Sesuai janji saya, setelah penelusuran Yoni di Makam Adipati Pragulo I Gunungpati, kami bertiga melanjutkan penelusuran dibeberapa situs purbakala. Tujuan berikutnya: watu lumpang di makam Mbah Bathok Bubakan Kecamatan Mijen Semarang, Kemudian terus ke Yoni Situs Tompak Desa Kliris Kecamatan Boja , setelah itu mampir di Candi Gonoharjo.
Mie ayam puguh Boja |
Karena salah satu dari kami berwajah memelas kelaparan, akhirnya kami putuskan untuk mengisi perut terlebih dulu, sepakat mie ayam di pertigaan tugu desa Puguh, maaf saya lupa namanya.... tapi gambarnya ada.... hehehe. di lain hari saay saya nulis naskah ini ternyata lek Suryo ulang tahun, katanya mie ayam ini syukuran jadi dia yang nraktir.... "Wah tau gitu usulnya ayam bakar"...wkwkwkwk.
Sambil beristirahat, sebelum kami ke tujuan berikutnya : Yoni Situs Pasigitan dan Candi Gunung Suring, kami mencoba menghubungi Mas Imam. Seingat saya, pernah posting kemuncak di area Gonoharjo ini, barangkali bisa memandu kami. Gayung pun bersambut, jawaban SMS : "Ok, Otw",
Beberapa saat kami menunggu, kemudian kami menjadi rombongan berempat kembali menelusuri area Gonoharjo. Kali ini Mas Imam langsung memberi aba-aba : "Kita akan menuju 3 kemuncak dan 1 arca", Spontan semangat kami menyala kembali.guh (lokasi mie ayam tempat kami makan), kami naik kembali menuju arah kawasan wisata Nglimut : Di area tersebut terdapat Candi Argosumo 1 dan 2 , arca dwarapala, petirtaan).
Kemuncak 1 : Gonoharjo |
Dari Pertigaan puguh, tak sampai 500m jaraknya, posisi kemuncak #1 dipinggir jalan tepat didepan rumah warga, jika dari bawah posisi kemuncak #1 ada di sebelah kiri. Berada di teras samping sebelah kiri Rumah Mas Totok (Mas imam ga kenal bapaknya, hanya anaknya saja.... hehehehe, )
Gonoharjo : kemuncak 1 |
Dari penelusuran Mas Imam sebelumnya, kemuncak ini pindahan dari Candi Gonoharjo yang berada sekitar 500m di atas rumah ini. Entah maksudnya apa kok dipindah, mungkin saja bermaksud menjadikan hiasan di rumah.
Kemuncak #1 Gonoharjo |
Dari fakta pemindahan oleh warga ini, kuat dugaan saya banyak unsur bangunan batu candi yang dibawa pulang warga, beruntung jika kemuncak ini menjadi hiasan, warga yang lain mungkin membawa watu candi dijadikan pondasi rumah, talud atau yang lain. Semoga hanya prasangka saya saja.
Selain Pindahan dari atas, informasi lain belum kami dapatkan, Sebelum lanjut kami sempatkan untuk foto bersama dulu....
Nama digambar dari ki-ka Suryo, Kemuncak, Hendrie, Imam, SSDRMK : di Kemuncak 1 Gonoharjo |
Penelusuran berlanjut menuju Kemuncak #2, masih di Gonoharjo...
Kemuncak #2 Gonoharjo |
Dari Kemuncak 1 lanjut meluncur keatas, tepat di jalan letter S pertama kemuncak teronggok di depan rumah yang berkesan suwung alias tak berpenghuni. Selidik punya selidik ternyata ada penghuninya,
rumah mbah manten |
Seorang diri nenek renta tinggal disini. "Ini rumah saya, warga mengenal dengan nama Mbah Manten". Maksudnya Manten dalam kebiasaan masyarakat adalah bekas lurah. Dan Nenek ini Ibu lurah 34 tahun yang lalu.
Setelah kami rasa cukup minta ijin, dan ngobrolnya kemudian kami mengelilingi pelataran rumah tersebut.
Kemuncak #2 Gonogarjo |
Dan hasilnya, selain kemuncak yang menjadi sasaran kami, ternyata ada beberapa watu candi berbentuk kotak yang dijadikan umpak dapur rumah, (belum lagi yang menjadi pondasi rumah--kami tak tahu).
Watu candi ada pula yang dijadikan alas kentongan unik dan tua nampaknya.
watu candi dan kentongan tua |
Watu Candi Kotak sebagai alas kentongan kuno :
Karena cerita nenek tersebut, yang konon 34 tahun lalu alm. suaminya jadi Lurah... jadi motif kenapa kemuncak di rumahnya bisa diraba... bukan dimaklumi.
Kemuncak #2 dari samping : gonoharjo |
Mungkin saja karena jadi pemimpin sehingga dengan mudah atau malah di mudahkan untuk memindahkan nya... sekali lagi ini hanya prasangka saya saja.. tak bermaksud apapun.
Berlanjut Kemuncak #3
masih di pelataran rumah Mbah Manten, kami melihat pula kemuncak ke #3, dengan ukuran yang lebih kecil.
kemuncak candi #3 Gonoharjo |
Perhatikan di sebelah kemuncak, ada juga watu candi kotak..., sambil berbincang dengan nenek tersebut mata kami sambil beredar mengamati perimeter area rumah ini. dan hasilnya, Watu candi sebagai alas tiang dapur :
Watu candi alas rumah : gonoharjo |
Watu candi di depan pintu dapur, teronggok begitu saja :
watu candi gonoharjo |
Watu unik mirip cawan minum, bukan hanya 1 tapi dua!!!!
gonoharjo |
Perjalanan kami lanjutkan ke Kemuncak #4 dan Arca dewi Durga... Mahisasuramardini..... Dari lokasi ini kami turun lagi, pertigaan yang ada tugu bunga kami ambil kanan sampai ketemu dengan kantor Desa Gonoharjo, kemudian kami parkir di samping Gedung Balaidesa.
kemuncak #4 |
Kemudian jalan kaki, lihat pula video perjalanan kami di naskah ini. Kira-kira 200m jalan kaki melewati pematang sawah, nampak dari kejauhan kemuncak itu megah berwibawa ...
Kemuncak #4 Gonoharjo |
Dari beberapa kemuncak candi sebelumnya, yang ini berukuran paling besar. Informasi tentang kemuncak ini belum kami dapat sepenuhnya.... (semoga mas Imam/mas Beny, atau rekan yang lain yang dekat area ini bisa menelusuri lebih mendalam).
Yang mengkhawatirkan adalah letaknya di tengah-tengah persawahan. Yang bukan tidak mungkin sedikit demi sedikit akhirnya ikut dibajak juga oleh petani penggarap sawah ini. Dari pengamatan saya meyakini batuan disekelilingnya adalah hasil perusakan batuan unsur candi yang lain. karena identik bentuk, warna dan bahan.
Selain kemuncak ada juga potongan arca bagian dada. Saya pribadi (hanya mengira, dari ciri fisiknya), ini adalah Arca Dewi Durga Mahisasuramardini, Alias Dewi Uma, Istri dari Dewa Siwa.
Sisa penghancuran yang ditumpuk
Dewi Durga dari sisi yang lain :
Gonoharjo : Kemuncak ke 1
Save This Not Only a Stone!!
Kemuncak #1
Kemuncak #2
Gonoharjo : kemuncak ke 2 |
Salam Pecinta situs dan Watu Candi