Minggu, 23 Agustus 2015

Yoni Situs Pasigitan boja Kendal

Yoni Situs Pasigitan Boja Kendal
Selasa,4 Agustus 2015
Desa Pasigitan Boja Kendal
      Ajakan lek Wahid, mblusuk daerah Boja tak mampu kutampik. Kumpul jam 4 di Gunungpati, tepatnya di depan makam Siwogo Kami langsung menuju lokasi, dan ternyata dapat tambahan rekan DEWA SIWA pula.. Jadilah kami berlima menuju lokasi Jalurnya dari Gunungpati kearah Boja kira-kira 2 km dari Polsek Gunungpati, sahabat akan menemui petunjuk menuju Villa Siberi/ Desa Bandarejo.   (petunjuk masih menunggu kontributor dari beliau rekan mas wahid : Mas imam/hakim/beny_ kemarin keburu magrib) 
     Masuk jalan tersebut, ikuti sampai ketemu dengan Batas Desa Pasigitan.
Masjid Darul Fallah Pasigitan
    Kemudian kami parkir dan rehat sebentar di masjid Darul Fallah Desa Pasigitan. Sambil diskusi, di sepanjang perjalanan kami temui banyak batu besar. Yang menjadi obrolan kami, sungguh menarik area Pasigitan ini. Bahan pembuatan banyak tersedia, kesuburan alam dan aura memang menjanjikan banyaknya situs bangunan suci masa lalu.
bahan pembuat watu candi yang banyak tersedia di pasigitan
     Setelah cukup istirahatnya... Kami langsung berjalan kaki menuju lokasi. Dengan panduan dari Mas Hakim dan Mas Beny rekan kerja dari lek Wahid. "Masyarakat pasigitan menyebutnya dengan watu Lumpang. Warga sini masih menganggap watu lumpang ini yang mbahureksa dan masih wingit". Jelas mereka. 
    Kami berjalan tak sampai 5 menit saja, menelusuri pematang sawah...akhirnya sampailah kami
Yoni Pasigitan Boja
     Berada di pinggir pematang sawah, tepat dibawah yoni ini sungai, sementara disampingnya tumbuh pohon kelapa.

 Yoni Situs Pasigitan Boja Kendal
 Lokasi Yoni berada di sawah Milik Bapak Damsiri, yang berada di Dusun Krajan desa Pasigitan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
     Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 
Berbentuk kotak bujur sangkar
     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. 
Lubang lingga


    




     Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. 
cerat yoni Pasigitan
     Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. (Pada saat upacara keagamaan/ ritual suci tertentu. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. kan mas 
    Saat akan mengambil gambar bagian cerat, saya diperingatkan mas Benny dan mas Hakim. Agar 'ijin' terlebih dulu. "Dulu sering hasil gambar blur saat warga ngambil gambar cerat itu mas", kata mereka. "Energi yang paling kuat memang ada di cerat itu", tambah Mas Eka.
     Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca
     



    


Yoni Pasigitan Boja



Letak yoni rawan jatuh ke sungai, hanya diganjal batu seadanya... Adakah yang berkenan mengamankan? 
     Hanya berjarak 300m dari Kantor Desa Pasigitan. Semoga Pak Kades berkenan mengamankan peninggalan adiluhung leluhur ini... 



   
     Mbolang Bersama...: berturut turut dalam foto dari kiri-kanan: Wahid, Eka WP, Hakim, Imam dan saya.


    Saat beranjak pulang, Kami di panggil rekan Lek wahid yang lain, mas Isan untuk singgah ke rumahnya. Tanpa diduga... ada jamuan khusus bagi kami. Ternyata ada acara 'kenduren di rumah beliau' dan kebagian "slametan...." "Tau aja mas, tadi belum makan siang....., Matursembahnuwun"

       Sembari makan, mas Isan memberi info tentang candi rubuh di Desanya. Tak jauh dari Krajan Pasigitan ini. Tepatnya di Dusun Lendoh, masih wilayah desa Pasigitan pula. Wah.... masuk radar mbolang.... Berlanjut ke Candi rubuh Dsn Lendoh, Segera!

Salam Pecinta Candi...
   Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan....
Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Jumat, 21 Agustus 2015

Petirtaan Kalinjaro Karangjati Bergas

Petirtaan Kalinjaro Karangjati Bergas
Jumat, 21 Agustus 2015
     Info jagoan trabas Mas Dhany Putra ada petirtaan Kalinjaro membuat saya langsung memaksa beliau untuk guide menuju lokasi. 
     Sebenarnya bukan guide karena rumahnya masih dalam satu area. Bahkan dulunya orangtua beliau yang punya tanah di area situs ini.... hehehehe.
SDIT Cahaya Umat Karangjati : Petirtaan Kalinjaro ada didepan sekolah
        Dari Jalur Semarang-Solo, Pertigaan Karangjati/ Polsek Bergas ambil arah Pringapus. Kira-kira 1 km.
    Ada Lapangan sebelah kiri. Sebelum lapangan ada jalan masuk menuju SD IT Cahaya Umat. Ikuti jalan masuk tersebut.  Lokasi petirtaan persis di depan sekolah.
      Saat saya kesini bersama mas Dhany, yang tersisa dari Petirtaan ini hanya watu-watu candi yang ditata sedemikian rupa. 
    Sementara watu candi khas semacam relief, arca atau apapun sudah tak ada. "Mbiyen pas aku jeh cilik, watu candine jeh akeh", jelas Mas Dhany

Watu candi di Petirtaan Kalinjaro...









Berlomba dengan akar pohon beringin yang teramat besar...
    Area Petirtaan Kalinjaro Karangjati Bergas ini sangat dekat dengan keberadaan Arca Ganesha Congol dan Ganesha Sidomuncul. Juga Dekat dengan Candi Ngempon dan Petirtaan Derekan. Bahan renungan tentang bagaimana wilayah ini dimasa lalu.
     Untuk Sejarah dan cerita dari warga saya masih nunggu narasumber yang belum menjawab sms saya.... bersambung----
Dhany Putra : jagoan pencari jejak situs
      Bersama Mas Dhany mbolang ke Petirtaan Kalinjaro...










     Dalam perjalanan blusukan , beberapa kali saya mendengar cerita tentang usaha beberapa orang yang mengambil pusaka di lokasi tersebut. Kemudian pohon/ sumber air tak lama kemudian mengecil dan mati. Dari obrolan setelah nonbar video blusukan beberapa saat yang lalu. Rekan DEWA SIWA, MAS Radito bertutur tentang "Bila energi positif itu diambil, pohon tentu ta punya lagi tujuan. dan akhirnya memilih untuk mati". Filsafat tentu, namun kata itu memang ada benarnya. Lama-lama sumber air akan habis, petirtaan akan musnah, karena keserakahan penerus bangsa ini.
     Semoga menjadi pemikiran rekan yang suka dengan benda mistik, "penarikan benda ghaib' dsb. Salam Pecinta situs.....

Save This Not Only a Stone.
Petirtaan Kalinjaro Bergas
Salam Pecinta Situs
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs


Gabung yukk dengan Komunitas Pecinta Situs DEWA SIWA

Jejak Situs Pendem Lingkungan Sidorejo Bergas

Kemuncak Situs Pendem Sidorejo Bergas
Jumat, 21 Agustus 2015

    "Jebule mburi omahku dewe, mben dino ta lewati...", ungkap mas Dhany saat ngobrol dengan saya kala itu. Tanpa berpikir panjang kupaksa lagi aja menunjukkan... hehehehhee. Sangat dekat lokasi tujuan saya kali ini ternyata sangat dekat dengan Situs watu Lumpang Sidorejo Bergas.
     Bahkan ketika mencari situs Sawah Reco saya sudah muter2 area ini. Awalnya nama daerah ini adalah Pendem, namun seiring perkembangan waktu dan bertambahnya penduduk sehingga saat ini berubah menjadi Sidorejo. Secara Administratif berada di Wilayah Kelurahan Bergas Lor.
Seperti yang sudah-sudah, saya sambangi dulu mas Dhany di Toko beliau.
Menuju situs Pendem Sidorejo
Jalurnya dari gang Sidorejo (sebelah SD Bergas Lor 01) masuk, ikuti gang tersebut. Kemudian jalan kira-kira 50m ada pertigaan sebelah kiri, melewati mushola kemudian majulagi 50 m sebelah kiri. Lalu terlihatlah persis di tepi jalan di depan rumah.

Kemuncak Situs Pendem Sidorejo Bergas
   Dari sumber 'screenshot' mas Dhany itu, yang tersisa di situs Pendem hanya kemuncak ini serta watu lumpang tak jauh dari lokasi kemuncak. 
      Lokasi kemuncak berada di halaman rumah warga, tepatnya sebagai hiasan jalan masuk rumah tersebut. Tepatnya di Rumah Bapak Budi 'tholo', RT 10/III, Lingkungan Sidorejo Bergas Lor.
Kemuncak Situs Pendem Sidorejo Bergas
      Saat kami kesini, kami diterima dengan ramah oleh seorang ibu. Sangat welcome, walau awalnya agak sedikit aneh dengan kedatangan kami. Saat saya jelaskan saya dari DEWA SIWA, Komunitas Pecinta Situs dan Watu Candi, ibu itu semakin bingung. 
       "Itu lho bu tujuan saya kemari", Mas Dhani menerangkan sambil telunjuknya mengarah ke watu di pojokan jalan masuk ke rumah beliau. Semakin seru, ketika ibu yang punya rumah tak tahu benda itu apa, bahkan masih keseruan itu, beliau menganggap kemuncak ini dulunya alas tiang bendera. Mantap sekali!!!
     Setelah panjang lebar kami jelaskan, Bahwa watu itu dulunya puncak sebuah bangunan suci (=sekarang orang mengenal dengan nama candi), ibu itu langsung berbinar kaget.
info dari mas dhany
    "Ach dulu ada dua mas, memang dulu orang tua pas bangun rumah saat menggali untuk pondasi memang banyak menemukan watu berbentuk kotak", jelas Ibu tersebut. "Tapi kemudian ditutup", jelas beliau.
   Selain diambil pihak yang tak bertanggungjawab, menelusuri jejak situs Pendem memang bagai mencari jarum di ladang penuh jerami saat malam hari tanpa sinar bulan. (Saya ingin menggambarkan betapa sulitnya). Juga banyak yang masih terpendam/ tak sengaja tertutup bangunan rumah. "Dulu di sekitar sini banyak rumah belanda, jaman dulu, pasti watu candi maupun arca juga banyak yang dibawa", Mas Dhanny dengan keyakinan karena banyak berita yang menuliskan hal seperti itu.  











****

Ada informasi, di sekitar Pendem ini, tempatnya di dalam kantor Kecamatan Bergas ada temuan yang disimpan berupa potongan kaki arca... Penelusuran masih berlanjut...-bersambung---

mBolang bersama mas Dhany, the spesial one 'blusuker' 

Save This Not only a Stone!
Yang tersisa di Situs Pendem Sidorejo Bergas


Salam Pecinta Situs

Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs


Gabung yukk dengan Komunitas Pecinta Situs DEWA SIWA

Arca Dwarapala di Pancuran Air Panas Nglimut Gonoharjo

arca dwarapala nglimut 
Minggu, 2 Agustus 2015
     Blusukan lanjutan dari Watu Lumpang situs Takongan Puguh Boja Kendal. Dengan rute yang sama saat beberapa waktu lalu ketika saya Mbolang ke Candi Argosumo namun saya kali ini dari arah Puguh. 
      Ceritanya dulu saat ke Candi Argosumo, saya belum dapat informasi keberadaan arca di Pancuran air ini.     Langsung, saya menuju pancuran air panas yang posisinya ada di bawah mata air panas belerang. Di dekat kolam renang air panas. Dan masalah muncul.... Shutter kamera saya ta bisa bekerja. Tak bisa ambil gambar. Ada apa ini....., lama saya bingung, kemudian berulangkali mencoba tetap tak bisa, Akhirnya saya ambil gambar memakai HP.... jadilah beberapa close up hasil kamera hp.
arca di gonoharjo
     Dwarapala adalah patung penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Siwa dan Buddha, berbentuk manusia atau monster. Biasanya dwarapala diletakkan di luar candi, kuil atau bangunan lain untuk melindungi tempat suci atau tempat keramat didalamnya. Dwarapala biasanya digambarkan sebagai makhluk yang menyeramkan.    
  Bergantung pada kemakmuran suatu kuil, jumlah arca dwarapala dapat hanya sendirian, sepasang, atau berkelompok.
    Keberadaan Arca Dwarapala di Nglimut ini, dugaan saya pribadi. Dulunya tempat ini adalah tempat suci, atau mungkin semacam petirtaan yang masih berkaitan dengan Candi Argosumo. 
     








    Dwarapala bersenjatakan Gada.

























     Kepala Arca Dwarapala nglimut 



     














     





 

  Hiasan mahkota Dwarapala 






    










    Ada saluran air yang memancarkan air, mungkin dulu ada petirtaan di sini...

























    Karena kerusakan shutter kamera, saya tak bisa mengeksplor maksimal/ mencari kemungkinan ada arca/watu candi yang lain. karena ternyata batterai hp hampir habis.
      Saat perjalanan pulang, sambil merenung. Timbul pertanyaan saya, apakah memang rusak? ataukah saya tak diijinkan mengambil dokumentasi?.
   Pertanyaan saya simpan sampai esok paginya, ketika ketemu dengan rekan....
    Setelah saya menceritakan, apa yang saya alami, dan saya perlihatkan foto arca. "Kamu ta minta ijin ya? main selonong saja, asal ambil gambar?. Penunggunya marah", ungkap teman saya tersebut. DEG.... benar.... waktu itu saya lupa, terlalu bersemangat. Dan saat kutunjukkan shutter kamera yang rusak. saat ku praktikkan dan "jepret"... lho kok bisa.... Dan teman saya tadi tertawa....
    Ach...diluar logika saya.... terserah mau percaya atau tidak. Yang pasti saya memang bersalah. tak minta ijin terlebih dahulu... bagaimanapun jika kita masuk ke rumah orang, tentunya harus kulonuwun dulu. Sungguh pengalaman yang berharga...

Salam Pecinta Situs
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan....
Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Kamis, 20 Agustus 2015

Situs Watu Lumpang Dusun Takongan Desa Puguh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Watu Lumpang Takongan Desa Puguh  Boja Kendal
Minggu 2 Agustus 2015
    Berawal dari obrolan saat 'jagongan mantu' di rumah tetangga. Duduk disebelah saya, seumuran dengan saya nampak asing bagi saya, setelah ngobrol, ternyata aslinya orang Desa Puguh Kec. Boja yang istrinya tetangga, Mas Siyo namanya. Singkat kata, karena teringat banyaknya situs di daerah Gonoharjo, sampailah pada cerita tentang Yoni Situs Gonoharjo, Candi Argosumo. Eh tanpa saya duga, mas Siyo bercerita tentang keberadaan watu lumpang di daerah asalnya (Puguh juga dekat dengan desa Gonoharjo). Langsung masuk radar agenda saya.
     Menuju lokasi situs, saya berangkat dari Rumah di gunungpati. Saya melalui jalur menuju Boja. Setelah melewati Kantor kecamatan Mijen di daerah bubakan. Saya ambil kiri (satu arah menuju Makam Sunan Bathok). jalan terus sampai ketemu dengan Desa Puguh.
Toko Sinar dunia : menuju Takongan
     Setelah melewati SD/ Kantor desa Puguh (maaf saking lamanya dokumentasi mbolang ini tak segera saya tuangkan di blog, jadi terlupa).
    Saya rehat sebentar, karena selain siang itu panas menyengat, kondisi jalan termasuk rusak parah stadium III.
Gang menuju Dusun Takongan.
    Sambil menghubungi Mas Siyo, juga beli air mineral. Setelah mendapatkan petunjuk, keberadaan watu lumpang ternyata ada di dusun Takongan Desa Puguh. Saya segera bertanya kepada ibu bakoel warung. Setelah di beri ancer2, segera saya meluncur, petunjuk keberadaan toko "SINAR DUNIA, ikuti panah petunjuk itu masuk gang sebelah kanan.


   Kira-kira 30m kemudian ada jalan makadam yang turun sedikit curam. Sobat berhati-hati tentunya. Penampakan jalan menuju Takongan 
Dusun Takongan Puguh Limbangan
     Kebetulan ada seorang Bapak Petani, saya bertanya kepada beliau, kalau tidak salah Bapak Sumarsono. Petani penggarap dimana saya berhenti. Gambar titik pertama saya berhenti dan bertanya pada Bapak Sumarsono :
    "Setahu saya dulu ada mas, di pojokan desa", kata Bapak Sumarsono. "Saya antar saja, daripada kebingungan". tambah beliau. 
     Sambil menelusuri beliau bercerita," dulu ada yang memindahkan dengan mendorong ke bawah "Digelindingke", namun anehnya batu itu kembali lagi. Tak lama kemudian, yang memindah itu tak bisa melihat alias buta". 
    Namun, Watu lumpang yang oleh Bapak suparsono disebut watu lumpang yang sudah jadi dan bagus, berbentuk kotak ternyata sudah di pendam sekitar 2m di sawah warga.
     Kemudian oleh warga terebut (kalau tidak salah bapak kadus), malah memberitahukan di bawah kandang ternak ayam ada watu lumpang. "Bentuknya beda mas, di kandang itu bulat, kalo yang dipendam berbentuk kotak," jelas warga tersebut.
    Obat rasa kecewa, akhirnya saya kembali lagi. Sesuai petunjuk yang saya dapat, Watu Lumpang berada di bawah kandang ayam. 
Kandang Ayam dimana dibawahnya Watu Lumpang
     Dan itu sudah saya lihat saat berhenti di titik pertama tadi. Di bawah kandang Watu Lumpang Berada :


      
   



    Situs Takongan Desa Puguh
Watu Lumpang Dusun Takongan Puguh Boja

       Bapak Sumarsono bercerita, "Dulu sempat dibawa pulang pemilik lahan, namun tak berapa lama kemudian tanahnya longsor. Kemudian dikembalikan lagi di tempat semula".
Watu lumpang Takongan
     Saat saya keasyikan mendokumentasikan watu lumpang dusun Takongan ini. Bapak sumarsono tiba-tiba pamit dan langsung pergi. "Ach...saya belum sempat salaman dan foto bersama untuk kenang-kenangan", "Ya sudah tulisan ini saya dedikasikan untuk beliau saja".
     Watu lumpang, pada jaman dahulu sebagai bagian kehidupan masyarakat yang agraris/ pertanian. Difungsikan untuk menumbuk padi dan digunakan pula dalam ritual setelah panen padi, yang berfilosofi syukur atas karunia melimpah dari Dewi Sri... "Selain syukur atas karunia Yang kuasa, bergandengan dengan tampah, orang jawa ketika memilih beras yang akan dimasak 'ditapeni' .... selalu yang ditumbuk adalah yang terbaik. Dan apa yang dipersembahkan adalah yang terbaik, sehingga panen kedepan akan jauh lebih melimpah...   
      Beruntungnya saya ketika ke sini, kandang  belum diisi ayam. Sehingga masih higienis, tak terbayangkan bila sudah penuh ayam. Semoga ini menjadi perhatian pemilik. Barangkali ditutupi/ di geser sedikit. Respect please!




"Semoga, suatu saat Watu lumpang kotak, berelief yang terpendam itu jika terangkat saya masih bisa ikut melihatnya..... ingin tahu...umpak, yoni atau apa...."



Salam Pecinta Situs


     Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...


Mari Kunjungi dan Lestarikan....
     Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA