada di bawah kandang ayam. 
Kandang Ayam dimana dibawahnya Watu Lumpang
     Dan itu sudah saya lihat saat berhenti di titik pertama tadi. Di bawah kandang Watu Lumpang Berada :


      
   



    Situs Takongan Desa Puguh
Watu Lumpang Dusun Takongan Puguh Boja

       Bapak Sumarsono bercerita, "Dulu sempat dibawa pulang pemilik lahan, namun tak berapa lama kemudian tanahnya longsor. Kemudian dikembalikan lagi di tempat semula".
Watu lumpang Takongan
     Saat saya keasyikan mendokumentasikan watu lumpang dusun Takongan ini. Bapak sumarsono tiba-tiba pamit dan langsung pergi. "Ach...saya belum sempat salaman dan foto bersama untuk kenang-kenangan", "Ya sudah tulisan ini saya dedikasikan untuk beliau saja".
     Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Difungsikan untuk menumbuk padi dan digunakan pula dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri... "Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni' .... selalu yang ditumbuk adalah yang terbaik. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah...   
      Beruntungnya saya ketika ke sini, kandang  belum diisi ayam. Sehingga masih higienis, tak terbayangkan bila sudah penuh ayam. Semoga ini menjadi perhatian pemilik. Barangkali ditutupi/ di geser sedikit. Respect please!




"Semoga, suatu saat Watu lumpang kotak, berelief yang terpendam itu jika terangkat saya masih bisa ikut melihatnya..... ingin tahu...umpak, yoni atau apa...."



Salam Pecinta Situs


     Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...


Mari Kunjungi dan Lestarikan....
     Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Yoni Situs Sendangan Desa Nyatnyono Ungaran

Yoni Sendangan Nyatnyono
Kamis, 20 Agustus 2015


     Awal Blusukan ke situs ini sebenarnya saya dalam rangka 'guide' mas Suryo Idein ke beberapa situs yang ingin beliau tengok. Situs Candirejo Ungaran, Situs Makam Ndowo dan Situs Yoni Bugangan. Saat kami beranjak dari Situs Bugangan, tenyata mbah Eka W. Prasetya sudah menunggu di tempat kami parkir motor.
     Karena disusul inilah, kami sempatkan untuk mencoba menelusuri situs di sekitar Nyatnyono, terutama di Sendang Putri, yang konon menurut sumber kami ada arca nandi. 
    Beberapa saat saya berada di masjid.... dan menyusuri kiri-kanan sendang namun tak kami temukan. Malah, seorang Bapak yang kami tanyai menunjukkan arah... "Ada watu lumpang di bawah makam Sendangan". 
     "Apa.????... itu dekat sekali dengan rumahku", pekik Mbah Eka. Tak menunggu waktu, kami langsung meluncur mencari keberadaan Yoni tersebut.
     Jalurnya yang paling mudah, dari Jalan Solo Semarang, Perempatan Ungaran Square-SD Mardi Rahayu Ungaran Ambil Kiri. Ikuti jalan tersebut kira-kira 1km ketemu dengan sekolah. Lembaga Pendidikan Maarif : RA-MI Ma'arif Nyatnyono 02.
   Lokasi Yoni berada di belakang MI Ma'arif ini. Tepatnya berada di Makam warga Sendangan. 
     Persis ada di shaf paling bawah/ belakang.
 Penandanya ada gubug di sebelah Yoni.



 Yoni Situs Sendangan Nyatnyono :
Yoni Sendangan Nyatnyono Ungaran
     Penggambaran Siwa selain sebagai manusia, seringkali digambarkan dalam bentuk lingga.
Yoni Sendangan Nyatnyono Ungaran
       Lingga yang digambarkan sebagai kelamin laki-laki biasanya dilengkapi dengan Yoni sebagai kelamin wanita. Persatuan antara Lingga dan Yoni melambangkan kesuburan. 
   

    Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 
cerat Yoni Sendangan Nyatnyono Ungaran
     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. 
    Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. 
    Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. 
Yoni Sendangan Nyatnyono Ungaran
    Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga.
    Seperti yang terlihat di gambar, Cerat yoni Sendangan Nyatnyono (di)rusak. Kami mencoba menyusuri area sekitarnya, kira-kira sampai mengelilingi radius 50m, Lingga tak kami temui. Mungkin usaha untuk memutus sejarah fungsi watu ini.
     "Paribasan mung mbalang watu tekan, kok iso-isone ga reti lo mbah..mbah..", Mas Suryo nambahi :"Seperti lagu Lima langkah saja jarak Rumah Mbah eka dengan Yoni Situs Sendangan Nyatnyono ini. Ach memang "Sungguh terlaluuu", kata Bang Haji.  
     Recomended : mampir saja ke rumah mbah eka.... suguhane menggiurkan.... xixixixixi. lokasinya ada di perumahan ini : Tanya saja pak security Mbah Eka W. Prasetya. 

    Pasti tak ada yang tak kenal.
foto bersama sebelum lingsir wengi.... Mas Suryo, Saya dan Mbah eka.....

DEWA SIWA Di Yoni Situs Dendangan Nyatnyono Ungaran
   Karena belum dapat ijin, Kuliner di rumah Mbah Eka W. Prasetya belum dapat saya tampilkan. Mohon maaf.
Save This Not Only a Stone.
Di Yoni Situs Sendangan Nyatnyono Ungaran
Salam Pecinta Situs...      
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan....
Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Rabu, 19 Agustus 2015

Yoni Situs Kalimaling Pudakpayung Semarang

Yoni Situs Kalimaling Pudakpayung Semarang
19 Agustus 2015
     Mblusuk "Balik Kerjo" bersama Lek Wahid. Blusukan kali ini sangat mendadak. Sekitar jam 12 siang, saya barusan dapat info dari lek wahid. Bahwa di Jl. Pramuka Semarang, alias Pudakpayung ada watu candi dekat sendang. Pikiran saya langsung mengarah sendang yang berada di pinggir Kaligarang di bawah rimbunan bambu itu.
Sendang di Jl. Pramuka Semarang
    Singkat cerita, kami janjian di Jembatan Kaligarang (atau di Jl. Pramuka.) jam 15.30WIB. Tak berapa lama, kebetulan saya datang duluan.      Kami langsung mencoba menuju sendang. Karena informasi berseliweran ; dulunya sendang di pinggir jalan ini tempat mandi putri bangsawan, alias Petirtaan kuno. Namun hanya itu yang masih kami dapati.
   Kemudian kami memutuskan untuk bertanya kepada warga yang sedang kongkow di warung tak jauh dari sendang ini.
    Awalnya harus panjang lebar menjelaskan maksud kami. Sempat dicurigai ingin membawa pergi watu yang katanya dikeramatkan, namun ternyata itu batu hanya berukuran besar saja. Bahkan pemilik warung itu berkata 'nyengit" "Paling arep golek nomer!," celetuk si pemilik warung. Wajar saja ibu itu berpikir sempit, karena tak tahu watu candi yang kami cari fungsinya dulu apa. 
Tb. Rejeki Agung
     Setelah kami tunjukkan watu yang kami cari dan kami hanya mendokumentasikan. "ooh di dekat makam ada watu seperti itu", Tangan Bapak itu sambil menujuk arah. "Kemudian di Kalipepe dan Pakintelan juga ada" tambah beliau.
(Segera kami lakukan pula penelusuran Kalipepe dan Pakintelan Gunungpati) 
    Tak berbasa-basi sambil saya berikan kenang-kenangan stiker dewa siwa. Jadilah kami meluncur ke lokasi. 
Makam Kalimaling
    Menuju Lokasi, yang paling mudah adalah mencari lokasi Hotel Pandawa inn. (gambar nyusul). Kemudian di dekat hotel Pandawa inn tersebut ada Toko Bangunan Rejeki Agung.
    Tepatnya di sebelah Toko bagungan tersebut ada jalan turun. Masuk kira-kira 50m sebelum makam Kalimaling. Ada tanah tegalan/ kebun sengon. Posisi Yoni ada di tengah kebun sengon tersebut.
di Rumah Bapak Sugi.
      Kemudian kami parkir di depan rumah warga, kebetulan salah seorang warga. Beliau Bapak Sugi berkenan mengantar kami menuju Yoni Kalimaling.
   Jalan paling mudah, 'mlipir' melalui rumah tersebut, lewat sampingnya. kemudian tepat ada jalan setapak dibelakang rumah kemudian terlihat Yoni Kalimaling itu, 
Yoni Kalimaling Pudakpayung
      Wajar jika orang tak lagi mengetahui watu kotak berlubang di atas bagian tengahnya itu dulu sebuah benda suci. Sejarah diputus di perjalanan bangsa ini. 

Yoni Kalimaling Pudakpayung

     Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga – yang dihubungkan dengan kehadiran candi. 

 Yoni merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar lingga. Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi seperti Candi di Gedong Songo.

     Berdasarkan konsep pemikiran Hindu, Yoni adalah indikator arah letak candi. Bentuk Yoni yang ditemukan di Indonesia pada umumnya berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat.


     Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. 
     Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga.
     Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Bagian-bagian yoni adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca


    Namun Cerat Yoni kalimaling sudah rusak, terlihat kerusakan cerat karena paksaan manusia bukan faktor alam.
Yoni Kalimaling : bukti perusakan
     Bahkan kami sempat melihat ada bukti sisa hasil usaha merusak lebih lanjut dengan melubangi Yoni ini, dengan cara di bor.
     Entah apa maksudnya......
   

Sebelum pulang, kami sempatkan untuk ngobrol dengan Bapak sugi terlebih dulu


Saya dan Lek Wahid:

Salam Pecinta Situs
Save This not only a stone....
Yoni Kalimaling Pudakpayung
     Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya,
Mari Kunjungi dan Lestarikan.... 

Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Nb : Update maret 2021, versi video di channel  YouTube : https://youtu.be/0JiOhj_Toqw



Senin, 17 Agustus 2015

Situs Petirtaan Sambiroto Desa Wonorejo Pringapus

Petirtaan Srumbung
Senin 17 Agustus 2015
     Mbolang ke situs ini saya ikut agenda "MBLUSUK HARI MERDEKA" Komunitas DEWA SIWA. Karena telat saya melewatkan kunjungan ke situs Wonorejo. Petirtaan Srumbung ini sebenarnya tak terlalu jauh dari Situs Wonorejo Pringapus, ambil jalan lurus menuju Candirejo, kira-kira 1km, melewati ladang/sawah. Karena kebetulan saat saya kesini sedang musim kemarau... sawah- sawah menjadi tandus dan cuaca amat panas. 
   
TK Ratna Dsn. Sambiroto Pringapus (foto by wahid)
     Beruntungnya saya, karena ketinggalan akhirnya minta rekan DEWA SIWA untuk memberikan penunjuk jalan. Setelah ketemu dengan TK Ratna Sambiroto Pringapus.
Pos Kamling Dsn Srumbung Ds. Sambiroto Pringapus (foto by wahid)
   Disamping TK Ratna tersebut ada gang masuk, ikuti gang tersebut. Kira-kira 75m kemudian ketemu Pos Kamling di sebelah kiri. Masuk gang disamping Pos Kamling tersebut, tak sampai 50m sampailah di Situs Sambiroto Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus. 
     Petirtaan ini dikenal warga dengan Sendang Brumbung
Situs Petirtaan Sambiroto Pringapus
    Situs Petirtaan kuno ini relatif baru ditemukan oleh warga. berita di : Berita di Kompas.com. Namun kami terlambat, ta bisa melihat secara langsung kemuncak candi dan watu candi berpola yang berbentuk huruf L yang ternyata sudah raib.     
Petirtaan Sambiroto : sumber foto Kompas.com

      Saya coba bandingkan gambar sumber berita kompas.com dengan gambar yang saya ambil, Gambar 1 yang saya tunjukkan dengan panah merah masih ada Kemuncak candi dan watu berbentuk "kursi".



Gambar 2, tak nampak lagi kemuncak candi dan watu kursi itu. Padahal hanya selang 5 bulan.


Watu Candi di sendang brumbung Sambiroto Pringapus
     Petirtaan Sambiroto masih digunakan untuk Ritual khusus Sedekah bumi setahun sekali sebelum menguras air yang ada di 'Sendang Srumbung' / Petirtaan Sambiroto ini.
    Saat warga menguras  air sendang dan menggali untuk memperdalam, warga menemukan struktur candi yang kemudian ditata (seperti nampak di foto sebelumnya)  dan sendang Brumbung ini dirapikan serta diberikan pembatas sebagai pengaman. Beberapa watu candi masih terlihat di foto.
    Petirtaan pada masa itu diyakini sebagai pemandian kalangan bangsawan. Bila struktur bangunan candi yang ditemukan semakin banyak/ megah patut diduga adalah bagian dari Instana Putri raja/ kepuntren.

     Batu Candi yang masih tersisa
Watu candi yang tersisa di Petirtaan Sambiroto
 Oleh-oleh cerita yang saya dapat saat di Petirtaan Sambiroto ini, Kedatangan kami sempat di curigai, dengan pandangan tak ramah kami ditanyai. Maksudnya apa. Tapi kami maklum, karena mungkin mereka trauma dengan kehilangan watu candi : kemuncak dan watu kursi. Namun setelah dijelaskan malah bersahabat dan mengalirlah cerita...
     Peninggalan wali, dulunya akan dibangun masjid. Tapi karena terjadi sesuatu urung diteruskan dan ditinggalkan begitu saja
   Ketika kami mencoba menjelaskan bahwa, menurut kami ini Petirtaan kuno mereka terdiam. tak tahu apa yang dipikirkan. Bahkan ketika kami memperkuat dengan kemungkinan ini merupakan bagian dari istana mereka semakin terdiam.
    Namun, yang kami sesalkan. Ada salah satu warga, yang ngaku pemilik tanah berujar, "Mau saya apakan, jual, saya bongkar itu terserah saya. kan tanah punya saya!", sambil bermuka seram alias antagonis. Kaget kami tapi kami tetap tersenyum dan mencoba mengingatkan untuk membaca UU Purbakala. Ya, hanya itu yang bisa kami lakukan..... sementara ini!.
watu candi di petirtaan sambirejo Pringapus
    Saya malah curiga, keberadaan kemuncak dan watu kursi itu, apakah sebenarnya pemilik tanah itu tahu semuanya yang sebenarnya.
   Namun positifnya, kunjungan Rombongan DEWA SIWA ini menjadikan warga di sekitar, yang tadinya ikut mengerubungi kami menjadi tersadar. Bahwa ini bukan hanya sekedar tumpukan watu biasa takk bernilai. Batu peninggalan leluhur ini sepatutnya dimuliakan bukan untuk diperjualbelikan.
     Semoga Kedatangan Kami secara tidak langsung mengedukasi mereka....
     Tak Jauh dari petirtaan ini, kira-kira 10m saja ada pula sendang yang tak pernah mengering walau kemarau berkepanjangan. Dan saya duga masih erat kaitan dengan keberadaan Petirtaan Sambiroto.
Cerita dari warga : "Dulu ini Septictank kuno, airnya bisa berubah warna". Spontan kami tertawa dan nyeletuk "Wah kalo berubah akik pasti mahal.... hahahahaha"
     Mblusuk Hari Merdeka bersama Dewa Siwa

Dewa Siwa di Petirtaan Srumbung Pringapus
     Perjalanan berlanjut menuju Candi Rubuh Candirejo Pringapus.
Salam Pecinta Candi
Di petirtaan Sambiroto Pringapus

Mari Kunjungi dan Lestarikan
Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA