Kamis, 15 Desember 2016

Menelusuri jejak Peradaban di Dusun Beku, Desa Gondang Kec. Limbangan

Lapik Arca Beku, Desa Gondang Limbangan
     





















Kamis, 15 Desember 2016.Dan 

       Blusukan "Kemisan" terus berjalan...
      Berkat postingan sangat menggoda Mas Ari As'huri, 6 desember sebelumnya. Langsung menjadi target utama saya. Barulah pada kesempatan kali ini, ritual Blusukan Kemisan destinasinya kami targetkan ke Dusun Beku, Desa Gondang Kecamatan limbangan Kabupaten Kendal. Kebetulan Mas Ari ini tinggal di Dusun Beku dan sangat dekat dengan lokasi yang kami tuju.
    Ditambah blusukan provokator dari lek wahid dan Mas Beny (double sindikat kerjo tapi dolan) semakin membuat menggebu semangat penelusuran saya. Harus segera.
     Kesempatan kali ini, kami (Saya dan Lek Suryo), bisa bertatap muka dan ngobrol langsung dengan mas Ari..  (bertambah lagi saudara kami). Rumah beliau ini ada di pinggir jalan Sumowono-Limbangan.
    Dari Rumah beliau, kami berjalan kami, melewati makam dan sampailah. Perjalanan menuju situs, kami abadikan di video amatir :
     
       Umpak ini berada di kebun milik warga, "Saya dapat cerita dari orang tua bahwa watu ini dipercaya masyarakat dulu akan dibuat masjid. Dalam proses pembuatan masjid tersebut, dipilih malam hari. Singkat cerita, ketika proses pembangunan masjid belum selesai ayam keburu berkokok. Sehingga pembangunan dibatalkan dan ditinggal begitu saja. Masyarakat mengenal watu ini sebagai watu Wali", jelas Mas Ari As'huri.
    Selain mitos tersebut, berkembang pula kepercayaan akan wingitnya watu ini.. sehingga 'amanlah dari gangguan', tambah Mas Ari seperti yang ceritakan kepada kami. Ada positif namun adapula kekurangnya. Positifnya watu ini terjaga namun kekurangannya generasi muda jadi tak tahu sejarah yang sebenarnya. Karena fakta yang sudah (di) kabur (kan) tersebut.
Lapik Arca Beku , Gondang Limbangan
   Dugaan kami, watu ini antara lapik dan umpak. Namun jika umpak dipastikan jumlahnya harus lebih dari 1. Maka untuk sementara saya menyimpulkan ini adalah Lapik arca yang ber-padma (ada teratai). 
     "Kita ke atas lagi, ada 2 watu tinggalan purbakala", tambah Mas Ari. Bukan kaget namun takjub, tanpa bertanya lagi kami langsung naik satu trap di kebun  sengon ini, rumput ilalang yang setinggi badan kami tak menjadi penghalang untuk nrabas. Hanya 10m dari lapik arca :
Lingga pathok beku Gondang

    "Dari cerita sesepuh pula, 2 watu ini memang ada kaitan dengan watu wali ( lapik arca )  yang kami lihat sebelumnya", terang Mas Ari As'huri 
    Sang pemilik lahan pun dari dulu tak berani memindah 2 watu ini barang sejengkalpun, karena takut kualat katanya. Jadi kuat dugaan masih insitu.
Watu Ember Beku Gondang Limbangan
     "Watu yang pertama, masyarakat menyebut dengan watu ember", kata Mas Ari. Ya mungkin saja karena mirip dengan ember proyek yang terbalik.
    




Watu Ember Beku Gondang Limbangan
       Watu ember, dugaan saya pribadi watu ini adalah ornamen bagian atas bangunan. Bisa pagar ataupun bangunan suci = kemuncak.
     Dua meter dari 'watu ember',  ada lingga pathok.
Lingga Patok, Beku Desa Gondang Limbangan

     Saya sedikit nekat menyimpulkan ini lingga pathok. Karena ciri yang saya dapatkan (tapi saya terima koreksi) karena saya memang nol ilmu arkeolog. hanya belajar satu persatu di dunia nyata per-blusukan saja.
      Sebenarnya 2 watu ini mirip jika hanya sekilas, namun ketika lebih detail dan close up akan nampak bedanya. Yang watu ember lebih mirip dengan bentuk bidang prisma karena kemiringan sudutnya. Untuk yang lingga pathok lurus keatas dengan bentuk oval diatas.



Video Amatir 2 watu purbakala (watu ember dan lingga patok)


     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi Saya, Mas Ari dan lek Suryo:
Lapik Arca ber-padma di Dsn Beku Gondang limbangan
    Matursembahnuwun mas Kopi n Gedang Gorengnya

Ketahui, lestarikan..... Jangan Abaikan....
Di situs Beku, Ds. Gondang Limbangan
Salam Blusukan

     Blusukan berlanjut.... Yoni Knock Down Masih di Desa Gondang Kec. Limbanga.

Jejak Peradaban di Dusun Penggik Desa Gondang Kec. Limbangan : Yoni Knock Down



   Kamis, 15 Desember 2016. Penelusuran lanjutan dari Lapik Arca, Lingga Dsn. Beku Desa Gondang Kec. Limbangan Kab. Kendal.
     Turun arah Limbangan kira-kira 1000m sebelah kiri ada gang menuju Dusun Penggik, masih di Desa Gondang Kecamatan Limbangan.
Gang Penggik Desa Gondang 

Masuk ikuti gang tersebut kira 200m melewati masjid dusun. 30m dari masjid tersebut di sebelah kiri tepat di samping depan rumah warga(lurus didepannya ada kandang shaun the sheep).
     Dan Posisi Yoni Knock Down bagian atas tergeletak miring di pinggir jalan. Video Amatir : 



    "Dari cerita warga, dulu pernah akan diambil (baca dicuri) warga dari desa lain. Namun entah kenapa tak jadi", cerita Mas Ari As'huri.
 
ada lubang tempat lingga
      Posisi Bagian atas Yoni ini aslinya ada ditengah ladang warga. Dari yang tersisa ini nampak sekali halus dan sangat presisi. Terlihat jelas rerat dan lubang lingga di tengah, berbentuk kotak.
Cerat Yoni Knock Down Gondang
   Video Amatir detail Yoni Knock Down #2:
   Setelah mengeksplor Yoni Knock Down, kami kemudian melanjutkan menelusuri info selanjutnya dari Mas Ari.
   Sebelumnya mendokumentasikan dulu :
Yoni Knock Down Gondang Limbangan
     Sebagai Kenang-kenangan :
Dusun Penggik Desa Gondang Kec. Limbangan  
     Untuk petunjuk, mending tanya face to face tanya beliau sendiri ya ... cukup rumit karena lewat nrabas ladang warga, melewati kebun pepaya.   
Jejak Purbakala di Gondang Limbangan
   Ada 2 watu purbakala yang nampak dan terlihat,

Video amatir : 


  Lingga :
      Dilihat dari detail, (Namun sayang kami ta bawa alat meter) dugaan kami ini adalah lingga pasangan Yoni Knock down yang sebelumnya kami temukan.  
   kondisi lingga sudah tak utuh lagi, bagian atas sudah rompal, bagian yang oval sudah hilang.
    Detail close : ciri lingga yang identik dengan lubang Yoni Knock Down.
Lingga Yoni Knock Down Gondang Limbangan Kendal.
   Watu Umpak,warga mengenalnya demikian, 
Watu Umpak


     konon di sini, "Dulu ada arcanya, namun sekarang sudah dicuri orang", Jelas Mas Ari As'huri. "Bahkan saya pernah mendengar ada warga yang menemukan sesuatu yang berharga disini" tambahnya.

 Saat kami berdua (Saya dan Lek Sur) sedang 'menikmati' (baca=mendokumentasikan secara detail sambil mengira-ira dimana yang lain) 2 watu purbakala ini. Mas Ari berteriak Histeris. 
     "Lumpangnya di sini mas", teriak Mas Ari. Kami segera bergegas dan ini dia penampakannya: 
Lumpang Penggik Desa Gondang Limbangan

     T
ak jauh ada lubang bekas galian yang menampakkan bukti adanya tinggalan Batu Bata jumbo...





BUKTI MANAKAH YANG KAU SANGKAL????




Salam Pecinta Situs dan Watu Candi :
Situs di Dsn Penggik Gondang Limbangan
Salam Blusukan Garis Keras :

     Mari Ketahui Jatidiri untuk 'sangu' anak cucu kita.
Ari As'huri 

     Maturnuwun Mas Ari As'huri. Guide spesial, Kopi ireng dan Gedang Goreng sekaligus ngobrol santainya di rumah njenengan. sambil menikmati Pemandangan yang menakjubkan...


:
bulan dan matahari di hp @ssdrmk
++ kisah tambahan
   Dan terjadilah... hp saya jatuh yang cukup parah. namun sekali lagi... saya mencoba tak menghubungkan dengan aktivitas kami blusukan... Saya tepis kemungkinan penunggu marah karena lokasinya sedikit kami bersihkan, saya tepiskan dugaan saya injak bekas tempat suci masa lalu. Karena ketidak tahuan saya. hanya satu faktornya.. karena kecerobohan saya. Jadi maaf untuk sementara ini bila wa,sms,tlp,messenger ta saya respon cepat. HP belum dibawa ke sangkal putung. maaf edisi curhat.... HP rusak blusukan kacau.

Minggu, 11 Desember 2016

Menengok Arca Ganesha di Lingk. Rengas Kelurahan Kupang Ambarawa : Jejak Peradaban

Minggu, 11 Desember 2016.
      Berawal dari rencana di jauh hari sebelumnya. Komunitas Dewa Siwa akan mengadakan kegiatan "Gathering" bersama Keluarga. Pas sedang mematangkan rencana, Pak Nanang klisdiantoro posting penelusuran Ganesha di Belakang SMK Islam Sudirman Ambarawa. Dan Pak Nanang ini Juragan bakso, yang juga buka warung di Berokan Bawen. Jadilah... kegiatan Kami adakan di lokasi warung Beliau "Bakso Pak Keman".
    Ngobrol ngalor ngidul dari yang ringan sampai berat, dari yang sekedar gossip rekan Dewa Siwa sampai bahas ilmu percandian. Suasana kekeluargaan memang sengaja dibangun di pertemuan kali ini. Saya, Lek Wahid dan Mas Beny yang kebetulan bisa membawa serta keluarga masing-masing. 
     Maksudnya biar keluarga tak kawatir saat kita blusukan... karena sudah kenal semua. Beberapa foto guyub Dewa Siwa kali ini : 
Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen : Mas Hendri Lapar

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

DS di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Dewa Siwa di Bakso Pak Keman Berokan Bawen

Bakso Pak Keman Berokan Bawen
     Bagi kami, Dewa siwa lebih dari sekedar teman blusukan bersama, lebih dari sehobi, dan lebih dari 'edan' bersama. 
   Namun sudah seperti keluarga besar. 
    Di Kesempatan kali ini, kaos, kalender dan langkah kedepan kami bicarakan santai tapi serius sambil saling bercanda..
   Walaupun masih banyak yang belum bisa menghadiri, namun Komunitas Dewa Siwa senantiasa berproses untuk menjadi keluarga. Keluarga Pecinta Situs dan Watu Candi. 
   Terimakasih kepada Pak Nanang "Bakso Pak Keman", Berokan Bawen (Tanjakan menuju Gembol-Dari Ambarawa) yang telah mempersilahkan kami "Gathering" di Warungnya.
     Setelah makan bersama, Kami lanjutkan blusukan bersama dengan destinasi Arca Ganesha di Belakang SMK Islam Sudirman 2 Ambarawa. Tentusaja Guide Beliau Pak Nanang Klisdiarto. Sebelum itu kami mendokumentasikan terlebih dulu... 10 tahun lagi menjadi sebuah kenangan yang mungkin saja sulit untuk kami ulang. 
      Keluarga Besar Dewa Siwa

Komunitas Dewa Siwa : Pecinta Situs dan Watu andi
     Yang hadir :
  1. Artdie
  2. Beny dan Keluarga
  3. Derry
  4. Hendrie
  5. Suryo
  6. SSDRMK
  7. Wahid dan Keluarga
  8. Tuan rumah : Pak dan Bu Nanang Klisdiarto

    Sebenarnya lokasi dimana Bakso Pak Pakeman ada juga Arca Ganesha Ngrawan, Arca Nandi Ngrawan, dan watu candi Belakang Pos Kampling Ngrawan Lor. Tapi karena kami sepakat untuk menelusur yang 'masih panas', : Arca Ganesha Belakang SMK Islam Sudirman.
    Setelah foto bersama, kami meluncur melalui rute melewati SMKN 1 Bawen Kemudian pertigaan berokan ambil kanan arah Kota Ambarawa. Setelah Jembatan Sebelah kanan ada jalan keatas (Sebelah klinik), arah Sekolah (SMPN 5, SMK Islam Sudirman). 50 m dari SMK Islam Sudirman ada perempatan kecil, ambil kanan (penanda warung kelontong). Masuk kira-kira 100m. Jalan menurun kemudian belok kanan lagi mengikuti jalan beton dengan pohon bambu disebelah kiri.
      Lalu Sampailah :
Arca Ganesha di Kupang Ambarawa
     Dari ciri fisik, mudah dikenali ini Ganesha. Posisi Duduk, perut buncit dan hiasan padma di bawah arca. Kondisi Arca seperti yang bisa dilihat, sudah tanpa kepala arca, belalai pun tak berbekas... Penuh Lumut dan Jamur. 
Close up Arca Ganesha dari atas
     Kami mencoba memberikan advice kepada warga sekitar untuk merawatnya, minimal mengamankan dilokasi yang terlindungi dari alam maupun mafia kolektur murka bin b@#$@#t, maaf.... masih banyak berkeliaran yang melihat sesuatu ada uang nya... atau yang punya rasa ingin memiliki.
     Ganesa (Dewanagari) adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Dalam relief, patung dan lukisan, ia digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa). 

    Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. 
Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
    Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. 
    Beberapa kitab mengandung anekdot mistis yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu.
 Kisah tentang Ganesha lengkap baca di sini : (sumber www.mantrahindu.com
    Beberapa rekan mencoba menelusuri ulang 100m disekitar arca Ganesha ini. Namun tetap nihil. Masyarakatpun sudah tak ada yang tahu ihwal sejarah atau 'teman' dari Arca Ganesha ini

Ganesha Ambarawa : Komunitas Dewa Siwa
   Semakin lama sejarah jika masyarakat abai maka sejarah berganti dengan 'jarene' mitos bahkan 'tak tahu'!

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
@ssdrmk : dub smash di Ganesha Ambarawa
Blusukan formasi lengkap keluarga :
ssdrmk 











Pengumuman, barangkali berkenan membaca.
    Telah hilang disini : Sandal saya yang sebelah kanan ..... (Tertinggal)

Barang siapa menemukannya.. Akan saya pertemukan dengan sandal saya sebelah kiri
---
Terimakasih

Kamis, 01 Desember 2016

Menelusuri jejak Keberadaan Lingga di Dusun Ngrakas Desa Kaliulo Kec. Pringapus

Lingga di Kaliulo Pringapus
Kamis, 1 Desember 2016. Ritual blusukan Kemisan still go on. Kali ini ajakan direspon oleh Mbah Eka dan tentu saja sang guide MasDhany. Awalnya Mas Eka Slims, yang menelusuri pertama kali. Cerita yang dia dapati dari warga… Lingga ini sering berpindah-pindah dan kadang hilang tak menampakkan diri.
       Pada kesempatan lain MasDhany dan beberapa rekan lain menelusuri jejak keberadaan Lingga ini (+ LekSur)  (saya tak bisa ikut penelurusan yang kedua dengan guide Mas Eka Slims, karena saat itu hampir kena pinalti waktu  haghaghag...) hasilnya ternyata  Lingga ini telah raib dari lokasi.
Hingga satu hari, dimana MasDhany sang bos TB Dhany Putra (Karena supir nya tak masuk, maka bosnya yang kirim orderan bangunan). 
Lingga Ngrakas Kaliulo
Lingga ini berjodohlah dengan mas Dhany, dia jumpai di salah satu rumah warga yang pesan bahan bangunan tersebut. Diamankan kata si Bapak tersebut kepada Mas Dhany.
Dan hari ini, dengan kuasa waktu yang ditakdirkan kepada kami. Kami berkesempatan ‘menyentuh secara langsung. Saya dan Mbah Eka, Lingga Istimewa ini. Super sekali. Untuk pentunjuk arah, Mas Dhany nampaknya bersedia menjadi guide. Tagih saja!
Lingga Ngrakas Kaliulo
Berada di wilayah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarangm Jawa Tengah. Secara Administratif masuk di Dusun Kaliulo Desa Ngrakas Pringapus
Beliau yang bekerja sebagai tukang bangunan ini, menurut dugaan saya punya kelebihan dibanding warga pada umumnya. Yang paling nyata kelebihan rasa empati kepada tinggalan leluhur ini, melawan rasa takut warga akan hal mistis yang terlanjur melekat di pikiran masyarakat. Dan nampaknya memang beliau punya kelebihan lain juga….
Kondisi Lingga sangat mulus, Masih Nampak guratan lurus rapi dengan ujungnya melengkung yang menjadikan Bagian Brahmasutra terlihat anggun. Bagian Bawah lingga yang bersegi empat Brahmabhaga, diatasnya bersegi delapan disebut Wisnubaga, sementara diujung atas lingga dikenal dengan rudrabhaga. 
Setelah saya utarakan maksud saya kepada warga saat kumpulan, saya bawa sendiri dari atas bukit sana”, jelas beliau sambil menunjukkan arah dibelakang rumah kira-kira 500m di bukit di pinggir makam. “Saya bawa saat malam hari”, tambah beliau. “Saya tak bermaksud apapun, apalagi hasrat memiliki, hanya perasaan eman saja takut pusaka desa ini hilang”, pungkasnya.
Kami sepakat. Dan Salut… Semoga semakin banyak lagi warga masyarakat yang berjiwa luhur ini, bukan berjiwa kapitalisme…. Ingin mendapatkan uang! (Sayangnya banyak juga!!)
Lingga Ngrakas Desa Kaliulo Pringapus
Keberadaan Yoni, pasangan lingga ini tak ada yang mengetahuinya.. Entah sudah hilang, dirusak atau masih terpendam masih abu-abu alias misteri. Ketika kami berdiskusi panjang lebar, dan sangat memungkinkan adanya keberadaan Arca Nandi (Lembu/sapi), Yoni Pendamping dan struktur bangunan lain di sekitar nya, beliau sangat excited dan menjadi lebih terbuka kepada kami. Menjadi saling sharing dan berbagi pengalaman maupun pengetahuan.  Karena sesungguhnya misi komunitas kami yang paling penting adalah edukasi kepada warga masyarakat sekitar dimana situs berada…. Jika sudah tumbuh rasa ‘eman’, keberadaan sebuah situs akan terjamin. Se-simple itu tujuan kami.
Dilihat dari fisik lingga, yang menurut beliau baru sebatas dibersihkan dengan air saja. Namun sangat mulus tanpa lumut. Kami meyakini ini diluar nalar, namun masih dapat kami terima dengan pancaran aura Lingga ini yang kuat. Ritual menyiram Mentega dan atau susu jaman dulu membentuk lapisan proteksi pada lingga dan pada akhirnya memunculkan keistimewaan sendiri.
Setelah cukup berdiskusi, ngobrol dan nge-teh, kami mohon diri dan melanjutkan penelusuran jejak, masih di Kaliulo Pringapus. Keluar menuju jalan kampung kembali, kurang dari 5 menit. 
Situs kaliulo pringapus
Didepan sebuah surau (Mushola) watu Pendamping itu berada. Diskusi kami seru ketika membahas kira-kira batu Pendamping ini berfungsi sebagai apa…. Mbah eka mengajukan argumen…. 
Situs Ngrakas Kaliulo

Ketika proses ritual penyembahan kepada dewa, asumsi kami masih berkaitan dengan Lingga = Yoni – Siwa . Sesajen itu pasti ditempatkan di tempat yang spesial dan suci pula.
 Selain sesajen bisa pula, kemenyan, dupa atau piranti lain, gambaran jelas lagi seperti anyaman janur kelapa sebagai wadah dari sesaji tersebut.
Situs kaliulo pringapus
Bukan bermaksud apa-apa, karena dangkalnya pengetahuan kami… kami menerima koreksi. Diskusi kami hanya berasal dari sekolah otodidak, hasil penelusuran kami. Tanpa latarbelakang teori pendidikan ataupun pendalaman bahkan kajian. Koreksi bagi kami Biar menambah setetes pengetahuan.

Mari Ketahui dan Lestarikan
Ngobrol Santai dengan Pemilik rumah Di Lingga Kaliulo

 
Terimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak berperan dalam proses penulisan naskah kali ini… flow like a water… sangat berbeda dengan proses nulis naskah lain….  Maaf atas segala kekurangan.

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
 Lingga di Kaliulo Pringapus
 Dan Penelusuran masih terbentang luas untuk kita datangi
Mas Dhany, Saya dan Mbah Eka di situs Kaliulo

Nb : Semua foto by Dhany Putra