Senin, 24 Oktober 2011

Candi Dukuh : Kecantikan yang disembunyikan


Beautiful hidden

Candi Dukuh

Jumat 21 Oktober 2011, ku bulatkan tekad untuk ekspedisi lagi ke Candi, dah lama banget, terakhir ke Candi Sukuh beberapa bulan lalu. Kali ini Candi Dukuh di daerah Banyubiru, tepatnya di dekat Rawa Pening, yang terkenal dengan Legenda Baru Klinting itu. Modal nekad, begitu lah perjalanan kali ini. Karena saya merasa tidak terlalu jauh, maka dengan Rp. 50.000,- pun sudah sisa. Akan saya buktikan nanti.
bukit cinta
Berangkat dari tempat kerja, di Ungaran. Tepatnya Jam 1 siang setelah shalat Jum’at. Kali ini Saya memakai motor pinjaman, “maaf ya, lain kali kau yang menemani lagi :to my vixion”. Perjalanan kali ini relatif dekat, melalui jalur Ungaran-Bergas-Bawen-Jalan Tembus/Alternatif Gembol-Ambarawa, sampai di Pasar Ambarawa Belok Kiri (ada Tugunya) - ketemu lapangan Turonggo-ambil kanan-100 meter kemudian ambil kiri. Setelah Lapangan Turonggo/komplek militer ini, kita akan menelusuri hamparan sawah dan genangan air luapan dari rawa pening yang menghijau, angin semilir serta pemandangan yang luar biasa menyejukkan mata.
Petunjuk arah
Pintu Gerbang Candi Dukuh
Kira kira 5 km, perjalanan kita akan ketemu dengan obyek wisata BUKIT CINTA  di sini sahabat bisa melepas Penat, Taman yang asri, wisata keliling Rawa dengan perahu Sewaan bahkanjuga bisa memancing ataupun menikmati ikan bakaran segar  asli rawa pening  bisa dinikmati disini.
Setelah melewati Bukit Cinta, sahabat terus saja , kira kira ±200m sebelah kanan ada petunjuk . Masuk saja ke kiri, ikuti gang/jalan beraspal… kira-kira 500m ketemu dengan pintu gerbang Candi Dukuh dari Jauh sebenarnya sudah terlihat bukit, dimana berada Candi Dukuh ini, letaknya tepat di pinggir sawah disebelah Rawa Pening.
Rawa Pening dari Candi Dukuh
Setelah sempat permisi dengan rumah dideket gerbang tersebut, sambil minta ijin parkir motor dihalamannya, mulailah saya menikmati Candi dukuh ini….langsung disuguhi dengan jalan setapak yang menanjak. Setelah “ngos2 an”, untungnya saya tadi tidak lupa membawa bekal air minum…. (saran saya jangan lupa membawa bekal yang banyak heheheheh).  Dalam perjalanan melalui jalan setapak ini, kita akan disuguhi keindahan Rawa Pening dari atas…maaf kalau harus dapat spot gambar yang bagus harus naik pohon, jadi ya seadanya ya…, walau kurang menggambarkan keindahan pemandangan dari sini tapi apa salahnya?
Tak beberapa lama kemudian, sampailah di Candi Dukuh Ini…., Terletak di atas bukit, di Dusun Dukuh, Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Candi Dukuh
Kosong melompong, tidak ada penjaga maupu juru kunci, jadilah saya pake jurus andalan saya…hehehehe, tapi bukan ajaran Sinto Gendheng lo ya… wekekek : “Hiaaattt....Jurus Melompat pagar, untung pagarnya rendah,…. Namum sedikit membawa malapetaka…. Celana saya robek, kesangkut pagar….. Maaf ya prabu, (Brawijaya V, maksud ku), saya masuk Candi tapi pake cara illegal…hehehhe… sempet terlintas dalam pikiran saya, ini jadi pertanda bahwa saya tidak boleh masuk. Tapi  karna dalam hati sudah menggebu ingin menjelajahi setiap inci Candi, ya kuteruskan langkahku.. “ dengan sedikit pengulangan Ritual mau masuk candi, saya biasanya mengucapkan: “Mbah, nyuwun pangapunten, kulo putune ajeng mlebet candi, nyuwun ijin njihh, kulo mboten gadhah niat elek, naming kulo niku tresno kaliyan candi.
lantai Bawah di Candi Dukuh
Mulailah jepret sana jepret sini. Sedih, kalau melihat candi ini, hanya tinggal reruntuhan disana-sini, tidak utuh, bagaikan susunan Puzzle yang tidak bisa diselesaikan….
Sebenernya memang ada upaya untuk merawat dan menjaga kelestarian Candi Dukuh ini. Namun hanya sampai disitu saja, tidak ada upaya penggalian sejarah merenkontruksi kembali candi ini. Yang tersisa dari candi ini hanya bentuk dasarnya saja, yang kira-kira (tampak) Candi dengan dua lantai. 
Lantai bawah terdapat dua lingga yang diletakkan berdekatan, diletakkan pula beberapa potongan batu penysun candi, misalnya batu berelief, stupa atap candi, potongan relief dewa dan  lain-lain. 
Candi Dukuh: Relief atap
Candi Dukuh : Stupa atap
relief dewa 
Relief dewa, saat saya kesana, ga melihatnya, ....... gambar di blog ini saya ambil dari (http://tarabuwana.blogspot.com/2010/03/candi-dukuh.html), padahal belum lama, kalau melihat keterangan blogtersebut maret 2010.....
Candi Dukuh : Kala ini harusnya di pintu kan?
Candi Dukuh : Relief samping candi
Candi Dukuh : masih sering u beribadah

Di lantai dua, terlihat menyerupai makam
Candi Dukuh lantai atas : menyerupai makam
sudah mulai bergeser....
Ketika naik ne lantai dua ini, perasaan aneh/ mistis menyergap saya…. Lumayan keder, karena saat disini harum kemenyan masih terasa banget. Sementara itu terlihat di bagian kanan menunggu waktu runtuh… siapa yang mesti bertanggungjawab??
Saat ke Candi dukuh, penjaga/juru kunci sudah pulang, jadi saya urung mendapatkan cerita-cerita masa lalu, tapi melalui  blog ini saya ingin mengucapkan rasa terimakasih dan respect. Semoga dari saya yang sedikit itu sampai ke penjaga candi.





 
Candi Dukuh: Gulo Kelopo
Setelah lama, menikmati candi Dukuh, menyudahi ekspedisi kali ini, saya tinggalkan pula sedikit oleh2 lalu saya beranjak, saat perjalanan turun, surprise sekaligus bertanya - tanya. Ada bendera merah putih yang dipasang di dekat jalan masuk--- Jaman Kerajaan Majapahit terkenal dengan simbol kerajaan GULO-Kelopo. Gulo =merah, Kelopo = putih.  Saat mengambil gambar ini, ada perasaan aneh lagi yang mengganggu saya, tapi semoga kejadian aneh itu hanya perkenan tuan rumah yang mengantar pulang tamunya.
Candi Dukuh : Dampar kah?
Beberapa meter dari pintu keluar, ada batu candi yang terpisah, yang dekat dengan lereng bukit ini, dengan pemandangan langsung ke Rawa Pening, kalau sekarang mungkin menara pantau/ bahkan dampar dari Prabu Brawijaya V siapa Tahu? ...
pecel keong
Potensi, Candi dukuh sebenarnya mempunyai wisata sejarah yang tinggi. Di area yang tidak terlalu jauh ada beberapa tempat wisata, sebut saja Bukit Cinta dan Pemandian Muncul, kulinernya pun lumayan banyak; ada wader goreng khas rawa pening, welut goreng, dan yang paling menjadi klangenan adalah Pecel Keong.


Jarak antar 3 wisata ini kurang dari 2 kilo saja, bukankah ini rangkaian yang menarik, Bukit cinta wisata Pemandangan, Diteruskan Wisata Sejarah di Candi Sukuh, setelah itu Wisata Air di Pemandian Muncul, setelah Lapar makan dec Pecel Keong ……
=
Candi Dukuh : Melanjutkan perjalanan
kalau digarap, tapi entah kapan.....
(Tukul bilang Ngimpiiiiii....)

Namun sayang, sama sekali tidak ada tindakan nyata….. siapa harusnya bertindak.... anda sendiri yang tahu jawaban....nya
Sampai ketemu di candi-candi lainnya….

Biaya Perjalanan ini :
-     Bensin                                   : Rp. 10.000,-
-     Rokok+Uang(penjaga)         : Rp. 20.000,-
-     Pecel Keong + Es Degan      : Rp. 18.000,-
-    Air Minum botol                    : Rp.   2.000,-
                                                       ----------------- +
TOTAL                  Rp. 50.000,-

TIDAK perlu banyak biaya kan untuk ikut mencintai candi ?


Kisah yang menceritakan tentang riwayat candi ini:

PERJALANAN AKHIR PRABU BRAWIJAYA V
( PINDAHNYA KERATON MAJAPAHIT KE LAWU )

Perbedaan pendapat antara anak kandung ( R.Patah ) dan Bapak ( Brawijaya V ) menjadikan sebuah kegelisahan tersendiri bagi Bapak. Ketika perbedaan itu diperuncing, sebuah tantangan bagi seorang Bapak untuk menyelesaikan dengan arif dan bijak. Bagaimana Prabu Brawijaya V, menyelesaikan konflik tersebut ?.

Mendengar penuturan utusan-utusannya bahwa R.Patah tidak mau menghadap ( marak sowan ) ke keraton Majapahit, Sang Prabu memerintahkan menyiapkan kapal untuk ke Demak. Semua bhayangkara, senopati, empu dan brahmana serta prameswari ikut dalam rombongan perjalanan. Dalam perjalanan kemanapun dampar atau singgasana yang berupa " watu gilang ( batu )" selalu dibawa, karena merupakan simbol kedudukan sebagai seorang ratu. Puluhan kapal besar berangkat menyusuri sungai brantas menuju laut jawa dan kearah barat. Di haluan setiap kapal terpasang replika " Rajamala " dengan mata yang tajam. Masuk ke Demak dengan menyusuri sungai Demak, Sang Prabu mengutus utusan memanggil R.Patah. R.Patah tidak mau menemui bapaknya yang berada diatas kapal di tepi sungai. Sang Prabu segera memerintahkan meneruskan perjalanan, guna mencari tempat untuk persinggahan. Sampailah Rombongan di desa Dukuh Banyubiru Salatiga. Parapengikut raja membangun singgasana diatas sebuah bukit kecil, sekarang disebut candi Dukuh.

Di lokasi ini, seluruh senopati menyarankan untuk membawa paksa R.Patah menghadap Sang Prabu. Para brahmana dan empu menyarankan agar Sang Prabu bersikap arif dan bijak, karena R.Patah adalah anak kandungnya sendiri. Dialog yang panjang dilakukan guna mencari sebuah solusi yang tepat. Sang Prabu melakukan ritual spiritual bersama para brahmana, guna mencari akar persoalan ( susuh angin ). Maka didapat kesimpulan bahwa ada kesalahan Sang Prabu di hadapan Sang Pencipta. Berbulan-bulan lamanya Sang Prabu melakukan refleksi diri, seluruh putra-putri dan menantunya dipanggil untuk menghadap ke banyubiru keraton dikosongkan. Refleksi diri adalah wahana menanam pohon kejernihan pikir yang berbunga arif dan berbuah bijaksana. Lahirlah sebuah keputusan, bahwa Sang Prabu tidak merasa pantas mengenakan mahkota dan kemegahan busana. Mahkota adalah simbol manusia berbudaya, kemegahan busana adalah simbol kemegahan raga sebagai seorang pemimpin. Hal tersebut disebabkan oleh sebuah pernyataan " jika sebagai bapak dan pemimpin harus berhadapan dan berperang dengan anak kandungnya sendiri. Maka seorang bapak bukanlah manusia yang berbudaya ".

Sang Prabu memerintahkan seluruh pengikut setianya untuk berganti busana dengan lurik, dan mahkota nya dengan ikat kepala. Adipati terdekat adalah Pengging yang dijabat oleh menantu tertuanya, diperintahkan memintal benang " lawe " ( bermakna laku gawe ) menjadi bahan lurik. Sebagai ikat kepala berwarna biru tua dengan pinggirnya bermotif " modang " ( bermakna ngemut kadang ). Seluruh putra-putrinya diperintahkan berganti gelar dan nama. Maka bergantilah nama mereka menjadi seperti, Ki Ageng Pengging, Ki Ageng Getas, Ki Ageng Batoro Katong, Ki Ageng Bagus dll. Penggantian tersebut bertujuan melakukan perjalanan ( laku gawe ) mengoptimalkan pola pikir yang seimbang dan jernih, dengan sebutan " ki " ( singkatan dari kihembu ). Sang Prabu berganti gelar dan nama menjadi Ki Ageng Kaca Negara. Nama tersebut mengisyaratkan pada refleksi diri, negara diartikan sebagai diri pribadi. Keraton Majapahit telah berpindah ke Banyubiru. Buah maja yang pahit harus dimakan untuk memperbaiki sebuah tatanan kehidupan. Ditempat ini pulalah dialog antara Prabu Brawijaya V/ Pamungkas dengan ' Sabdo Palon ' dan ' Naya Genggong ' yang ada di dalam dirinya. Siapa Sabdo Palon dan Naya Genggong ? ( baca buku " Brawijaya ?" )

Selama tiga tahun Ki Ageng Pengging membangun papan untuk mertuanya, setelah selesai keraton berpindah dari Banyubiru ke Pengging. Pengging berkembang dengan pesat. Sang Prabu memerintahkan seluruh prajuritnya ke wilayah gunung kidul, hingga sekarang banyak anak-turun prajurit majapahit tinggal disana. Harta karun berupa bebatuan tak ternilai harganya ada disana. Di Pengging banyak peninggalan artefak-artefak dan candi-candi kecil majapahit. Tersebar di tengah pasar, ditengah rumah penduduk dan dalam gundukan tanah. Pengging kaya akan sumber air mineral tinggi. Pada masa sekarang banyak kegiatan tirtayoga dilakukan oleh masyarakat sekitar Surakarta dan berbagai kota di Jawa. Seolah menjadi sebuah misteri tersendiri yang belum terungkap kebenarannya. Selama enam tahun Ki Ageng Kaca Negara ( Brawijaya V / Pamungkas ) berada di Pengging, membangun tatanan kehidupan manusia, alam dan Sang Pencipta. Pengembangan industri lurik dimulai dari wilayah keraton Pengging, yang sangat luas wilayahnya hingga wilayah pedan klaten.

Para brahmana menyarankan kepada Ki Ageng Kaca Negara untuk menapak tilas jejak Sang Prabu Airlangga ke Lawu. Dalam pandangan raja-raja terdahulunya gunung lawu merupakan tempat yang memiliki energi positif. Para brahmana melihat bahwa gunung lawu telah menjadi tempat tinggal leluhur-leluhur yang telah suci/moksa. Maka Ki Ageng Kaca Negara melakukan perjalanan ke Gunung Lawu dan singgah pertama di candi Menggung desa Nglurah kecamatan Karangpandan kabupaten Karanganyar. Candi Menggung adalah peninggalan Sang Prabu Airlangga, sebagai sebuah artefak bahwa beliau pernah memohon petunjuk Sang Pencipta guna menyelesaikan persoalan negara. Di candi inilah artefak lingga-yoni yang pertama dibangun oleh Prabu Airlangga. Lingga-yoni adalah simbol keseimbangan manusia, alam dan Sang Pencipta. Selama Seratus hari rombongan Ki Ageng Kaca Negara tinggal disekitar candi menggung.

Ki Ageng Kaca Negara mencari tempat yang layak guna membangun dampar. Ditemukan sebuah tempat diatas dan dibangunlah dampar di desa Blumbang Tawangmangu. Tempat ini diberi nama pertapan ' Pandawa Lima', sekarang dikenal sebagai pertapan ' Pringgodani '. Perjalanan ini digambarkan pada relief yang terdapat di dalam candi Sukuh. Disinilah Ki Ageng Kaca Negara bertemu dengan penguasa lawu, hingga diberi tambahan gelar ' Panembahan ', sehingga menjadi ' Ki Ageng Panembahan Kaca Negara ". Dialog terjadi antara penguasa lawu ( disebut Eyang Lawu ) dengan Ki Ageng Panembahan Kaca Negara. Dialog ini menghasilkan kesepakatan " Dwi jalmo Ngesti Sawiji ", Eyang Lawu mengijinkan membangun keraton majapahit di lawu menjadi keraton lawu. Ki Ageng Panembahan Kaca Negara menjadi ' Sunan Lawu ', hingga Eyang Lawu menunjuk siapa yang akan menggantikannya. Dapat dilihat dengan jelas bahwa keraton Majapahit tidak pernah punah atau hilang, walau bangunannya hanya berupa candi-candi yang tersebar di mana-mana. 

Dapat disimpulkan pula bahwa Prabu Brawijaya V, tidak pernah menyerahkan dampar kepada anak-anaknya atau keturunannya sendiri. Nusantara terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, masing-masing membangun keraton sendiri-sendiri. 

Walau diawal Mataram ada upaya Panembahan Senopati mempersatukan Jawa-Madura dan berhasil dalam dialog di Bang Wetan. Dialog kesepakatan tanpa pertumpahan darah antara Panembahan Senopati dengan Panembahan Sureswati (mewakili kerajaan-kerajaan kecil pesisir utara) dari Surabaya, dihadapan Sunan Bonang III. Eksistensi keraton Majapahit menjadi keraton Lawu, memegang kekuasaan jagat imateriil. Sama halnya dengan keraton laut selatan, berupa imateriil yang tidak memiliki bangunan materiil. Keraton Lawu merupakan tatanan kehidupan imateriil ' gunung ', sedangkan keraton laut selatan merupakan tatanan kehidupan imateriil ' segara '. Konsep segara-gunung adalah konsep kehidupan vertikal-horisontal, sama halnya konsep lingga-yoni, sama halnya konsep langit-bumi.

Keraton lawu yang masih dalam bentuk imateriil berada di candi Palanggatan, hanya dengan ketulusan dan kejernihan pikir manusia dapat melihat bangunan imateriil keraton lawu. Dari candi Palanggatan Ki Ageng Panembahan Kaca Negara, menulis pengetahuan majapahit dalam bentuk arsitektur candi. Pembangunan candi-candi dipimpin oleh brahmana tertinggi yang disebut sebagai ' Sang Balanggadawang ' Jaya Kusuma, yang tidak lain adalah Ki Ageng Panembahan Kaca Negara sendiri. Gelar dan nama diberikan oleh Eyang Lawu. Dibangunlah candi Sukuh kemudian candi Cetho, sebagai pengetahuan basic tatanan kehidupan ' sangkan paraning dumadi '. Candi kethek ditemukan pertama kali oleh penulis di tahun 1997, setelah selama tiga hari melakukan ritual spiritual di candi cetho. Dengan dibantu beberapa anggota Brigif VI, warga karanganyar dan disaksikan juru kunci candi cetho. Candi kethek bukan sebuah candi melainkan sebuah dampar bagi Ki Ageng Panembahan Kaca Negara dengan jabatan sang balanggadawang dalam perjalanan ke puncak lawu.

Puluhan tahun membangun kedua candi di lereng lawu tersebut, berbagai pengetahuan disimpan dalam bentuk imateriil di kawasan lawu. Permohonan Brawijaya V, agar kelak eksis dalam wujud nyata ( materiil ) dipersiapakan dalam pengetahuan-pengetahuan itu. Perjalanan ke puncak lawu merupakan wujud perjalanan permohonan yang tulus agar anak-turun majapahit menikmati kembali masa keemasan majapahit. Majapahit telah menyatu dengan lawu menjadi keraton lawu ( lihat logo keraton lawu di kiri atas halaman website ). Selama lebih dari dua puluh tahun penulis melakukan penelitian dengan pendekatan imateriil. Sehingga mendapat nama dan gelar dari Eyang Lawu sebagai ' Ki Ageng Panembahan Darmo Sasmito '.

Tiga buah buku ditulis oleh penulis dengan judul " Brawijaya ? ", " Kilisuci " dan " Kunti Talibrata " berdasarkan pengetahuan yang didapat disekitar lawu. Buku yang sedang di garap dan di tulis hingga 75 % adalah misteri relief dan artefak gapura candi Sukuh, dengan judul " Terlahir kembali ". Keraton Majapahit tidak pernah punah, bahkan masih eksis hingga kini. Tatanan kehidupan masih jelas bisa dilihat dan dibaca tanpa terdegradasi pada masyarakat tertentu disekitar lawu, gunung kidul dan pengging. Tatanan kehidupan antara manusia, alam dan Sang Pencipta menghasilkan masyarakat tradisional yang gemah ripah, walau tinggal di perbukitan yang dingin. Sebuah tantangan bagi masyarakat modern untuk melihat langsung dan membuktikannya. Cerminan sehat dalam arti jiwa, raga, pola pikir dan papan bisa dilihat secara materiil.

Ratu tidaklah harus berbusana megah, ratu hendaknya menunjukkan eksistensinya dengan kehidupan tradisional. Sebagai panutan, pengayom dan jembatan antara materiil dan imateriil, seorang ratu berfikir untuk kepentingan manusia dan alam kepada Sang Pencipta, sebagai sebuah tanggung jawab yang harus dibuktikan secara nyata dan utuh. Ratu tidak akan pernah berfikir materi bagi dirinya sendiri, ratu mampu menciptakan kretifitas yang searah dengan alam dan Sang Pencipta. Ratu mengedepankan kepentingan manusia, alam dan Sang Pencipta terjalin sebuah hubungan yang tidak bisa diputus. Ratu harus mampu melahirkan pola-pikir yang arif, bijak dan adil bagi manusia dan alam ( ciptaan lain ). Seorang ratu hendaknya memiliki sifatollah dan sirollah sebagai bagian hidupnya. Berdiri tegak dibawah kehendak Sang Pencipta. (http://budayaleluhur.blogspot.com/2009/11/perjalanan-akhir-prabu-brawijaya-v.html)

Kamis, 29 September 2011

Saya Bangga Jadi Pustakawan


Kaos Bangga JADI PUSTAKAWAN 
Jumlah Terbatas!
Desain Kaos01
Berawal dari kecintaan terhadap Perpustakaan, karena semasa kecil bisa membaca buku gratis, kemudian sekolah di perpustakaan, Kerja pun di perpustakaan hingga akhirnya hidup di perpustakaan, maka terbitlah rasa yang saya tuangkan dalam ekspresi kaos ini, dengan harapan ikut membumikan Perpustakaan.
Dengan Bangga Saya persembahkan untuk semua KOMUNITAS PECINTA PERPUSTAKAAN. Majulah Perpustakaan Indonesia!
---Sasadaramk---

KAOS BAHAN   :         KATUN ( bukan kaos partai!!)
UKURAN            :         M, L DAN XL
WARNA :            :         HITAM dan Abu abu (sangat terbatas)
HARGA               :         55.000,-
(Belum Termasuk ongkos Kirim),
PENGIRIMAN     :         Dengan Jasa  Pos Kilat Rp. 15.000,-
Bila Diambil Sendiri tanpa ongkos Kirim…. Hehehehe
Pilihan Pembayaran
1.     On the spot alias datang ke tempat saya kerja/rumah
Rumah :           Ds. Pagersalam RT01/II Kel.Mangunsari Kec. Gunungpati Semarang
Cari saja Counter dengan nama Neverland, atau bila sahabat sudah ada di desa Pagersalam, sebut nama saya ..pasti tahu, (btw, janjian dulu ya…..hehehhe)
Kantor : Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang
              Jl. Pemuda No. 7 Ungaran  (Jam Kerja/Senin-Jumat)
desain tulisan
2.     Wesel Pos,
Bambang Murdianto
d/a Kantor Perpusda Kab Semarang
Jl. Pemuda No. 7 Ungaran 50511         
3.     Transfer Bank                           
Rek. Bank Muamalat No. : 0140531022
An’ Bambang Murdianto
Setelah Transfer Konfirmasi dengan Sms nama dan alamat ke 081805803200
Teknis Pengiriman, segera setelah wesel atau transfer saya terima akan saya kirim. Biaya Rp. 15.000,- Hanya untuk Area Pengiriman Jawa Tengah, Bila Luar Propinsi, saya konfirmasi dulu ke Pak Pos Langganan saya ya…..
Untuk Sisa Uang Pengiriman Lewat Jasa Pos Kilat, Saya Donasikan untuk Perpustakaan Desa yang ada di Kabupaten Semarang…. (akan saya laporkan/release di Blog saya sasadaramk.blogspot.com setelah program Bangga Jadi Pustakawan Selesai…. Maunya sic buat Charity for Library besar besaran…bila sisa nya juga banyak….. Informasi dan Pemesanan: bisa SMS/Telp di 081805803200
Untuk Desain Lain menyusul….. Ide belum ada…. Hmmm ada tapi belum yakin…..atau sahabat ada usul KATA-KATA/GAMBAR APA Biar saya tuangkan….?????
Hidup Berguna bagi orang lain itulah hidup….

Senin, 26 September 2011

Misteri Dibalik Pembangunan Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi terbesar peninggalan Abad ke 9. Candi ini terlihat begitu impresif dan kokoh sehingga terkenal seantero dunia. Peninggalan sejarah yang bernilai tinggi ini sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, Candi Borobudur tak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi.
Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas, saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!
Desain Candi

Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.
Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.
Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.
Material Penyusun Candi
Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi.
Menurut Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.
Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan.
Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.
Misteri Cara Membangun Candi
Data mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan falsafah bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan purbakala menulis mengenai keistimewaan candi ini.
Hasil penelusuran data baik di buku maupun internet, tidak ada satupun yang sedikit mengungkapkan mengenai misteri cara pembangunan candi. Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok Edward Leedskalnin yang aneh dan misterius.
Dia mengatakan “Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia (Candi Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif.”
Edward adalah orang yang membangun Coral Castle yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara kerja dia untuk mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana bangunan purba dibangun.
Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
Beda Coral Castle beda pula Candi Borobudur. Coral Castle masih menungkinkan menggunakan Block dan Tackle. Untuk Candi Borobudur rasanya block dan tackle pun masih belum ada. Lalu bagaimana sebenarnya cara membuat Candi ini?.

Candi ini lebih bernilai dan terkenal bukan pada misteri-misteri yang berserakan, tapi candi ini memiliki nilai design aristektur dan teknik sipil serta kemampuan manajemen proyek yang tinggi yang menunjukkan kemajuan pemikiran para pendahulu bangsa kita. Kita patut bangga!!!

Jumat, 23 September 2011

Modul 1 Dasar-Dasar Dokumentasi : KONSEP DAN DEFINISI DOKUMENTASI


Ringkasan Modul 1
KONSEP DAN DEFINISI DOKUMENTASI
Purwono (2009) Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

 
I.                  Arti dan sejarah Istilah Dokumentasi

A.   Pengertian Dokumen Dari Berbagai Sumber

Istilah Dokumentasi dari kata document (Belanda), document (Inggris), documentum (Latin). Sebagai kata kerja document berarti: menyediakan dokumen, membuktikan dengan menunjukkan adanya dokumen; sebagai kata benda berarti: wahana (wahana = kebenaran, alat pengangkut, angkutan, alat untuk mencapai tujuan) informasi, data yang terekam atau dimuat dalam wahana tersebut beserta maknanya yang digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi, dan sebaginya.

Dokumen:
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus umum Bahasa Indonesia. (2007):
· Sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian).
· Barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos.
Dokumentasi:
· Pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (seperti kutipan-kutipan dari surat kabar dan gambar-gambar).

Badudu, Jus. Kamus umum Bahasa Indonesia (1976):
Dokumen:
1. Surat bukti tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti.
2. Barang tertulis yang disimpan yang sewaktu-waktu dapat dilihat kembali bila diperlukan.
Dokumentasi:
Semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila diperlukan, juga gambar dan foto. Mendokumentasikan: mengatur dan menyimpan tulisan atau gambar atau foto sebagai dokumen.

Ensiklopedi Umum (1977):
Dokumen adalah surat, akta, piagam, surat resmi dan bahan rekaman lain baik tertulis atau tercetak yang memberi keterangan untuk penyelidikan ilmiah, dalam arti yang luas termasuk segala macam benda yang dapat memberikan keterangan mengenai sesuatu hal.
Dalam arti yang luas, segala macam benda yang dapat memberikan keterangan, yang sifatnya tidak terbatas hanya tertulis atau tercetak saja.

Pengertian Dokumentasi Dan Dokumen Dari: http://dalamzero1.blogspot.com/2009/03/pengertian-dokumentasi-dan-dokumen.html
Dokumentasi adalah:
1. Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.
2. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.
3. Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.
4. Penyimpanan bahan-bahan deskrepsi tertulis dari program komputer.
5. Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi.
6. Penyediaan atau pengumpulan bukti atau keterangan, umumnya berari pencarian, penyelidikan, pengumpulan,, penyusunan, pengawetan, pemakaian, dan penyediaan.
7. Arsip kliping, surat kabar, foto-foto dan bahan referens yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam Pers.
8. Instruction, admonition. (Instruksi, Peringatan)
9. The act or an instance of furnishing or authenticating with documents. (Tindakan atau suatu kejadian memperlengkapi atau membuktikan keaslian dengan dokumen)
10. The provision of ships papers to a ship. (Kelengkapan dokumen pengiriman melalui kapal/pesawat).
11. Surat berharga, surat bukti yang diperlukan bagi sidang pengadilan.
12. Surat yang dimiliki pemerintah, perusahan lain.
13. Pendokumentasian, mendokumenkan, mendokumentasi, system dari dokumen.
14. Sesuatu yang tertulis, tercatat yang dipakai sebagai bukti atau keterangan.
15. Pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dsb.
16. Deskripsi tertulis dari program computer.
17. Ruang lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolah, dan penyimpanan informasi.
19. Pencarian, penyelidikan, pengumpulan, penguasaan, pengawetan, penyusunan, pemakain dan penyediaan.
20. Penyimpanan bukti-bukti.
21. Collecting, selecting, procesing, and keeping information in a field of science.

Dokumen adalah:
1. Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti keterangan atau rekod.
2. Barang cetakan atau naskah karangan yang dikrim melalui pos.
3. Rekaman suara atau gambar dalam film dan sebagainya yang dapat dijadikan sebagai bukti keterangan.
4. Surat berharga, surat bukti yang diperuntukan bagi sidang pengadilan.
5. Surat berharga lainnya yang dimiliki pemerintah, perusahaan dan lain-lain.
6. (Latin: Dokumentum) umumnya bukti yang tertulis, surat akte, piagam surat resmi dan sebagainya
7. Pengumpulan barang-barang, surat yang mengantarkan barang-barang yang dikirim.
8. Dokumen sebagai kata kerja transitif berarti:
· mengatur, melatih,dan membimbing.
· membuktikan dengan keterangan, melengkapi keterangan dengan faktor-faktor, umpamanya melengkapi pengaduan seseorang dengan keteranga-keterangan (fakta-fakta).
9. Naskah karangan yang dikirm lewat pos.
10. Suatu warkat asli yang dipergunakan sebagai alat pembuktian atau sebagai bahan untuk mendukung suatu keterangan dalam dunia perusahaan di luar negeri.
11. Surat, akte, piagam, surat resmi dan bahan dokumen lain yang tertulis atau yang tercetak yang dapat memberikan keterangan unutk penyelidikan ilmiah, dalam arti yang luas termasuk segala macam benda yang dapat memberikan keterangan sesuatu hal.
12. Surat-surat perjalanan; akte, membuktikan keterangan kebenaran.
13. Penyimpanan bukti-bukti.
14. Cek, saham, surat, ketetapan.
15. Melengkapi atau melampiri dengan dokumen dan mengkokohkan dengan bukti-bukti.
16. Bersifat dokumenter, berkenaan dengan kejadian-kejadian.
17. Pembuktian-pembuktian dengan dokumen.
18. Naskah-naskah asli yang telah didaftar secara sah menurut ketentuan-ketentuan dalam suatu peraturan.
19. Record.
20. Suatu kegiatan atau pekerjaan aktif.
21. Memuat data mengenai hasil riset buku dan sebagainya yang dipergunakan seorang peneliti sebagai petunjuk untuk memperoleh informasi.
22. Penyediaan dokumen-dokumen dengan pencatatan sumber-sumberinformasi khusus dari suatu karangan atau tulisan, wasiat,buku, undang-undang dan sebagainya.
23. Semua bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan, dalam bentuk rekaman lainnya seperti pita suara atau kaset, video tapes, film,slide, micro film, micro fiche, gambar dan photo.
24. Suatu segi material dari sebuah recorded.
25. Pengumpulan, penyusunan, atau pengolahan berbagai macam dokumen mengenai semua hasil aktivitas manusia.
26. Suatu usah aktif bagi suatu badan yang melayani badan tadi dengan menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan yang mengadakan dokumentasi tersebut.
27. Sekumpulan catatan baik dalam berbentuk tulisan maupun cetakan, serta rekaman tentang peristiwa –peristiwa yang terjadi, pengalaman, pendapat-pendapat, penemuan maupun spesifikasi.
28. Sejumlah bahan-bahan bukti yang terekam atau tercetak dan memperlihatkan karakteristik-karakteristik sebagian atau semua sistem manajemen, termasuk di dalamnya seluruh berkas bahan bukti tentang pilihan-pilihan ataupun keputusan-keputusan yang pernah dibuat sebelumnya selam pengkajian suatu sistem pembinaan dan pengembangan sistem informasi mnajemen.
29. Kumpulan bahan bukti baik dalam berbentuk tulian, cetkan, rekaman, maupun gambar-gambar yang dilakukaan secara selektif, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat atau kemanusiaan.
30. Pekerjaan aktif yang berkaitan dengan proses pengumpulan, pengadaan, pemrosesan, pengolahan dokumen-dokumen yang dilakukan secara sistematis dan ilmiah, sehingga berguna bagi para pemakai jasa informasi.
31. Webster’s third new international dictionary:
“the bill of heading and policy of insurance and some times, other papers that evidence or effect the ship meant of goods, their insurance the transfer of title to the consigned and other procedures and that an annexed to a documentary bill of change.”

Di Indonesia ada pengertian dokumentasi korporil dan dokumentasi literer. Dokumentasi korporil menyangkut dokumen yang tidak tercetak atau terekam (dokumen peluru, barang antik, preparat, dsb. Dokumen literer mengacu pada dokumen yang tercetak dan atau terekam, misalnya: buku, majalah, kaset, peta, dan sejenisnya.
Dalam modul Dasar-Dasar Dokumentasi membatasi pada dokumen literer saja.
Peraturan Presiden No. 20 tahun 1961, tentang tugas dokumentasi dan perpustakaan, maka yang dimaksud dengan dokumentasi adalah dokumentasi pustaka atau dokumentasi literer. Tugas dokumentasi adalah menyediakan keterangan-keterangan dalam bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti kata yang luas sebagai hasil kegiatan manusia, dan untuk keperluan itu diperlukan mengumpulkan dan menyusun keterangan-keterangan tersebut.

B.      Dampak Teknologi Komputer Terhadap Pengertian Dokumen

Muncul istilah:
· Hardcopy (salinan dokumen dalam bentuk cetak) dan Softcopy (salinan berupa elektronik).
· Dokumentasi menyimpan deskripsi tertulis sebuah program termasuk nama program, fungsi program, masukan/keluaran yang dibutuhkan, kemungkinan ditulis dalam algoritma, bagaimana struktur datanya.
· Document Per Minute (DPM), jumlah data yang diproses dalam satu menit.
· Document Root, sebuah direktori dalam file system web server yang merupakan pangkat dari file-free untuk semua dokumen yang tersedia.
· Extention, perpanangan, perluasan (nama akhiran berkas digunkaan untuk menandakan isi atau format dari berkas), misalnya: doc, gif, jpg, pdf, ppt, txt, zip.

C. Hubungan Perpustakaan dan Dokumentasi

Awal perkembangannya, perpustakaan tempat menyimpan buku, kemudian meningkat menjadi penyalur informasi dengan menyediakan bibliografi-bibliografi bidang tertentu, menyediakan karya ilmiah, phamplet, laporan teknis, laporan penelitian, dll. Abad ke-20 perpustakaan dituntut memberikan pelayanan yang lebih khusus yang kemudian muncul perustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perturuan tinggi dan perpustakaan sekolah.
Paul Otlet dan Henri La Fontaine (akhir abad ke-19) memperkenalkan istilah Dokumentasi, dengan ditandai terbitnya bibliografi internasional untuk semua bidang dengan berdasarkan teknik dan strategi pustakawan, namun menggunakan UDC. Mereka juga membuat analisis teliti (analisis mendalam) dari subyek-subyek guna membedakan dari aktivitas pustakawan pada masa tersebut. Aktivitas tersebut mereka namakan dokumentasi pada tahun 1895. Orang yang melakukan dokumentasi disebut dokumentalis. Di AS, istilah dokumentasi diubah menjadi ilmu informasi.
Bagi pustakawan, yang menjadi perhatian utama adalah obyek materinya (buku, majalah, dsb.), sedangkan bagi dokumentalis adalah informasi yang dapat diperoleh dari dokumen buku, artikel, majalah. Namun pendapat tersebut belum sepenuhnya benar. Sekarang yang menjadi unit rujukan (referensi adalah dokumen yang memuat informasi, dan informasi tidak bisa disusun tanpa menyusun dokumen terlebih dahulu. Informasi memerlukan dasar dokumentasi dan melalui dokumen/bahan pustaka informasi disalurkan. Sebelum disalurkan dokumen harus melewati proses pemilihan, pengawasan dan penyimpanan.
Kesimpulan, perbedaan aktivitas perpustakaan dan dokumentasi pada: (1) macam bahan pustaka yang mendapat perharian, (2) cara penggarapan informasi yang terdapat di dalam bahan pustaka/dokumen, (3) macam petugasnya.

II.           Dokumen, Akses, dan Pemanfaatan Informasi

Ilmu informasi lebih independent dan bisa digunakan untuk berbagai lingkungan, sedangkan ilmu perpustakaan terbatasi oleh bentuk lembaga induknya. Dalam dunia perpustakan pengertian informasi lebih dikaitkan kepada penanganan dokumen dan terfokus pada isi, lokasi, anotasi, klasifikasi, dan pengindeksan. Sedangkan dalam ilmu informasi, perhatian terfokus kepada abstraksi dokumen, pemrosesan dokumen elektronik, sosiologi pengetahuan, prinsip-prinsip manajemen informasi, dsb.

A.    Dokumen sebagai Rekamam Memori Manusia
B.     Manusia menuangkan gagasan-gagasan melalui berbagai media mulai yang konvensional sampai ke elektronik.
C.     Rekaman Analog dan Digital
D.   Memori manusia sangat terbatas, oleh karenanya gagasan dalam bentuk dokumen mulai dari yang konvensional (analog = rekaman yang tidak dihubungkan dengan teknologi komputer) dan sampai penerapan teknologi (digital = rekaman yang dihubungkan dengan teknologi komputer).
E.     Wadah Rekaman Memori
F.     Buku merupakan bentuk fisik pertama yang merupakan bukti fisik wadah rekaman memori manusia.
G.    Berkas/Rekaman Analog
H.    Rekaman analog adalah rekaman yang tidak dihubungkan dengan teknologi komputer, misalnya dokumen/berkas konvensional.
I.       Berkas/Rekaman Digital
J.      Awal perkembangannya, dibuat rekaman analog ke dalam komputer. Perkembangan selanjutnya penyimpanan analog ke digital, misalnya buku, film, kaset, VCD, DVD, foto, kertas koran, sehingga dalam bentuk file-file komputer.

Kamis, 22 September 2011

Serat Panji Asmara Bangun : Pesanggrahan Tambak Baya


Pesanggrahan Tambak Baya
(03)

Panji terus bersedih hati di taman mengingat penjelmaan Sri. Doyok dan Prasanta berlucu-lucu tidak pada tempatnya diantara mereka sendiri. Saat ini Prasanta bercerita tentang pengalaman isteri Raja Kadiri yang tertua kepada Panji. Panji menganggap pemberitahuan itu sungguh-sungguh dan ingat akan berbagai kemungkinan.
Jalayana raja seberang tiba di pantai Jawa dengan angkatan lautnya. Mereka mendiami Pasanggrahan Tambak Baya. Dalam suatu rapat umum, patih memberitahukan kepada raja, bahwa puteri raja Kadiri bernama Mindaka, sudah dikawinkan dengan sang Panji, tapi perkawinan itu tidak baik jadinya: penganten laki-laki tidak suka pada penganten perempuan. Raja segera menyuruh susun sepucuk surat untuk menyunting penganten perempuan itu. Dua orang raja taklukan membawa surat itu kepada raja Kadiri. Sambil menunggu balasan, sang raja bersenang-senang dalam hutan yang dekat dengan berburu.
Raja Kadiri bersedia menerima tamu, patih menceritakan kepadanya tentang kedatangan Jajalalana. Para utusan yang membawa surat diberitahukan kedatangannya dan diminta masuk. Disusun surat balasan, persiapan-persiapan dilakukan untuk menghadapi perang. Raja kembali kekeraton dan memberitahu tentang maksud Jajalalana. Putrinya sang mempelai ketika ditanya apakah mau kawin dengan Jajalalana, menjawab bahwa ia tidak mau.
Saat ini diceritakan penjelmaan tentang Sri. Ia mempunyai seorang saudara pria bernama Jaka-bodo. Sri menyuruh saudaranya ini ke pasar menjual sebuah Sumping (perhiasan telinga berkembang) seharga 1000 rupiah. Jaka-bodo berangkat ke pasar membawa Sumping, tiap orang yang melihatnya ingin membelinya, tapi harganya terlalu mahal. Orang berkerumun . doyok berlucu-lucu lagi. Panji tertarik perhatiannya dan disuruh panggil orang yang menjual sumping itu. Setelah ia melihat penjual Sumping itu ia merasa terhibur. Dibelinya Sumping itu dan senantiasa ia teringat kepada pembuatnya. Bagaimanakah konon rupanya? Esok paginya Panji bersama Punakawannya (pelayan-pelayannya) pergi ke hutan untuk berburu.
Raja Temon menunggu dengan tak sabar saudaranya pulang, akhirnya ia dating dengan uang, hasil penjualan Sumping. Sementara ia menceritakan kepada Wara Temon, bagaimana terjadinya jual beli, datanglah Gajah-gumanglar hendak memaksakan kemauannya. Tapi kali ini ditolak dengan janji-janji. Temon makin mengharapkan kedatangan Panji.
Esok paginya Nyi Bantrang dan suaminya pergi ke pasar. Panji yang mengembara ke dalam hutan, kehausan, ia pergi ke sebuah desa untuk minum dan dengan demikian tiba di rumah Temon, Temon keluar dengan air dalam Pinggan emas. Panji jatuh pingsan. Temon dipanggil lagi keluar untuk membikin siuman kembali. Hal ini dilakukan dengan sirih yang dimamahnya.
Panji dan Temon masuk bersama-sama. Para Punakawan duduk di pintu. Bantrang dan istrinya kembali dari pasar. Prasanta menenangkan hatinya, katanya sang pangeran sedang di dalam bersama anaknya. Dalam pertemuan Panji dengan Bantrang, Bantarang menceritakan pengalaman-pengalaman Temon. Selanjutnya Bantrang jiga menceritakan tentang Gajah-gumanglar. Panji berjanji akan membinasakannya kalau dia datang lagi. Baru saja Panji habis bicara, muncullah Gajah, berseru dari jauh supaya Temon menyongsongnya. Menyusul perkelahian antara dia dan Panji, dalam perkelahian itu tentu saja Gajah kalah. Gajah mati kena panah.
Saat ini Temon dibawa sang pangeran ke kota. Prasanta disuruh berjalan dahulu untuk memberitahukan, bahwa puteri raja yang hanyut dahulu sudah ditemukan kembali. Suatu rombongan yang besar menjemput sang puteri. Waktu bertemu, Kili-suci memeluk sang puteri. Dimulailah perjalanan panjang ke kota. Kanjeng sinuhun raja mengenali puterinya dan bertanya kepada Bantrang bagaimana jalannya peristiwa. Bantrang bercerita. Untuk memeriksa kebenaran cerita Bantrang. Sri Ratu Rago yang dihukum, dipanggil dan ditanyai. Tapi ia tidak ingat suatu apa, karena waktu ia dalam keadaan pingsan. Saat ini seorang anak kecil berumur 4 tahun disuruh menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Anak bayi itu menceritakannya dan semua yang hadir senang. Kemudian anak itu meminta kepada sang raja menghukum isterinya yang jahat, jika tidak maka para dewa akan marah kepada kanjeng sinuhun. Mendengar kata-kata itu raja Kadiri marah kepada isterinya yang kedua, hendak ditikamnya isterinya itu.
Narada tiba-tiba muncul dan menahan raja berbuat demikian, katanya segala itu terjadi karena kemauan para dewa. Pun kelahiran Sekar-taji adalah kemauan para dewa. (Temon setelah dikenali) ikut pula membantu dalam kejadian yang menyedihkan dengan sang puteri. Setelah para Punakawan berlucu-lucu, narada menghilang lagi. Diadakan pesta besar. Kemudian menyusul perang besar yang berakhir dengan kematian Jajalalana. (suatu kejadian yang selalu kita dapati dalam kisah Panji)—akhir naskah Brandes No. 150.


Serat selanjutnya : Buah Perjuangan
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi “Nguri-Uri Budaya”


Selasa, 20 September 2011

Serat Pulo Kencana : Jati-pitutur dan Pitutur-Jati


Jati-pitutur dan Pitutur-Jati
(09)

Dari batu yang pecah itu keluar dua orang. Mereka itu membawa kedua anak tersebut kepada raja, yang mengenali pendatang baru itu sebagai penjelmaan kembali Jati-pitutur dan Pitutur-jati. Raja member mereka nama Jurudeh (juga disebut Dojok atau Sadulumur) dan Prasanta. Kini raja menyuruh buatkan Panji sebuah tempat tinggal di Utara pasar besar. Tempat kediamannya ini disebut Kasatriyan. Setelah itu raja mendapat anak lagi, mula-mula seorang putra bernama Panji-anom, Lempung-karas atau Carang-waspa. Kemudian seorang puteri bernama Dewi Kanistren, tapi anak ini pada hari ketujuh setelah lahirnya, diberikan kepada patih Kudana-warsa. Yang bungsupun seorang perempuan, disebut Ragil-kuning atau Onengan. Dari saudaranya pria yang banyak, yang tinggal pada Panji hanya Punta, Kertala, Lempung-karas dan Onengan beserta dua orang pria yang keluar dari batu.
Panji mnegrjakan pertanian. Apabila masa panen disuruhnya panggil semua perempuan Jenggala Manik untuk itu. Semua perempuan dari seluruh kerajaan, tua dan muda, berdatangan untuk mencabut padi, bahkan juga nyonya-nyonya Gambir(an), Gang Pinggir dan Gang Tengah. (Ketiganya nama-nama kampung dari Betawi), dating. Musik gamelan dan lain-lain, permainan hiburan meramaikan pesta panen ini.
Janda yang dulu miskin tapi saat ini sudah menjadi kaya itu, menyuruh kedua anak angkatnya ikut memotong padi, karena ia takut pangeran akan marang bila mereka tidak serta. Tapi anak-anak itu menolah, katanya tidak biasa memotong padi, lagipula janda itu banyak padinya didalam lumbung. Karena keingkarannya anak-anak itu diusir dan merekapun pergi. Tapi baru saja mereka berangkat, semua harta milik janda itupun lenyap. Sri dan Unon kini berjalan ke timur, ke jurusan persawahan Panji. Setelah sampai di sawah, kedua anak gadis itu kaget karena bertemu dengan babi Kamandalu (dalam Manikmaja  : Kala Gumarang dan dalam cerita Sri-sedana : Celeng Damalung). Atas pertanyaan mereka apa mau binatang itu, mereka mendapat jawaban : aku hendak membinasakan sawah Panji. Sri melarang binatang itu melakukan pekerjaan itu, tapi binatang itu tetap berkeras. Akhirnya binatag itu dibunuh oleh Sri dengan Sadak (Daun Sirih yang digulung dengan kapur didalamnya). Darahnya memancar kemana-mana dan itulah asal segala penyakit padi.
Waktu berjalan di pematang sawah, Sri terinjak duri. Ia marah. Ia duduk diatas keranjangnya yang terbalik dan dicobanya mengorek duri itu keluar dari kakinya.
Tiba-tiba sawah Panji berobah dari hutan, binatang liar berlarian kian kemari. Mereka berlari-lari kemana-mana dengan tidak memperdulikan pakaian dan perhiasannya. Senanglah hati penjahat-penjahat Cakrajaya Ang, yang keluar untuk menggarong.
Panji bertanya pada Prasanta, apa sebab kekacauan itu. Prasanta tidak dapat menjawab. Lalu diadakan penyelidikan dan Panji menemukan kedua gadis itu, yang seorang sedang menarik duri dari kakinya. Panji menolong menariknya, dan setelah duri itu keluar, gadis itu membalikkan keranjangnya lagi dan hutan itu berubah kembali lagi menjadi sawah seperti dulu. Panji berniat mengambil gadis itu sebagai istri. Prasanta disuruhnya pulang lebih dulu ke keraton, untuk mengatakan kepada raja. Bahwa Panji akan kembali dengan bakal istrinya.


----Tamat----
 
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi kebudayaan

Serat Pulo Kencana : Kota Singasari


Kota Singasari
(08)

Tidak lama kemudian ia pun pulang ke perkampungannya, Singasari sambil membawa isterinya Puteri Pregi Wangsa. Dia sendiri bernama Parta Kusuma. Saat ini Jati-pitutur dengan jalan sihir menciptakan empat orang patih : Kudana Warsa menjadi patih Jenggala Manik, Jayabadra patih di Kadiri, Jaya Singa patih Urawan dan Jaya Kacemba patih Singasari.
Kili-suci tetap tidak kawin. Tempat kediamannya yaitu di hutan Kapucangan. Keempat raja mengingini pendewati itu supaya tinggal bersma mereka. Jati-pitutur dengan jalan sihir menciptakannya pula menjadi empat dan kini tiap raja mendapatkannya untuk tinggal bersamanya.
Saat ini semua sudah beres, Jati-pitutur dan Pitutur-jati pamitan dengan raja Jenggala Manik. Mereka meramalkan kepada raja, bahwa kanjeng sinuhun akan mendapatkan seorang putera yang berani dan cakap, puteranya itu akan dijaga oleh orang-orang yang keluar dari batu.setelah berkata demikian Jati-pitur dan saudaranya menghilang untuk kembali ke tempat dewa-dewa.
Raja Jenggala Manik sakit raja Singa, penyakit itu baru akan sembuh kalau kanjeng sinuhun akan meniduri seorang perempuan Papua. Permaisuri teringat bahwa ia akan mendapat seorang, yaitu aank seorang raja dari Wandan-kuning dan sebagai seorang tawanan, ia sudah lama hidup tersia-sia.ia tinggal di dapur dan tidak mempunyai pakaian, kecuali yang lekat di badannya. Setelah mandi dan mendapatkan pakaian yang baru, ia pun ditiduri oleh sang raja. Penyakit raja segera sembuh. Tapi seorang perempuan Papua itu mengandung dan melahirkan seorang anak pria yang disebut Brajadenta juga Panji Tohpati atau Prakosa. Jadi ia kini adalah putera raja yang tertua. Setelah itu sang raja masih banyak lagi mendapatkan anak dari selirnya, tapi tidak seorang pun anak perempuan. Tapi ia jatuh sakit lagi, sekali ini penyakitnya itu hanya akan sembuh dengan meniduri seorang perempuan Bali, perempuan itupun mengandung pula. Karena marahnya raja memerintahkan supaya budak itu ditanam hidup-hidup, ia tidak sampai hati menyuruh bunuh dengan keris. Tapi budak perempuan itu tetap hidup di dalam tanah dan melahirkan seorang anak pria yang badannya dituksr oleh para dewa dengan bahan yang kuat.
Sambil membawa ibunya di telapak tanganya, ia keluar dari dalam tanah dan pergi kepada raja, ia diterima oleh raja sebagai puteranya dan disebut Raden Pamade. Putera-putera raja dsebutkan satu persatu.
Saat ini diceritakan tentang dua onang bersaudara, seorang pria, seorang lagi perempuan. Keduanya dikasihi oleh para dewa. Yang perempuan bernama dewi Sri dan yang pria Sedana. Mereka sebenarnya adalah Cri dan Wisnu. Mereka mengembara di dalam hutan, tidak tahu akan pergi kemana. Yang pria jatuh cinta kepada saudaranya. Saudaranya pun berjanji pula seperti itu. Tapi karena  mereka bersaudara, yang perempuan menolak dengan tegas keinginan saudaranya pria dan berjanji baru akan menuruti kemauannya, kalau mereka keduanya sudah dilahirkan kembali untuk kedua kalinya. Yang pria menerima syarat itu dengan senang hati dan menikam dirinya. Mayatnya jatuh cerai berai dalam jurang. Dewi Sri tinggal seorang diri dan ia menangis. Air matanya berobah menjadi seorang perempuan yang jelita, yang beriidri di depannya. Perempuan itu diambil saudara oleh Sri dan diberi nama Unon. Atas permintaan Sri, ia dikemudian hari harus menjelma sebagai Puteri Urawan. Kini keduanya tinggal pada seorang janda miskin bernama Sambega. Sejak kedatangan Sri dan Unon di kediamannya, janda itu menjadi amat kaya.
Kemudian diceritakan tentang Puteri Keling (Isteri pertama Raja Jenggala Manik). Hingga kini ia tidak mempunyai anak, karena itu ia amat berduka cita. Raja menghiburnya, dan tidak lama kemudian mulai Nampak tanda-tanda ia mengandung.
Sedana masuk dalam dirinya. Ia melahirkan seorang putera, yang disebut Panji (Raden Putra, Gagak-pranala, Kudarawisperga) atau Marabangun.
Di sebelah barat Alun-alun ada sebuah batu rata yang besar yang amat keramat tapi juga amat berbahaya. Barangsiapa menyentuhnya mati. Panji mempunyai seorang ibu susu bernama Madu-keliku, tapi ia tidakmau menyusu padanya. Untuk makannya ia hanya menghisap ibu jarinya, karena marahnya, Madu-keliku tatkala tidak ada orang lain, melemparkan anak itu keatas batu tersebut, batu itu terbelah dua, sedang anak itu tidak apa-apa.


Serat selanjutnya : Jati-pitutur dan Pitutur-jati

Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi kebudayaan.