CandiBorobuduradalah candi terbesar peninggalan Abad ke 9. Candi ini terlihat begitu impresif dan kokoh sehingga terkenal seantero dunia. Peninggalan sejarah yang bernilai tinggi ini sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Namun tahukah Anda bahwa seperti halnya pada bangunan purbakala yang lain, CandiBorobudurtak luput dari misteri mengenai cara pembuatannya? Misteri ini banyak melahirkan pendapat yang spekulatif hingga kontroversi.
Dengan beberapa catatan dan referensi yang terbatas, saya coba menganalisis dan sedikit menguak tabir misteri pembuatan candi ini yang ternyata tidak perlu di-misteri-kan!
Desain Candi
CandiBorobudurmemiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.
Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit atau deretan bukit-bukit kecil yang memanjang dengan arah Barat-Barat Daya dan Timur-Tenggara dengan ukuran panjang ± 123 m, lebar ± 123 m dan tinggi ± 34.5 m diukur dari permukaan tanah datar di sekitarnya dengan puncak bukit yang rata.
Candi Borobudur juga terlihat cukup kompleks dilihat dari bagian-bagian yang dibangun. Terdiri dari 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk persegi dan sisanya bundar. Dinding candi dipenuhi oleh gambar relief sebanyak 1460 panel. Terdapat 504 arca yang melengkapi candi.
Material Penyusun Candi
Inti tanah yang berfungsi sebagai tanah dasar atau tanah pondasi Candi Borobudur dibagi menjadi 2, yaitu tanah urug dan tanah asli pembentuk bukit. Tanah urug adalah tanah yang sengaja dibuat untuk tujuan pembangunan Candi Borobudur, disesuaikan dengan bentuk bangunan candi.
Menurut Sampurno Tanah ini ditambahkan di atas tanah asli sebagai pengisi dan pembentuk morfologi bangunan candi. Tanah urug ini sudah dibuat oleh pendiri Candi Borobudur, bukan merupakan hasil pekerjaan restorasi. Ketebalan tanah urug ini tidak seragam walaupun terletak pada lantai yang sama, yaitu antara 0,5-8,5 m.
Batuan penyusun Candi Borobudur berjenis andesit dengan porositas yang tinggi, kadar porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan.
Kuat tekannya tergolong rendah jika dibandingkan dengan kuat tekan batuan sejenis. Dari hasil penelitian Sampurno (1969), diperoleh kuat tekan minimum sebesar 111 kg/cm2 dan kuat tekan maksimum sebesar 281 kg/cm2. Berat volume batuan antara 1,6-2 t/m3.
Misteri Cara Membangun Candi
Data mengenai candi ini baik dari sisi design, sejarah, dan falsafah bangunan begitu banyak tersedia. Banyak ahli sejarah dan bangunan purbakala menulis mengenai keistimewaan candi ini.
Hasil penelusuran data baik di buku maupun internet, tidak ada satupun yang sedikit mengungkapkan mengenai misteri cara pembangunan candi. Satu-satunya informasi adalah tulisan mengenai sosok Edward Leedskalnin yang aneh dan misterius.
Dia mengatakan “Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia (Candi Borobudur) mengangkat batu yang beratnya berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif.”
Edward adalah orang yang membangun Coral Castle yang terkenal. Beberapa orang lalu memperkirakan bagaimana cara kerja dia untuk mengungkap misteri tentang pengetahuan dia bagaimana bangunan purba dibangun.
Akhirnya didapat foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle.
Beda Coral Castle beda pula Candi Borobudur. Coral Castle masih menungkinkan menggunakan Block dan Tackle. Untuk Candi Borobudur rasanya block dan tackle pun masih belum ada. Lalu bagaimana sebenarnya cara membuat Candi ini?.
Candi ini lebih bernilai dan terkenal bukan pada misteri-misteri yang berserakan, tapi candi ini memiliki nilai design aristektur dan teknik sipil serta kemampuan manajemen proyek yang tinggi yang menunjukkan kemajuan pemikiran para pendahulu bangsa kita. Kita patut bangga!!!
Purwono (2009)
Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
I.Arti dan sejarah Istilah
Dokumentasi
A.Pengertian Dokumen Dari Berbagai Sumber
Istilah Dokumentasi
dari kata document (Belanda), document (Inggris), documentum (Latin).
Sebagai kata kerja document berarti: menyediakan dokumen, membuktikan dengan
menunjukkan adanya dokumen; sebagai kata benda berarti: wahana (wahana =
kebenaran, alat pengangkut, angkutan, alat untuk mencapai tujuan) informasi,
data yang terekam atau dimuat dalam wahana tersebut beserta maknanya yang
digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi, dan sebaginya.
Dokumen:
Poerwadarminta,
W.J.S. Kamus umum Bahasa Indonesia. (2007):
·
Sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau
keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian).
·
Barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos.
Dokumentasi:
· Pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (seperti kutipan-kutipan dari surat
kabar dan gambar-gambar).
Badudu, Jus. Kamus umum Bahasa
Indonesia (1976):
Dokumen:
1. Surat bukti
tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti.
2. Barang
tertulis yang disimpan yang sewaktu-waktu dapat dilihat kembali bila
diperlukan.
Dokumentasi:
Semua tulisan
yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila diperlukan, juga gambar
dan foto. Mendokumentasikan: mengatur dan menyimpan tulisan atau gambar atau
foto sebagai dokumen.
Ensiklopedi Umum (1977):
Dokumen adalah surat, akta, piagam,
surat resmi dan bahan rekaman lain baik tertulis atau tercetak yang memberi
keterangan untuk penyelidikan ilmiah, dalam arti yang luas termasuk segala
macam benda yang dapat memberikan keterangan mengenai sesuatu hal.
Dalam arti yang
luas, segala macam benda yang dapat memberikan keterangan, yang sifatnya tidak
terbatas hanya tertulis atau tercetak saja.
Pengertian
Dokumentasi Dan Dokumen Dari:
http://dalamzero1.blogspot.com/2009/03/pengertian-dokumentasi-dan-dokumen.html
Dokumentasi adalah:
1. Semua
kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.
2. Pengumpulan,
pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.
3. Kumpulan
bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian,
penghasilan sesuatu terbitan.
4. Penyimpanan
bahan-bahan deskrepsi tertulis dari program komputer.
5. Ruang
lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi.
6. Penyediaan
atau pengumpulan bukti atau keterangan, umumnya berari pencarian, penyelidikan,
pengumpulan,, penyusunan, pengawetan, pemakaian, dan penyediaan.
7. Arsip
kliping, surat kabar, foto-foto dan bahan referens yang dapat digunakan
sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam Pers.
9. The act or
an instance of furnishing or authenticating with documents. (Tindakan atau
suatu kejadian memperlengkapi atau membuktikan keaslian dengan dokumen)
10. The
provision of ships papers to a ship. (Kelengkapan dokumen pengiriman melalui
kapal/pesawat).
11. Surat
berharga, surat bukti yang diperlukan bagi sidang pengadilan.
12. Surat yang
dimiliki pemerintah, perusahan lain.
13.
Pendokumentasian, mendokumenkan, mendokumentasi, system dari dokumen.
14. Sesuatu
yang tertulis, tercatat yang dipakai sebagai bukti atau keterangan.
15. Pemberian
atau pengumpulan bukti-bukti dsb.
16. Deskripsi
tertulis dari program computer.
17. Ruang
lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolah, dan penyimpanan
informasi.
19. Pencarian,
penyelidikan, pengumpulan, penguasaan, pengawetan, penyusunan, pemakain dan
penyediaan.
20. Penyimpanan
bukti-bukti.
21. Collecting,
selecting, procesing, and keeping information in a field of science.
Dokumen adalah:
1. Surat yang
tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti keterangan atau
rekod.
2. Barang
cetakan atau naskah karangan yang dikrim melalui pos.
3. Rekaman
suara atau gambar dalam film dan sebagainya yang dapat dijadikan sebagai bukti keterangan.
4. Surat
berharga, surat bukti yang diperuntukan bagi sidang pengadilan.
5. Surat
berharga lainnya yang dimiliki pemerintah, perusahaan dan lain-lain.
6. (Latin:
Dokumentum) umumnya bukti yang tertulis, surat akte, piagam surat resmi dan
sebagainya
7. Pengumpulan
barang-barang, surat yang mengantarkan barang-barang yang dikirim.
8. Dokumen
sebagai kata kerja transitif berarti:
· mengatur,
melatih,dan membimbing.
· membuktikan
dengan keterangan, melengkapi keterangan dengan faktor-faktor, umpamanya
melengkapi pengaduan seseorang dengan keteranga-keterangan (fakta-fakta).
9. Naskah
karangan yang dikirm lewat pos.
10. Suatu
warkat asli yang dipergunakan sebagai alat pembuktian atau sebagai bahan untuk
mendukung suatu keterangan dalam dunia perusahaan di luar negeri.
11. Surat,
akte, piagam, surat resmi dan bahan dokumen lain yang tertulis atau yang
tercetak yang dapat memberikan keterangan unutk penyelidikan ilmiah, dalam arti
yang luas termasuk segala macam benda yang dapat memberikan keterangan sesuatu
hal.
15. Melengkapi
atau melampiri dengan dokumen dan mengkokohkan dengan bukti-bukti.
16. Bersifat
dokumenter, berkenaan dengan kejadian-kejadian.
17.
Pembuktian-pembuktian dengan dokumen.
18.
Naskah-naskah asli yang telah didaftar secara sah menurut ketentuan-ketentuan
dalam suatu peraturan.
19. Record.
20. Suatu
kegiatan atau pekerjaan aktif.
21. Memuat data
mengenai hasil riset buku dan sebagainya yang dipergunakan seorang peneliti
sebagai petunjuk untuk memperoleh informasi.
22. Penyediaan
dokumen-dokumen dengan pencatatan sumber-sumberinformasi khusus dari suatu
karangan atau tulisan, wasiat,buku, undang-undang dan sebagainya.
23. Semua bahan
pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan, dalam bentuk rekaman lainnya
seperti pita suara atau kaset, video tapes, film,slide, micro film, micro
fiche, gambar dan photo.
24. Suatu segi
material dari sebuah recorded.
25.
Pengumpulan, penyusunan, atau pengolahan berbagai macam dokumen mengenai semua
hasil aktivitas manusia.
26. Suatu usah
aktif bagi suatu badan yang melayani badan tadi dengan menyajikan hasil
pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan yang mengadakan
dokumentasi tersebut.
27. Sekumpulan
catatan baik dalam berbentuk tulisan maupun cetakan, serta rekaman tentang
peristiwa –peristiwa yang terjadi, pengalaman, pendapat-pendapat, penemuan
maupun spesifikasi.
28. Sejumlah
bahan-bahan bukti yang terekam atau tercetak dan memperlihatkan
karakteristik-karakteristik sebagian atau semua sistem manajemen, termasuk di
dalamnya seluruh berkas bahan bukti tentang pilihan-pilihan ataupun
keputusan-keputusan yang pernah dibuat sebelumnya selam pengkajian suatu sistem
pembinaan dan pengembangan sistem informasi mnajemen.
29. Kumpulan
bahan bukti baik dalam berbentuk tulian, cetkan, rekaman, maupun gambar-gambar
yang dilakukaan secara selektif, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat atau kemanusiaan.
30. Pekerjaan
aktif yang berkaitan dengan proses pengumpulan, pengadaan, pemrosesan,
pengolahan dokumen-dokumen yang dilakukan secara sistematis dan ilmiah,
sehingga berguna bagi para pemakai jasa informasi.
31. Webster’s
third new international dictionary:
“the bill of
heading and policy of insurance and some times, other papers that evidence or
effect the ship meant of goods, their insurance the transfer of title to the
consigned and other procedures and that an annexed to a documentary bill of
change.”
Di Indonesia ada
pengertian dokumentasi korporil dan dokumentasi literer. Dokumentasi korporil
menyangkut dokumen yang tidak tercetak atau terekam (dokumen peluru, barang
antik, preparat, dsb. Dokumen literer mengacu pada dokumen yang tercetak dan
atau terekam, misalnya: buku, majalah, kaset, peta, dan sejenisnya.
Dalam modul
Dasar-Dasar Dokumentasi membatasi pada dokumen literer saja.
Peraturan
Presiden No. 20 tahun 1961, tentang tugas dokumentasi dan perpustakaan, maka
yang dimaksud dengan dokumentasi adalah dokumentasi pustaka atau dokumentasi
literer. Tugas dokumentasi adalah menyediakan keterangan-keterangan dalam
bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti kata yang luas sebagai hasil
kegiatan manusia, dan untuk keperluan itu diperlukan mengumpulkan dan menyusun
keterangan-keterangan tersebut.
B. Dampak
Teknologi Komputer Terhadap Pengertian Dokumen
Muncul istilah:
· Hardcopy (salinan dokumen dalam bentuk cetak) dan Softcopy (salinan
berupa elektronik).
· Dokumentasi menyimpan deskripsi tertulis sebuah program termasuk
nama program, fungsi program, masukan/keluaran yang dibutuhkan, kemungkinan
ditulis dalam algoritma, bagaimana struktur datanya.
· Document Per Minute (DPM), jumlah data yang diproses dalam satu
menit.
· Document Root, sebuah direktori dalam file system web server yang
merupakan pangkat dari file-free untuk semua dokumen yang tersedia.
· Extention, perpanangan, perluasan (nama akhiran berkas digunkaan
untuk menandakan isi atau format dari berkas), misalnya: doc, gif, jpg, pdf, ppt,
txt, zip.
C. Hubungan
Perpustakaan dan Dokumentasi
Awal
perkembangannya, perpustakaan tempat menyimpan buku, kemudian meningkat menjadi
penyalur informasi dengan menyediakan bibliografi-bibliografi bidang tertentu,
menyediakan karya ilmiah, phamplet, laporan teknis, laporan penelitian, dll.
Abad ke-20 perpustakaan dituntut memberikan pelayanan yang lebih khusus yang
kemudian muncul perustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perturuan
tinggi dan perpustakaan sekolah.
Paul Otlet dan
Henri La Fontaine (akhir abad ke-19) memperkenalkan istilah Dokumentasi, dengan
ditandai terbitnya bibliografi internasional untuk semua bidang dengan
berdasarkan teknik dan strategi pustakawan, namun menggunakan UDC. Mereka juga
membuat analisis teliti (analisis mendalam) dari subyek-subyek guna membedakan
dari aktivitas pustakawan pada masa tersebut. Aktivitas tersebut mereka namakan
dokumentasi pada tahun 1895. Orang yang melakukan dokumentasi disebut
dokumentalis. Di AS, istilah dokumentasi diubah menjadi ilmu informasi.
Bagi pustakawan,
yang menjadi perhatian utama adalah obyek materinya (buku, majalah, dsb.),
sedangkan bagi dokumentalis adalah informasi yang dapat diperoleh dari dokumen
buku, artikel, majalah. Namun pendapat tersebut belum sepenuhnya benar. Sekarang
yang menjadi unit rujukan (referensi adalah dokumen yang memuat informasi, dan
informasi tidak bisa disusun tanpa menyusun dokumen terlebih dahulu. Informasi
memerlukan dasar dokumentasi dan melalui dokumen/bahan pustaka informasi
disalurkan. Sebelum disalurkan dokumen harus melewati proses pemilihan,
pengawasan dan penyimpanan.
Kesimpulan,
perbedaan aktivitas perpustakaan dan dokumentasi pada: (1) macam bahan pustaka
yang mendapat perharian, (2) cara penggarapan informasi yang terdapat di dalam
bahan pustaka/dokumen, (3) macam petugasnya.
II.Dokumen, Akses, dan
Pemanfaatan Informasi
Ilmu informasi
lebih independent dan bisa digunakan untuk berbagai lingkungan, sedangkan ilmu
perpustakaan terbatasi oleh bentuk lembaga induknya. Dalam dunia perpustakan pengertian
informasi lebih dikaitkan kepada penanganan dokumen dan terfokus pada isi,
lokasi, anotasi, klasifikasi, dan pengindeksan. Sedangkan dalam ilmu informasi,
perhatian terfokus kepada abstraksi dokumen, pemrosesan dokumen elektronik,
sosiologi pengetahuan, prinsip-prinsip manajemen informasi, dsb.
A.Dokumen sebagai Rekamam Memori Manusia
B.Manusia menuangkan gagasan-gagasan melalui berbagai
media mulai yang konvensional sampai ke elektronik.
C.Rekaman Analog dan Digital
D.Memori manusia sangat terbatas, oleh karenanya gagasan
dalam bentuk dokumen mulai dari yang konvensional (analog = rekaman yang tidak
dihubungkan dengan teknologi komputer) dan sampai penerapan teknologi (digital
= rekaman yang dihubungkan dengan teknologi komputer).
E.Wadah Rekaman Memori
F.Buku merupakan bentuk fisik pertama yang merupakan
bukti fisik wadah rekaman memori manusia.
G.Berkas/Rekaman Analog
H.Rekaman analog adalah rekaman yang tidak dihubungkan
dengan teknologi komputer, misalnya dokumen/berkas konvensional.
I.Berkas/Rekaman Digital
J.Awal perkembangannya, dibuat rekaman analog ke dalam
komputer. Perkembangan selanjutnya penyimpanan analog ke digital, misalnya
buku, film, kaset, VCD, DVD, foto, kertas koran, sehingga dalam bentuk
file-file komputer.
Panji terus bersedih
hati di taman mengingat penjelmaan Sri. Doyok dan Prasanta berlucu-lucu tidak pada
tempatnya diantara mereka sendiri. Saat ini Prasanta bercerita tentang pengalaman
isteri Raja Kadiri yang tertua kepada Panji. Panji menganggap pemberitahuan itu
sungguh-sungguh dan ingat akan berbagai kemungkinan.
Jalayana raja
seberang tiba di pantai Jawa dengan angkatan lautnya. Mereka mendiami Pasanggrahan
Tambak Baya. Dalam suatu rapat umum, patih memberitahukan kepada raja, bahwa puteri
raja Kadiri bernama Mindaka, sudah dikawinkan dengan sang Panji, tapi perkawinan
itu tidak baik jadinya: penganten laki-laki tidak suka pada penganten perempuan.
Raja segera menyuruh susun sepucuk surat untuk menyunting penganten perempuan itu.
Dua orang raja taklukan membawa surat itu kepada raja Kadiri. Sambil menunggu balasan,
sang raja bersenang-senang dalam hutan yang dekat dengan berburu.
Raja Kadiri bersedia
menerima tamu, patih menceritakan kepadanya tentang kedatangan Jajalalana. Para
utusan yang membawa surat diberitahukan kedatangannya dan diminta masuk.
Disusun surat balasan, persiapan-persiapan dilakukan untuk menghadapi perang.
Raja kembali kekeraton dan memberitahu tentang maksud Jajalalana. Putrinya sang
mempelai ketika ditanya apakah mau kawin dengan Jajalalana, menjawab bahwa ia tidak
mau.
Saat ini
diceritakan penjelmaan tentang Sri. Ia mempunyai seorang saudara pria bernama
Jaka-bodo. Sri menyuruh saudaranya ini ke pasar menjual sebuah Sumping
(perhiasan telinga berkembang) seharga 1000 rupiah. Jaka-bodo berangkat ke
pasar membawa Sumping, tiap orang yang melihatnya ingin membelinya, tapi
harganya terlalu mahal. Orang berkerumun . doyok berlucu-lucu lagi. Panji tertarik
perhatiannya dan disuruh panggil orang yang menjual sumping itu. Setelah ia
melihat penjual Sumping itu ia merasa terhibur. Dibelinya Sumping itu dan
senantiasa ia teringat kepada pembuatnya. Bagaimanakah konon rupanya? Esok
paginya Panji bersama Punakawannya (pelayan-pelayannya) pergi ke hutan untuk
berburu.
Raja Temon
menunggu dengan tak sabar saudaranya pulang, akhirnya ia dating dengan uang,
hasil penjualan Sumping. Sementara ia menceritakan kepada Wara Temon, bagaimana
terjadinya jual beli, datanglah Gajah-gumanglar hendak memaksakan kemauannya.
Tapi kali ini ditolak dengan janji-janji. Temon makin mengharapkan kedatangan
Panji.
Esok paginya
Nyi Bantrang dan suaminya pergi ke pasar. Panji yang mengembara ke dalam hutan,
kehausan, ia pergi ke sebuah desa untuk minum dan dengan demikian tiba di rumah
Temon, Temon keluar dengan air dalam Pinggan emas. Panji jatuh pingsan. Temon
dipanggil lagi keluar untuk membikin siuman kembali. Hal ini dilakukan dengan
sirih yang dimamahnya.
Panji dan
Temon masuk bersama-sama. Para Punakawan duduk di pintu. Bantrang dan istrinya
kembali dari pasar. Prasanta menenangkan hatinya, katanya sang pangeran sedang
di dalam bersama anaknya. Dalam pertemuan Panji dengan Bantrang, Bantarang
menceritakan pengalaman-pengalaman Temon. Selanjutnya Bantrang jiga
menceritakan tentang Gajah-gumanglar. Panji berjanji akan membinasakannya kalau
dia datang lagi. Baru saja Panji habis bicara, muncullah Gajah, berseru dari
jauh supaya Temon menyongsongnya. Menyusul perkelahian antara dia dan Panji,
dalam perkelahian itu tentu saja Gajah kalah. Gajah mati kena panah.
Saat ini
Temon dibawa sang pangeran ke kota. Prasanta disuruh berjalan dahulu untuk
memberitahukan, bahwa puteri raja yang hanyut dahulu sudah ditemukan kembali.
Suatu rombongan yang besar menjemput sang puteri. Waktu bertemu, Kili-suci
memeluk sang puteri. Dimulailah perjalanan panjang ke kota. Kanjeng sinuhun
raja mengenali puterinya dan bertanya kepada Bantrang bagaimana jalannya
peristiwa. Bantrang bercerita. Untuk memeriksa kebenaran cerita Bantrang. Sri
Ratu Rago yang dihukum, dipanggil dan ditanyai. Tapi ia tidak ingat suatu apa,
karena waktu ia dalam keadaan pingsan. Saat ini seorang anak kecil berumur 4
tahun disuruh menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Anak bayi itu menceritakannya
dan semua yang hadir senang. Kemudian anak itu meminta kepada sang raja
menghukum isterinya yang jahat, jika tidak maka para dewa akan marah kepada
kanjeng sinuhun. Mendengar kata-kata itu raja Kadiri marah kepada isterinya
yang kedua, hendak ditikamnya isterinya itu.
Narada
tiba-tiba muncul dan menahan raja berbuat demikian, katanya segala itu terjadi
karena kemauan para dewa. Pun kelahiran Sekar-taji adalah kemauan para dewa.
(Temon setelah dikenali) ikut pula membantu dalam kejadian yang menyedihkan
dengan sang puteri. Setelah para Punakawan berlucu-lucu, narada menghilang
lagi. Diadakan pesta besar. Kemudian menyusul perang besar yang berakhir dengan
kematian Jajalalana. (suatu kejadian yang selalu kita dapati dalam kisah
Panji)—akhir naskah Brandes No. 150.
Serat
selanjutnya : Buah Perjuangan
Diketik
ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi “Nguri-Uri Budaya”
Dari batu yang
pecah itu keluar dua orang. Mereka itu membawa kedua anak tersebut kepada raja,
yang mengenali pendatang baru itu sebagai penjelmaan kembali Jati-pitutur dan
Pitutur-jati. Raja member mereka nama Jurudeh (juga disebut Dojok atau
Sadulumur) dan Prasanta. Kini raja menyuruh buatkan Panji sebuah tempat tinggal
di Utara pasar besar. Tempat kediamannya ini disebut Kasatriyan. Setelah itu
raja mendapat anak lagi, mula-mula seorang putra bernama Panji-anom,
Lempung-karas atau Carang-waspa. Kemudian seorang puteri bernama Dewi
Kanistren, tapi anak ini pada hari ketujuh setelah lahirnya, diberikan kepada
patih Kudana-warsa. Yang bungsupun seorang perempuan, disebut Ragil-kuning atau
Onengan. Dari saudaranya pria yang banyak, yang tinggal pada Panji hanya Punta,
Kertala, Lempung-karas dan Onengan beserta dua orang pria yang keluar dari
batu.
Panji mnegrjakan
pertanian. Apabila masa panen disuruhnya panggil semua perempuan Jenggala Manik
untuk itu. Semua perempuan dari seluruh kerajaan, tua dan muda, berdatangan
untuk mencabut padi, bahkan juga nyonya-nyonya Gambir(an), Gang Pinggir dan
Gang Tengah. (Ketiganya nama-nama kampung dari Betawi), dating. Musik gamelan
dan lain-lain, permainan hiburan meramaikan pesta panen ini.
Janda yang dulu
miskin tapi saat ini sudah menjadi kaya itu, menyuruh kedua anak angkatnya ikut
memotong padi, karena ia takut pangeran akan marang bila mereka tidak serta.
Tapi anak-anak itu menolah, katanya tidak biasa memotong padi, lagipula janda
itu banyak padinya didalam lumbung. Karena keingkarannya anak-anak itu diusir
dan merekapun pergi. Tapi baru saja mereka berangkat, semua harta milik janda
itupun lenyap. Sri dan Unon kini berjalan ke timur, ke jurusan persawahan
Panji. Setelah sampai di sawah, kedua anak gadis itu kaget karena bertemu
dengan babi Kamandalu (dalam Manikmaja :
Kala Gumarang dan dalam cerita Sri-sedana : Celeng Damalung). Atas pertanyaan
mereka apa mau binatang itu, mereka mendapat jawaban : aku hendak membinasakan
sawah Panji. Sri melarang binatang itu melakukan pekerjaan itu, tapi binatang
itu tetap berkeras. Akhirnya binatag itu dibunuh oleh Sri dengan Sadak (Daun
Sirih yang digulung dengan kapur didalamnya). Darahnya memancar kemana-mana dan
itulah asal segala penyakit padi.
Waktu berjalan di
pematang sawah, Sri terinjak duri. Ia marah. Ia duduk diatas keranjangnya yang
terbalik dan dicobanya mengorek duri itu keluar dari kakinya.
Tiba-tiba sawah
Panji berobah dari hutan, binatang liar berlarian kian kemari. Mereka
berlari-lari kemana-mana dengan tidak memperdulikan pakaian dan perhiasannya.
Senanglah hati penjahat-penjahat Cakrajaya Ang, yang keluar untuk menggarong.
Panji bertanya
pada Prasanta, apa sebab kekacauan itu. Prasanta tidak dapat menjawab. Lalu
diadakan penyelidikan dan Panji menemukan kedua gadis itu, yang seorang sedang
menarik duri dari kakinya. Panji menolong menariknya, dan setelah duri itu
keluar, gadis itu membalikkan keranjangnya lagi dan hutan itu berubah kembali
lagi menjadi sawah seperti dulu. Panji berniat mengambil gadis itu sebagai
istri. Prasanta disuruhnya pulang lebih dulu ke keraton, untuk mengatakan
kepada raja. Bahwa Panji akan kembali dengan bakal istrinya.
----Tamat----
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi
kebudayaan
Tidak lama
kemudian ia pun pulang ke perkampungannya, Singasari sambil membawa isterinya
Puteri Pregi Wangsa. Dia sendiri bernama Parta Kusuma. Saat ini Jati-pitutur
dengan jalan sihir menciptakan empat orang patih : Kudana Warsa menjadi patih
Jenggala Manik, Jayabadra patih di Kadiri, Jaya Singa patih Urawan dan Jaya
Kacemba patih Singasari.
Kili-suci tetap
tidak kawin. Tempat kediamannya yaitu di hutan Kapucangan. Keempat raja
mengingini pendewati itu supaya tinggal bersma mereka. Jati-pitutur dengan
jalan sihir menciptakannya pula menjadi empat dan kini tiap raja mendapatkannya
untuk tinggal bersamanya.
Saat ini semua
sudah beres, Jati-pitutur dan Pitutur-jati pamitan dengan raja Jenggala Manik.
Mereka meramalkan kepada raja, bahwa kanjeng sinuhun akan mendapatkan seorang
putera yang berani dan cakap, puteranya itu akan dijaga oleh orang-orang yang
keluar dari batu.setelah berkata demikian Jati-pitur dan saudaranya menghilang
untuk kembali ke tempat dewa-dewa.
Raja Jenggala
Manik sakit raja Singa, penyakit itu baru akan sembuh kalau kanjeng sinuhun
akan meniduri seorang perempuan Papua. Permaisuri teringat bahwa ia akan
mendapat seorang, yaitu aank seorang raja dari Wandan-kuning dan sebagai
seorang tawanan, ia sudah lama hidup tersia-sia.ia tinggal di dapur dan tidak
mempunyai pakaian, kecuali yang lekat di badannya. Setelah mandi dan
mendapatkan pakaian yang baru, ia pun ditiduri oleh sang raja. Penyakit raja
segera sembuh. Tapi seorang perempuan Papua itu mengandung dan melahirkan
seorang anak pria yang disebut Brajadenta juga Panji Tohpati atau Prakosa. Jadi
ia kini adalah putera raja yang tertua. Setelah itu sang raja masih banyak lagi
mendapatkan anak dari selirnya, tapi tidak seorang pun anak perempuan. Tapi ia
jatuh sakit lagi, sekali ini penyakitnya itu hanya akan sembuh dengan meniduri
seorang perempuan Bali, perempuan itupun mengandung pula. Karena marahnya raja
memerintahkan supaya budak itu ditanam hidup-hidup, ia tidak sampai hati menyuruh
bunuh dengan keris. Tapi budak perempuan itu tetap hidup di dalam tanah dan
melahirkan seorang anak pria yang badannya dituksr oleh para dewa dengan bahan
yang kuat.
Sambil membawa
ibunya di telapak tanganya, ia keluar dari dalam tanah dan pergi kepada raja,
ia diterima oleh raja sebagai puteranya dan disebut Raden Pamade. Putera-putera
raja dsebutkan satu persatu.
Saat ini
diceritakan tentang dua onang bersaudara, seorang pria, seorang lagi perempuan.
Keduanya dikasihi oleh para dewa. Yang perempuan bernama dewi Sri dan yang pria
Sedana. Mereka sebenarnya adalah Cri dan Wisnu. Mereka mengembara di dalam
hutan, tidak tahu akan pergi kemana. Yang pria jatuh cinta kepada saudaranya.
Saudaranya pun berjanji pula seperti itu. Tapi karena mereka bersaudara, yang perempuan menolak
dengan tegas keinginan saudaranya pria dan berjanji baru akan menuruti
kemauannya, kalau mereka keduanya sudah dilahirkan kembali untuk kedua kalinya.
Yang pria menerima syarat itu dengan senang hati dan menikam dirinya. Mayatnya
jatuh cerai berai dalam jurang. Dewi Sri tinggal seorang diri dan ia menangis.
Air matanya berobah menjadi seorang perempuan yang jelita, yang beriidri di
depannya. Perempuan itu diambil saudara oleh Sri dan diberi nama Unon. Atas
permintaan Sri, ia dikemudian hari harus menjelma sebagai Puteri Urawan. Kini
keduanya tinggal pada seorang janda miskin bernama Sambega. Sejak kedatangan
Sri dan Unon di kediamannya, janda itu menjadi amat kaya.
Kemudian
diceritakan tentang Puteri Keling (Isteri pertama Raja Jenggala Manik). Hingga
kini ia tidak mempunyai anak, karena itu ia amat berduka cita. Raja
menghiburnya, dan tidak lama kemudian mulai Nampak tanda-tanda ia mengandung.
Sedana masuk
dalam dirinya. Ia melahirkan seorang putera, yang disebut Panji (Raden Putra,
Gagak-pranala, Kudarawisperga) atau Marabangun.
Di sebelah barat
Alun-alun ada sebuah batu rata yang besar yang amat keramat tapi juga amat
berbahaya. Barangsiapa menyentuhnya mati. Panji mempunyai seorang ibu susu
bernama Madu-keliku, tapi ia tidakmau menyusu padanya. Untuk makannya ia hanya
menghisap ibu jarinya, karena marahnya, Madu-keliku tatkala tidak ada orang
lain, melemparkan anak itu keatas batu tersebut, batu itu terbelah dua, sedang
anak itu tidak apa-apa.
Purwono (2009) Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Dokumen perlu
dibuatkan sarana temu kembali, yaitu sarana bibliografi (bibliographic device)
yang meliputi: bibliografai, katalog perpustakaan, dan indeks.
Kegiatan Belajar 1: Bibliografi dan Bibliografi Internasional
A. BIBLIOGRAFI
Bibliografi
(dari bahasa Yunani βιβλιογραφία, bibliographia, secara harfiah “penulisan
buku”) :
1. Sebagai sebuah praktik,
adalah buku studi akademis seperti fisik, benda-benda budaya, dalam pengertian
ini, juga dikenal sebagai bibliology (dari bahasa Yunani-λογία,-logia) .
2. Secara keseluruhan,
bibliografi tidak peduli dengan isi buku-buku sastra, melainkan lebih kepada
“bookness” buku.
3. Sebuah bibliografi,
produk dari praktek bibliografi, adalah daftar sistematis buku dan karya-karya
lain seperti artikel jurnal.
4. Bibliografi berkisar dari
“karya dikutip” daftar di akhir buku dan artikel untuk menyelesaikan, publikasi
independen.
5. Sebagai karya-karya yang
terpisah, mereka mungkin dalam volume terikat seperti yang ditunjukkan di
sebelah kanan, atau terkomputerisasi database bibliografis.
6. Sebuah katalog
perpustakaan, meskipun tidak disebut sebagai bibliografi, adalah bibliografis
di alam. Bibliografi karya-karya hampir selalu dianggap sebagai sumber tersier.
7. Bibliografi adalah suatu
daftar terbitan yang memberikan informasi mengenai data kepengarangan, judul,
edisi, tempat terbit, penerbit, tahun terbit dan keterngan fisik dai buku yang
disebut koleksi. Bisa juga daftar tadi dilengkapi ISBN dan harga. Sekarang,
kedua kategori mencakup bibliografi karya-karya tersebut dalam format lain,
termasuk rekaman, film dan video, objek grafis, database, CD-ROM dan website.
Selain sebagai
penyebaran informasi dan penelusuran informasi, bibliografi juga berfungsi
sebagai alat pengawasan terbitan. Sebagai alat pengawasan, dengan tersebarnya
informasi tentang terbitan, maka para ilmuwan dengan mudah dan cepat mengetahui
berbagai terbitan. Di samping itu, duplikasi penelitian bisa dihindari.
Bessy Graham:
Catatan ilmiah mengenai buku.
Roy Stokes:
Daftar buku (a list of books).
Clapp:
1. Bibliografi analitis
(Analitical bibliography): bibliografi yang memberikan penjelasan mengenai
pengarang, terbitan dan sasl mula naskah.
2. Bibliografi sistematis
(Sistematic bibliography): disusun menurut sistem tertentu yang sesuai dengan
tujuan penyusunan.
Robinson:
1. Bibliografi Umum:program secara internasional (universal),
kelompok bahasa tertentu, regional (dari beberapa negara).
2. Bibliografi Khusus: menurut
subjek, bentuk terbitan (misal: fiksi), menurut kurun waktu), menurut kategori
terbutan (misal: best seller), terbitan lingkup wilayah.
Fredson Bowers:
Bibliografi analitis (bibliografi
kritis)
Bibliografi enumeratif
(bibliografi sistematis)
B. KATALOG PERPUSTAKAAN
Setiap dokumen
harus memiliki cantuman bibliografi yang disebut juga entri katalog dan terdiri
atas:
1. Deskripsi bibliografi
2. Tajuk
3. Nomor panggil
Katalog adalah
himpunan rujukan atau berkas yang teratur untuk mencatat dokumen (pustaka atau
koleksi). Dalam perkembangannya, katalog mengarah ke berkas yang terbacakan
mesin, sehingga muncul istilah file. Tujuan katalog:
1. identifikasi dokumen primer
2. menentukan lokasi dokumen
3. alat temu kembali
4. administrasi kumpulan dokumen
Fungsi katalog oleh Charles A. Cutter:
1. memungkinkan orang enemukan dokumen yang diketahui: pengarang,
judul subjek.
2. menunjukkan karya yang dimiliki perpustakaan/unit informasi: oleh
pengaang tertentu, subjek tertentu, jenis (bentuk) tertentu.
3. membatu dalam pemilihan dokumen dalam hal; edisi, sifat
C. INDEKS
Indeks dari
bahasa latin indics yang berarti telunjuk, sebagai kata kerja berarti menunjuk.
Dengan kata lain, indeks berarti apasaja yang menunjukkan. Indeks mempunyai 3
unsur:
1. merupakan petunjuk atau
referensitentang item atau
informasi/data.
2. informasi/data tersebut
disusun secara sistematis.
3. susunan sistematis tersebut
adgar mudah dipahami dan ditelusur.
Fungsi Indeks:
1. alat penelusur informasi.
2. petunjuk tentang data atau
informasi.
3. menghubungkan subjek atau
cabang ilmu pengetahuan.
4. alat seleksi bahan pustaka.
Indeks terdiri:
1. Tajuk atau heading: kata atau
frasa pada bagian awal entri.
2. Modifikasi: adanya subjek dan
subsubjek.
3. Lokator: penunjuk yang
menyatakan lokasi dapat ditemukan.
Penyusunan Indeks:
1. Berurutan: alfabetis (kata
demi kata, kemudian huruf demi huruf, numerikal (setiap entri diberi nomor
urut).
Srandar
merupakan aturan yang berguna untuk membimbing, tetapi bisa bersifat wajib.
Untuk tiap dokumen hanya satu kali dibuatkan cantuman bibliografi yang
konprihensif. Cantuman harus dibuat secepatnya setelah dokumen diterbitkan atau
tidak diterbitkan. Oleh karenanya dalam penyusunan bibliografi harus
memperhatikan:
1. Penentuan Tajuk Subjek, yang menyangkut tajuk utama dan tajuk
tambahan.
2. Penentuan Deskripsi, yang meliputi 8 daerah deskripsi bibliografi.
3. Sistem Penomoran Internasional: ISBN, ISSN, CODEN
ISBN terdiri
dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode
penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN
mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya
hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN
13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi.
Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh pola
ISBN untuk buku-buku di Indonesia:
978-979-penerbit-kode buku-no
identifikasi
978-602-penerbit-kode buku-no
identifikasi
979-979-penerbit-kode buku-no
identifikasi
979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
Kegiatan Belajar 2: Sarana Simpan dan Temu Kembali Dokumen/Informasi
A. SUSUNAN KOLEKSI DOKUMEN DAN
KATALOG PERPUSTAKAAN
Dokumen yang
telah diproses perlu disusun dengan mengikuti aturan atau sistem tertentu (shelf arrangement). Dokumen yang tersusun
di rak perlu diberikan sarana untuk temu kembali yang berupa rekaman
bibliografi (bibliographic record)
yang disebut katalog. Katalog mengandung tajuk utama (main heading) dan tajuk tambahan (added entry). Katalog kemudian disusun menurut aturan tertentu
pula.
B. SUSUNAN DOKUMEN
Susunan
dokumen juga berfungsi sebagai sarana temu kembali. Ada dua sistem penembatan
dokumen:
1. Penempatan tetap (fixed location/order): mempunyai
tempat tetap; disusun menurut urutan penerimaan, ukuran atau ciri non fisik;
susunan tidak bisa dipakai sebagai sarana temu kembali.
2. Penempatan relatif (relative location/code):
disusun berdasarkan isinya (subjek)/nomor klas, dapat dipindah atau digeser,
dokumen baru bisa disisipkan, bisa untuk “browsing”, bisa dijadikan sarana temu
kembali.
Sarana temu
kembali dokumen: katalog, susunan dokumen, bibliografi, dan shelflist (daftar
pengerakan). Selflist adalah daftar milik perpustakaan yang entri-entrinya
disusun menurut urutan dokumen di rak. Selflist dilenakgapi dengan jumlah kopi,
nomor induk, harga, kopi yang hilang dan lainnnya. Selflist berfungsi: memantau
lokasi dokumen, kendali untuk nomor panggil, sarana untuk inventarisasi (stock
opname), pemantau keseimbangan koleksi.
Temu Kembali
Menurut Zainab
(2002: 41): suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah-istilah
pencarian untuk untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang
diinginkan. Menurut Salton (1983:1): merupakan suatu sistem yang menyimpan
informasi dan menemukan kembali informasi tersebut.
E. BAHASA PENELUSURAN
1. Bahasa Alamiah: setiap istilah
yang ada pada judul.
2. BahasaTerkontrol: setiap
istilah yang berasal dari subjek.
F. EFEKTIVITAS SISTEM TEMU
KEMBALI INFORMASI
Lanccaster
(1980: 140): efektovitas dari suatu sistem temu kembali informasi adalah
kemampuan dari sistem itu untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu basis
data sesuai dengan permintaan pengguna. Ada dua yang biasanya digunakan dalam
mengukur kemampuan suatu sistem temu kembali informasi: rasio atau perbandingan
perolehan (recall) dan ketepatan (precicion).
G. KATALOG TERPASANG DAN KATALOG INDUK TERPASANG
Barbara (2001):
katalog terpasang (online catalog) merupakan katalog perpustakaan yang memuat
informasi data bibliografi berbasis komputer, di mana data disimpan pada suatu
server sehingga data tersebut bisa diakses langsung secara terpasang/terhubung
dari komputer terminal (workstation) baik lokal maupun global.