Kamis, 07 Januari 2016

Yoni situs Bejirejo, Tuntang Kab. Semarang

Kamis, 7 Januari 2016
     Sebenarnya saya pernah dua kali menelusuri Yoni ini, tanpi nihil. Selain minim info, juga kesalahan saya dalam menerjemahkan arah. Baru setelah ada rombongan Dewa Siwa yang blusukan, salah satu crew dewa siwa saya minta untuk menjadi penunjuk arah. Karena hari Kamis, seperti biasa Lek Suryo merapat. Eh Sebelum lek suryo datang, ada bonus tambahan Mbah Eka Datang, mampir dari Jogja katanya. Saat berbincang dengan Mbah Eka inilah, Pak Artoyo berkunjung ke Perpustakaan Ambarawa. Jadilah Kami Blusukan Empat Sekawan. 
gambar 1
     Start dari Perpustakaan Ambarawa, kami melalui Jalur Ambarawa Banyubiru, Melewati beberapa situs antara Lain : Situs Watu Lumpang Pojoksari Ambarawa,  Situs Di Bukit Cinta, Runtuhan Candi Gilang Tegaron, Candi Dukuh, Arca Muncul. (Yang ada link nya saya sudah blusukan). Tujuan kami kali ini berdekatan dengan situs watu Gentong kalibeji. 
gambar 2 : rumah penanda yoni ada dibelakangnya
         Gang kedua Kalibeji langsung ambil kiri, kemudian melewati poskamling yang terpasang lingga di depannya (gambar 1), Melewatinya kemudian pertigaan gang ambil kanan. jalan pelan-pelan saja. Yoni ada di kebun belakang rumah ini.
     Untungnya, ada rekan yang sudah pernah blusukan kesini, jadi penelusuran kali ini langsung ke lokasi. Dan inilah penampakan awal  Yoni Bejirejo tersebut.
    
     Kondisi Yoni hampir 90% diselimuti lumut, cerat rusak, kepala naga penyangga cerat juga hilang.

     Cerat yang telah rusak dan Lubang lingga yang berbentuk segi empat.
    Lingga yang menjadi pasangan Yoni ini pun sudah sejak lama raib entah kemana.

    Badan Yoni yang berlumut, tak lagi utuh....


   
     Beberapa rekan dewa siwa yang mendahului Blusukan, menemukan beberapa pecahan batu berelief serta terakota di sekitar lokasi Yoni ini.    



   Video Amatir di Yoni Bejirejo : 
     
      Saya dan Pak artoyo kemudian di ingatkan untuk memutari rumah depan Yoni ini (foto petunjuk gambar 2), ada beberapa watu candi dan kemuncak.

  •     Watu Candi berpola di samping rumah
   


  • Hiasan puncak candi
  •     Kemuncak di Halaman rumah
  •     Watu Candi Ganjel Kayu
      
  •     Watu candi Berelief di samping Sumur
  •     Umpak bertebaran di lantai jemuran padi/gabah


     Saat penelusuran disini, ada beberapa warga mendekat dan penasaran dengan aktivitas kami. Setelah tahu tujuan kami apa, ada salah satu bapak yang memberikan petunjuk "Ada kemuncak, watu relief di rumah mertua saya", jelas beliau. Malah beliau juga bersedia mengantar menuju kesana. BACA JUGA : (Lanjut ke Naskah Menelusuri jejak keberadaan Candi di kalibeji : Ada Nandi di samping Rumah)

      Blusukan Bersama, empat sekawan.... Lek Suryo, Mbah Eka W Prasetyo, Pak Artoyo dan @ssdrmk.

Save This Not Only a stone. 

Mari Lestarikan....

Kamis, 31 Desember 2015

Menelusuri jejak Candi di makam Desa Candisari Kecamatan Jambu

terakota di makam candisari jambu
"Musibah membawa berkah,"
Kamis, Desember 2015

    Kok Bisa? hahahaha. karena Mbah Eka terkena musibah, nabrak orang. Eh Orang yang ditabrak malah memberi informasi ada terakota/ batu bata berukuran besar serta bata berelief di Makam Candisari Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. 
    Bukan maksud saya mensyukuri musibah beliau, namun ada hikmahnya... heehhehe. 
   Saat ngobrol dengan saya pun kelihatan mbah Eka Bagas Waras luwih2.. terlihat saat kami mengobrol, sebelum kami menelusuri Situs Watu candi di makam Keramat desa Mlilir Bandungan.
    Kali ini masih dan lagi lagi bersama Lek suryo idein, bagi saya sendiri wajib untuk blusukan dan mencari lokasi situs baru (yang belum saya kunjungi agar beliau tak kecewa mampir ke perpustakaan.. hehehehe (Alibi ben iso mbonceng blusukan)
     Berangkat dari Perpustakaan Ambarawa, di Jl. Mgr. Sugiyopranoto 13 Ambarawa. Kami menempuh jalur biasa ke arah Jogja. Tujuan Kali ini Kecamatan Jambu. Petunjuk dari Mbah Eka adalah Makam di Belakang Warung Makan Boga Makmur/ Pangkalan Truk, Sebelum Desa Tempura.
   
Gang menuju lokasi terakota Candisari Jambu
Segera kami langsung menelusuri, keberadaan terakota itu,dibawah tatapan tanda tanya para peziarah (kebetulan hari kamis malam jumat banyak orang ke makam). 

    Yang kami dapat : 

--lewat tulisan ini pula, saya mohon ijin kepada yang punya (yang dimakamkan), saya ambil gambar ta bermaksud lain, hanya ingin membagi sejarah.
     
     Selain tatana batu bata berukuran besar di makam ini, kami mencoba menyusuri semua sudut makam 
    Di beberapa lokasi tersebar batu bata yang identik/ berukuran sama.























    Selain Batu bata yang tersebar, ada pula yang digunakan sebagai 'pathok' nisan (mohon ijin mbah....)




    Close up batu bata yang berpola : 
terakota
        
batu bata berpola : terakota

    Juga menunggu seorang bapak yang sedang "ziarah kubur" untuk saya korrek informasinya. namun hanya geleng kepala, dan mengarahkan kami untuk tanya tetua desa saja yang mungkin tahu keberadaan bekas bangunan candi di sekitar sini.


Suryo idein in candisari : terakota makam
     Mari lestarikan, budaya kita sendiri. Kalau tidak siapa lagi?






Blusuk nekat, bersama lek Suryo, 



Save This, Not Only A Stone.
Tahu jatidiri....


*** Nulis naskah terakota ini, mengingatkan saya belun nulis naskah lama tentang watu candi kotak berukuran besar yang ada di Candisari ini pula... SEGERA!

Selasa, 29 Desember 2015

Watu Candi Di Makam Keramat Mbah Kojur, Mlilir Bandungan

Makam Keramat Mbah Kojur, Mlilir Bandungan
29 Desember 2015
    Lagi-Lagi provokator nomor satu Dewa Siwa, Kang Max Trist, selalu bisa ngompori saya untuk segera menelusuri jejak purbakala di Makam Kuno Mlilir. "Hanya 20m dari situs Nandi Mlilir Bandungan kok", jelas Kang trist. Akhirnya, bersama Mbah Eka W. Prasetya yang katanya pulang dari Jogja, mampir "Kangen Blusukan" jelasnya. Jadilah kami berangkat duet blusukan.
mampir di Arca Nandi Mlilir
    Kali ini Rute saya tempuh , start dari Ambarawa lewat Doplang, lanjut lewat dusun Seklotok (disini ada situs petirtaan Klotok) kemudian melewati jalur karangtalun.. dan sampai di Mlilir. 
   Karena teman duet blusukan saya belum pernah ke situs arca nandi Mlilir, maka menjadi tujuan awal kami. Masih kondisi yang sama, sejak saya kesini beberapa tahun yang lalu. Belum ada perhatian juga, walau saya sempet ngobrol 'berkeluh kesah' tentang kondisi Nandi juga nyindir pihak terkait.
     Setelah puas beliau di Arca Nandi Mlilir Bandungan, kami putar arah kembali, menuruni jalan. Sesuai petunjuk Kang Tris yang hanya 20m. "Ach revisi kang, lebih dari 50m..". Berada di kebun warga di samping rumah. Saya yakin orang lewatpun tak tahu, atau tak sadar di dekat jalan ada makam kuno keramat ini.
Watu Candi Di Makam  Mlilir Bandungan
         
     "Konon dulu warga sini gak berani lewat dekat makam itu mas, angker sekali" jelas Bapak di Seberang jalan saat kami tanya perihal makam ini. "Warga sini mengenal makam keramat itu dengan Makam Mbah Kojur, untuk kenapa dipanggil mbah Kojur saya kurang tahu", tambah beliau.

   "Sudah ke patung sapi yang di depan rumah Bapak Kadus Mas? itu ada hubunganya dengan Mbah Kojur. Kalau itu katanya dulu sapi beneran, di sambar petir trus berubah menjadi batu", jelas Bapak itu lagi. spontan kami berdua : "ooow", kalau saya pribadi mesam-mesem tak kuat menahan tawa. Tapi ya cukup diplomatis aja, kami mengiyakan " oo gitu ya pak?" Gawe seneng wong opo susahe?.

     Sementara, ketika Blusukan lek trist mendapatkan cerita tentang makam Keramat ini, (tanpa saya edit) "Ceritane bapake sing omahe ngarep makam mlilir,: kui makam keramat,tokoh seng babat alas mlilir...isen dikeramatke .yen ono acara mesti kui di sajeni...ono seng luar kota iseh lelaku ng makam kui...lha kui makam sopo jelase bapake ra patek mudeng ...." seperti yang di ceritakan kepada saya melalui Messenger.
     
watu candi atau lumpang di mlilir
     Watu Candi di tengah, yang mirip lumpang, "Dulu struktur bangunan candi, Yang diambil dari sawah di pinggir dusun. Karena dipakai untuk menaruh sesaji maka dibuatlah lubang itu", yakin Max Trist.


Untuk gambar lokasi awal watu candi, masih nunggu max trist.
Tak mau berdebat, namun saya idem dengan fungsi untuk menaruh seaji. Hanya dari pola watu candi ini saya malah menduga ini adalah bagian dari sebuah bangunan suci (sekarang orang mahfum menyebut Candi), dugaan saya yang kedua, ini bagian/ becahan dari Yoni. Ach ini hanya dugaan saya.
     Saya malah mengharapkan, para pembaca yang tahu cerita/ kisah/ sejarah ihwal Makam Kuno bin keramat ini bagaimana, tentang watu candi di Mlilir Bandungan ini.  "Sumonggo dibagi kaleh kulo, saged ninggal unen2 teng layang elektronik : fun_mur@yahoo.co.id utawi sms teng 081805803200. nuwun.
     
di makam Keramat Mlilir Bandungan

     Blusukan ra duwe kesel bersama Mbah Eka W. Prasetya









Mari Kunjungi dan Lestarikan
































Save This! Not Only a Stone.....

Minggu, 13 Desember 2015

Umpak Situs Gunung Munding Boja

Umpak Situs Gunung Munding Boja
Minggu, 13 Desember 2015
       Seperti yang sudah - sudah, ketika melihat upload-an rekan DEWA SIWA di grup. Rasa tak sabar untuk segera menelusuri ulang menghinggapi pikiran saya. Kali ini postingan Mas Beny sekitar tanggal 11 desember 2015. Beliau memang ber-domisili di area Boja. Jadi sangat fasih dan agresif sekali dalam hal menelusuri jejak peninggalan di area Boja. Salut dan tetap semangat mas!
      Juga kesediannya untuk menjadi penunjuk jalan bagi siapa saja yang ingin blusukan. 
      Langsung saja kutangkap kesediaan untuk mengantar, janjian di rumahnya. (dekat dengan situs Candi Gunung Suring). Sekitar jam 10 saya sampai dirumah beliau, langsung meluncur setelah sebelumnya mampir di rumah rekan yang lain, mas Hakim (lagi-lagi dekat sekali dengan Yoni situs Pasigitan). Menuju Lokasi, dari arah Gunungpati ambil rute menuju Boja. Petunjuk arahnya, Vila Siberi/Bandarejo (semua rute ini sama dengan kedua situs diatas). 
Desa Gunung Munding : Petunjuk 1
    Setelah melewati vila Siberi, Kemudian Desa Bandarejo, Perempatan lurus terus, bila ambil kiri menuju desa Pasigitan. Kira-kira 2km kemudian ketemu pertigaan. Ambil kiri sesuai papan petunjuk (petunjuk 1).
Masuk perkampungan, kira-kira 200m ada pertigaan ambil kiri (jalan agak menurun dan tatanan batu/ jalan makadam). menuju sumber air, bila ragu tanya saja menuju watu gentong/ sumber air
     Parkir dibawah pohon besar ini, yang dibawahnya mengalir sumber air besar, jenih dan sejuk. Lanjut dengan Jalan kaki menelusuri Pematang sawah. 


     

    Sebagai pemandu, saya kebetulan sempat mengambil video Amatir di menuju Situs Gunung Munding Boja :
    
    Umpak Situs Gunung Munding dari dekat,

Umpak Gunung Munding Boja

     Saat sampai di lokasi, umpak ditutup dengan kayu bakar. "Sebenarnya saat saya kesini, kayu bakar sudah ku 'singkirkan, tapi ku kembalikan seperti semula", cerita mas Beny. "Ach... konyol, kenapa di kembalikan seperti semula?" Mas Hakim menanggapi sambil tertawa terbahak-bahak.. "Ya biar yang numpuk tak kaget" jelas mas Beny. 
Umpak Situs Gunung Munding Boja
     Mungkin maksud si pemilik biar tak lapuk kena panas matahari? atau karena tak ada tempat lain dan bisa berguna menjadi alas kayu bakar? ach tak tahu saya maksud nya!!
Umpak Situs Gunung Munding Boja
    Terdapat 2 watu lumpang yang berbeda ukuran, konon air di watu lumpang ini dipercaya oleh warga bisa mengobati anak yang sakit panas. 
Umpak Situs Gunung Munding Boja
    Warga gunung Munding menyebut ini dengan watu genthong. Mungkin saja penamaan watu karena mirip dengan gentong. Untuk fungsi dan sejarah beberapa narasumber yang kami temui (warga) ta pasti menjawab. rata-rata mereka menjawab dengan tinggalan wali.
   Namun mencermati bentuk watu ini, saya meyakini ini adalah bentuk dari Umpak tiang sebuah bangunan. keberadaan dua buah umpak membuktikan di area ini peradaban dulu sudah ada bangunan dan tentunya dimungkinkan ada pemukiman di sekitar area ini.
Umpak Situs Gunung Munding Boja
Mblusuk Bersama Mas Beny dan Mas Hakim, 
saya, @ssdrmk, mas Beny dan Mas Hakim.
   Perjalanan kami lanjutkan ke Yoni Situs Tompak Kliris ... Mari hargai dan Lestarikan, 

Save This, not Only a Stone...
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Yoni Situs Tompak Desa Kliris Boja

Yoni Situs Tompak Desa Kliris Boja
Minggu, 13 Desember 2015
    Setelah Umpak Situs Gunung Munding, blusukan kami lanjutkan ke Yoni Situs Tompak, desa Kliris di Boja. Dari Ds Gunung munding keluar lagi, kali ini ambil jalan ke kanan. Info keberadaan situs di Tompak Kliris ini sebenarnya kami dapat saat Blusukan di Watu Lumpang Situs Bubakan a.k.a Mbah Bathok ra.
     
petunjuk 1
Untuk mempermudah mbolang kesini, saya coba beri petunjuk jalan. 

     Saya rekomendasikan pilih yang paling mudah: Jalur Gunungpati Boja, pertigaan Bubakan...  
    Pilih jalan menuju Gonoharjo (petunjuk 1 - tentu melewati pula Lumpang situs bubakan). Tompak sendiri adalah sebuah dusun yang ikut dalam wilayah administratif Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
petunjuk 4
     Ikuti jalur tersebut, kira-kira 3 atau 4 km kemudian ada pertigaan (petunjuk 2) yang di sebelah kiri ada jembatan, sahabat ambil kanan. 
Petunjuk 4
Jalan terus kira2 kira 100m. (Petunjuk 4).
     Setelah Parkir Motor di kebun sengon, perjalanan lanjut dengan jalan kaki menelusuri kebun warga. Mungkin bisa membantu, dengan Video amatir yang saya ambil mulai dari tanah kosong di pinggir jalan. 




Video Amatir menuju Yoni Tompak Kliris Boja.

    "Saat kesini, dan ketemu dengan pencari rumput (warga sekitar) hanya tahu watu ini dikenal warga dengan watu gentong dan cukup dikeramatkan warga" cerita mas Beny.
     
     "Dulu dibuatkan peneduh pula, terlihat dari sisa-sisa bangunan yang runtuh", tambah mas Beny. "Mungkin yang perhatian itu sudah meninggal", jawab saya. Memang sudah umum terjadi generasi selanjutnya tak hirau lagi.


Yoni Situs Tompak Desa Kliris Boja
Yoni ada di tengah kebun warga, berlomba dengan rumput.
     Saat blusukan ke lokasi ini, cuaca agak mendung. 
     Angin cukup sejuk. Itu wajar karena kondisi topografi Desa Kliris merupakan wilayah pegunungan dengan ketinggian 635 m diatas permukaan laut, suhu rata-rata 220C – 270C dan curah hujan rata-rata 1823 mm/th,  dan hanya 5 menit jaraknya dengan kawasan wisata Gonoharjo.




Lubang Lingga : yoni Tompak

      Hanya yoni yang masih tertinggal, sementara Lingganya sudah lama (lama sekali) tak ada yang tahu rimbanya. 

     Penampang atas Yoni Tompak, dimana ada lubang tempat lingga seharusnya berdiri.


Cerat Yoni Tompak Kliris Blora
     Penampang atas Yoni terdapat lekukan penahan air agar tak tumpah, namun air keluat melalui lubang cerat.




      
      Air yang dimaksud adalah air suci atau tirtha.


     Kondisi yang memprihatinkan yaitu Yoni sudah retak, di sisi sebelah kiri yoni.


Yoni Tompak Kliris : Retak
 Hiasan di Badan Yoni, 


Yoni Situs Tompak Desa Kliris Boja










Jalur keluar air di bagian cerat
cerat Yoni Tompak Kliris
     Bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca.




  



  Lingga - yoni : berkaitan dengan Tri Purusa yaitu :

  • Siwa sebagai simbol lingga sedangkan, 
  • Brahma, dan Wisnu bersama-sama disimbolkan dalam pranala sebagai dasar yaitu yoni. 
  • (yang dalam penunggalannya disimbulkan dengan reringgitan sampian sodaan sebagai simbol kekuatan Hyang Widhi) 
  • Upacara memandikan Lingga Yoni dalam sistem Siwa Pasupata. 
  • Air dengan berbagai perlengkapannya yang dijadikan sarana memandikan Lingga itu menjadi tirtha untuk memercikan tumbuh-tumbuhan di sawah ladang simbol mohon kesuburan. 
  • Upacara memandikan Lingga inilah dilanjutkan dengan istilah upacara Ngebekin untuk memohon agar hasil tumbuh-tumbuhan terutama padi dapat berhasil dengan baik.  (dirangkum dari berbagai sumber)
Yoni Situs Tompak Desa Kliris Boja

Dewa Siwa was here : Tompak Kliris Boja
     Mblusuk bersama mas Beny, dan Mas Hakim ;









     
        


Mari hargai dan Lestarikan, 

Save This, not Only a Stone...

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi



Referensi bacaan :

  1. http://desa-kliris.blogspot.co.id/
  2. http://www.batanggallery.or.id/p/penulis-egga-pramuditya-mahasiswa.html
  3. http://sejarahharirayahindu.blogspot.com/2011/11/lingga-yoni.html