Selasa, 03 Mei 2011

Pendopo Agung Trowulan


Pendopo Agung Trowulan


Berada di Dusun Nglinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan,

Mojokerto, Jawa Timur.
Tidak ada tiket masuk, namun donasi sukarela diharapkan.
Pendopo Agung Trowulan adalah sebuah bangunan pendopo Jawa bergaya Joglo yang dibangun antara tahun 1964 – 1973 oleh Kodam-V Brawijaya, berada di Dusun Nglinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Bangunan itu konon berada di lokasi dimana dahulu berdiri Pendopo Agung Kerajaaan Majapahit, tempat Mahapatih Gajahmada mengucapkan Sumpah Palapa yang terkenal itu.


Patung Gajah Mada yang diresmikan oleh Komando Pusat Polisi Militer pada tanggal 22 Juni 1986. Teks lengkap Sumpah Palapa Gajah Mada, menurut kitabPararaton adalah: : “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.”
Isinya menyatakan bahwa Gajah Mada tidak akan berhenti berpuasa sampai seluruh kerajaan yang namanya disebut dalam sumpah itu dipersatukan dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Patung Raja Brawijaya yang dinaungi sebuah payung kerajaan, dengan struktur bangunan Pendopo Agung terlihat di latar belakang.
Pendopo Agung Trowulan
Sebuah pemandangan di bagian dalam bangunan Pendopo Agung, yang hampir keseluruhannya terbuat dari kayu, kecuali dasar pilar yang menggunakan batu yang berasal dari jaman Majapahit.
Beberapa orang tampak tengah beristirahat di lantai pendopo, sementara beberapa orang lain yang tengah melakukan perawatan terlihat di latar belakang. Di sebelah belakang pendopo terdapat relief yang dipahat pada dinding yang menceritakan sejarah Kerajaan Majapahit. Ada pula nama-nama Panglima Kodam Brawijaya dipahat di salah satu bagian dinding.
Relief Pengucapan Sumpah : Hamukti Palapa


Petilasan Panggung, bangunan joglo berukuran lebih kecil yang letaknya di belakang Pendopo Agung yang dipisahkan oleh sebuah tembok, adalah lokasi yang dipercaya sebagai tempat dimana Raden Wijaya pernah melakukan semedi sebelum ia membuka pemukiman di hutan Tarik di tepian Sungai Brantas yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Majapahit.
Pendopo Agung, karena tempatnya yang luas dan teduh, sering dipergunakan oleh para pengunjung untuk sejenak beristirahat setelah berkeliling mengunjungi situs-situs bersejarah yang banyak dijumpai di daerah Trowulan. Sekali setahun, selama ritual perayaan Tahun Baru Jawa 1 Suro, tempat itu menjadi pusat kegiatan perayaan yang disebut Grebeg Suro Majapahit, yang menyajikan berbagai pertunjukan seni tradisional, ritual pembersihan senjata tradisional, serta pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Hayam Wuruk..... !!!
Sejenak beristirahat di Pendopo Agung Majapahit, angin sejuk cukup membuat semangat berkobar lagi untuk terus berkeliling mengenang Majapahit....



3 komentar:

  1. amit om makasih yo gambare oom tak tambahno nang dokumenku yo? dek januari kami ke trowulan kliling,matur nuwun

    BalasHapus
  2. nggeh....... monggo.... salam pecinta candi

    BalasHapus