Kamis, 26 Oktober 2017

Watu Lumpang Asinan, Bawen

Watu Lumpang Asinan, Bawen
       Kamis, 22 Oktober 2017. Bonus guide dari Pak Nanang Klisdiarto, rencana awal hanya 2 destinasi saja, yakni Situs Kemloko dan Situs Larangan, keduanya di desa Soborejo Pringsurat Temanggung.
      Kami kemudian balik menuju Ambarawa, melalui Jalur Lingkar Ambarawa, tepat di jembatan Tambakboyo langsung ambil kiri menuju arah Desa Asinan Bawen
      Situs Watu Lumpang yang kami tuju ada didepan rumah warga, Ibu Ngatinah. Berada di teras rumah, kondisi watu lumpang masih baik, hanya terlihat retakan dan sedikit rompal di salah satu sisi luar Watu Lumpang tersebut.
      "Lumpang ini berasal dari Kopen", jelas Pak Nanang seperti yang Ibu Khatimah sampaikan saat penelusuran sebelum bersama kami. "Dibawa oleh suami beliau dengan tujuan ingin merawatnya", tambah Pak Nanang.
      Semoga generasi penerus beliau meneruskan tongkat estafet maksud mulia tersebut.
     Bagaimana tidak, harapan kami atas nasib lumpang ini semoga tetap lestari. Dari begitu panjangnya sejarah masa lampau dari Waktu lumpang ini layak untuk menjadi ciri khas Asinan, karena di area tak jauh, dulu pernah juga ditemukan watu lumpang di persawahan disebelah desa ini (baca link situs: Situs Tambakboyo )
    
    Yang bisa juga menjadi bahan kajian atas fakta temuan Waktu Lumpang yang banyak di temukan sekitar Ambarawa : situs baran #1 situs Arca Baran ; Situs baran #2;Situs Kupang; Situs Watu Lumpang Pojoksari;Situs Kalipawon;Situs Kaliputih;Yoni Situs Kerep;
Penampang Atas Watu Lumpang Asinan, Bawen
     Karena banyak dugaan atas fungsi Watu Lumpang masa Lalu, bila berciri khas ada inkripsi atau tulisan dan atau angka  menjadi penanda anugrah tag sima atau tanah perdikan. Kemudian bisa juga dipakai untuk ritual persembahan dewi sri saat permulaan masa tanam/ panen, atau untuk menumbuk sesajen, Fungsi yang paling umum ya digunakan untuk menumpuk bahan makanan.
       Apapun fungsi dan kegunaan dimasa lalu itu, harus tetap dilestarikan, karena Waktu Lumpang ini adalah jejak sejarah. Close up Watu Lumpang ;
Watu Lumpang Asinan, Bawen

Video Amatir (SUBSCRIBE YA DI CHANEL )

      Pose Lengkap, plus warga.
Watu Lumpang Asinan, Bawen

SALAM PECINTA SITUS DAN WATU CANDI
Watu Lumpang Asinan, Bawen













#takperlutenar

Jumat, 20 Oktober 2017

Menengok keberadaan jejak purbakala Hindu Klasik di Makam Sawah Gondang Sumowono

Lingga di Makam Sawah Gondang Sumowono
Jumat 20 Oktober 2017. Nampaknya tradisi layanan perpusling disambi blusukan, sudah menjadi ritual saya pribadi. Jumat berkah istilah jaman now, ceritanya begini: ini sudah kedua kalinya saya minta tolong Pak Mustain Marzuki untuk guide blusukan. 
Lingga berada di area makam keluarga ini
Sambil layanan perpusling di lokasi beliau yang kebetulan juga ketua RT, jadilah melaksanakan tugas pekerjaan juga hobi tetap terlaksana, peribahasa sekali dayung dua pulau terlampui. 
Nampaknya ritual ini akan tetap eksis melihat banyaknya informasi yang beliau dapat, (semoga berkenan jadi guide rutin.. hehehehe).
Setelah layanan perpusling usai, segera kami blusukan, saya diboncengkan beliau, menuju sebuah makam di dusun Sawah Gondang Sumowono
Makam Sawah Gondang Sumowono
 Dari Posisi kami, Watugandu Sumowono kami keluar arah kanan melewati pasar Sumowono. Gang sebelah kiri sebelum masjid masuk. Cari saja makam Sawah Gondang.
Kurang dari 5 menit, sampailah kami :
Lingga di  Makam Sawah Gondang Sumowono
Berada di kompleks makam umum dusun, di satu sisi ada area khusus makam yang nampaknya sengaja dipisah, yang tertulis di gerbang adalah Makam keluarga Abdulloh, hampir semua area makam ini tertutup rumput Jepang.
Dan di antaranya, disalah satu makam,  ada potongan lingga yang dijadikan patokan. Nampak berbeda, karena patokan di sisi lain seperti patokan jaman now.
Sayang sekali terpotong, namun masih terlihat bagian atas yang mulus, oval, dan bagian sisi 8 masih terlihat jelas walau terpotong.
Saat disini, salah seorang warga yang berziarah tertarik dengan aktivitas kami. Bagi saya malah kesempatan... bertanya perihal makam ini.... "Konon ini makam Syekh Khotib, tapi detail sejarahnya saya kurang paham hanya warga disini mengeramatkan makam, salah satunya dengan rutin satu kali merti dusun tiap bulan Agustus di makam ini", jelas warga tersebut
Lingga Patok di  Makam Sawah Gondang Sumowono
Ternyata dunia selebar daun kelor, karena warga tersebut adalah pengurus perpus dusun Sawah, Gondang yang juga dikelilingi layanan perpusling oleh rekan saya. ---
Keberadaan Lingga di makam ini memunculkan pertanyaan, Yoni sebagai pasangannya dimanakah geranganya? 
Melihat lokasi memang potensi bangunan masa lalu sangat nyata.
Terbukti di makam lain masih di area makam keluarga, beberapa makam lain menggunakan batu kotak yang saya duga menjadi bagian dari struktur bangunan suci masa lalu.
Beberapa bukti nyata :
"Dibagian, makam sebelah sana ada patokan yang berpola", tunjuk Pak Mustain, sembari memberi tanda kepada saya agar mengikutinya.
Struktur batu candi di Makam Sawah Gondang Sumowono
"Disana malah patokan yang dipakai, watu kotak di posisi tengah ada lubangnya, mirip fungsi kuncian di batu candi" tambah Pak Mustain.

Video amatir, :

(mohon maaf karena rekan andalan alpha sehingga swa shooting), maka hasilnya pun seadanya...

Salam nyandi...
Lingga di Situs Makam Sawah Gondang Sumowono
Mari ketahui dan lestarikan....
#raperlutenar

Kamis, 12 Oktober 2017

Jejak Peradaban di Pagersari Bergas : struktur batuan Candi di 3 makam keramat.

Banon jadi nisan di makam keramat Pagersari
Kamis 12 Agustus 2017. Rencana sebenarnya menelusuri jejak di Tingkir Salatiga untuk kemisan kali ini, namun karena sesuatu hal yang membuat kami berpikir ulang dan mengganti tujuan. Segera, saya dan Lek  Suryo diskusi alternatif lain. Setelah menyepakati kami minta guide Mas Dhanny saja. 
Singkat cerita, hanya Mba Laiva yang merespon ajakan ritual blusukan hari Kamis ini. Dari perpustakaan kami menuju Karangjati dimana Bos Dhanny berada.
Berkoordinasi sebentar, permintaan guide kami hari ini yaitu sekitar area desa Pagersari, dan mas Dhanny bilang Ok!!. Cuuss.... kami langsung gasspoll. Melewati jalur sidorejo sebelah kantor kecamatan Bergas tembus jalan Bandungan, kemudian ambil arah Kalitaman.
Dan ternyata ... eh ternyata, mas Dhanny curang bin gak sehat mungkin, karena buktinya Mas Dhanny sama sekali tak tahu destinasi yang kami maksud sehingga sampai ngrepoti guide
struktur batuan Candi di  makam keramat Pagersari
Mohon maaf ta berani nulis namanya, soalnya saya tak sanggup melawan ketenarannya... jadi pembaca jangan tanya atau cari tahu ya.... don't kepo pokoknya. (Tapi kami ucapkan terimakasih banyak nggeh ....buat beliau)
Destinasi pertama, setelah Kantor desa Pagersari tanya saja jalan menuju Makam desa, menyusuri jalan berpaving, dimana kanan kiri hamparan persawahan. 
Banon di makam Pagersari
Dipinggir jalan sebelah kanan kita akan menjumpai makam yang terpisah sebelum makam desa, kira-kira 100m. Sebenarnya dua kali, beberapa bulan lalu lewat menelusuri Watu Lumpang Pagersari. 
Tapi ternyata sekali lagi saya tak cukup jeli, melupakan protap blusukan.... jangan lupa tengok minimal 101m di perimeter sekelilingnya... jadilah saya geleng kepala tanda penyesalan.
Di kompleks makam ini, ada beberapa nisan yang memakai batu bata berukuran jumbo, khas bangunan masa kuno = banon.
Makam yang lain menggunakan nisan dari batu kotak 'struktur batuan candi'. Beberapa yang tertangkap dalam dokumentasi kami.


        Mari Ketahui, Lestarikan dan uri-uri budaya lokal kita, Kalo bukan kita siapa lagi, kalo tidak sekarang kapan lagi?

Suryo

ssdrmk

Destinasi kedua

 struktur batuan Candi di  makam keramat Segeni Pagersari Bergas
dari makam pertama yang kami telusuri kami berlanjut ke makam kedua. 
Keluar kembali menuju jalan desa Pagersari, ambil kiri sampai ketemu dengan usaha pembuatan Batako, kami parkir di situ dan kemudian melanjutkan dengan jalan kaki menyusuri pematang sawah.
 struktur batuan Candi di  makam keramat Segeni, Pagersari
Warga mengenal dengan makam Segen,. Tapi tak ada yang tahu ihwal sejarah makam ini. 5 makam yang kesemuanya memakai nisan dari struktur batuan candi berbentuk Kotak.

Bukti nyata dulu area ini (termasuk makam penelusuran 1) ada sebuah bangunan suci, tapi entah dimana lokasinya. 
Kenapa bisa kami simpulkan demikian? 
Selain banyaknya struktur batu candi yang tersisa, secara Geografi sangat mendukung dugaan kami. 
Apalagi di sebelah utara adalah Gunung Ungaran yang didalam naskah pujangga dari Sunda mengatakan gunung suci tempat dewa merindukan dewi dewi..




Beberpa dokumentasi struktur batuan candi berbentuk kotak yang kami jepret :



Video amatir: 


Destinasi ketiga, mohon maaf saya pisah karena begitu eksotisnya alam dan saya merasa wajib membuat naskah sendiri yang terpisah.
----bersambung---

Suryo
Salam pecinta SITUS DAN WATU CANDI

ssdrmk : segeni Pagersari


#raperlutenar

Situs Makam Keramat Sigundil Pagersari Bergas ; rangkaian 3 makam Keramat Pagersari



Situs Makam Keramat Sigundil Pagersari Bergas
   Kamis, 12 Oktober 2017. Lanjutan dari rangkaian penelusuran 3 makam keramat (sebelumnya 2 situs makam keramat Pagersari Bergas dalam satu naskah).
Makam SiGundil Bergas
      Dari Situs Makam Sigeni Pagersari Bergas, kami kemudian balik lagi menuju jalan Desa Pagersari, ambil kiri setelah kira-kira 200m, ada pertigaan ambil kanan, masuk jalan gang berbelok 30m sampailah di parkiran makam Sigundil.
      Karena guide no name sudah hafal kami langsung saja menuju lokasi makam keramat yang berada di atas bukit Sigundil kira-kira 15 menit mendaki setelah makam umum Sigundil. 
      Sebelumnya, dimakam inipun ada makan yang nisannya memakai tatanan watu candi. 
Situs Makam Keramat Sigundil Pagersari Bergas
      Namun karena salah satu dari kami terkena durasi jam 4.30 (dan itu bukan saya wkekekkek...) maka kami melewatkanya.
      Saya sarankan jika ke Sigundil membawa bekal minum dan snack lebih dari cukup biar apa yang kami alami tak terjadi.
Situs Makam Keramat Sigundil Pagersari Bergas
"Kita jalan kaki kurang lebih 15 menit saja", jelas guide no name tersebut. 
Struktur batu candi yang tergeletak begitu saja
Benar saja, tak sampai 15 menit sampailah kami, suasana makam khas keramat langsung menyergap kami, selain sepi, sunyi juga tak ada orang berziarah disini walau pun hari ini adalah kamis, biasanya sudah umum warga ziarah kubur mendoakan pendahulu mereka.
Terdiri dari beberapa trap yang masing - masing ada makam yang bisanya dari tatanan waktu candi. 
Dari guide tersebut kami dapat cerita, warga meyakini dulu ini ada sebuah bangunan suci = candi, "Ada jejak tatanan batu candi bagian terluar, masyarakat menyebut ini bagian dari pagar candi tersebut.
Situs Makam Keramat Sigundil Pagersari Bergas
Masih di kompleks makam keramat Sigundil, ada gua yang dulu keluar sumber air yang sangat jernih. 
Jejak pagar bangunan suci masa lalu di Makam Sigundil
Namun sejak pohon besar yang sangat tua mati mendadak (jika tak salah pohon tersebut 'semego') air tersebut tak lagi muncul dan mati. 
Sigundil Pagersari : ssdrmk
Menyisakan tatanan batu alam yang berukuran besar berserakan menyamarkan keberadaan gua tersebut, ditambah suluh akar yang bergelantungan, benar benar membutuhkan nyali tinggi bila ingin menelusuri gua tersebut, bagaimana tidak di luar saja tumpukan daun dan buah pohon liar bertumpukan sangat tebal pertanda tak ada orang yang menjamahnya.
Sempat mengabadikan sekali disini, walau agak gemetar, sehingga hasilnya tak tajam (yang memotret takut ada ular).
Saat saya ; Lek Suryo dan Mbak Laiva mengabadikan situs ini, lewat gambar dan video tanpa kami sadari Mas Dhanny dan guide no name hilang tak nampak hidung mereka. (dan ternyata :....)





Video amatir (subscribe ya) : 




Salam pecinta situs dan waktu candi

Suryo

Dhany  dan Guide

ssdrmk : Makam Sigundil


























#takperlutenar


     Dan ternyata :

Bukit Sigundil



Ada surga tersembunyi di Sigundil ini. Di puncak Sigundil ada sisi puncak bukit yang eksotis dengan batu batu alam yang berukuran besar, pemandangan dari lokasi ini pun sangat amazing sekali. Gambar foto - foto kami tak cukup menggambarkan keindahan sesungguhnya.













 #pesonaindonesia

Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari

Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari
            Kamis,12 Oktober 2017, lanjutan penelusuran di Pagersari Bergas. Dimana sebelumnya kami  mengunjungi 3 situs makam keramat Pagersari Bergas.
    Keluar dari makam Sigundil, awalnya rencana kami akan langsung pulang karena salah satu dari kami kena duration time. Tapi tawaran menggiurkan sang guide nampaknya tak mampu dia tolak, "Watu Lumpang e cedak banget lho" seru sang guide. Kami mengekor saja, karena dipikiran kami pasti keberadaan waktu lumpang ini berkaitan dengan semua tinggalan yang tersebar di area Pagersari dan sekitarnya.
        Benar saja tak ada semenit setelah  keluar ambil jalan ke kanan dari Makam Sigundil sampailah kami, petunjuknya disebelah kanan ada bengkel pembuatan paving-batako, kemudian di seberangnya ada gang yang jalannya menurun cukup curam. Dibelakang rumah di pinggir jalan inilah tujuan kami ternyata berada. Kebetulan di depan rumah, beliau jualan es Dawet.
Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari
         Jadilah sambil beli es kami bertanya ikhwal sejarah peninggalan purbakala ini ke empunya rumah. Mohon maaf saya terlupa, padahal saat ngobrol saya sudah bertanya nama beliau, namun nama anaknya masih ada dalam ingatan saya : Mas Ferry. (Semoga membaca dan berkenan mengingatkan ingatan saya, siapa nama ibunya)
Pipisan Pagersari
     Setelah mohon ijin saya segera berlari kebelakang rumah menyusul rekan lain yang sudah terlebih dahulu berfoto.
"Watu lumpang ditemukan di pojokan lahan yang waktu itu diratakan saat ingin membuat rumah, sementara pipisan ditemukan saat akan membuat pondasi", urai beliau.
      Kondisi Waktu lumpang masih bagus, sayangnya di lokasi yang kurang enak ; selokan.
Pipisan Pagersari
     Sementara batu pipisan berfungsi mirip dengan watu lumpang sama-sama untuk menumbuk... hanya peruntukan hasil tumbukan yang berbeda.
      Saat kami ngobrol dengan, pemilik rumah datang beberapa warga yang antusias dan penasaran dengan aktivitas kami. Sesaat setelah kami jelaskan malah surprise bagi kami... beberapa informasi berharga kami dapatkan. 
Pipisan Pagersari
     Malah warga yang rumahnya tepat dibelakang rumah ini, "Di dapur saya ada watu lesung, ayo ikuti, saya perlihatkan" ujar beliau. (Di video amatir kami ada).
     Di video tersebut juga ada proses nyari kembali oleh ibu Temu, alu atau alat tumbuk yang dulu juga ditemukan bersamaan dengan Batu Pipisan. Dan ternyata ketemu... lihat di video yah....
     Dari bentuknya dugaan kami, batu ini adalah batu struktur sebuah bangunan, kunci-an. Entah hanya ini yang tersisa atau masih aman terpendam didalam, tanah kami tak tahu. 
     Namun bapak beliau, yang menemukan juga ketika membuat pondasi rumah.

    Watu Lesung (struktur kuncian bangunan masa lalu :




     Keberadaan jejak purbakala seperti ini sayangnya warga masyarakat cenderung abai, masa bodoh. Apalagi anak muda.... lebih parah lagi menganggap watu ya hanya watu. 
     Padahal watu yang spesial ini adalah bagian cerita dari masa lalu yang pernah eksis di area ini. Daerah yang bertebaran tinggalan purbakala namun dilupakan.
     Mari kita lestarikan, kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi?
     Saya pernah baca kutipan dari seseorang, saya terlupa nama tokoh tersebut, tapi kurang lebih demikian isinya : menghancurkan suatu bangsa cukup hapus ingatan sejarahnya, kaburkan cerita sejarah dan hancurkan peninggalanya....  mau? 
      Ataukah hanya jadi tukang maido saja kelak ketika watu watu ini musnah? Hanya menyalahkan orang lain tanpa berbuat? 
      Semoga kita semua dijauhkan dari hal seperti itu.

Video amatir (SUBSCRIBE YA) :

Salam pecinta situs dan waktu candi
Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari
#raperlutenar