Dari penelusuran di
destinasi sebelumnya, (Lumpang dan Lapik Dusun Karangpadang) kami kemudian
keluar (kembali = balik arah). Untuk guide
ke lokasi pilih saja salah satu dari kami : (saya, Lek Wahid atau Mas Dhany).
petunjuk |
Singkat cerita, kami parkir
di dekat pertigaan, petunjuknya ada sebuah warung kecil, tempat Mas Dhany beli
Krupuk, wwkwkwkwk.
Kami berintirahat barang sejenak, sambil menunggu
Lek Wahid menemui Bapak Pri dengan pemilik lahan (dimana destinasi tujuan kami
kali ini), singkat cerita kami malah didampingi juga oleh pemilik Lahan. Malah
nampaknya ada raut bangga terpancar, sedikit lega hati kami, karena biasanya
terlihat raut jengah di beberapa situs lain saat ketemu dengan pemilik rumah/
tanah. Matursembahnuwun nggeh pak Pri
Keberadaan bangunan suci ini
didapat oleh Lek Wahid berkat keblasuk nekatnya, asal tanya, dan ternyata dapat
pula info yang berharga tiada hinga ini. Karena lek Wahid melakukan penelusuran
beberapa waktu sebelum ini, sehingga perjalanan kami, saat ini cukup dimudahkan.
Menyusuri jalan setapak,
naik dan turun tegalan yang cukup rapat, lembab dan banyak nyamuknya tak menjadikan
kami mundur, kira-kira 10 menit jalan kaki sampailah kami, namun saran kami
jika kesini pakai lengan panjang, sepatu plus
lotion anti nyamuk saja, rumput
lumayan lebat dan tinggi : demi keamanan.
Candi Gedong Banyubiru |
Dari kejauhan, walaupun
tertutup rumput yang merambat, namun watu kotak berukuran besar jelas terlihat.
Dan 100% kami meyakini ini
adalah Struktur dasar bangunan Suci masa lalu, yang saat ini orang mengenal
dengan istilah Candi . (Berasal dari kata candika, nama lain dewi Durga salah
satu istri Dewa Siwa).
Pak Pri dengan rela,
kemudian menunjukkan kepada Saya dan mas Dhany sisi terluar dari struktur dasar
bangunan suci itu = candi.
Tentu saja sambil kami membersihkan (ala
kadarnya—mencabuti rumput) sekitar situs ini.
Tangga Candi Gedong Banyubiru |
Karena pengalaman Lek Wahid
ke lokasi ini, kami tadi sempat meminjam sabit dari warga.
Dan sabit pinjaman
satu-satunya ini sangat berharga dimata kami. Karena semangat untuk mbabat suket tak bisa kami bendung.
Struktur Bangunan suci,
Bagian Tangga masuk menghadap ke utara, “Dulu
ada dua mas, namun yang satu sudah lapuk, rusak dan berceceran longsong”,
tunjuk Pak Pri kepada kami.
Dibagian inilah konon
menurut Bapak Pri adalah tangga kedua.
Candi Gedong Banyubiru : Runtuhan Tangga |
Dimensi Struktur dasar Candi
Gedong Banyubiru, 4,6m x 7,3m dengan bahan dasar batu Andhesit. Berpola, ada
Kuncian
Candi Gedong : Struktur dasar Candi |
Candi Gedong : Struktur dasar Candi |
Candi Gedong : Struktur dasar Candi |
Sambil berbincang bincang
dengan pak Pri, kami juga dapat cerita mengenai asal muasal desa gedong, “Sesungguhnya nama Gedong itu diambil dari
gedong di gumuk tengah alas ini”, papar beliau. “3 meter sebelah timur ada juga struktur batu kotak yang ada kaitan
dengan yang disini, mari saya tunjukkan”, ajak beliau.
Candi Gedong : Struktur batu candi |
Sambil berbincang-bincang,
beberapa warga yang mencari rumput ataupun kayu bakar tertarik dan mendekat.
Pensaran dengan aktifitas kami. Setelah Bapak Pri bercerita, ditambah (mungkin)
melihat semangat kami mencoba ‘nguri-uri’
budaya lokal dimana aslinya warga tersebut berdomisili, Tanpa diminta mereka
pun ikut membantu membersihkan.
Candi Gedong : Struktur dasar Candi |
Dan ternyata setelah kami
cermati, disetiap sisinya ada umpak. Uniknya disisi sebelah kiri berbentuk
bulat sementara dua lagi di sisi kanan berbentuk persegi empat.
Hasil akhir
Candi Gedong : Struktur dasar Candi |
Saat mengamati lebih mendalam,
kami berkhayal : untuk mengetahui bentuk struktur dasar bangunan suci ini =
candi, butuh pengambilan gambar dari atas. Kami berangan-angan seandainya ada drone. Dan jiwa heroik itu muncul…. Dengan kerelaan
sepenuh hati tanpa paksaan, lek Wahid memanjat Pohon! Memanjat…. Dari dua pohon
yang ada di area ini, sayangnya bukan pohon sawo yang dipilih… padahal bisa
cukup tinggi… haghaghag
Proses nya seperti ini :
Wahid Cahyono |
Wahid Cahyono |
Hasilnya,
Candi Gedong Banyubiru |
Imajinasi
kami berkeliaran, mencoba merekontruksi pikiran. Struktur dasar bangunan suci
yang terlihat, kemudian pola disetiap batunya serta banyaknya remahan batu bata
bekas bangunan diatasnya serta keberadaan umpak. Mencoba menyusun Puzzle,
kira-kira demikian. Sebuah Bangunan Suci berpondasi batu, berdinding bata dan
bertiang kayu ada dipikiran kami. (Maaf kami hanya berasumsi---)
Dari geografis, terletak di gumuk, atau
bukit kecil, lahan subur dan dekat dengan air (sayangnya kami belum sempat
menelusuri jejak peradaban di sekitar aliran sungainya—barangkali ada
petirtaan---)
Video Amatir saat kami disini (nunggu sinyal wifi ok saat upload.. hehehehe-- segera)
Potensi :Wisata Religi, budaya dan Alam yang natural serta Keramahan Penduduk juga potensi kuliner… Kami yakin bisa dikembangkan…. Tinggal mau apa tidak dan ingat jangan ada kepentingan terselubung!!!! Rahayu….
Rawapening dari Desa gedong |
Saat kami menuju lokasi ini, sempat bertemu dengan
warga Negara asing yang nampaknya backpaker-an di area ini…. Apa tidak
potensial? Alamnya sungguh indah! Saat perjalanan pulang pemandangan landscape Rawa Pening yang mempesona.
Sunrise pasti sangat indah….. dalam benak kami.
Tim Jejak penelusuran :
Mas Dhany Putra,
Dhany Putra |
Lek Wahid,
wahid cahyono |
(foto selfi dari atas pohon
sengon)
Salam Pecinta Situs dan Watu
Candi
Saya, Istri dan jagad
Yuk Berwisata Merekontruksi keindahan tingalan para leluhur.... Mengetahui Peradaban.