Jumat, 22 September 2017

Petirtaan Sendang Tlogo, Kalangan Sukoharjo Pabelan

Petirtaan Sendang Tlogo, Kalangan Sukoharjo Pabelan
        Jumat, 22 September 2017, lanjutan dari penelusuran Situs Arca Nandi UKSW, kami mencoba menelusuri makam yang berada di samping UKSW, namun kami tak menemui jejak kekinian disini. 
      Karena waktu sudah menunjukkan kewajiban yang harus kami laksanakan setiap hari Jumat. 
      Kami kemudian menuju masjid Turusan Salatiga, (dimana daerah ini beberapa bulan berikutnya saya pernah penelusuran disini), pertimbangan mas Dhany, satu arah dengan destinasi selanjutnya (mas Dhanny guide kali ini). Dari Turusan Salatiga, kami menuju arah sendang Tlogo Sukoharjo Pabelan. 
terowongan
     Melewati terowongan kecil yang diatasnya adalah jalan tol Semarang - Salatiga (Tingkir). Info yang didapat, "Dulu ada lebih dari 3 truk batu seperti itu, dibawa truk proyek tol entah kemana" kata mas Dhanny bercerita kepada kami seperti yang ia dengar. 
     Kami duga untuk struktur jalan... miris sekali. Yang tersisa ya hanya tumpukan batu, kami kawatir sekali... saat kesini pas ada proyek pembangunan sendang. Yang sudah - sudah proyek itu akan memusnahkan bukti batu ini dipakai untuk pondasi kemudian di cor di semen, ditutup untuk selamanya dan hilang musnah jatidiri para leluhur yang tentu saja awalnya untuk diwariskan. 
     Dengan bukti bukti yang sudah sangat terbatas ini kami menduga ini adalah petirtaan kuno, dengan bukti sumber air yang melimpah dan mengairi persawahan di sekitarnya.
    Apalagi di dekatnya, di seberang jalan tol ada gumuk yang ternyata menjadi destinasi ke empat. (Situs makam Seba) Saat kami disini, pandangan orang proyek memang aneh, tapi kami sengaja tak menjelaskan maksud kami, maksudnya biar mereka penasaran... namun ternyata cuek. 
      Close Up Jejak Petirtaan :







     Sebenarnya saat disini jam sudah menunjukkan waktu untuk makan siang, sehingga nampak kami berempat sudah tak tenang. Kebetulan saya bawa jatah makan kantor mie bihun dan 2 roti. 
     Akhirnya semua kami bagi rata.... jika bukan blusukan kami yakin tak akan mau berbagi mie di daun pisang di bawah tatapan para pekerja proyek kami makan seperti orang paling bahagia saat menemukan makanan.

 Video amatir : 

    Salam pecinta situs dan waktu candi,  Lanjut ke destinasi ke tiga : Watu Lumpang Sukoharjo Pabelan 
Petirtaan Sendang Tlogo, Kalangan Sukoharjo Pabelan
#takperlutenar

Nb : 
Terimakasih semua kontribusi fotonya : Lek Suryo, Mas Dhany, dan Mbah Eka WP.

Arca Nandi Di UKSW Salatiga

Arca Nandi Di UKSW Salatiga
      Jumat, 21 September 2017, kesempatan langka seperti hari ini sangat jarang saya dapatkan. Seperti seribu tahun sekali baru muncul... bagaimana tidak, rutinitas hari Jumat,  yang biasanya ada saja agenda di kerjaan, jadwal anter jemput anak,  dsb. Namun, kali ini mumpung anak libur plus agenda kerjaan kosong ya akhirnya niru aja rekan yang lain, Kode 7.0.3. ( Maaf ini kode rahasia) sekali kali lah.
Arca Nandi Di UKSW Salatiga
     Bermula dari informasi rekan, "Ada barang bagus ada  patung sapi di depan cafetaria UKSW", kata rekan tersebut, yang sebenarnya sudah sejak lama saya wanti - wanti saat yang bersangkutan bercerita saat itu mulai jadi Dosen di UKSW. Saya minta tolong dicarikan informasi keberadaan watu lumpang di area kampus.
      Diluar dugaan, setelah beberapa tahun berlalu, saya sampai lupa permohonan saya. Kang Pram ini ngabari, bukan yang saya maksud tapi tetap malah diluar ekspetasi saya : keberadaan Arca Nandi.
Ditambah beberapa hari lalu mas Dhani pamer blusukan dalam diamnya, dalam, penelusuranya ternyata mendapatkan sedulur anyar dalam perwatuan, salam kenal mas Sabda Alam (berjumpa di shopping center Salatiga namun tak sempat bertegur sapa, lain kali semoga masih berkesempatan di guide beliau).
Jadilah, penelusuran kali ini dalam rangkaian beberapa naskah, setelah berkoordinasi dengan The Partner Lek Suryo, kemudian berangkat dari perpustakaan Ungaran jam 9 bersama rekan Kode 7.0.3 mas Eka W. Prasetya, mampir di Tb. Dhanny Putra Karangjati, dengan maksud memaksa beliau jadi penunjuk arah.
Detail Arca Nandi Di UKSW Salatiga
      Singkat cerita, kami janjian bertemu di depan UKSW. Mencoba percaya diri masuk ke UKSW karena tentu saja usia kami nampak tanggung.... dimana mana berlalu lalang terlihat lebih segar. Achhh... saya pribadi jadi teringat jaman kuliah dulu.
     Kejadian lucu, jika saya dan Mas Eka WP, masih cocok lah masuk ke sini (walaupun usia tak mampu kami pungkiri) kaos berkerah, sepatu kets, Mas Dhanny celana pendek sandal nyumbang.... wkwkkwkw... Lek Suryo pake batik!!!, Cinta batik memang oke sic.... mmmmmwkwkwkkw.
Arca Nandi Di UKSW Salatiga
     Kami tertawa bersama, mentertawakan diri kami sendiri seperti alien di alam lain... wakakakak.  Sayang sekali momentum ini terlewat untuk kami dokumentasikan.
     Posisi kami sudah didepan Arca Nandi UKSW, Kami seperti berjamaah untuk jaim, tak seperti biasanya langsung jeprat-jepret cuek. Hahhaha. Hanya saya dan Lek Suryo yang nekat.
     Arca Nandi di seberang jalan masuk mobil, di seberang cafetaria UKSW.
     Arca Nandi sudah mengalami rekondisi, dari bekas cat sudah lebih dari 2x berubah warna, terlihat sisa cat hijau di bawah cat hitam yang mengelupas. Tak lagi eksotis memang.
     Tapi patut disyukuri, kepala arca masih utuh, walaupun 'tuannya' tak nampak lagi, maksud saya yang biasanya menyertai: seperti arca siwa,  lingga yoni lapik, ataupun struktur batu bangunan pemujaan masa silam. Nandi atau lembu = sapi adalah wahana dari dewa Siwa.
      Keberadaan Situs di area pendidikan mengingatkan saya akan Yoni Don Bosco yang digunkan untuk pembelajaran anak didiknya. Namun di UKSW ini saya tak tahu...... semoga ada pembaca yang tahu bagaimana.. hehehe,  serta menyadarkan saya harus segera ke Candi Kimpulan yang berada di area Perpustakaan UII Yogyakarta. Semoga segera terlaksana.

Video Amatir : 

     Maturnuwun Kang Alberto Pramukti, infonya... Salam Seduluran.

Gaya Sokyess... Mahasiswa Out of the Day :
Arca Nandi UKSW
     Salam pecinta situs dan watu candi, Penelusuran Berlanjut.... Ke Petirtaan Tlogo Pabelan
SSDRMK : Arca Nandi Di UKSW Salatiga

#takperlutenar

Sabtu, 16 September 2017

Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang

Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang
       Sabtu, 16 September 2017. Tawaran blusukan 3 hari yang lalu saat penelusuran di Situs Ki Demang Jatibarang Mijen, Semarang tak mampu kutolak. 
    Pujian pun tak perlu saya ungkap, karena mungkin malah mengurangi pahalanya.. heheheh. Sesuai tawaran, jam 1an saya dijemput dirumah, kemudian menuju lokasi. Tujuan utama penelusuran hari ini adalah runtuhan candi di Trisobo, Meteseh kec. Boja postingan rekan di grup WA dan FB. Walaupun.
Lumpang berada di seberang Warung Es Degan Mijen
     Informasi sangat terbatas dari pengupload,  namun kami berdua tak patah semangat. Tetap berpikir positif, mungkin belum terbuka hatinya berbagi info kepada kami (terutama susahnya info jika saya bertanya... maaf curhat).
      "Sebelum ke Trisobo, mampir dulu di Lumpang Mijen" , kata LekSur. Dari Gunungpati, kami lewat jalur alternatif yaitu SMPN 22 Semarang ambil kiri, Kaligetas, Duduhan (bertebaran situs di area Duduhan Jatibarang) tembus kubota/markas brimob bsb, kemudian ambil kiri melewati pasar Mijen.
     Petunjuk yang paling mudah, dari arah Semarang 100m sebelum Puskesmas Mijen, tepat diseberang warung es degan, "Mas Imam, di beri info rekannya", jelas Lek Suryo sesaat setelah parkir motor di lahan kosong.
Lumpang Mijen di Pojokan

     Lumpang tertanam ditanah dan  masih bertahan.
Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang
     "Awalnya info yang saya terima lumpang kecil,  saat kutengok ternyata ada lumpang yang berukuran lebih besar pula",  Lek Sur menirukan cerita dari Mas Imam
      Kondisi lumpang nyaris tenggelam didalam tanah, hanya penampang atas yang terlihat. Lumpang juga telah terpotong 30%.
Secara visual asli orang awam seperti saya, lumpang ini nampaknya "benar-benar" ditinggalkan.
Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang

     Didekatnya ada lumpang versi kecil. Dengan lubang lumpang nampaknya menyesuaikan ukuran. 
Situs Watu Lumpang Mijen, Semarang
    Hanya bisa menduga, jika lumpang yang besar mungkin adalah lumpang yang digunakan bersama untuk ritual orang sekampung pada masa itu, sedangkan yang kecil mungkin digunakan ritual pribadi (tentu saja bangsawan pada masa itu). 
      Maaf ini kesimpulan orang awam seperti saya yang tak punya background arkeolog atau sejenisnya... hanya seseorang yang cinta saja. 
       Dengan kerendahan hati menerima, pencerahan. Walaupun yang saya alami susah mendapatkan cerita dari yang katanya suhu... hahahhaha. Ilmu padi hanya retorika bagi mereka. 
      Maaf saya memang kecewa dengan beberapa oknum tersebut. Karena mungkin memang kisah di blog ini dianggap sebelah mata saja olehnya ... hehehhe, namun bagi saya.... ya memang begitu, saya terima dengan lapang dada, yang penting blusukan dan berbagi ikut meng-edukasi walaupun sepele saja yang saya lakukan. Abaikan jika kalimat tersebut agak lebay... Sesuai suasana... hahaha.

Video amatir :

The Partner, Lek Sur
Suryo Wibowo : di Situs Lumpang Mijen Semarang
Salam pecinta situs dan watu Candi.

Berlanjut penelusuran situs di Trisobo, Meteseh Boja.
#Takperlutenar

Candi Trisobo, Meteseh Boja

Candi Trisobo, Meteseh Boja
          Sabtu, 16 September 2017, lanjutan dari blusukan Lumpang Mijen dan Lapik Trisobo.  Dari Lapik Trisobo, melanjutkan penelusuran kami kemudian mengikuti arahan dari ibu yang ada di warung yang didepannya lapik berada. Sesuai petunjuknya, kami kemudian mencari Masjid Nurul Falah Trisobo, selanjutnya masuk ikuti jalan paving di samping masjid.
Sajen awal masa panen
      Di rumah terakhir, kami mohon ijin parkir dan bertanya arah menuju gumuk yang terdapat 'ceceran' tinggalan purbakala Trisobo. Dari beliau kami mendapat pencerahan arah, layaknya energizer bagi kami, walau saya belum makan siang tapi seperti di charge ulang. Semangat tumbuh lagi, walau kelaparan melanda.
      Melewati tegalan, rimbunan bambu, kemudian menyebrangi sungai, dari posisi sungai ini, gumuk candi terlihat, setelah itu menyusuri pematang sawah. 
     Kearifan lokal turun temurun, adat istiadat yang diwariskan masih dijunjung tinggi. Ritual sajen awal masa tanam terlihat ...
     Kemudian sampailah kami, (dari posisi terakhir kami parkir sampai lokasi dengan berjalan kaki butuh 10 menit saja).
: Gumuk Candi Trisobo, Meteseh Boja
       Yang terlihat benar-benar gumuk candi / bukit kecil tumpukan batu. Runtuhan candi yang terlihat seperti 'gumuk' dari berbagai macam struktur batuan penyusun candi.
     Saat langkah kami ayunkan menuju gumuk candi, bertebaran pula banon (batu bata berukuran jumbo) dibeberapa titik di sekitar areal kebun Singkong campur Sengon.
Candi Trisobo
     Berbagai bentuk batuan struktur bangunan suci masa lalu bergelimpangan.
       Bagian tangga masuk yang berelief,


Candi Trisobo : Ujung bagian tangga
       Kemuncak / Ratna/ hiasan di atap candi,




     Yang paling spesial : Arca Dewa Wisnu (dengan cirikhas nya Gada)... tapi itu baru dugaan saya....
Arca Dewa Wisnu Candi Trisobo


Arca Dewa Wisnu Candi Trisobo


Arca Dewa Wisnu Candi Trisobo

       Arca Dewa Wisnu dari Samping

Arca Dewa Wisnu Candi Trisobo


      Dasaran candi yang membentuk kotak persegi


Batu dengan pola, 



     Saat kami beristirahat, berimajinasi membayangkan bagaimanakah kira kira kemegahan bangunan ini 1500 tahun yang lalu.
    Entah ada apa, sesaat sebelum pulang saya tertarik mencoba menelusuri area barat dari gumuk candi Trisobo ini,  kira-kira 100m perimeter pandangan saya menangkap pemandangan yang menarik perhatian. Saat saya datangi, benar saja semacam umpak:      
      Umpak, alas tiang bangunan biasanya lebih dari satu, sehingga menjadikan kami mencoba meneliti lebih seksama, benar saja tak jauh dari umpak tadi ada 1 lagi umpak yang berbentuk sama. Kami tak berani mencari yang lain karena ada rekan komunitas yang memperingatkan kawasan ini banyak "saw3r"-nya, karena itulah kami urungkan, karena rumput didepan kami setinggi pinggang, tepatnya di area sengon di petak yang berbeda.
Candi Trisobo : Umpak 1

Candi Trisobo : Umpak 2
     Keberadaan umpak menambah dugaan sebuah bangunan lain selain bangunan suci (pemujaan/perabuan/percandian/dll) ada di sini, semua serba mungkin. Pemukiman pemimpin ritual = pendeta atau rumah singgah bagi Raja saat beribadah di Candi Trisobo ini.
Karena waktu sudah mulai beranjak petang, rasa lapar sudah tak bisa kompromi akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi blusukan candi Trisobo ini.
Candi Trisobo

     Saat kembali ke posisi motor parkir, kami dapat informasi keberadaan waktu dakon di Sebuah makam keramat, makam kuno yang di percaya warga sebagai sesepuh alias yang bubakyoso Trisobo. Tak mau menunggu lama, kami mencoba mampir, makam berada di area perkebunan karet, melewati pos keamanan, gang pertama kiri melewati jembatan besi. Sayangnya pintu makam terkunci. Makam inilah yang dikenal sebagai Den Ayu Putri, konon berasal dari serang banten. Entah pada masa kerajaan kuno Tarumanegara atau lebih kuno atau malah masa majapahit dan atau sesudahnya.
Candi trisobo : Tumpukan Banon
      Beberapa kali penelusuran area Mijen ini informasi yang kami dapatkan, samar-samar bermuara pada informasi tentang: area ini adalah gerbang perbatasan terdepan dengan kerajaan Padjadjaran sebut saja : situs Lingga patok perbatasan  tugu Semarang, Lumpang beranda bali BSB, Lingga ki Demang Jatibarang, situs Duduhan, situs Cangkiran dan banyak lagi (beberapa ada di blog ini). 
      Walaupun tentu saja masih bisa diperdebatkan mengenai masa bangunan ini berdiri, bisa pula masa Kalingga atau permulaan dinasti Syailendra dengan tinggalan yang berdekatan seperti situs di Batang dan Pekalongan.
Candi Trisobo : Diantara Sengon

     Bagi kami ini adalah pengalaman berharga, semoga segenap kawula Trisobo, Meteseh menyadari potensi wisata religi dan wisata sejarah yang menjanjikan, belum lagi alam serta suasana masyarakat pedesaan menjadi aset...  
Semoga Candi Trisobo mulia!




Video Amatir :

The Partner, Lek Sur:
Suryo Wibowo : Candi Trisobo















Salam pecinta situs dan waktu candi
ssdrmk : Candi Trisobo





















(Penelusuran Yang kedua saya, 26 Desember 2017. Surprisenya adalah ketika ada umpak yang nampaknya baru saja digali wrga saat akan mengolah lahan)
Video Amatir : 


#takperlutenar