Senin, 17 Agustus 2015

Blusukan Hari Merdeka

Dewa Siwa : Blusukan Hari Merdeka
     Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka
..bagi kami merdeka itu sederhana..
..mengunjungi situs bersejarah yang pernah dan masih menjadi warna perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Secara tidak langsung membuat situs menjadi merdeka....yah merdeka untuk dikunjungi oleh siapapun yang berjiwa merdeka. 
                     (sumber : coretan romantis Lek Trist.)
Dewa Siwa : Candirejo Pringapus











Kelurahan Pringapus (foto by wahid)
     Kutipan dari Max Trist (si status fb nya) kurang lebih memang menggambarkan semangat kami hari itu. Tanggal 17 Agustus 2015. Berkumpul di depan Kantor Kelurahan Pringapus Jam 10.00 WIB. Beberapa sahabat Dewa Siwa yang turut serta :
  1. Derry Aditya
  2. Wahid Syndrome
  3. Eka W. Prasetya
  4. Indra Umar Mulloh
  5. Hendrie Samosir
  6. Suryo Idein
  7. Kusuma Adhi Wardhana
  8. Artoyo
  9. Saya 
  10. Max Trist

SITUS WONOREJO PRINGAPUS   
DEWA SIWA : Nandi Situs Wonorejo
DEWA SIWA : Kondisi Situ Wonorejo terakhir.
     Tujuan pertama adalah situs di Wonorejo pringapus, karena ada keperluan mendadak saya dan (ternyata juga) max trist melewatkan kunjungan di Situs Wonorejo tersebut. Tapi bukan kami sengaja tentunya, walau kami pernah kesini dulu lama sekali. Link Blog : 
DEWA SIWA : Yoni Situs Wonorejo
1. Saya di Situs Wonorejo Pringapus
2. Max Tris di Situs Wonorejo Pringapus

     Ada Nandi dan Yoni di Situs Wonorejo Kecamatan Pringapus ini. Saat Rombongan tiba di Situs Wonorejo, ada seorang warga mendekat. Seorang ibu yang penasaran dengan aktivitas DEWA SIWA. Yang kebetulan rumah dekat dengan lokasi dan tetangga dari si pemilik tanah.
DEWA SIWA : Mendengarkan cerita dari warga sekitar tentang situs Wonorejo
     Awalnya beliau bertanya tentang maksud kami, "Apa mau beli patung ini ya" tanya beliau.      Kemudian beliau menjelaskan memang kabar mau dijual si pemilik tanah. Setelah dijelaskan, ibu itu malah bercerita tentang, " Dulu ada 2 anak kecil yang bermain di sekitar sini, kemudian naik di punggung patung sapi itu. Tak lama kemudian kedua anak itu gila semua. 
DEWA SIWA : Situs Wonorejo foto bywahid
      Yang satu bisa sembuh namun bisu dan tuli. Sementara 1 anak lagi sampai saat ini masih gila. (Mohon maaf untuk nama kami sembunyikan). 
   Tak lupa, seperti biasa Ibu penjual es Degan tersebut juga meyakinkan kami bahwa ini dulu peninggalan wali, yang rencananya akan dibuat masjid. (Seperti yang Diceritakan Mba Derry Aditya kepada Saya)


    Semoga niat menjual itu diurungkan, Karena Peninggalan Leluhur itu patut dimuliakan bukan untuk diperjual belikan. 




    Saat kami 'nyusul', ternyata rombongan sudah beranjak menuju tujuan selanjutnya.


SITUS PETIRTAAN SAMBIROTO DESA WONOREJO PRINGAPUS
TK Ratna Dusun Sambiroto Pringapus

    Menuju Petirtaan ini relatif mudah, kira-kira 1km dari situs Wonorejo, masih satu desa dengan Wonorejo. Setelah sampai di pertigaan tepat di samping TK Ratna Dusun Sambiroto Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus,
Gang menuju Situs Sambiroto




kemudian masuk gang tersebut. 





Gang menuju Situs Sambiroto Desa Wonorejo Pringapus
     Kira-kira 50m ada pos kamling.  Di sebelahhya ada gang kemudian masuk. 20m kemudian sampailah...








     Petirtaan Sambiroto, Masyarakat mengenal dengan Sendang Brumbung.

Petirtaan Srumbung Sambiroto Kecamatan Pringapus
     Ketertarikan kami atas keberadaan Petirtaan Sambiroto Pringapus ini bersumber dari sebuah berita di media online Kompas.com : Warga Ungaran Temukan Struktur Candi Saat Kuras Sendang.
    Namun, rombongan DEWA SIWA berkunjung ke sini Kemuncak candi dan watu candi berbentuk L sudah tak ada di tempat. dari obrolan kami dan warga : 
Kemuncak dan watu candi berbentuk seperti kursi yang telah hilang
Sumber foto : kompas.com
Coba cermati foto di berita tersebut dan gambar yang kami ambil
Gambar 1, masih nampak kemuncak candi.
(lihat seksama panah merah)

sisa sisa
Petirtaan Sambiroto







Gambar 2 : yang tersisa watu candi kotak. Kemuncak candi dan watu berbentuk kursi itu telah raib. Hanya selang 5 bulan dengan berita diatas.
    Dari warga yang 'ngrubung saat' pertamakali DEWA SIWA datang kami mendapatkan sebuah cerita. Dulu warga ta mengetahui keberadaan watu candi itu. "Waktu itu pas sedekah bumi, saat warga menguras air, di dasar sendang di temukan kemuncak dan watu kursi yang sekarang hilang itu", Jelas warga tersebut, mendatangi rombongan DEWA SIWA. Awalnya nampak raut wajah curiga dan tak ramah di wajah mereka.
DEWA SIWA bersama warga di Petirtaan Sambiroto Pringapus
         Karena selain 'trauma' warga atas hilangnya kemuncak candi dan watu kursi itulah mereka berbondong bondong mendekat dan bertanya maksud dan tujuan kedatangan kami. Setelah dijelaskan, Bahwa Kami DEWA SIWA adalah komunitas independen pecinta situs. wajah mereka 180 derajat berubah 'manis'. Malah kemudian ada warga yang bercerita panjang lebar. "Ini dulunya akan dibang masjid. Tapi karena sesuatu hal baru setengah proses pembangunan urung dilanjutkan", seorang ibu meyakinkan kami (dalam foto kebetulan beliau ada dibelakang Mba Derry). Tentu saja kami mangguk-mangguk dan tersenyum. Tentu saja tanpa saya tulis sahabat, tahu sendiri apa yang kami jawab dalam hati. 
    Selain ibu tersebut ada lagi seorang Bapak yang mendekat, dan ternyata adalah si pemilik tanah. "Kan ya terserah saya, lha wong ini tanah-tanah saya  mo ta jual ya itu hak saya", Langsung pasang badan, bermuka antagonis ketika DEWA Siwa menjelaskan tentang maksud kedatangan dan mencoba memberikan wawasan mengenai peninggalan purbakala ini.
Petirtaan Sambiroto

    Namun tak semua warga se-pemikiran dengan si pemilik tanah tersebut. "Peninggalan leluhur memang patut dilestarikan. Apalagi kalian yang masih muda dan jauh-jauh kemari saja menghargai peninggalan ini. Mosok kami yang warga sini abai?"
    "Coba nanti pak kadus kami lapori supaya mencari kembali kemuncak dan watu kursii itu, karena menurut selentingan warga sini, dibawa oleh penduduk dusun sebelah". Bapak itu menyebutnya Dusun Kawah.
   Namun keraguan kami langsung muncul ketiga ada warga lain yang bercerita, "Setelah dilaporkan dinas terkait, kemudian muncul di surat kabar (termasuk media online : regional.kompas.com.), 3 hari kemudian malah hilang. Karena cerita ini saya pribadi malah menyimpulkan pemilik tanah ini tahu yang sebenarnya.
   


    Petirtaan identik dengan Pemandian Ekslusif bagi kalangan Bangsawan. 
       
     Kira kira 10 meter ada satu lagi sendang yang airnya pun tak pernah habis walau musim kemarau berkepanjangan. Di sendang ini juga ditemukan batuan candi yang ditata berstruktur. Yang unik dan menarik bahkan mungkin perlu diteliti, "Airnya bisa berubah warna", kata warga lainnya. "Kami meyakini ini dulunya toilet kuno". Spontan kami tersenyum. Bahkan rekan ada yang menyahut. "Wah kalo berubah menjadi akik mestinya bernilai mahal ya pak?". Dan kami tertawa sumir.
(Semua cerita saya dapat dari Mba Derry dengan diolah sedikit)

    Namun kami tetap yakin, secercah harapan pasti ada. Karena kedatangan DEWA SIWA pula, kami merasakan sendiri kesadaran warga tergugah. Yang merubung kami diawal tadi. Akhirnya mereka terbangun dari mimpi. Kami dari jauh saja mencintai "uri-uri' budaya leluhur... mereka yang berada dilokasi kok abai.... kurang lebih begitulah saat ini. Semoga.      


     Perjalanan Berlanjut....  

CANDI RUBUH DESA CANDIREJO PRINGAPUS

     Dari Situs Petirtaan Sambiroto, kemudian kami lanjutkan perjalanan. Jalurnya : keluar gang menuju jalan desa Wonorejo, sampai di pertigaan TK Ratna Sambirotoo ambil ke Kanan. 
sumber : http://sutrisnasmg.blogspot.com/2015/03/situs-candirejo.html
Desa Candirejo Pringapus
    Kurang lebih 3km akan ketemu dengan Tetenger selamat datang di desa Candirejo Pringapus. Kemudian terus saja






Video perjalanan by Indra umar mullah, Property by Suryo Idein :

Video #1
Video #2

Video #3



    Bagi kami, perjalanan kali ini ini serasa ke belahan dunia lain, rutinitas sesaknya perkotaan berlawanan 360 derajat dengan eksotisnya pemandangan saat menuju Candi Bubrah di Desa Candirejo Pringapus ini. Foto yang sedikit menggambarkan indahnya pemandangan

Juga melewati jembatan 'menakjubkan'
menuju candi bubrah pringapus

    Setelah menelusuri jembatan kayu, lanjut menelusuri jalan setapak kira-kira 100m. 




    Kemudian sampailah
Candi Bubrah Pringapus
    Posisi Asli Candi berada di tebing, sekitar 100m disamping lokasi yang sekarang... baru ditemukan sekitar akhir 2012an. Kemudian dikaji dan diteli lokasi pihak terkait awal 2013.
Candi Brubah Candirejo Pringapus
   Atas Inisiatif warga kemudian watu candi yang tercecer karena longsor tadi disatukan di lokasi yang sekarang. 
     Penampakan saat ini Candi Bubrah Candirejo adalah hasil tumpukan 'sekadarnya' oleh warga. 
     Namun kami sangat mengapresiasi usaha warga ini. Masih memuliakan Candi Bubrah. Sementara banyak warga desa-desa lain yang acuh, tak peduli bahkan malah ramai-ramai menjualnya. Sungguh menyedihkan namun itulah kenyataan yang terjadi. Tak bermaksud menyalahkan....

Beberapa link berita mengenai candi Brubah ini
  1. https://candirejo6.wordpress.com/karajan/
  2. http://regional.kompas.com/read/2013/04/03/15531923/Candi.Baru.Ditemukan.di.Ungaran
   Saat rombongan sampai disini, masing-masing membawa bekal dari rumah kemudian makan bareng, guyub rukun di depan Candi.
    Perjalanan Menuju Candi sangat panas dan melelahkan, namun berbanding terbalik dengan suasana di sekitar candi Bubrah Pringapus. Sejuk dan sangat nyaman bagi kami menikmati bekal 'ala kadarnya' namun terasa nikmat tiada tara.
   Barangkali keberadaan pohon Jati yang sangat besar dan tua inilah yang menjadi aura candi ini adem, menyejukkan bagi kami. Sungguh Pemilihan lokasi yang pas menurut kami. Beberapa kawan juga yakin energi positifnya lumayan besar di lokasi ini.
   Tebing di dekat candi yang merupakan lokasi awal,
Candi Bubrah Pringa[us : Lokasi awal

    Kami juga mencoba menelusuri keberadaan watu candi, yang menurut warga masih banyak yang berceceran.







Dan tentu masih banyak lagi....

    Watu candi berceceran, menggugah Crew Dewa Siwa untuk ikut mencoba mengamankan dan dikumpulkan di Lokasi yang sekarang.
   








Video relokasi DEWA SIWA : 

Video by : lek trist, Wahid, suryo. Property by lek trist.


   Sementara dibawah tebing, yang ajaib ada aliran air yang jernih, dingin dan tak pernah kering.

Padahal diatas tebing adalah tanah tandus hanya pohon Jati yang tumbuh. Pertanyaan yang terbersit "Apakah dulunya di sini berupa bukit hijau rimbun pepohonan. Sumber air jernih pun mengalir..??. Sebuah jawaban yang membutuhkan perlintasan zaman dan pemutaran kembali waktu masa lampau.

Awalnya, perjalanan akan kami lanjutkan untuk Lapik Arca yang berjarak 1km saja, namun karena medan yang teramat lebih berat, sementara tenaga kami sudah tinggal 10% akhirnya kami memutuskan menuju : 
WATU LUMBUNG CANDIREJO PRINGAPUS.
   Walau sebenarnya Lapik arca tersebut sangat menarik perhatian kami, karena beberapa waktu lalu kami memperoleh informasi Arca nya di iklankan di media sosial. Padahal di link berita diatas (baca lagi link Berita Candi Bubrah) Penemunya mengatakan 2 arca hilang. Namun baru2 ini lewat tetangganya diiklankan di media sosial. (foto bukti nunggu lektris maneh)
   Kami DEWA SIWA bahkan sampai 2 kami crosscek untuk memastikan keaslian dan konfirmasi apakah benar-benar akan dijual. Namun narasumber tadi 'muter2 alias glibat-glibet' bikin curiga. Bahkan dengan bahasa wajah memusuhi kami, tak ramah.

    Menuju Watu Lumbung Candirejo Pringapus, dari Candi Bubrah keluar lagi menuju jalan Desa, kemudian ambil kanan menuju jalan tembus Kedungjati (Grobogan). 
     Karena bekal minum sudah habis semua, kami menyempatkan diri untuk nyari warung terlebih dulu.
Watulumbung Candirejo Pringapus
 Kira-kira 100 kemudian setelah melewati kampung. tepat disisi jalan sebelah kanan disitulah tujuan akhir Blusukan Hari Merdeka ini.
Sebelum berpisah menuju rumah masing-masing, Sekali lagi kami foto bersama. Untuk mengingatkan kami, "Kebersamaan yang seperti ini akan selalu saling menguatkan niat kami ikut melestarikan peninggalan leluhur"
Dewa Siwa di Watu Lumbung Pringapus
Mari Kunjungi dan lestarikan
Salam Pecinta Candi
Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Sampai jumpa lagi di Edisi Blusukan bersama DEWA SIWA Selanjutnya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar