Kamis, 11 Februari 2016

Situs Watu Lumpang # 3 , Sidorejo bergas

Situs Watu Lumpang # 3 , Sidorejo bergas
     Kamis, 11 Februari 2015, Blusukan 'Kemisan" ini awalnya informasi dari Bapak Ris Winner di Grup DEWA SIWA. Di Komunitas Pecinta Situs dan Watu candi ini, kami memiliki semangat "Udan Tambah Edyan" le Blusukan.... Jadi walaupun hujan sangat deras namun kami tetap lanjut saja. Walau ada yang mlipir juga. heheheh yang merasa : mesem ae ojo nesu.
gambar 1 : jalan masuk sidorejo bergas
     Titik Poin di Toko Mas Dhanny Putra, pas di trafict Light Karangjati. Ngopi dan Ngobras sebentar kami lanjut penelusuran situs Lumpang yang ketiga, di area ini. 
Situs Watu Lumpang # 3 , Sidorejo bergas
   Dari Toko Mas Dhanny, kami balik arah melewati SD Bergas Lor 01 / gang sidorejo (gambar 1). Kemudian kami masuk melewati beberapa situs (link di bawah). Kira-Kira 500m kemudian sebelum 2 makam kuno sampailah. (petunjuk arah nyusul, nunggu mas Dhanny berladang di kebun, kebun beliau bersebelahan dengan situs ini. Tapi kenapa baru "nglegewo mas?" hehehehe)
    Watu Lumpang sebagai media penetapan Sima /  perdikan yang mendapat hak-hak istimewa tak membayar pajak. Hak ini biasanya karena keistimewaan daerah Tersebut. Fungsi selanjutnya, Lumpang tetap digunakan karena kesakralan lumpang tersebut. Seperti persembahan kepada dewi Sri dll.
Situs Watu Lumpang # 3 , Sidorejo bergas
    Sekedar tambahan referensi (saya lupa sumber nya): 
    Menurut naskah kajian area ini adalah Kutaraja pindahan dari kawasan dieng, selengkapnya di : 


    Beberapa situs di area ini, dengan Radius maksimal 200m. 
  1. http://sasadaramk.blogspot.co.id/2016/01/watu-lumpang-situs-pendem-sidorejo.html
  2. http://sasadaramk.blogspot.co.id/2015/08/watu-lumpang-situs-pendem-sidorejo.html
  3. http://sasadaramk.blogspot.co.id/2015/08/jejak-situs-pendem-lingkungan-sidorejo.html
  4. http://sasadaramk.blogspot.co.id/2015/08/menelusuri-watu-candi-di-makam-desa.html

     Selebihnya di radius 500m ada banyak lagi...., ada pula Ke arah Timur Ada Candi Ngempon dan Petirtaan Diwak. Sungguh bila kita pikir dan mencari benang merah ini akan membuktikan sesuatu : Sejarah itu benar, dulu area ini KUTARAJA!!!!!




Video Amatir :

     Bersama pemandu Mas Dhanny Putra dan Partner "Blusuk Kemisan" Lek Suryo Idein
di Situs Watu Lumpang # 3 , Sidorejo bergas
Save This, Not Only a Stone
Situs Watu Lumpang # 3 , Sidorejo bergas
Mari kunjungi dan Lestariakan

Kamis, 04 Februari 2016

Situs Kebontaman, Kalikayen Ungaran timur

Situs Kebontaman, Kalikayen Ungaran timur
Kamis, 4 Februari 2016
    Adalah blusukan lanjutan dari Situs Watukebo Kalikayen Ungaran Timur. Dari Dsn. Watu Kebo kami melanjutkan perjalanan  menuju Dsn Kebontaman Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur. Keberadaan situs ini sudah sejak lama saya peroleh informasinya dari rekan DEWA SIWA : Lek Trist.
Batas wilayah ungaran - tembalang
     Mengikuti jalur menuju Tembalang Kota Semarang, dsn. Kebontaman ini memang dsn. Kabupaten Semarang yang berbatasan langsung dengan Kota Semaramg.
          Kira-kira 5km kemudian kami sampai, jalan menuju Kebontaman relatif bagus, sudah betonisasi. Untuk mempermudah petunjuk arah, cari saja batas wilayah kabupaten/kota. (foto batas wilayah saya ambil dari arah Semarang. Terlihat ada pertigaan, sahabat ambil arah kiri (jika dari Ungaran sebaliknya, ambil kanan). Susuri jalan kampung laju pelan saja. Tak sampai 200m dengan penanda lapangan bola voli dan sampailah....
Tertinggal satu didepan rumah ini :
Situs Kebontaman, Kalikayen Ungaran timur
      Sebelum ketemu, kami sempatkan bertana pada warga, kebetulan warga tersebut nampaknya juragan kayu. Tanpa diduga dengan senang hati, "Saya antar saja mas, dekat kok", kata beliau sambil jalan kaki. "Dulu di lapangan bola voli dan sekitarnya banyak ditemukan watu candi, bahkan ada beberapa patung. Ada yang katanya dibawa Museum tapi lebih banyak yang dijarah mas", jelas beliau. Sayangnya saya terlupa tanya nama bapak pemandu kami tersebut.
     "Watu ini hanya sisa-sisa, yang mungkin tak sempat dijarah, dulu lokasi awalnya ya dilapangan juga", tambah bapak tersebut. 
     Seorang nenek si empunya rumah, mendekat dan menimpali, "Yang terpendam di bawah rumah juga banyak mas, banyak juga yang telah di 'pething' (di remuk dengan ukuran kecil untuk ngecor--), karena warga tak paham peninggalan seperti itu", tambah nenek itu.
     "Beberapa hali yang lalu beberapa WNA juga kesini mas, Yang tertarik itu malah orang jauh, kalau warga sudah tak acuh", tambah Bapak itu lagi.

    Kenyataan yang bikin sesak dada kami!!!!! namun inilah Fakta dan realita
      Watu candi yang berpola indah dan nampaknya menjadi struktur dari sebuah bangunan suci ini nampaknya sudah di inventarisir dinas terkait. Namun ya Sebatas itu saja.....

      Video Amatir di Kebontaman : 

Partner Blusukan "Kemisan" :
Suryo di Kebontaman
Salam Pecinta Situs
Mari Kunjungi Dan Lestarikan
was here; SItus Kebontaman
Save This Not Only a Stone!!!!!!

tambahan : 
    Sebenarnya pingin menelusuri dan mencari jejak masuk rumah kayu di samping rumah ini, karena saya sangat curiga dengan batu yang dipakai umpak penyangga tiang di beberapa sisi rumah, tapi karena selain gerimis, hampir magrib si nenek punya rumah tersebut tak ramah..... (sory sensor, omongane nylekit--UUD)

Situs Watu kebo, Kalikayen Ungaran Timur

Watu kebo, Kalikayen Ungaran Timur
     Kamis 4 Februari 2016, Blusukan wajib 'kemisan' istilah saya pribadi. Hari dimana saya meluangkan dan mencari destinasi situs yang belum saya telusuri. Seringnya saya bersama lek Suryo idein. Dan kali ini masih bersama beliau, (yang lain mungkin belum bisa).
     Tujuan nya adalah situs Watu Kebo dan Situs Kebontaman (naskah sendiri) Kalikayen Ungaran Timur. Informasi tentang Situs Watukebo ini saya dapatkan saat bersama rekan Dewa Siwa Blusukan Di Situs Watu Pawon Kawengen Ungaran Timur. Setelah beberapa waktu, baru bisa menyambangi, walau sebenarnya banyak informasi yang saya dapatkan dari rekan lain tentang keberadaan watu berwujud kebo di Kalikayen Ungaran Timur ini.
    Imajinasi saya langsung mengarah pada keberadaan Arca Nandi, yang biasanya warga menyebut dengan nama hewan seperti sapi, lembu, kebo, gajah, burung untuk menyebut tinggalan purbakala. 
     Cerita selengkapnya....
      Jalur dari Ambarawa, perempatan setelah pasar Karangjati saya ambil kanan (arah Perkebunan Ngobo), saya mengikuti jalan desa tersebut. Melewati desa watu gajah (pernah saya telusuri bersama mas Dewagita : ternyata memang batunya segede Gajah Purba), kemudian lewat pula Watu Lumpang Kalongan
       
menuju kalikayen : ambil kiri
Petunjuk paling mudah, menuju arah pemakaman berbayar "Heaven Hill"... pertigaan tepat sebelum makam mewah tersebut ambil kiri menuju Kalikayen (petunjuknya akan tembus ke tembalang, sedangkan jika lurus terus sampai di Mranggen Demak).
   Kira-kira kami bertanya sebanyak 2x kepada warga, karena watu kebo adalah salah satu dusun yang berada di Desa Kalikayen Kecamatan Ungaran Timur dan Masuk Wilayah Kabupaten Semarang. Petunjuk arah disetiap percabangan jalan juga tersedia 'panah arah dsn. watu kebo' sehingga akan memudahkan kita untuk menelusuri situs ini.
     Dan akhirnya, sampailah kami
Situs Watu kebo, Kalikayen Ungaran Timur
     Situs watu kebo ini terdiri dari batu batuan besar identik / mirip dengan hewan 'Kebo' kerbau dalam bahasa Jawa. Watu kebo ini pula menjadi cikal bakal nama daerah / dusun di sini. Kearifan lokal ini perlu di 'getok tular' agar anak cucu tahu jatidirinya... (menurut saya lo ya...) Para sesepuh desa perlu di gali tentang sejarah Watu kebo.... semoga orang asli watu kebo tergerak hatinya. 
     Ritual tertentu seperti sedekah bumi, tirakat atau mencari ihkwal 'togel' pada masa jayanya ramai disini (menurut sumber yang saya ajak ngobrol). Yang lebih menguatkan nama situs ini watu kebo, benar-benar terpapar kotoran kerbau di area ini. Karena bersebelahan dengan kandang Kerbau. (sungguh sayang kearifan lokal ini tergerus terlupakan.... padahal sumpah...!!!! selain unik, eksotis, pemandangan sekelilingnya menakjubkan. Kontur alam sungguh anugrah yang ta terkira namun ta tersentuh dan tak ada yang tergerak sama sekali. sungguh sayang)
watu kebo ungaran
    Melihat lebih dekat situs ini, saya pribadi meyakini  : adalah peninggalan megalitikum. Dimana masa itu berkembang Animisme. Bentuk yang nampaknya bukan alami, karena beberapa sisi watu terbentuk mirip pola tertentu. 
Namun dari inpo rahasia (wanti-wanti menyebut tak usah nyebut nama beliau) ada beberapa watu yang hilang dan dirusak, dengan alasan agama tertentu... sayangnya watu tersebut yang bentuknya khas dan berbentuk....'kabar menyesakkan dada". 

    Yang unik sekaligus misterius, masing-masing batu ada cekungan yang mirip lumpang, biasanya tempat menaruh sesaji untuk ritual tertentu dimasa lalu. Namun karena vandalisme jejak itu mulai tersamarkan.




           Situs watu kebo ini berada di ketinggian, yang bila melihat kanan kiri terhampar pemandangan menakjubkan. No picture (alasan klise : baterai saya habis....)
Video amatir : 












     Partner Blusuk Kemisan
Watu kebo, Kalikayen Ungaran Timur
 Judul gambar ini : 

Perjaka di antara dua Kebo....









Save This, Not Only a Stone...
Watu kebo, Kalikayen Ungaran Timur

Mari kunjungi dan Lestarikan
---
     Perjalanan Kami lanjutlan di Situs Kebontaman, kalikayen Ungaran Timur.


Kamis, 28 Januari 2016

Menengok Arca Nandi di Kawasan Wisata Watugunung Ungaran

Arca Nandi di Kawasan Wisata Watugunung Ungaran
Kamis, 28 Januari 2015
     Berawal ngintip hasil blusukan mas Beny dan mas Hakim di facebooknya sekitar bulan Desember 2015 lalu. Akhirnya setahun kemudian saya berkesempatan 'niliki' Nandi di Watu Gunung Lerep Ungaran ini.
     Jalurnya cukup mudah, alun-alun lama ungaran naik keatas melewati SMK NU kemudian Gerbang desa Lerep, Pertigaan di tanjakaan ambil arah kiri. Kira-kira 100m kemudian melewati kampung seni lerep yang sedang vakum, terus jalan lagi 100m sebelah kiri tepatnya di depan SDN Lerep 01 Watu Gunung berada. Awalnya Watu gunung merupakan villa pribadi yang kemudian di komersialkan menjadi sebuah destinasi  wisata alami pedesaan yang eksotis. Dari sumber terpercaya saya: pemiliknya masih ada hubungan keluarga dengan Pemilik Hotel Argo Puro Ungaran. 
    Namun sekali lagi saya tak akan mengupas Watu gunung sebagai destinasi wisata alam. Namun naskah ini saya tulis untuk mendokumentasikan keberadaan Arca Nandi di sini. 
    Masih sumber tersebut menceritakan asal muasal Arca Nandi berasal dari Genuk Ungaran (penelusuran yang hampir tak mungkin memang untuk mengetahui lokasi awalnya, terbayangkan betapa sulitnya mengorek informasi itu)
     Masuk bayar tiket 15 ribu rupiah, kemudian kami langsung mengedarkan tatapan mata di sekitar pos masuk. dan ternyata dipajang di sebelah kanan pos tersebut, tepat di pintu keluar.
Arca Nandi Watu Gunung Ungaran

   Terlihat perbedaan Arca Nandi dan Arca Dewa di belakangnya, mana yang tinggalan leluhur mana yang baru. Tentu saja Nandi nampak berwibawa walau kepala telah hilang. Selain perbedaan tersebut, kehalusan tekstur pahatan nampak terasa sekali, padahal Arca Nandi ini pastilah berusia ribuan tahun. 
Arca Nandi di Kawasan Wisata Watugunung Ungaran
     Keunikan arca Nandi ini, pada lehernya. Yang nampaknya semacam 'lego' saja, terlihat dari lubang di leher Nandi yang 'plug and play'. Sayangnya kepalanya tak ada.
    Detail Arca Nandi bagian belakang, membuktikan kehalusan pengerjaannya. Mestinya dalam proses pembuatan di dahului 'laku prihatin", belum lagi dahulu dipergunakan sebagai icon suci, manifestasi wahana Dewa siwa. Maka energi positif itu seharusnya masih terbawa.   
    Posisi Arca Nandi seperti duduk, kalau istilah dalam bahasa jawa "Njerom".
Video Amatir : 


Blusukan Kemisan bersama Lek Suryo dan Mbah Eka : 

Save This, Not only a Stone like other!
Mari Lestarikan, Bukan hanya Pajangan Saja!!!     

     Dan Hanya Arca Nandi ini yang menarik hati saya, walau harus mbayar tiket 15 ribu.

Minggu, 24 Januari 2016

Mengunjungi Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

Arca Ganesha Silurah, Batang
Minggu 24 Januari 2016
     Kisah Blusukan Lintas Kota Batang, Lanjutan dari perjalanan di Situs Balekambang, gringsing Batang. 
Peta Batang
    Dari Kecamatan Gringsing kami keluar menuju Jalan Pantura, kemudian seperti tergambar di peta yang jadi pedoman kami (peta batang), kami kemudian langsung menuju Subah, (rencana yang telah kami buat rute Subah-Pecalungan-Bandar-Wonotunggal-SILURAH). 
ngopi - udud dulu
    Sampai di pasar Subah kami rehat sebentar untuk sekedar mengisi perut dan mengobati dahaga, selain mengecek beberapa info/ pertanyaan saya tentang situs di sekitar subah (dari info telat kang Rahwan, ternyata ada satu yang terlewat : Yoni Kemiri Subah, yang ternyata sudah terlewat), Kembali lagi lumayan menghabiskan waktum padahal tujuan utama kami Arca Ganesha Silurah. Jadi Kami Putuskan blusukan lintas kota next saja.
     Karena tujuan kami masih jauh, sebentar saja, 2 batang rokok lah. Kemudian Kami melanjutkan perjalanan. Beberapakali bertanya, karena minim petunjuk arah (Bagi kami orang luar batang, harap maklum. Tak tahu medan dan sangat mengandalkan papan petunjuk).
@ssdrmk : menuju silurah Batang
      Akhirnya sampailah di Gerbang Selamat Datang Kawasan Silurah,     Tak Sabar rasanya, Segera sampai.... Finally
di gerbang silurah, batang
 'Ritual perpisahan', sebelum memasuki gerbang desa Silurah,  dengan Motor saya yang sudah menemani blusukan kemana saja sejak tahun 2010
bayar tiket dulu : menuju Silurah
     Dari Gerbang ini kemudian kami melanjutkan menuju lokasi. kira-kira 2km kemudian ketemu dengan loket penjaga karcis (@5rb per orang). Ternyata di Silurah ini terdapat pula wisata air terjun. Namun tujuan kami hanya situs Arca Ganesha saja. 
     Karena jalan cukup licin, kami tak berani sampai di area pedagang, motor kami parkir di area datar. 
Silurah : masuk area perhutani

     Kami lanjutkan dengan jalan kaki, "Kalau patungnya,  sudah dekat kok mas, 3 kali jalan menurun", jelas ibu bakul yang kami temui. Sempat menghidupkan semangat kami melawan lelah, letih perjalanan jauh dari Balekambang Gringsing tadi. Namun ternyata... 
Video amatir perjuangan menuju lokasi :
     Setelah berjuang cukup keras, Jalan cukup licin , namun tertolong titian dan pegangan yang secara swadaya dibuat oleh warga masyarakat. Salut! Dan akhirnya sampailah kami di Situs Silurah 
Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang


     Belum banyak dilakukan penelitian dan kajian tentang situs silurah ini, hanya diketahui keberadaan Prasasti Canggal diduga mempunyai keterkaitan dengan Silurah. (Prasasti Canggal pernah saya unggah di naskah Candi Gunung wukir, dimana prasasti itu ditemukan)
Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang
      Prasasti Canggal sebagai bukti sejarah Indonesia yang dibuat pada tahun 732 M atas perintah Raja Sanjaya menyebutkan bahwa “di Pulau Jawa yang masyhur ada seorang raja bernama “Sanna” atau Mahasanna (Sanna yang agung), yang memerintah rakyatnya dengan adil dalam waktu yang lama. Mahassana kemudian berubah menjadi Mahasin, yang kini dikenal dengan sebutan Masin, sebuah desa di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 
     Pada tahun 684 M Mahasin digempur oleh Sriwijaya. Senna bersama dengan putra mahkotanya lari selatan mendirikan padepokan di Desa Silurah, ditandai dengan adanya situs misterius dengan patung Ganesya dan peninggalan purbakala bercorak Hindu lainnya, sedangkan Sanjaya sebagai putra mahkota diungsikan ke daerah gunung Merapi. Itulah penjelasan yang dikutip situs pemerintah setempat. (sumber : kompasiana)
Dari Sisi Belakang : Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

    Dari beberapa sumber yang saya baca terdahulu, ada mitos di Silurah ini. "Bila seorang mempunyai jabatan datang ke situs ini niscaya akan terjadi masalah". 
     Dari wikipedia :  Ganesa (Dewanagari): adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umatnya, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
    Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Sementara dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa). 
     Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
    Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.


     Di samping arca Ganesha Silurah ini, tepatnya disebelah kiri dengan posisi lebih rendah berlantai plester biasa, arca tanpa kepala : konon menurut info yang saya dapat Arca ini adalah dewa Siwa.

    Keterbatasan informasi, arca ini insitu atau pindahan saya belum jelas. Namun bila benar ini dewa siwa... 
   Ganesha kan anaknya, "lha apa ga kuwalat? posisinya diatas Siwa?" 
heheheheh... cuma mengerutkan dahi saja... tak lebih.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
     Esensi Arca ini memang tlah hilang, sejak dipenggalnya kepala arca. namun bagi saya pesona arca ini masih mengagumkan.  
    Walaupun jejak vandalisme terlihat jelas, Namun aura wibawamu masih terlihat jelas.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
Dari Belakang : Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
 Sayangnya ada pemasangan MMT di depan arca ini, sehingga pemandangan cukup mengganggu.       MMT di depan Arca Dewa Siwa, saya pikir ini mengganggu pemandangan, walaupun tujuanya memang baik. 
mmt tutupi arca siwa
    Ada narasi tentang Arca Dewa siwa.... Namun malah nutupi arca Desa Siwa. (Semoga yang tersindir tak mengapa).


Relief Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang





    Detail relief Arca Dewa Siwa

Umpak Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
       Selain Keberadaan Arca Ganesha dan Siwa Juga terdapat umpak dan watu candi lain. Umpak di tempatkan di sebelah kanan ganesha dekat pagar masuk.
    Adapula beberapa struktur watu candi yang ditata di sekitar rumah arca ini








watu candi berpola, Silurah batang

    Watu candi kotak dan berpola yang ditata di jalan sebelum pintu masuk rumah arca
    Cerita sisi yang berbeda : Awalnya, naskah ini saya rencanakan ada detail foto dari arca Ganesha. Saya sudah pesan Lek Trist. Namun setelah saya tagih jawabanya : "Hilang semua file foto yang didalam pagar, tak logika, padahal foto diluar masih ada", jelas Lek Trist. Kami memang memaksa masuk area rumah arca ini untuk mendapatkan foto secara detail, mungkin itulah yang menjadikan foto di kamera lek Trist Hilang. "Padahal sudah uluk salam", "Saat lompat pagar kakimu injak umpak ga?"tanya saya. Hanya terkekeh... dan langsung..."Pasti itu, ada yang tak berkenan", jawab saya. "Ya Sudah lah"... yang penting niat kami menelusuri jejak peradaban leluhur dengan 'uri-uri' peninggalan nya sudah terlaksana. Mohon Maaf dan ampunan jika tak berkenan, lain waktu kami kembali dengan lebih baik lagi.. Mohon maaf penjaga/ juru kunci, lain waktu kami kesini di waktu yang agak siang.
     
gambar kami samarkan
Untuk mengisi kembali tenaga yang terkuras, Bekal dari Lek Tristno kami buka di Warung dekat Rumah Arca ini. (Maturnuwun ibu yang punya warung. Beberapa propertynya kami pinjam sebentar untuk makan. Piring dan Sendok, Bila ada yang cuci piring tak bersih cari Saja yang namanya Lek Suryo di facebook.. hahahaha video nya : 
 











   
melepas penat setelah menelusur silurah
Karena Hari sudah beranjak Gelap, Kami putuskan petualangan Silurah ini usai. Perjalanan nampaknya lebih berat. karena jalan pulang sangat menanjak....... no pict, no video... melangkah saja susah, teramat berat, jadi ta sempat ambil gambar.

      Trio Blusukan Lintas Batas Lek Suryo, Saya : @ssdrmk dan Lek Trist : 
di Situs Silurah batang
Mari Kunjungi dan Lestarikan