Minggu, 29 Mei 2011

CANDI KEDULAN

ekspedisi rorojongrang


Tidak banyak referensi langsung yang bisa saya dapat, karena di candi ini saya mengalami kejadian yang membuat hati saya agak kecewa (baca:dongkol). Selain tidak ada petunjuk sama sekali/ papan arah yang menuju candi, saya hanya mengandalkan informasi bertanya pada orang didaerah itu yang kebetulan saya temui, dan celakanya banyak yang tidak tahu menahu keberadaan candi ini.
 Berbekal sebuah peta buta yang bener - bener buta karena hanya mencantumkan sebuah jalan masuk disekitar km.14 berdekatan dengan Candi Kalasan. Cukup lama saya mencari keberadaan candi ini, mutar2 sambil berharap ada petunjuk/ maupun tulisan dipinggir jalan, hamper 30 menit saya mencari dan nyaris putus asa, ada juga yang mengetahui keberadaan candi ini. Sebenarnya candi Kedulan ini hanya 2 km. dari jalan raya. Hanya memang tidak ada petunjuk sama sekali. Selain memang harus masuk lagi di tengah persawahan penduduk sekitar 100m. sehinga cukup kesulitan bagi orang pertamakali menuju candi Kedulan ini.
Dan puncak kekesalan saya, sama sekali saya tidak boleh memotret/ lihat candi ini oleh petugas keamanan yang ada saat itu, Hari Rabu tanggal 19 Meil 2011, pukul 8-9 pagi. Ceritanya, ketika saya sampai, langsung minta ijin untuk berkunjung ke Candi Kedulan, yang saya dapat diluar dugaan. Dengan muka menunjukkan tidak ramah sekali (seperti tampang saya kolektor illegal saja!) Tidak boleh, harus ada izin dari kantor untuk pemotretan disini!!, (lha kok pake bentak sic, (dalam batin saya…) “Pak saya hanya seorang yang mencintai candi, saya tidak punya pamrih apapun berkunjung kesini, tujuan saya hanya pingin leihat dan menikmati keagungan karya nenak moyang, tidak neko-neko, hanya itu pak, kamera yang saya bawa ini juga untuk mengambil gambar sekedar kenang-kenangan bagi saya untuk bukti saya sudah sampai Candi Kedulan”
“Maaf mas, tidak boleh, kalau mau minta surat izin ke kantor dulu itu peraturannya! Petugas keamanan Candi Kedulan sambil petantang-petenteng. Saya masih mencoba member pengertian “Kalo hanya untuk keperluan pribadi tetap ga boleh? Atau saya tunjukkaan koleksi foto2 saya di beberapa candi lain pak?” masih saya mencoba melulukan hati arogan pak penjaga itu. Hasilnya = nihil.
Ya sudahlah, daripada tidak ada hasil gambar sama sekali saya ambil gambar dari luar, tidak apa-apalah, itu cukup mengobati kekecewaan saya.. semoga kejadian ini tidak menimpa pecinta candi lain yang berkunjung ke Candi Kedulan. Semoga!
Menurut sumber informasi yang saya kumpulkan, candi ini memang baru diketemukan tahun 1993.
Keadaan hasil temuan candi yang berikutnya dikenal dengan candi Kedulan ini masih berupa reruntuhan. Penggalian candi, untuk menyusun kembali sampai saat ini katanya masih terkendala berbagai hambatn, salah satunya keadaan tanah disekitar reruntuhan candi yang merupakan persawahan, sehingga saat digali, banyak mengeluarkan air dang membentuk sebuah kolam.
Candi Kedulan adalah sebuah candi bercorak Hindu yang terdapat di Dusun Kedulan, kurang lebih 3 kilometer dari Candi Kalasan. Candi ini ditemukan secara tak sengaja oleh para penambang pasir pada 24 November 1993. Kesenangan yang berbeda akan didapatkan bila mengunjungi candi ini, sebab anda bisa menikmati proses rekonstruksi candi yang sangatlah rumit (seharusnya....menjadi wisata rekontruksi yang menarik jika penjaganya tidak searogan yang saya alami)
Mengelilingi daerah sekitar lokasi penggalian, akan dijumpai batu-batu candi yang tengah direkonstruksi dengan cara mencocokkan batu satu dengan batu lainnya. Batu yang telah berhasil dicocokkan diberi simbol-simbol tertentu yang ditulis menggunakan kapur. Tampak konstruksi sementara bangunan pagar pembatas selasar candi, atap, bilik candi dan beberapa bagian tubuh candi lainnya. Terlihat pula lingga dan yoni yang diduga merupakan komponen yang mengisi bilik candi.

Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Seperti halnya dengan Candi Sambisari, candi ini ditemukan terletak tiga sampai tujuh meter di bawah permukaan tanah, kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari gunung Merapi yang diduga kuat meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11 (kira-kira tahun 1006). Karena jenis tanah yang berada di sekitar candi terdiri dari 13 lapisan yang berbeda, maka kemungkinan besar bahwa candi ini tertimbun lahar dalam beberapa kali letusan (13 kali).
Jenis arsitektur dari candi ini terlihat mirip seperti gaya Candi Sambisari dan Candi Ijo. Candi yang mempunyai hiasan berupa relief mulut kala (raksasa) dengan taring bawah ini pertama kali ditemukan di tengah sawah pada tahun 1993 oleh para pencari pasir yang mengeduk pasir untuk bahan bangunan. Pada tahun 2003 di lokasi penggalian tersebut ditemukan dua buah prasasti yang ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta mengenai pembebasan pajak tanah di Desa Pananggaran dan Parhyangan untuk pembuatan bendungan dan irigasi serta pendirian bangunan suci bernama Tiwaharyyan di zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Beberapa arkeolog menduga bahwa prasasti tersebut berkaitan dengan pendirian Candi Kedulan. Bangunan suci Tiwaharyyan diduga merupakan Candi Kedulan itu sendiri. Desa Pananggaran yang diceritakan pada prasasti diduga berada di wilayah sekitar candi, begitu pula bendungan yang dimaksud. Namun sampai kini belum ditemukan jejak bendungan kuno yang dimaksud. Mungkin bendungan itu dibangun di Sungai Opak yang berjarak ±4 km dari lokasi candi, atau mungkin juga di sungai yang kini sudah tidak ada lagi karena tertutup lahar letusan Gunung Merapi seribu tahun silam.
Banyaknya teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan beserta pesona komponen candi menjadikan berwisata ke Candi Kedulan menarik untuk dilakukan. Kondisi candi yang masih dalam tahap rekonstruksi justru menambah kesenangan ketika mengunjunginya.


Papan Nama Candi kedulan....Saya tulisi sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar