Unfinished Yoni Glodogan |
“Jumat,
14 April 2017 Kisah ini adalah rangkaian penelusuran jejak peradaban,
dengan tujuan pertama Lingga Kalipawon Ambarawa, kemudian
Struktur Batu Candi di Seklotok, Desa
Doplang Bawen. Dari seklotok kemudian kami meluncur melalui beberapa situs.
Kami Melewati Yoni Gayamsari, Yoni Gentan Doplang Bawen, Yoni Gandekan (Saat saya nulis naskah ini sedang hit…
karena berhasil dipindah ke lokasi baru, lokasi lama dibangun perumahan. Saat
ini sementara berada di kantor kelurahan), kemudian ada Punden Situs mbahGandekan.
Kami lurus
arah kendalisodo, melewati lampangan kemudian pertigaan ambil kanan arah
samban, tepat di perempatan sebelum jembatan ambil lurus arah pancoran. Masuk
perkampungan, kemudian terus saja sekitar 1 km, melewati sendang dan
persawahan.
Di Belakang Bangunan ini di Sebrang sungai;
Yang kami
ingat dari petunjuk Lek Wahid, “Bangunan
batako, baja ringan di tengah sawah, belakang bangunan ada sungai, seberangi
dan Yoni unfinished ada di sekitar lereng sungai tersebut”, berbekal
petunjuk tersebut kami (Saya, istri ; Pak Dwi Hartanto dan Mbah Eka Wiji
Prasetya mencoba meniti satu persatu petunjuk.
Unfinished Yoni Glodogan |
(Sebagai
tambahan, Lek Wahid diberi informasi sekaligus diantar oleh beliau Pak Nanang….
Sekali lagi kami mohon maaf karea tak bisa memenuhi janji kami untuk mampir.
Waktu yang terbatas menjadikan kami mengurungkan niat. Semoga beliau
memahami.---)
Unfinished Yoni Glodogan |
Setelah
beberapa waktu, dan saya mencoba bertanya kepada warga yang sedang menggarap
sawah, ketemu juga,
Bentuk
‘bakalan yoni” ini mengingatkan saya pada situs Kalitaman, Wujil Kecamatan
Bergas. Sama-sama unfinished dengan
sedikit berbeda ukuran.
Seperti
menemukan sesuatu yang menjadikan saya girang bukan kepalang, entahlah saya tak
bisa menjelaskan dengan kata-kata.
Unfinished Yoni Glodogan |
Berbagai teori liar kami lemparkan kenapa
masih berbentuk bakalan… “Mungkin
diserang musuh kerajaan”, kata Pak Dwi Hartanto. Sementara Mbah Eka “Paling
tukang e mutung, lha kurng bayarane..”. Kalau saya netral saja, “Mungkin pak tukang capek!”, hahahahah.
Namun yang
pasti, keberadaan Yoni Unfinished Pancoran, Glodogan ini membuktikan satu
lagi…. Kawasan ini sudah ada peradaban di masa lalu. Leluhur kita dimudahkan
dengan batu yang tersedia melimpah ruah.
Mencoba
membersihkan rumput, perdu, paku yang tumbuh menutupi Yoni Unfinished ini
dengan pisau lipat modern milik Mbah Eka, saking modernya susah memotong
rumput… hehehe. Tapi lumayan bisa untuk bekal survive di hutan.. mungkin.
Unfinished Yoni Glodogan |
Jadi bila sahabat ingin menelusur ulang, saran saya membawa sabit untuk
membersihkan rumput di sekitar Yoni.
Detail
pembuatan yang melalui tahap demi tahap dengan (mungkin melalui berbagai ritual
baik tukang pahat, pendeta, QC, dsb) menjadikan setiap Benda Cagar budaya bervalue yang berbeda dengan pahatan era modern bahkan
dibanding yang bermesin sekalipun=tanpa nyawa.
Tatahan satu
persatu terlihat, membentuk pola bakalan yang butuh tahap lagi untuk membentuk
Yoni sesuai yang diharapkan, membentuk badan dengan hiasan pelipit, membuat
lubang tempat lingga di penampang atas serta cerat di ujung batu ini. Semua
dikerjakan teliti satu persatu.
Harusnya
proses-proses ini bisa diadopsi saat ini, bukan budaya instan yang sekarang di sukai hampir semua orang di semua bidang.
Bersama Mbah Eka, Saya dan Bapak Dwi Hartanto :
Kami di Unfinished Yoni Glodogan |
Salam Peradaban.
Bersama Istri di Unfinished Yoni Glodogan |
Kisah
tambahan :
Berani? Menyeberangi Sungai : Unfinished Yoni Glodogan |
Sebenarnya ada jalan lebih
cepat, di awal kedatangan kami memutar lewar sebelah kiri bangunan. Namun Bapak
penggarap sawah tadi menunjukkan jembatan bambu yang bisa kami lalui bersama.
Berturut turut yang lewat Istri saya, saya kemudian ikut dibelakangnya, Dengan
perjuangan dan negoisasi yang sangat alot…. Sampai beliau (warga) meyakinkan
Mbah Eka bahwa bambu itu kuat. Namun ternyata dia balik arah dan bendera putih
melambai tanda menyerah. “Jane mesakke,
tapi luwih cepet lewat kene”, ujar Pak Dwi sambil terkekeh, membuat Mbah
Eka Sendirian.
Informan Unfinished Yoni Glodogan : Bapak nanang Klisdiarto |
Lek Wahid diberi informasi sekaligus diantar oleh beliau Pak Nanang…. Sekali lagi kami mohon maaf karea tak bisa memenuhi janji kami untuk mampir. Waktu yang terbatas menjadikan kami mengurungkan niat. Semoga beliau memahami.---)