Jumat, 04 September 2020

Gowes Blusukan ke Situs Sendang Banyubiru : Legenda Banyu berwarna Biru dimulai dari sini

Sendang Banyubiru
      Jumat 4 September 2020. Mumpung lagi musim gowes, ide gowes blusukan muncul lagi. Kalau dulu pernah saya mencoba gowes dari Ambarawa ke Situs Candi Ngembat di daerah Brongkol terasa aneh karena sangat jarang orang yang gowes. Namun di masa sekarang, walaupun bukan akhir pekan namun Jumat biasanya dipakai karyawan instansi/ kantor untuk berolahraga seperti gowes. Jadi sepanjang perjalanan saya ketemu dengan beberapa rombongan goweser. 
      Karena menemukan rekan dengan hobi watu sangat tidak mudah, ini ditambah hobi gowes… tambah langka pastinya. Tapi saya menemukan calon duet gowes Blusukan… Pie Kabare Mas Yohanes Salatiga… ? ayo blusukan gowes Salatiga area.. hehehee. 
Start Gowes Sendang Banyubiru
      Setelah gowes blusukan ini, baru saya sadar ternyata Situs Sendang Banyubiru sudah familiar dengan situs Sendang Banyubiru ini.. (saya terlewat/ sepertinya ada yang jahat menyembunyikan dari saya biar dulu tak saya tulis di blog…. Hahahha. Dugaan tapi mendekati kenyataan). 
      Untungnya ada berita yang cukup mengejutkan di suatu hari. Ada penemuan batuan Candi di dekat pasar Banyubiru, dimana seperti biasa ‘Ketua TACB like lone wolf : ada dimanapun situs baru ditemukan… sangar pokoknya….). Sambil menyimak dan menyimpan gambar kedalam memori, agar suatu saat jika sudah ketemu waktu bisa saya telusuri ulang.  (Di bawah saya sertakan dokumentasi rekan dari waktu-ke waktu Sendang banyubiru), agar kronologis waktu bisa terdokumentasikan.
     Dan Gowes hari ini bisa menyambanginya. Disambut batuan candi 'balok panjang', yang kemungkinan struktur batu candi penyususun petirtaan "Sendang Banyubiru"

Video perjalanan Gowes Blusukan di Link You tube : 

     Konon ceritanya Sendang Banyubiru ini adalah sebuah tempat yang menjadi cikal bakal nama Banyubiru itu. “Air sendang berwarna biru”, tak pernah kering walau kemarau panjang. Bapak Roni yang kebetulan saya temui saat kesini bercerita bahwa, sejarah Banyubiru sangat kuno, “Saya meyakini Banyubiru sudah ada sejak abad ke 7, jauh sebelum Ki Ageng Banyubiru bermukim di sini”, Bapak Roni membuka percakapan. Beliau adalah pegiat budaya yang juga mempelopori warga untuk bersama-sama nguri-uri Sendang Banyubiru ini. 
      Bapak Roni : 
Bapak Roni
     “Dulu sebelum kami selamatkan, banyak batuan sendang yang sudah dibawa orang”, jelas Bapak Roni. “Kemudian kami berkoordinasi dengan pak Kades tentang niat kami melestarikan Sendang Banyubiru yang merupakan identitas. Dan gayung bersambut, Kepala Desa mendukung dengan anggaran desa yang lumayan. Sehingga menambah semangat kami untuk terus menjaga warisan kuno ini. ", tambah Pak Roni.
Sendang Banyubiru
     Batu struktur candi sementara, saat ini ditata untuk nanti rencananya ditempatkan di tempat yang lebih layak 
Batu Candi Petirtaan Banyubiru
         Close up Batuan Candi  yang berbentuk kuncian:

      Semoga semakin banyak 'Bapak Roni' yang lain. Dengan semangat menjaga warisan peradaban masa lalu tentu menjaga identitas kepribadian bangsa pula.
     Sendang hasil Renovasi :
Sendang Banyubiru
    Blumbang Biru, dimana legenda air yang selalu biru memancar dari dalam tanah :

     Warga mempercayai bahwa nama Banyubiru berawal dari Sendang ini, Tokoh-tokoh penting di masa lalu pernah tinggal di Banyubiru. Air sendang juga tak pernah kering walau kemara panjang, juga berkhasiat untuk kesehatan.
    Saya tampilkan dokumentasi Sendang Banyubiru dari masa ke masa, yang sempat didokumentasikan beberapa rekan.
  • Pak Nanang Klisdiarto


  • Bu Noorhayati

  • Saya Dapat foto ini di Grup WA Dewa Siwa



      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Gowes
#hobikublusukan 
#gowessehat

Ditemukan Jejak keberadaan Candi ngablak, Candirejo Ungaran : Pipi Tangga Candi

Candi Ngablak, Ungaran
 
    Hari ini, Jumat 4/9/2020. Berasal dari sedikit salah sangka, ketika pak Plt kec. Ungaran barat menolak ikut blusukan Candi Renteng, tapi malah posting sesuwatu juga. 
       Walau salah duga, namun tetap saya screenshoot, tapi asline memang sedikit mbatin, woalah jebul karna kangen karo kembaran ora kembar Dampit makane wegah blusukan. Beliau posting temuan pipi candi di Ngablak Candirejo, yang notabene memang di wilayah beliau. Jadi di satu sisi saya juga berprasangka positif, walau sedikit mungkin saja ingin gerak cepat membackup. Nampaknya jiwa Pecinta Situs Watu candi Komunitas DEWA SIWA sudah mendarah daging di jiwa Bapak Eka, jadi berani meski sendirian. Selain dari komunitas, berlatar pejabat Kecamatan Ungaran Barat sehingga jalan Bapak Eka tentu lebih mudah. 
      Awalnya saya tidak ngeh, bahwa itu temuan berada di area yang dulu sempat saya juga telusuri... Link blog di : Candi Ngablak Candirejo Ungaran (Perlu sahabat baca juga agar tahu perkembangan kronologis situs candi Ngablak ini). 
     Ceritanya Bapak Turhamun, penggarap tanah kas Desa ketika akan menanam kacang, cangkulnya membentur batu. Ketika di gali ternyata batu itu berbentuk mirip gagang keris (istilah saya ambil di CandiPayungan Kaliwungu). 
     Lokasi, dimana Candi Ngablak berada :
Candi Ngablak, Ungaran
          Bersama TACB, Pamong Budaya, Pejabat Kecamatan dan Saya dari Komunitas DEWA SIWA meninjau lokasi penemuan. Dimana kami duga Candi Ngablak dulunya megar disini.
Penemuan Candi Ngablak Ungaran
      Temuan batuan tersebut memang berada di gumuk, dimana diduga dulunya pernah ada bangunan berbentuk candi. (Sekali lagi baca dulu cerita saya sebelumnya ya, biar nyambung). Sayangnya tak jelas batuan itu dibawa kemana, tak mungkin batuan struktur penyusun candi dibawa hampir semua ke bcb Jateng di Prambanan. Dugaan saya warga masyarakat waktu itu kena tipu yang membawa adalah kolekdol. Karena bila BCB mestinya malah dilakukan restorasi. Bukan malah dibawa semua, kecuali tentunya special. Bila kata warga "Batuan Yang dibawa banyak sekali bahkan lebih dari 3 truk". 
     Namun nasi sudah menjadi bubur, untuk menelisik ulang juga relatif sulit, banyak saksi mata juga hanya jarene saja. 
      Saat saya berkesempatan mampir Ngablak, Pejabat Kecamatan Ungaran Barat, Bapak Eka WP berkenan mengantar, juga malah ketua TACB Kabupaten Semarang juga ingin meninjau sekaligus survai awal lokasi penemuan plus Pamong Budaya Ungaran Barat, Mas Bram. 
Mas Bramantyo, Pak tri Subekso, Saya dan Bapak Eka WP (Pejabat Kec. Ungara Barat)
     Sesaat setelah dibersihkan :
Pipi tangga Candi
Tinggalan Candi Ngablak, Candirejo Ungaran
        
Foto : Candi Ngablak by Eka Budi 

      Pipi Candi, atau struktur batuan yang biasanya ada di kanan dan kiri Candi saat ini sementara diselamatkan di rumah Bapak Turhamun. 
       Harapannya sih struktur tersebut masih bisa diselamatkan, misal di bawa ke museum Pandanaran, agar masih ada bukti yang tersimpan dengan baik Sejarah Candirejo. 
    Close up

     Batuan peninggalan zaman Hindu Klasik ini dugaan saya sejaman atau berdekatan dengan era Candi Gedongsongo. Jenis batuan putih, perkiraan saya ini salah satu jenis batu piroklastik. Dulu akan nampak megah Candi Ngablak dengan batuan putih ini. 
Relief pipi tangga candi, nampak sederhana namun sangat indah.... :
Candi Ngablak : Kemana sekarang?
      Nama Desa Candirejo sendiri tentunya berarti pasti bahwa di area ini ada Candinya. Dari penyebutan sebuah nama tempat, orang dulu mengambil ciri mudah untuk penanda.
     Banyak sebaran situs di atea ini : (search Candirejo, Ungaran. di sasadaramk.com untuk mengetahui). 
       Dokumentasi peninjauan awal ada di Video penelusuran di Channel youtube

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Sampai ketemu di Penelusuran Selanjutnya....
Salam Kenal, dan mari nguri-nguri watu bersama Komunitas DEWA SIWA : 
Komunits Dewa Siwa
nb :
     Sebelum pulang dengan santainya Bapak Eka (saya membonceng), menempuh jalur lain kemudian tiba-tiba berhenti di depan WATU LUMPANG atau UMPAK!!!!, sedikit baper, namun apa daya..... Dan masih didekat candi ngablak Candirejo Ungaran. Dugaan saya sementara pasti terkait dengan Candi Ngablak..
Batuan candi Beralih fungsi 
    Semoga pemilik mengubah keadaan, minimal diperlakkukan lebih layak.... please ...
#hobikublusukan

Jumat, 28 Agustus 2020

Misteri Makam Dalangan : Struktur Batuan Candi Rentengkah?

Makam Dalangan

         Jumat 28 Agustus 2020. Lanjutan dari PenelusuranCandi Renteng, Tak Jauh dari Candi Renteng di jalan masuk menuju Kawasan Wisata Gunung Telomoyo ada sebuah makam keramat. Dulu dikenal dengan “Makam Dalangan’. Saat bersama anak istri ke Telomoyo beberapa tahun lalu, (sekitar 2014) sempat feeling pingin mampir. Namun karena bawa anak kecil akhirnya saya tunda. Kemudian saya mencoba bertanya di grup FB Komunitas Dewa Siwa waktu itu,  di jawab dengan sebuah dokumentasi dari Mas Hendrie Samosir yang memang benar benar ada.

Seingat saya Batu-batu Candi berbentuk balok berukuran besar. Sayangnya sampai saya nulis cerita ini tak dapat menemukan jejak digital foto unggahan mas Hendrie tersebut. Si Empunya juga kadung delete dari memori hp-nya. Sementara dokumentasi lain di dunia maya juga belum ketemu.

Alhasil Makam ndalangan memang benar-benar misterius. Dari selancar dunia maya yang saya lakukan, hanya ketemu satu cerita, yang cukup menarik (bantuan link berita online dari Legenda hidup blusukan : Pak Nanang Klisdiarto). https://Borobudurnews.com dengan artikel berjudul “Napak Tilas Tragedi Tewasnya Seluruh Kru Pewayangan di Kaki Telomoyo”.

Konon saat pertunjukan Pewayangan di Dusun Sepayung (nama dusun sebelum tragedi ini), ada angin lesus yang sangat besar…. Panggung wayang dan pohon-pohon besar rubuh menimpa seluruh kru pewayangan (Dalang, Sinden dan para Nayaga- Penabuh Gamelan) yang mengakibatkan tragedi memilukan tersebut. Kemudian seluruh korban dimakamkan di Makam yang dikenal dengan Makam Dalangan. Kemudian nama dusun berubah menjadi Dusun Dalangan Desa Pandegan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Sampai saat ini tak ada yang berani nanggap wayang kulit karena takut kejadian tersebut terulang lagi.

Kembali ke topik keberadaan batu balok di makam Dalangan yang dulu pernah saya lihat melalui foto mas Hendrie, adalah struktur batuan Candi.

Batuan Candi Di makam Dalangan

Setelah saya mencari beberapa literatur yang bisa saya coba telaah. Ketemu satu dari Veerbek “Raporten 1914”, yang hanya membahas Candi Renteng. Jadi dugaan mblawur saya batuan balok itu adalah bagian dari struktur Candi Renteng. Yang kemudian di pindahkan untuk dijadikan pathokan makam.

Jejak Batuan Candi di Makam Dalangan:

Pathok Makam Dalangan : Batuan Candi Renteng?

Pathok Makam Dalangan : Batuan Candi Renteng?

 Yang tersisa hanya beberapa Batu Kotak yang sudah dijadikan Pathokan Makam, sementara yang lain entah dimana. Dugaan saya yang lain menjadi pondasi bangunan di area makam. Bangunan Baru yang mungkin saja dipakai berfungsi untuk pendopo.  Sayang sekali…… mengorbankan jejak Candi Renteng. Padahal Candi Renteng lebih kuno dan lebih nyata sebagai sebuah sejarah bukan hanya legenda asal usul.  Sejarah memerlukan bukti otentik bukan hanya tutur tinular.

Saat ini oleh warga Makam Dalangan diberi Nama Punden Arum. Namun sejarah sisik melik keberadaan dan sejarah makam perlu juga ditambahi sebagai deskripsi singkat agar generasi muda tahu legenda di Makam ini. Legenda tentang asal usul nama Dusun Dalangan. Saya kemudian baru ngeh kenapa di gerbang depan ada gunungan wayang dan tatanan Pakeliran wayang yang membuat awalnya saya berkerut.

Link Channel Youtube : 


Sampai ketemu lagi di enelusuran situs dan candi berikutnya....


Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Nb:

1.Maturnuwun kepada rekan rekan Komunitas Dewa Siwa yang saya repoti ketika mencari literatur jejak Makam Dalangan ini ; Mas Hendri Samosir, Mas Widjatmiko, mas Eka WP dan Pak Nanang Klisdiarto.

2.Dokumentasi dari Pak Nanang di Link Channel Youtube beliau : https://www.youtube.com/watch?v=zxJaDoUJ3ak

3. Sumber bacaan : Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch-Indie 1914. Inventaris der Hindoe-oudheden op den grondslag van Dr. R.D.M. Verbeek’s Oudheden van Java. Samengesteld op het Oudheidkundig Bureau onder Leiding van Dr. N.J. Krom.

 

Kisah Candi Renteng di : Candi Renteng

#hobikublusukan

Candi Renteng, Riwayatmu Kini

Candi Renting
Candi Renteng jadi Pondasi

    Jumat 28 Agustus 2020, Ajakan Blusukan Pak Nanang tak mampu ku tolak, apalagi tujuan yang ditawarkan saya belum pernah penelusuran. Candi Renteng Grabag Magelang.

   "Sebuah bukti keberadaan "Candi" yang tersebar di pemukiman warga", pancing Pak Nanang kepada saya.

       Tentu saya  tak berpikir dua kali untuk langsung gass poll merapat ke markas. Dari Bawen, kami lewat jalur Banyubiru. Tembus Getasan kemudian terus lewat jalur menuju Prasasti Ngrawan, kemudian lurus sampai dengan rumah makan "Sere Wangi", Kami sebenarnya berniat silaturahmi ke Bapak Sutikto, kenalan Pak Nanang yang memberikan informasi Perihal Candi Renting. Namun ternyata saat kami kesini beliau tak ada di rumah. 


Penanda keberadaan Candi Renting : Rumah Makan sere Wangi

  








  




   Saya kemudian mengekor Pak Nanang, berjalan kaki menuju belakang Rumah Makan 'Sere Wangi', tepatnya sebelah Masjid. Tapi tepat saat di depan rumah sebelum Rumah Makan, Pandangan Pak Nanang terasa Aneh... "Ora reti po ra ngeh?", agak sedikit ngece.          Langsung saya berhenti dan mengedarkan pandangan. Ternyata epat di depan rumah, di halaman nempel di pagar :

Yoni Candi Renteng Pandean Lor, Grabag

        Konon Yoni ini berasal dari gumuk (bukit) di belakang perkampungan, warga menyebutnya Blok Reco. Sebenarnya ada Yoni yang masih komplit dengan Lingga yang beberapa waktu lalu ada di dekat sekolah. Namun informasi dari Pak Sutikto saat ini sudah raib... (informasi kehilangan inilah sebenarnya yang menjadikan pak Nanang ke sini lagi). 

Close up Yoni Situs Pandean Lor, Candi renting Grabag:

Yoni Pandean Lor Candi renteng

Vandalisme di Yoni Pandean Lor Candi Renteng

Cerat Yoni Pandean Lor Candi Renteng

sasadara manjer kawuryan di Yoni Pandean Lor Candi Renteng

      Saya kemudian diajak terus jalan menyusuri gang di sebelah rumah makan ...  dan ..... Dari jauh terlihat struktur batuan candi yang menjadi pondasi Rumah .......

Struktur Candi renting menjadi rumah

       Seketika saya memang tak tahu harus berbuat apa.... kira-kira 5 detik saya cuma tercenung diam. Namun saya juga menyadari tak ada sumber daya kekuatan untuk mampu mengubah atau sedikit menyelamatkannya.

bersama pemilik rumah

     Hanya bisa menyesali, namun bersyukur masih bisa menjadi saksi. Saya kesini rumah ini masih tahap renovasi dan nampaknya semua nanti akan ditutup plester dan semen. Bayangkan bila kesini dah tertutup dan tak nampak lagi keindahan Batuan Struktur Candi Renting.  Mirip kejadian Yoni di Sendangguwo Semarang yang karena arogan ditutup semen dan hanya tinggal kenangan

     Berdasarkan cerita pemilik rumah yang sekarang, beliau mendapatkan rumah inipun pulung, namun beliau juga mengetahui keberadaan struktur batuan candi. Saat ngobrol sama kami, nampaknya beliau juga sedikit merasa bahwa Batu ini adalah peninggalan kuno yang tak boleh diganggu. Sehingga beliau ketika merombak rumah... ketika di bawah lantai ada banyak batu kotak ya hanya dibiarkan dan ditutup lagi. Dilema memang..... ketika sudah ditutup, maka kajian, penelitian bahkan eskavasi penyelamatan akan mustahil, kecuali Bandungbondowoso kesini, tapi bagaimana lagi... Kami hanya seseorang yang hanya bisa menyarankan, menghimbau....

        "Dulu sebelum dibongkar, tiang rumah ini ada umpaknya yang lumayan bagus, namun 'dibawa' teman saya. Malah sepertinya ada tulisan", jelas empunya rumah. Kata 'dibawa' membuat saya gelisah, ada makna lain disini dan saya yakin bukan dibawa dalam arti tinggal cangking begitu saja.

         Kami kemudian lanjut ke belakang rumah yang masih tersisa jejak struktur batuan Candi Renteng, tapi entah sampai kapan. 

Struktur Batuan Candi Renteng yang terbengkalai, Pandean Lor Grabag Magelang

      Saat kami berkumpul di belakang rumah, beberapa warga nampak penasaran dan mendekat, kesempatan edukasi (---pikir kami), selain kami tanya tentang Blok Reco, kami juga menyelipkan haarapan kami agar masyarakat lebih peduli dengan tinggalan Candi Renteng.  

       Selanjutnya Pak Nanang memberikan kode untuk saya mengikuti beliau, mencari keberadaan sebuah arca di dekat masjid (informasi dari Bapak Sutikto). Yang masyarakat sekitar nampaknya tak ngeh ada arca di dekat masjid, akhirnya kami cari sendiri. 

    Setelah kami memutari dan meneliti di setiap detail sekitar candi. Akhirnya :

Arca Candi Renteng 

           Kami duga dari bentuknya, Arca Agastya sebagai pengisi Relung Candi Renteng . Warga sekitarpun hanya menatap takjub sekaligus kaget... ternyata ini Arca. Harus di uri-uri, minimal pemdes mencoba menyelamatkan yang bisa diselamatkan .. misal untuk sementara yang iconik seperti arca ini di pindah (diberi etalase) ke kantor Desa. Selain arca, terplester di pinggiran rumah juga struktur batuan Candi Renteng :

Struktur Batuan Candi Renteng

     Itu dulu yang bisa saya sampaikan. hati kecewa namun masih bersyukur.... Blog saya ini masih bisa menjadi saksi bahwa dulu percah ada Candi Renteng di Pandean Lor ini. Maturnuwun Pak Nanang dan Bu Bu Wahyuni.... hehehe. Blusukan hari ini bersambung ke Situs Makam Dalangan Telomoyo. 

Ada juga Video Vlog link Channel Youtube : 

https://www.youtube.com/watch?v=8eRSN42JYfg


Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Ini Candi Renteng, Pandean Lor Grabag Magelang

Literatur Candi Renteng dari tulisan Verbek, 



      Dari Tulisan itu.... Ada Nandi, Ada Arca Durga..... sekarang dimana?

     Juga tulisan dari Veronique degrot :


(saya dapat broadcast ini dari Grup WA, tapi dari siapa tak tahu.. semoga yang punya confirm, saya akan ijin mencantumkan sumber)

Sumber lain dari grup FB Dewa Siwa  : 

     catatan : 

Bila kedua orang yang punya broadcast tersebut tak berkenan akan saya hapus.... 


  Jangan lupa baca juga kisah sambungan Candi Renteng ini di : Makam Dalangan : Misteri

Sampai ketemu di penelusuran berikutnya.

#hobikublusukan

Senin, 10 Agustus 2020

Temuan Batu Bata Kuno dan Gerabah di Kolam Lele Dusun Tulung, Doplang Bawen

Perbandingan Batu Bata Kuno dan Batu bata masa kini
Batu Bata Kuno Doplang
            Selasa 11 Agustus 2020. Ketika dapat kabar seorang warga menggali tanah untuk dibuat Kolam Lele. Warga tersebut menemukan batu bata berukuran besar (=banon). Tentu pecinta situs dan watu candi macam Pak Nanang losss doll langsung gass ke lokasi, saya kebagian beruntung karena dikabari dan diajak. Sangat kebetulan hari ini jadwal saya free (Kerja terus kapan dolane?). Janjian setelah jam 2, membuat waktu memang sangat terbatas. Tapi tentu saya tak akan menyia-nyiakan waktu untuk turut serta menjadi saksi penemuan kepingan sejarah Bawen. 
       Bagi saya, ini menjadi sebuah potongan kecil puzzle yang nanti bisa disusun menjadi sebuah fakta sejarah peradaban kuno di kawasan ini. Sangat antusias sekali, bila harus menggambarkan bagaimana perasaan saya (asli bukan lebay), “Bagaimana tak antusias, jika warga menemukan biasanya berlomba-lomba menjual kepada mafia kolektor, eh ini Bapak Sukardi malah menghubungi Pak Nanang yang sudah terkenal malang melintang di dunia perWatuan kuno melalui Komunitas Dewa Siwa. 
      Dari markas komunitas yang terletak di Berokan Bawen, tepatnya di bakso Pak Keman Bawen (Sebelah masjid Berokan), kami ; Saya, Mas Seno, Mas Artdi dan tentu saja Pak Nanang dan Bu Wahyuni segera meluncur ke lokasi. Kurang dari 5 menit kemudian kami sampai. 
      “Sudah beberapa batu bata berukuran besar yang saya temukan, namun sudah pecah. Juga pecahan gerabah”, cerita Bapak Sukardi membuka percakapan. 
     "Sempat pula menemukan gerabah berbentuk kendi, namun saat ini saya lupa naruh dimana”, sesal beliau. 
      Lokasi bakal kolam lele yang berada tepat di bawah sendang (juga keberadaan pohon besar) plus kontur daerah berupa pinggiran gumuk (bagian sisi belakang rumah diatas berupa makam, menjadi penguat dugaan kami bahwa dulu di lokasi ini pernah ada sebuah bangunan. Bisa berupa petirtaan, bisa malah sebuah bangunan suci atau malah pemukiman. 
     Sambil menunjuk bagian belakang, bapak Sukardi (tepatnya di bagian septic tank) beliau berkata, “Dulu saat menggali kedalaman kira-kira 2m, ada tatanan batu bata yang ditata mirip lantai. Namun tak saya ambil karena ternyata batu bata itu masih tertata menumpuk sampai dalam”, tambah beliau. 
Beberapa Batu Bata Kuno yang dikumpulkan Pak Sukardi :
Banon Doplang
Juga pecahan kecil gerabah 
Potongan Gerabah
      
Sementara berubah fungsi dulu :

           Semoga penemuan Batu bata di Tulung Doplang Bawen ini menjadi pintu masuk penemuan-penemuan jejak sejarah yang lain …. 
      Titip untuk masyarakat dan generasi muda Dusun Tulung (Tulung adalah bahasa jawa yang berarti Tolong) … Save our herritage jejak peradaban Dusun Tulung Doplang ini” 
Link Youtube : 

      Foto bersama di lokasi :
Bapak Sukardi, Seno, Ardi, Nanang K, Bu Wahyuni di Tulung Doplang Bawen

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
#hobikublusukan