Senin, 23 Mei 2011

Perpustakaan (masih saja) Terlupakan…

(Review Hasil Musrenbang tingkat Kecamatan Tahun 2012)
*Bambang Murdianto, SS.

Bulan Februari ini dilaksanakan musrenbang tingkat kecamatan mulai tanggal 7 sampai dengan tanggal 17 Februari 2011. dan ternyata kurang dari 5% desa dari 235 di Kabupaten Semarang mengusulkan pembangunan perpustakaan.
 Buku dan Rak serta pembangunan gedung perpustakaan menjadi bahan usulan dari desa-desa tersebut. Dari hasil laporan tim pendamping musrenbang menyebutkan bahwa usulan yang dibawa desa untuk di bahas di tingkat kecamatan selalu ‘kandas’, bukan lagi menjadi prioritas.
Tabel Lengkap Hasil Musrenbang
NO
Kecamatan
Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
9.
Tengaran
Getasan
Susukan
Bawen
Jambu
Bringin
Ungaran Timur
Pabelan
11 Kecamatan
Nyamat
Tajuk, Samirono,Jetak,Wates
Muncar, Gentan, Kenteng
Polosiri
Genting
Popongan, Kalikurmo
Kawengen
Bejaten, Kauman Lor, Sumberrejo
nihil
Sumber: Tim Pendamping Perpusda Musrenbang, dikumpulkan Penulis.
Membaca misi Bupati Semarang yang pertama (dari 5 misi), meningkatkan kualitas SDM yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudaya serta menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi. (www.semarangkab.go.id), perpustakaan seyogyanya bisa menjadi alternatif mewakili dan merepresentasi keinginan tersebut. Selain tentunya faktor utama pendidikan formal yaitu sekolah.
Apa pasalnya? Banyak hal yang mendasari kenapa harus perpustakaan. Sebelum uraian lebih lanjut mengenai pentingnya perpustakaan bagi masyarakat, kembali ke proses musrenbang yang beberapa waktu lalu telah dilaksanakan. Luar biasanya, ada salah satu usulan dari peserta musrenbang dari Kecamatan Jambu tepatnya desa Genting yang mengusulkan “Rumah Pintar”. Usulan yang mengadopsi secara positif bentuk perpustakaan terpadu yang identik dengan Kota Semarang, seperti yang telah diduga sebelumnya, usulan ini tidak diprioritaskan.
Hakikatnya “rumah pintar” adalah perpustakaan yang modern, terpadu dan menjadi pusat kegiatan pengembangan masyarakat. Sederhanannya, rumah pintar menjadi ‘jujugan’ masyarakat untuk mencari pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan sebagainya.
Kenapa begitu penting arti perpustakaan?
Perpustakaan merupakan sebuah ruangan/gedung yang berisi buku-buku yang diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan pembaca. (Sutarno, NS :2003). Ketika perpustakaan berada di masyarakat di lingkungan terkecil/pedesaan maka perpustakaan mampu mentransformasikan ilmu yang ada di koleksi mereka. Sarana murah untuk peningkatan sumber daya manusia, dengan banyak membaca wawasan menjadi luas, cara pandang pun semakin berbeda. Sudah saatnya paradigma perpustakaan berubah.
Yang ini harus diketahui, perpustakaan bukan hanya berisi buku saja. Perpustakaan sudah berkembang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar masyarakat. Hal tersebut pernah diulas dalam surat kabar, (Warta Pustaka, Selasa 22 Februari2011 halaman 12), dengan judul ”Ubah Paradigma Perpustakaan”. Saat ini sudah harus segera diwujudkan perpustakaan (umum) sebagai pusat sumber belajar dan keterampilan hidup. Hal ini tentunya harus didukung oleh berbagai pihak. Perpustakaan tidak akan mampu mewujudkan cita-cita tersebut apabila ’dibiarkan sendirian’. Semua pihak harus melepas ego sektoral masing-masing.
Yang paling dekat dengan dunia perpustakaan tentunya pendidikan. Sudah saatnya bersama-sama membangun perpustakaan yang baik, berkoordinasi, saling mendukung dan menciptakan suasana yang kondusif untuk penciptaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar. Seperti sudah menjadi rahasia umum, dan tampaknya malah sudah dimaklumi, mayoritas sekolah yang ada terutama sekolah dasar belum mengelola perpustakaan secara baik dan benar. Sebuah hal yang memprihatinkan. Dan untuk itu, tidak boleh tidak, ego sektoral harus dihilangkan.
Selain wajib ada di sekolah sekolah, (UU No...Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal... & UU No. 43 Tahun 2003 Tentang Perpustakaan& masih banyak lagi dasar hukum yang lain) perpustakaan seharusnya juga ada dimana pun. Di desa, masjid, instansi, pabrik dan fasilitas publik yang lain. Karena belajar dan ataupun membaca tidak mengenal batasan-batasan tertentu. Di perpustakaan, warga masyarakat biasa bisa menjadi pengusaha. Contohnya pengusaha makanan misalnya. Buku-buku life skill/keterampilan banyak pilihannya. Setelah dibaca buku tersebut, cari contoh pengusaha yg terinspirasi buku....
Peningkatan peran perpustakaan mesti diwujudkan, selain mengejar ketertinggalan HDI manusia indonesia, juga meningkatkan kemampuan ekonomi.
Perpus Bergema misalnya (perpustakaan desa di Kab. Wonosobo), menawarkan berbagai macam kegiatan melalui perpustakaan yang muaranya mengembangkan kualitas sdm serta meningkatkan kemampuan finansial. Mulai dari koperasi, kegiatan pertanian yang mampu memproduksi berpuluh-puluh ton kentang, pecinta alam, usaha catering, pelatihan komputer, kesenian rebana yang sering diundang mengisi acara, PAUD, dan banyak kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut dimulai dari buku yang ada di perpustakaan. Perpustakaan Bergema berkerjasama dengan berbagai pihak antara lain Perpusda, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, Departemen Agama, berbagai instansi dan perusahaan yang lain. Bersama-sama, terpadu dalam usaha meningkatkan SDM dan kesejahteraan warga masyarakat.
Ketiga, banyak kegiatan yang di selenggarakan, bermanfaat dan men-stimulus warga, maka lambat laun masyarakat akan timbul perasaan membutuhkan. Hal itu yang sekarang dirasakan perpustakaan Bergema di Kab. Wonosobo. Simbiosis mutualisme, saling menguntungkan bagi masyarakat, bagi pemerintah ataupun bagi perpustakaan itu sendiri. Dengan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan perpustakaan maka berhasil tujuan perpustakan, dan bagi masyarakat sendiri akan meningkatkan kualitas SDM mereka, sementara bagi pemerintah secara tidak langsung akan mempermudah dan mensukseskan jalannya pembangunan. Dengan SDM yang tinggi senantiasa program-program pembangunan yang dilaksanakan akan berhasil sesuai dengan harapan.
 Sementara di Kabupaten Semarang, beberapa desa sudah memulai mengembangkan perpustakaan yang terpadu. Seperti Perpustakaan Cemerlang desa Tlompakan Kecamatan Tuntang yang sudah merintis bentuk perpustakaan terpadu. Baru-baru ini, Perpustakaan Cemerlang tersebut berkerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Semarang dengan layanan Gratis, Layanan Kesehatan Gratis dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Kec. Tuntang, Badan KB dan PP Kab Semarang melalui kegiatan seminar pemberdayaan perempuan. Sebelumnya, Perpustakaan Cemerlang yang dikelola Ibu PKK juga pernah mengadakan berbagai pelatihan, mereka dibantu PNPM menyelenggarakan pelatihan menjahit dan bordir serta pelatihan membuat makanan ringan. Semua hasil ‘karya’ para ibu PKK kemarin juga ditampilkan pada acara bazar yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Cemerlang.
Tentunya selain perpustakaan memberikan informasi melalui buku, perpustakaan juga bisa ‘memancing’ peningkatan perekonomian melalui sumber pendapatan dari keterampilan rumah tangga yang diperoleh dari perpustakaan. Hal positif yang perlu di terapkan...dan Perpustakaan jangan (lagi) dilupakan!!! Majulah Perpustakaan....
Pernah diterbitkan di majalah : buletin pustaka
\Staf Pengembangan Kantor Perpustakaan daerah Kab. Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar