Watu Lumpang Makam Ngorolou Pringapus |
2 Agustus 2018. Kamis blusukan nampaknya sudah menjadi candu bagi saya, seperti ujaran seseorang yang dipopulerkan di komunitas sesama pecinta situs….. tapi saya lupa siapa…. Istilahnya “Nyandi itu Nyandu”. (Tapi tentu saja terkecuali rekan saya…hahahha. Apa kabar kawan?). Bagaimana tidak? Ibarat zat adiktif, penelusuran ke situs-watu candi seperti mempengaruhi alam bawah sadar saya. Jika lama tak blusukan saya akan gelisah seperti orang yang sedang kecanduan berat. Entah pagi ini, beberapa kerjaan yang harus jadi membuat under pressure, jika norml sebenarnya kerjaan itu biasa saja. Namun entah kenapa hari ini saya sama sekali tak bisa fokus. Sempat ngopi dan njarum dulu. Tapi tak mempan, saya tetap merasa tak tenang, malah saya berpikiran ketakutan akan terjadi sesuatu, barangkali pertanda apa gitu…. Ach! semoga saja tidak.
Watu Lumpang Makam Ngorolou Pringapus |
Dan tiba-tiba saja seperti terpekik, “Astaga! Lama ga blusukan, itu masalah saya”, langsung saya menyusun strategi, Prioritas pertama adalah Arca nandi di Temanggung, dimana sahabat saya ini berbaik hati seminggu sebelumnya memberikan share lokasi plus foto situs ketika pulang kampung melewati area ini. Namun sayangnya, share lokasinya ternyata ada kadarluarsa. Keraguan mulai muncul, karena saya jam 1 harus sudah diposisi awal lagi (Ungaran-durasi jemput anak), sementara saat saya terbersit untuk blusukan sekitar jam 9 lebih. Maturnuwun mas Hendrie, lain kali ya----.
Sambil mikir cara plus mencari alternatif lain, saya hubungi tiga rekan, (saya berani menyebut nama, bukan berarti menyesali yang tak bisa--- saya benar benar memahami--- karena saya yang spekulasi kok---jika tak bisa ya tak apa). Yang pertama Lek Trist (Max Trist nama bekennya), blogger pula, dia adalah orang pertama kali yang ketemu dan sama-sama kecanduan candi. Walaupun saya tahu kemungkinan kecil bahkan nol%, karena beliau ini lagi mengumpulkan banyak uang untuk blusukan luar pulau…. Jadi tertib masuk kerja. Pikir saya, saya hanya ingin mengajak… jika bisa syukur, jika tidak ya biasa saja… heheheheh---- misi 1 gagal.
Rekan kedua yang ku hubungi, Mas Eka WP spekulasi juga karena rekan yang satu ini kecanduan candi tipe demam alias panas dingin, terkadang semangatnya meluber tak bisa dibendung, eh dilain hari 360 derajat alias cuek .... hehehehe, ternyata sedang tugas luar. Sibuk tentu sudah pasti, karena beliau ini calon pejabat ideal. Ideal di kantor, karena jarang bolos (ajakan saya gagal terus : loyalitas-dedikasi tanpa batas walau tunjangan ngepas---salut!!!) dan dirumah ideal, karena…. (sensor) heheheh, malah jadi inget kawan lain yang punya keset unik. Masih kah bagaimana kesetnya? Tambah unik? ---- Misi 2 gagal pula.
Saya juga hubungi sahabat yang ketiga bersamaan dengan misi yang kedua tadi, bernama hampir sama pula, nampaknya merekapun berencana membentuk kongsi Paguyuban khusus Eka. Hehehehe. Awalnya cukup lama membalas pesan, saya sudah menyusun rencana nekat ke tujuan awal, yaitu Temanggung. Walaupun tanpa bekal petunjuk. Sesaat sebelum sampai di pertigaan arah exit tol, depan DPRD, (Saya dari Alun-lun Ungaran menuju Temanggung) hape saya bergetar tanda ada pesan yang masuk. Angka hitungan trafict light juga masih lama, iseng kubuka, eh Eka yang kedua alis Mas Eka Budi menyanggupi dan sudah siap menunggu di rumahnya.
Jadilah. “Tujuan kita banyak, tergantung durasimu. Hanya seputaran Pringapus”, Mas Eka Budi menawari. Saya sich oke saja. Karena yang penting itu ya biar gelisah berganti jadi pikiran fresh. Aneh memang! Hehehehe.
Kami meluncur menuju Pasar Pringapus, belok kanan. Petunjuk nya ada sungai kecil, setelah jembatan ambil kanan, menyusuri gang perkampungan, kemudian ketemu dengan makam dusun Ngorolou Desa Pringapus.
Setelah parkir motor, kemudian kami memasuki kompleks makam. Kebetulan saat saya kesini ada warga yang menggali makam. Nampaknya baru saja ada yang meninggal. Untungnya posisi penggalian cukup jauh, sehingga tak ada rasa sungkan saya ketika mendokumentasikan Watu Lumpang.
Watu Lumpang Makam Ngorolou Pringapus |
Posisi watu lumpang di area belakang makam. Dengan kondisi yang cukup lumayan walaupun banyak sisi yang grompal.
Watu Lumpang Makam Ngorolou Pringapus |
Dengan ukuran yang tak terlalu besar. “Dulu watu lumpang ini terpendam tanah, hanya kelihatan penampang atasnya saja”, ucap warga yang mendekat melihat saya mengambil gambar.
Kondisi watu lumpang nampaknya antara ada dan tiada. Ada dan diketahui warga namun tak ada sama sekali usaha untuk nguri-nguri. Sayang sekali. Lama-lama akan lapuk sendiri. Padahal ini menjadi bukti garis merah peradaban kuno yang pernah bermukim di sekitar area ini….
Bererapa fungsi Watu Lumpang diyakini memiliki tempat khusus sebagai sarana upacara suci masa lalu. Dugaan fungsinya antara lain sebagai sarana ritual penetapan tanah perdikan, sarana ritual persembahan kepada Dewi Kesuburan saat permulaan ataupun masa panen.
Mas Eka Budi sedang mengorek info situs lain,
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Watu Lumpang Pringapus |
Berlanjut ke blusukan ke Watu Lumpang Kebon Agung Pringapus
#hobikublusukan