Tampilkan postingan dengan label lapik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lapik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2018

Menengok Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan : Jejak Peradaban

Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan
   Kamis 22 Februari 2018. Jika terlalu banyak rencana niscaya semua akan berbalik menjadi kesialan yang beruntun. Itu saya alami. Sehari sebelumnya, saya hubungi 2 rekan yang memungkinkan untuk ‘Kemisan”, dua-duanya pun mengusulkan destinasi yang aduhai…. Lek Suryo menawari bayar utang janji guide ke Temanggung, Sementara Mas Eka WP dalam pesan whatshap nya mengatakan,destinasi Geblog siap.
Sementara tugas kerjaan ya tak boleh kulewatkan, sehingga saya mencoba merencanakan secara urut agar semua bisa terlaksana, ya kerja=perpusling, pagi langsung berangkat, kemudian agak siang lanjut blusukan temanggung area. Yang terakhir Penelusuran  Geblog Sidomukti Bandungan sekaligus kuliner “bubur Tipes”.
Namun rencana tinggal rencana, bila takdir Tuhan berkehendak lain, entah berhubungan atau tidak, hari ini sepertinya sial terus. Mulai dari ban motor bocor saat berangkat kerja, kemudian saat sarapan jeruk anget, eh malah tumpah, padahal baru seteguk saja saya minum. 
Tidak hanya itu, saat akan berangkat perpusling, eh baru akan keluar garasi spion nyenggol tembok garasi, kaca spion jatuh, awalnya gak pecah tapi karena panik, kopling ku lepas dan akhirnya ‘krek!’, pecah deh. 
Sial selanjutnya, saat di tukang kaca untuk ganti gaca spion, eh antri nya banyak, 1 jam saya nunggu.
Akhirnya ku putuskan untuk batalkan perpusling, langsung on the way ke lokasi kumpul di Mas Dhany. Sampai disana sial lagi…. disuruh nunggu Mas Eka Gawe Pusaka. Nunggu sang empu menempa pisau yang katanya kekinian. Padahal yang namanya pisau tetaplah pisau, bukan keris atau pedang, nunggu 1 jam lagi. Semoga cukup kesialan hari ini.
Dari pasar Karangjati, kami kemudian langsung meluncur menuju Dusun Geblog Sidomukti Kecamatan Bandungan, Awalnya mencoba nyulik  Mas Iwan Putra, namun ternyata lagi banyak gawean. Kami melanjutkan perjalanan setelah janjian terlebih dahulu dengan rekan Mas Eka WP, dimana benda cagar budaya tersebut di berada dirumahnya.
Menuju lokasi, kami melewati lagi Makam Geblog, dan Arca Ganesha yang kamis sebelumnya kami sambangi. Singkat cerita, Kami kemudian bertamu di rumah Mas Eko Handoyo dan langsung menuju dalam rumahnya dimana benda cagar budaya berada. 
Awalnya kami sempat meyakini bahwa yang kami kunjungi ini adalah Yoni, dari gambar kiriman share Mas iwan di WA Grup, identik dengan Yoni dengan ciri lubang di tengah, berbentuk kotak ada hiasan.
Saat dipersilahkan ke dalam rumah, kami kemudian mengkesplornya,

Kami balik…. Ternyata Lapik, bisa lapik arca maupun lapik sajen, “Dulu yang mengamankan mbah saya, karena takut dicuri. Soalnya banyak batu lain yang hilang”, cerita mas…. “Lokasi dari dekat makam desa”, tambahnya.
"Nanti saya antar kesana, soalnya konon masih banyak batu yang lain”, imbuh mas. "Oke", jawab kami serempak.
Setelah kami balik,
Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan
   Kami sementara sepakat ini Lapik, namun masih berdiskusi mengarah debat antara Lapik Arca maupun lapik Sajen. 
Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan

Lapik Arca : Berarti dulu konon diatasnya adalah sebuah Arca. Sementara Lapik Sajen, adalah ditaruh diatasnya sesajen ritual. 
Hiasan Motif teratai masih terlihat jelas, 

 Lapik di Geblog Sidomukti 
Kedua kemungkinan tersebut didukung keberadaan Arca Ganesha dan Lingga di Geblog ini. Kami duga ini adalah satu paket, alias satu kesatuan.
Dilihat dari atas, 
 Lapik di Geblog Sidomukti 
     Walaupun terlihat ada beberapa kerusakan, namun wibawa-keindahan masih terlihat jelas. Sederhana namun berkelas!
Badan Lapik, terdapat hiasan motif sederhana.
Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan
       Selfie dulu, 
 Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan : Mas Eko Handoyo yang memakaai Kaos Oranye
Kami kemudian menerima tawaran untuk penelusuran titik awal dimana lapik ini dulunya berasal, dan makam-makam yang menurut banyak orang banyak watu candi.
Dari Rumah Mas Eko Handoyo, Kami kemudian mengkikutinya menuju makam yang berada di atas desa, melewati ladang warga, dengan pemandangan yang menakjubkan.
Salah satunya, foto perjalanan : Mohon fokus di pemandangan alamnya :
Paseduluran, tak butuh syarat : DS

Beberapa watu candi yang berhasil kami telusuri, (trims to Lek Suryo dan Mas Eka WP yang rela foto jepretannya saya pajang disini: 




Link Videoo : (lapik Geblog)
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Lapik di Geblog Sidomukti Bandungan

  Setelah selesai, kami kemudian segera menuju Kuliner klangenan, yang sebelumnya menancap di hati kami. Menuju Bubur Tipes, Sidomukti. Namun...... Kedatangan Kami terlambat, nyaris dapat. Pelanggan terakhir yang berpapaan dengan kami yang membiorongnya. Apes.... bin sial terakhir hari ini.
Sebagai obat ganti kecewa, akhirnya yang kami dapat "Lothek" yang sangat pedas.




#hobikublusukan

Sabtu, 16 September 2017

Situs Lapik Trisobo, Meteseh Boja

Situs Lapik Trisobo, Meteseh Boja
           Sabtu, 16 September 2017. Lanjutan dari Situs Lumpang Mijen Semarang,  penelusuran hari ini destinasi utama kami desa Trisobo Meteseh Boja. 
Pertigaan menuju Trisobo : ambil kana
      Dari Mijen, kami kemudian menuju arah Boja, setelah Kantor kecamatan Mijen tepat di pertigaan depan kelurahan Bubakan, ambil kanan. Tak berapa lama melewati jembatan yang cukup besar, konon informasi yang diterima oleh LekSur, dibawah jembatan ini ada petirtaan kuno dan pecahan baru bata kuno (banon) yang berukuran besar, sementara tak jauh di gumuk ada makam yang masih ada beberapa banon.
Di Pinggir Jalan Trisobo
     "Informasi itu dari Imam, dia mendapatkan  dari tangan ke dua, kang mas Roso. Kalau waktu masih cukup, nanti saja saat pulang", jelas lekSur, aslinya dengan bahasa jawa Semarangan. Dengan pertimbangan tertentu saya translate saja. Hahaha.  Saya idem saja tentang destinasi.
       Dari jembatan, terus menuju Desa Trisobo. Kira-kira 2 km kemudian dari kejauhan terlihat tujuan pertama kami, dipinggir jalan kampung.
     Berada didepan warung milik warga, tepatnya di Jl. Den Ayu Putri RT 07 RW II Trisobo. Sambil beli teh kami minta ijin si empunya rumah.
     Lapik, (mohon pencerahan bila tidak tepat) bisa sajen bisa pula arca.  
      Kondisi sudah tidak 100% dimana di salah satu sisinya sudah rompal. Di hampir semua bagian lapuk ditumbuhi lumut.
Situs Lapik Trisobo, Meteseh Boja
     Info terakhir yang kami peroleh, lapik ini didapat dari lokasi yang menjadi tujuan akhir penelusuran hari ini ; di sebuah gumuk yang konon ada reruntuhan bangunan suci masa lalu, masih di Trisobo.
Situs Lapik Trisobo, Meteseh Boja
        Sayangnya tuan rumah tak tau ini apa, fungsinya apa dan kenapa diambil tak ada jawaban pasti. Kemungkinan yang membawa ke lokasi ini pun ta mewariskan tujuan serta usaha nya, yang mungkin dulu bertujuan positif menyelamatkan (mencoba positif), walau kemungkinan yang lain adalah rasa memiliki nya ditonjolkan. 
Situs Lapik Trisobo, Meteseh Boja
      Maaf... bukan bermaksud negatif, semoga direspon (para pemuda di,Trisobo) dengan usaha nyata lebih memuliakan batu peninggalan ini, jangan abai agar tak hilang benang sejarah desa mu : potensi wisata alam dan sejarah budaya Trisobo cukup menjanjikan.

Video Amatir : 


The Partner : Lek SUR
Suryo Wibowo : di Lapik Trisobo





















Mari Kita Lestarikan , 
Salam pecinta situs dan waktu candi.
 #takperlutenar

Minggu, 26 Februari 2017

Jejak Peradaban di Dsn. Lendoh Desa Leban Boja Kabupaten Kendal

Situs Lendoh, Leban Boja
     Minggu, 26 Februati 2017. Akhirnya, setelah lama tak blusukan (menelusuri jejak peradaban), saat 'melepas dahaga' situs datang juga. 
    Berawal dari candaan yang saya lempar mengajak blusukan dengan alternatif berapa destinasi yang baru (bagi saya), coba kutawarkan. Namun ternyata banyak yang PHP saja. Untungnya mas Beny stand by dirumah (yang ternyata dirumah karena motornya ngambek-- untung--- hehehehe) karena situs yang menjadi tujuan kali ini, selain dekat dengan Rumah Mas Beny, juga pemberi informasi. 
    Selain Situs di makam Lendoh ini, di dekatnya di arah yang berbeda di gumuk yang lain, Ada Candi gunung Suring, yang beberapa waktu yang lalu kami (dan beberapa rekan yang lain) sudah kami telusuri jejaknya. Penanda yang mudah adalah lokasi ini berada dekat dengan Santosa Stable. Untuk lebih jelas hub saja : mas beny
     Situs berada di makam Dusun lendoh, dulu saya sering lewat makam ini karena sering bertandang dirumah saudara, "Apa Kabar Endar?", hehehehee. Namun ya itu tak menyangka. Untung saja ada Mas Beny.
Watu candi di Dsn. Lendoh Ds. Leban Boja
   Setelah parkir motor, kemudian masuk komplek makam. Suasana khas makam langsung terasa (baca= bulu kuduk berdiri, Saya merinding) namun tekad saya bulatkan, niat saya pastikan untuk niat baik, tidak macam-macam. Hanya ingin menelusuri jejak peadaban yang tertinggal di Makam Lendoh ini.
     50m dari gerbang masuk makam, Mas Beny Menunjukkan watu yang terpendam dan hanya keliatan bagian atasnya.
     "Tak ada warga yang tahu sejarah keberadaan watu  ini mas, tahunya warga sudah ada sejak kakek buyutnya, konon watu ini berasal dari Gunung Suring sana mas", ungkap Mas Beny ikhwal Watu ini. 
      "Awalnya saya tak mengira, watu ini adalah tinggalan purbakala. Padahal 3m dari watu ini ikut gali lubang jenazah, mungkin belum jodoh", lanjut Mas Beny.
Lapik Sajen Dsn. Lendoh Desa Leban Boja
   Ketika masih terpendam, dan hanya kelihatan bagian atas batu ini, maklumlah orang tak menyangka. 
       
      Karena lupa membawa alat ukur, Dimensi Lapik sajen ini belum bisa kami uraikan. 
     Detail bentuk Lapik Sajen sederhana dan tak terlalu besar.  
     Semoga muncul lagi jejak-jejak peradaban yang lain. Kemudian kami berjalan ke bagian atas makam, dimana menurut mas Beny ada 2 batu yang sangat istimewa.
      Kami naik lagi sekitar 7 trap, menuju lokasi yang kedua, dibawah rimbunan pohon bambu,
Situs di makam Lendoh, Ds. Leban boja


     Masyarakat selama ini hanya mengetahui, ini adalah makam kuno yang sudah aja sejak jaman kakek buyut mereka. Mereka pun tak berani mengganggu. 
     Bentuk lapik sajen ini (maaf saya masih menyimpulkan Lapik sajen = untuk opsi lain, seperti lapik arca atau bagian bawah kemuncak saya kesampingkan dulu = faktor dangkalnya pengetahuan saya) ada hiasannya.
Lapik Sajen 2 Ds. Leban Boja
      Sayangnya, separuh bagian sudah rompal, dan hampir 90% di semua bagian ditutupi lumut. Memang kondisi di area ini sangat lembab, karena rimbunya pohon Bambu yang menutupi pancaran sinar matahari.
Penampang atas
   Terlihat detail indahnya, lapik sajen yang kedua. Ada hiasan kelopak bunga teratai.
Tubuh Lapik, Dsn. Lendoh

   Di bagian tubuh lapik ada pelipit, sangat eksotis. Hiasan detail sungguh menyiratkan tingginya sentuhan masa lalu. Di dekatnya ada kemuncak, (Sebagian rekan meyakini ini adalah bagian atas lapik). 
Kemuncak Lendoh, Ds. Leban.
      Kondisi kemuncak, sama dengan lapik. Tertutup lumut dan dibeberapa tempat rompal. Melihat dari bentuk dasar kemuncak ini saya meyakini ini bagian sendiri bukan terpasang diatas lapik.
      Keberadaan Lapik Sajen (lebih dari 1) dan kemuncak ini menjadi muncul dugaan saya sebuah bangunan suci pernah berada di area ini. 
     Apalagi, menurut informasi Mas beny juga, di puncak bukit ada 2 watu lumpang tepat berada di dekat makam kuno. Saya belum sempat bisa menelusuri karena kendala waktu dan tenaga. semoga segera.
Suryo Wibowo on lokasi : Situs Lendoh

      ---saya sertakan dokumentasi rekan yang sudah pernah menelusuri sampai puncak bukit Gunung Sari Dsn. lendoh, Desa Leban Kec. Boja.
      Sampai saya nulis ini saya tak dapat informasi lebih jelas, sejarah baik mitos legenda maupun cerita tutur-tinular.
Bersama Sang Guide - Pribumi asli Lendoh;
Mas Beny : guide menuju Dsn Lendoh Ds. Leban Boja

Salam Peradaban, 
Sasadara manjer kawuryan

     Semoga saya bisa kembali menelusuri Gumuk, di atas makam ini.... continue    


Kamis, 09 Februari 2017

Jejak Peradaban di Mluweh Ungaran timur

 Februari 2017, 
Kamis Blusukan alias Kemisan stiil go on,  penelusuran ini berkat Rekan The Real National Treasure  KangWidjatmiko alias Miko yang berasal dari ratusan kilometer dari ungaran, kearah timur jauh… tapi beliau malah punya segudang informasi komplit. Sayangnya tak mau berbagi kecuali beliau sudah menelusur… hehehehehe…. “Yopora kang?”.
Dewa Siwa blusukan
     Dan untung saja rekan kami dari Dewa Siwa berkesempatan menemaninya saat penelusuran di area ini. Jadi kali ini gantianlah si oknum paling nakal (uyeng-uyeng di kepala 2 loh) ora bagus dewe ini menjadi penunjuk jalan kami.
Kumpul di perpusda Ungaran (alun-akun lama), yang kebetulan saya kerja di sini… (Lumayan, wis mbonceng, dipethuk sisan)…. 
 Personel yang turut serta berturut-turut, sesuai kedatangan : Lek Trist, mas Dhany dan Mas Iwan ( Putra), Lek Suryo, mas Eka Double (Ucrit dan ucrot) -B dan WP.
Kami kemudian melucur menuju lokasi melewati wanawisata Penggaron (Katanya akan dikembangkan jadi Kebun Binatang ya? Jateng Park???. 
Saat mengambil gambar di depan gerbang Penggaron, kami kedatangan tambahan blusuker Ibu-Ibu sosialita (=baca rempong), Salah satunya Bu Noorhayati... Yang entah berminat ikut atau dipaksa/ tapi kami tetap apresiasi tinggi. Mari bu blusuk…. Ketahui dunia masa lalu tanpa harus mahal!
Wanawisata Penggaron

Dalam perjalanan menuju situs, Kami sempat pula menengok makam yang berada di puncak bukit, di bawah wanawisata penggaron.  Tak kami temui yang ingin kami telusuri dimakam ini, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kantor Desa Mluweh, 
Kantor Desa Mluweh Ungaran Timur
Ada Arca Nandi (nandi ke 1) di Halaman Kantor Desa Mluweh, Dekat dengan Papan nama : 
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 

Dari informasi yang diperoleh Mas Eka Budhi, Arca Nandi ini sudah tak insitu lagi. Melainkan pindahan dari sebuah gumuk didepan Kantor desa ini (sekitar 500m). 
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 
Kondisi arca Nandi yang terpenggal sudah lama sekali dan tak ada yang tahu ikhwal terpenggal serta dimanakah gerangan kepala arca Nandi ini. Mungkin memang sudah terlalu lama.
Ekor Arca Nandi yang melingkar dibadan masih terlihat jelas.
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 
Posisi nandi duduk njerum, atau kaki sebelah kanan arca ditekuk kedalam. 
Arca Nandi di kantor Desa Mluweh. 
Arca Nandi detail di kantor Desa Mluweh. 
Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur

Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur
#Paulodybalamask style di Arca Nandi Kantor desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 

Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur
Blusuk Kemisan dengan personel paling rame, seru, rempong… hehehehehe… 
Arca Nandi  Mluweh Ungaran timur

Arca Nandi adalah wahana (kendaraan) dari Dewa Siwa, umumnya bila ada arca Nandi, ada pula Lingga Yoni, Pendamping Yoni dan Struktur Bangunan Suci bahkan sering pula arca Siwa/ Durga... –candi yang lain. Namun sampai saat saya nulis kisah penelusuran kami ini kami belum memperoleh secercah cahaya.
Perjalanan Kami lanjutkan menuju destinasi kedua, masih di Desa Mluweh kira kira kami berjalan sekitar 300m.


Lumopang Tegalsari Mluweh
 Ada Lumpang di depan rumah warga, Tepatnya didusun, tegalsari Desa Mluweh Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Tak banyak cerita yang kami dapat dari si pemilik rumah, satu-satunya tinggalan cerita bahwa lumpang ini dulu dibawa oleh kakek buyutnya dari gumuk dekat rumah.
Lumopang Tegalsari Mluweh

Lumpang yang bisa berfungsi macam-macam pada jaman dulu, masa peradaban hindu kuno ditanah jawadwipa ini antara lain berfungsi; Penetapan wilayah sima, ritual keagamaan tertentu, sesajen kepada dewi padi, Dewa kesuburan dan bahkan tempat menaruh benih yang akan ditanam.
Lumopang Tegalsari Mluweh
 Kondisi Lumpang secara keseluruhan relatif bagus, hanya di satu bagian atas Lumpang nampak rompal (mungkin tak sengaja terkena platokan kapak), serta tak ketinggalan lumut tumbuh disisi sebelah luar dimana lumpang ini terimbas air hujan.
#Paulodybalamask style di Watu Lumpang Tegalmiring Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 


























              Melanjutkan penelusuran kami kedestinasi ketiga, kali ini di rumah seorang warga dengan petunjuk didepan MI Diniyah, (setelah masjid) 
Tegalsari Mluweh
Lapik Sajen (bisa arca), masih berdebat diantara kami. (16)
Lapik (1) tegalsari Mluweh
                  Lapik berada di dalam kamar mandi seorang warga, bapak…. . Kami beruntung tuan rumah sangat ramah khas desa…. Malah disarankan untuk membawa keluar disisi lain di salah satu ruangan rumah.
Lagi-lagi nihil cerita mengenai lapik ini, masih sama dengan sebelumnya.

Lapik (1) tegalsari Mluweh
Lapik ini dibawa oleh buyutnya dari Gumuk kemudian dirawat secara turun-temurun sampai sekarang. 
Secara keceluruhan Kondisi Lapik masih aman dari lumut, mungkin karena berada dikamar mandi dan setiap saat terpantau. Salut kepada pemilik rumah yang tetap merawat. 
Semoga Mulia.

Lapik (1) tegalsari Mluweh
 Walaupun sederhana namun lapik masih terlihat indah dengan sisa-sisa relief, sebagian dari kami menduga malah inkripsi / tulisan, sebagian lagi adalah ukiran.



Lapik (1) tegalsari Mluweh

     Foto bersama saat berdiskusi, terlihat raut bahagia—bahagia itu bagi kami sederhana, Melihat warga turut merawat Situs yang berada di area rumahnya!
Lapik (1) tegalsari Mluweh
                Dan penelusuran berlanjut, Kami berjalan kaki melewati jembatan (jalan desa) hanya 10m dari jembatan kemudian masuk melewati sebelah rumah penduduk dan ketemu dengan ,
Arca nandi yang Kedua,


                Diletakkan diatas batu alam, dengan bentuk batu yang pas sekali dengan Arca Nandi. Masih berada di Dusun Tegalsari (dulu namanya tegalmiring). Dan seperti sudah biasa, dan lagi-lagi kepala arca Nandi ini musnah, dipenggal… entah dijaman apa sudah tanpa kepala arca. Ibarat Manusia tanpa kepala, kehilangan arti manusia tersebut.
      Bagian kaki juga terlihat kerusakan, entah karena apa kami tak paham.
Posisi khas Arca Nandi, Njerum
Arca Nandi (2) Tegalsari Mluweh
                Saat ketemu dengan tuan tumah, hanya cerita nandi ini tak pernah pindah, malah sempat dibeli tapi si pembeli tak berani. “Untung dikembalikan!, jadi tak putus sejarah desa ini!!. Kami semakin penasaran ketika dibelakang rumah terlihat gumuk… Rasa penasaran kami mengalahkan segalanya. (Beberapa dari kami akhirnya menelusuri keatas Gumuk, namun sementara ini hasilnya masih zhoonk).

#Paulodybalamask style di Arca Nandi kedua di Dusun Tegalsari Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 
Arca Nandi (2) Tegalsari Mluweh
     Berpose lengkap, mengerubungi Arca Nani, #Bahagiaitusederhana #Ketahuidanlestarikan

Arca Nandi (2) Tegalsari Mluweh
                Saat kami akan melanjutkan, seorang bapak melambaikan tangan, kode untuk kami mendekat. Dan….. Ada Lingga jadi Umpak tiang rumah (kandang) kambing. @#$@$#@@!!.

Ada Lingga, (26)
Lingga Mluweh
        Sayang sekali Lingga yang tersisa hanya bagian Bawahnya saja, Namun masih terlihat jelas ciri Lingga, Segi empat kemudian sambung dengan segi enam.


Lingga Mluweh
                Ukuran Lingga yang cukup besar menjadikan kami gelisah, Dimanakah rimbanya Yoni???? “Sudah dihancurkan mas dibuat material jalan!!!”, langsung teriris hati kami, bukan lebay…. Malah tersayat perasaan kami. Sedih hanya bisa menyesal tanpa mampu mencegah. “Belum ada 5 tahun ini watu kotak berlubang tengah yang di gepuk itu”, lanjut Beliau menambah retak hati kami. 
Lingga Mluweh : potongan










                










      Walaupun terlambat namun kami yakin belum sepenuhnya, kedatangan kami dengan cukup banyak personel ini menarik perhatian. Aktivitas dokumentasi kami sampai di kandang kambing semoga dipahami oleh warga. Orang bukan asli sini saja menghargai tinggalan leluhur ini, masa yang asli abai… semoga tumbuh pikiran-pikiran itu.
                Ya, tujuan kami adalah edukasi…. Karena hanya itu kemampuan kami, cukuplah biar Negara (BPCB )yang menangani selanjutnya…..

#Paulodybalamask style di Lingga Dusun Tegalsari Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur. 
Lingga Mluweh
Dengan langkah gontai kami mengikuti sang guide, ayo terakhir ke Lapik Arca sekalian pulang, jalur kita lurus nanti tembus heavenhill.
Tak sampai 1 menit, sampailah kami. Di pos ini (yang bikin gila, Pos ini dulu tempat saya dan Lek Suryo bertanya kepada warga ketika akan menuju Situs Kebontaman…. Dan di seberangpos ini tujuan kami terakhir. GILA!!!! 
pos kamling mluweh
Terlebih dulu minta ijin kepada pemilik rumah, dan ternyata yang mendampingi kami adalah anak dari yang punya rumah yang baru saja meninggal. Cerita yang masih sama, ini adalah tinggalan buyut beliau dan tak tahu darimana berasal. Sudah sejak kecil ada di rumah ini. Juga Tak pernah diceritakan asal muasalnya.
Lapik (sajen), 


Lapik (2) Mluweh

Overall kondisi Lapik masih bagus, tanpa lumut karena terlindung dari panas dan hujan, berada di teras rumah. Detail nya lebih rumit dari lapik sebelumnya, juga berukuran sedikit lebih besar.
Lapik (2)  Mluweh
Saat kami ngobrol dan mendengarkan si ibu bercerita, tiba-tiba sebuah mobil berhenti (silver-mobilsejutaumat), penumpang turun dengan topi koboi berteriak ”Apa yang kalian lakukan???!!!”, Saya Pemilik Rumah!!!!,Jangan Macam-macam, Siapa Kalian!”, berondongan amarah ini memperlihatkan kualitas Bapak ini. Sambil mendekati kami, dan dengan mata memerah…. Nafas ternyata berbau alkhohol…. Achhh. Kirain apa, ternyata XXXXXX….. Kami mencoba menjelaskan aktifitas kami Bahwa kami Komunitas Pecinta Budaya, Situs dan Watu Candi. Generasi Muda yang ingin napak tilas, nguri-nguri kebudayaan leluhur. Dan tak bermaksud sedikitpun jelek. 
lapik (2) Mluweh
Masih dengan nada mengancam, “Apa kalian mahasiswa KKN? Dari kelurahan mana….?!!, “Akhirnya kami sadar percuma berbicara dengan panjang lebar menjelaskan dengan bapak mabuk ini… Kami mencoba tak terlalu menanggapi, karena percuma. Kami fokus saja dengan Lapik yang berharga ini…. Tak berapa lama berlalu pergi 
Oh itu adik saya mas”, jelas ibu yang menemani kami. Ya Sudahlah…. Beginilah suka duka kami… warna-warni kehidupan nyata. Tapi tetap tak membuat kami kapok. 
Lapik (2) Mluweh
Untuk selalu Bergerak….. Masih banyak yang menerima dengan tangan terbuka dan apresiasi dengan aktivitas Kami. Semoga Lapik ini tetap mulia sebagaimana sebelumnya…. Rahayu…rahayu… 


Saatnya pulang dan kembali ke kehidupan kami yang ramah…. Dan tak sabar segera membagikan dengan kalian, kisah kami dihari ini yang seru ini….

#Paulodybalamask style Lapik kedua Dusun Tegalsari Desa Mluweh Kecamatan Ungaran Timur.
 
Salam Pecinta Situs dan Watu candi!

nb : Karena kendala teknis saat publish naskah ini, dimensi serta data lain (dari Mas Eka Budhi)... akan saya tambahkan lain hari.... Maturnuwun