Tampilkan postingan dengan label lesung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lesung. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Maret 2019

Ekspedisi Kembang Kuning Cepogo Boyali : Kolaborasi #1 Watu Lumpang - Watu Lesung

Ekspedisi Kembang Kuning Cepogo Boyali : Kolaborasi #1 Watu Lumpang - Watu Lesung
        Rabu, 27 Maret 2019. Akhirnya bisa juga.... terus terang kisah ini terjadi karena saya memaksa dengan sangat mengancam kepada Mas Eka Budi Z, pemilik Blog Karungrungan. Bagaimana tidak dipaksa... sekian tahun beliau hanya PHP saja setiap ku ajak blusukan. ---
      Awal ketertarikan saya menelusuri jejak sejarah Kembang Kuning tentu saja nama desa Kembang Kuning yang eksotis. Apalagi rekan yang berkesempatan mengikuti kegiatan blusukan bersama komunitas ‘Mboja_lali’ (sebuah komunitas yang juga concern dengan situs di area Boyolali) mengunggah foto-foto beliau saat berada di situs. Mata saya langsung tak bisa lepas dari keberadaan jejeran watu Lumpang. (Pak Nanang selalu saja berhasil pamer dan membuat saya merasa wajib menelusuri ulang)
   Alhasil, segera saya coba merencanakan strategi untuk penelusuran ke Desa Kembang Kuning ini. Sebuah Ekspedisi yang sepertinya akan menantang, penuh perjuangan, karena (musim) hujan tentu saja mengintai, belum pasti dapat partner… namun hari Rabu ini adalah kesempatan saya untuk free durasi (karena istri luar kota… dan besok sudah pulang…heheh—)
    Jadilah saya melempar ajakan ke beberapa rekan pecinta situs, walaupun saya menyadari tak akan mudah karena ini hari kerja. Untungnya Mas Seno bersedia menemani karena beliau masuk kerja shift malam, sayangnya calog guide andalan absen karena keduluan janji dengan orang lain. Tapi beliau berjanji memberikan detail petunjuk lengkap menuju lokasi, dan tentu saja Mas Eka Budi.
       Bagi saya pribadi.. blusukan kali ini terasa spesial karena saya sudah sejak lama berangan-angan bisa blusukan kolaborasi 2 blogger plus 2 youtuber (spesial situs).. hehehe… tidak bersaing namun saling menguatkan. Saya sendiri salut dengan Mas Eka Budi yang konsisten untuk terus ngevlog, sementara saya ngot-ngotan.
     Selain ingin mendapatkan petunjuk arah, atas saran dari Mas Yohanes, saya memberanikan diri mencoba menghubungi senior komunitas Pecinta Situs Boyolali “Mbo'ja_lali, Pak Pak Ody Dasa. Yang ternyata diluar dugaan luar biasa ramah, saya pribadi sampai melonjak gembira karena petunjuknya sangat lengkap bahkan sampai titik koordinat. Bahkan ada rekan yang dijawil pak Ody untuk mendampingi kami. Bagi kami ini sungguh keberuntungan tiada terkira. (Walaupun sayangnya pak Budi Wiyono terkendala teknis : mungkin kita belum berjodoh pak… berarti saya lain kali akan datang kembali, dan mencari njenengan untuk duduk ngopi bareng nggeh…)
     Bahkan dari Pak Ody Dasa pulalah, saya dapat akses ke Pak Kades Kembang Kuning, Bapak Yarmanto tapi terus terang saya ga berani… sangat sungkan untuk ngrepoti. "Matursembahnuwun Bapak, sudah dibalas WA saya, sebenarnya saya sudah didepan rumah... tapi... sungkan, rikuh walaupun hati ingin mendapatkan banyak cerita dari Bapak..."---

   Saya masih menunggu kiriman Gambar Embung Kembang Kuning, karena saat saya kesana terlalu fokus pada situs... juga keburu hujan.--semoga beliau berkenan...
     Langsung saja ya… cerita eksotisme Desa Kembang Kuning ini….. ---

Watu Lumpang - Lesung Desa Kembang Kuning
       Sebelumnya saya ceritakan dari awal Mula, berangkat dari Ungaran, jemput dulu ke rumah anak manja, Mas Eka Budi.. kemudian langsung ke lokasi kedua dimana Mas Sabaku Seno Menunggu di SPBU Bawen.
       Kami tancap gass menuju Cepogo. Setelah Pasar Ampel melewati jembatan langsung ambil kanan. Terus saja lurus sampai ketemu dengan Desa Kembang Kuning.
    Sayang sekali rencana saya untuk mengambil gambar Embung saat pulang (nanti gagal karena hujan). Padahal sangat eksotis… Embung Kembang Kuning sungguh sebuah destinasi wisata yang elok. Apresiasi kepada pemerintah Desa yang dipandegani Bapak Kades Yarmanto, menjadikan embung yang tujuan awal untuk pertanian menjadi sebuah tempat wisata desa yang natural, indah…sangat eksotis… dengan taman bunga (Ini saya lihat saat perjalanan menuju menjadi destinasi utama kami.… sebuah keselarasan tercipta)
     Koordinat pemberian Pak Ody Dasa yang kami pasangkan di GMaps mengarahkan kami untuk melewati Embung Kembang Kuning dan berbelok di jalan berbeton 50 meter sebelah kiri. 

Makam Desa Kembang Kuning
       Kami kemudian parkir di depan makam desa. Setelah itu mencoba cek barangkali ada sahabat komunitas Mboja_lali yang merapat…  Kami kemudian memutuskan untuk bertanya kepada beberapa warga dimana keberadaan Situs Lumpang Kembang Kuning.
     “Mlebet mawon teng suket gajah niku”, tunjuk warga pembawa rumput sambil tangan beliau mengarah ke area dimana suket Gajah setinggi kami. Nafas panjang, melenguh atau istilah lain yang sepadan menjadi ekspresi spontan kami bertiga. Namun pantang pulang sebelum blusukan. Akhirnya kami terobos.

     Sampailah...

Ekspedisi Kembang Kuning Cepogo Boyali : Kolaborasi #1 Watu Lumpang - Lesung

      Sampai tak bisa berkata-kata, deretan 9 watu lumpang dan 6 watu lesung langsung memaku pikiran saya, berbagai kemungkinan, berbagai dugaan melintas dalam pikiran saya. Apakah ada orang yang telah mengumpulkan jadi satu? atau sudah sejak dulu memang ada di area ini?
Eka Budi Z
      Semoga ada pencerah, (masih Menunggu cerita Dari Pak Ody Dasa dan Bapak Budi tentang cerita dari sini. Saking semangatnya kami, eh.... mas Eka Budi malah rebahan di suket.... rebah dengan cantik...
     Masing -masing kami langsung asik sendiri, mengabadikan dengan gadget masing masing. 
      Sial bagi saya, pinjaman kamera SLR ternyata terlupa memory card nya.... padahal bawanya sudah repot sekali.... (kejadian kedua dalam masa blusukan saya.... sial sekali. Alhasil saya dokumentasi seadanya dengan memory dan baterai yang terbatas.
     Keberadaan 9 watu lumpang dan 6 watu lesung sangat bisa menajdi sebuah bukti, keberadaan peradaban di Desa Kembang Kuning ini dulu pernah bersemayam dan maju pada masanya. Dugaan saya erat kaitannya dengan daerah agraris.... (karena banyak ahli memberikan penjelasan mengenai salah satu fungsi kedua watu ini untuk pertanian).     Close Up Watu Lumpang dan Watu Lesung (sebagian saja)




Watu Lesung Bundar
Watu Lesung Kotak
Ketebalan salah satu Watu Lumpang Kembang Kuning





























       Mulai Blusukan kali ini, saya mulai lagi ngeVlog :
     Tapi maaf saya masih amatir.... dengan segala keterbatasan...
Mas Seno, Mas Eka Budi Z, Saya (ssdrmk) di Watu Lumpang Watu Lesung Kembang Kuning
     Kami, 'Bila Kami bersama... Nyalakan tanda bahaya....(superman is dead) menjadi tagline.... heheheh.
     Foto saya dibawah ini berkat Mas Seno yang heroik, menjadi martir "berubah menjadi manual humandrone alias manjat pohon.... Edyan tenan ...makasih sekaligus salut..... (walaupun akhirnya Gantian Mas Eka Budi yang manjat untuk mendapatkan gambar mas Seno pula. 
manual humandrone : wkwkkwk

      Saya? jadi penyemangat saja plus berdoa mereka tak digigit semut ngangkrang...wkwkwkkw
saya di Watu Lumpang - Lesung Desa Kembang Kuning Cepogo Boyolali
      Jika dari atas, pemandangan jejeran Watu Lumpang dan Watu Lesung sungguh menggetarkan jiwa.... elok.... joss pokoknya :
Situs Watu Lumpang  dan Watu Lesung Kembang Kuning  Cepogo (sumber foto : Seno/eka budi z)
    Salam Pecinta Situs dan Watu Candi, Berlanjut ke Destinasi kedua. : Yoni Desa Kembang Kuning (setelah naskah jadi segera terhubung lewat link)
#hobikublusukan

nb : 
  1. Maturnuwun kagem Bapak Kades Yarmanto, Bapak Ody Dasa, Pak Budi Wiyono, Mas Yohanes dan Pak Nanang yang berkenan memberikan support, motivasi dan petunjuk detail. Salam sembah sungkem untuk sedulur Mbo'ja Lali.
  2. Duet Blusukan KOLABORASI dengan Master Blogger Eka Budi ZjelajahKarungrungan.blogspot.com Silahkan baca juga kisah kami di blog beliau.... Juga di Channel Youtub beliau : https://www.youtube.com/watch?v=CBOs4sE5OJ0&feature=share

Kamis, 27 September 2018

Ada Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang

Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang

Kamis, 27 September 2018. Bagi saya pribadi, Istilah blusukan "Kemisan" mungkin akan punah jika hari ini tak ketemu rekan sesama (gila mblusuk) yang jenuh pula di tengah penatnya pekerjaan. Jika sudah takdir hanya perlu sedikit senggolan jadilah kisah ini. Tentu bukan dalam arti senggolan seperti bis menyenggol truk, tapi saling kabar-kabaran mengenai kemungkinan blusukan. Tentu saja posisi saya adalah yang di guide,  karena memang saya banyak ketinggalan langkah jauh dibanding rekan lain.
Sasaran saya kali ini untuk minta antar memang Mas Eka WP, dimana ketika saya membuat naskah sebelum ini, yaitu yoni Ngablak Srumbung Magelang. Mas Eka WP dan Eka Budi juga blusukan. Dengan dokumentasi yang memaksa saya menjadi tak punya bahan pamer yang lebih kuat, karena yang saya blusuki hanya 1 yoni sementara mereka dalam satu lokasi ada lumpang berjumlah delapan, juga Yoni, Lesung. Saya seperti ingin pamer tapi mereka membalas hanya membunuhku telak…. Tapi mengajarkan pribadi saya untuk membumi saja, bagaimanapun yang arogan, suka pamer dan sok kemaki pamer merasa yang paling….  ya jangan ditiru…hehhee, saya yang mengalami sendiri. Kalah telak.
Awalnya Setengah spekulasi pula, jika mau ngantar berarti saya beruntung jika tidak ya tidak apa-apa, eh dapat respon ketia ku ajak blusukan malah nawari Nge Trip ke lokasi lain karena akan buat video profil wisata pakai drone... wah tanpa pikir panjang langsung saya bersiap. 
Tapi jika sudah takdir, Kemisan harus tetap berlangsung ya apapun yang menghalangi akan menyingkir. Ternyata didetik terakhir, Rekan Mas Eka WP membatalkan agenda tersebut karena ada kunker dari kabupaten lain. Jadilah, daripada nyengoh, ayo kuantar ke Kandri saja!... Kemunculan mas Eka sangat mengejutkan... dan IYESSSS... kata pertama yang muncul.
Gerbang Sendang Gede Kandri
   Menuju lokasi sangat mudah, tentu saja. tak sampai 15 menit sampailah kami, sebuah tempat dimana ada sebuah cerita saat saya SMA, maksunya saya sering main kesini. hehehehe, juga saat kerja di SMP-SMA Semesta, saya langganan "Mie Ayam Lumayan", di Kandri ini. Masih adakah? yang paling dikenang adalah penjualnya rocker banget!.
 Destinasi pertama kami adalah adalah Sendang Gede. Saya jadi teringat teman di FB dengan akun Rwin, saya sempat beberapakali tukar menukar komentar... 
Saya menyesali insting saya untuk datang kesini tak saya lakukan. Saat itu ketika beliau beberapakali posting sendang membuat gapura bentar di pintu masuk jalan ke Sendang Gede, saya hanya memendam saja keinginan berkunjung.
Padahal seorang rekan juga menginformasikan keberadaan kekunoan di Sendang Gede Kandri, tapi entah mengapa saya tak ngeh. Walaupun memang seorang rekan SMA yang saya tanya, malah yakin di Sendang Gede tak ada situsnya. 
Untungnya Blusukan Kemisan ini, saya menemui taldirnya untuk ke lokasi ini, Hari ini di Kandri!. Setelah Lapangan Desa Kandri, langsung ambil kanan. dan sampailah kami...
Situs Purbakala di Sendang Gede Kandri

        Ada 2 Watu Lesung di pinggir Sendang. Sedikitnya informasi maupun cerita legenda/ mitos maupun sejarah pastinya misteri bagi saya. satu satu nya informasi yang saya dapat ternyata 2 Watu lesung ini bukan insitu atau sudah pindahan dari tempat aslinya. Konon tak jauh dari lokasi ini, namun saya tak mendapatkan detail dimana.

Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang : Watu Lesung
Fungsi Lesung tentu saja umum di ketahui untuk menumbuk biji-bijian, tak menutup kemungkinan watu lesung ini bukan lesung yang dimaksud di masa ini. Bisa saja sebagai media empu pembuat senjata untuk menyelupkan bakal senjata (maaf ini hanya imajinasi liar saya saja----
Bila dimasa itu sudah ada watu lesung seperti ini, tentunya peradaban sudah tinggi. hasil karya nenek moyang memperhatikan pula estetikanya. Salah satu keunikannya, menurut saya  keberadaan lubang mirip lumpang di salah satu ujung watu lesung.

Konon batu bulat pasangan yang ada di dalam lubang (lumpang) Lesung itu sejak ditemukan. Ditemukan saat sebagian masih tertutup tanah, batu bulat ini berada di posisi yang sama.
Watu Lumpang kah ini? 
Cukup lama kami di lokasi ini, cuma mungkin kedatangan kami ta pas momentumnya. tak ada orang yang ke sendang yang bisa kami tanyai lebih jelas.
Situs di Sendang Gede Kandri
Kami kemudian melanjutkan perjalanan, ke lokasi yang lebih WOW... (kata Mas Eka WP). Sangat penasaran saya... 
"Yang akan kita lihat ini adalah MAHAKARYA!!!", mas eka bercerita sambil berapi-api. Ternyata ada orang yang masih peduli bahkan ingin nguri-uri, yang sangat surprise beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren di Kandri ini...
ini lah penampakan spesial itu... Saya langsung terdiam... Gemetar bahagia hati saya..... sekaligus sangat respect. Walaupun di hati kecil saya Gelo setengah mati. Kandri yang sangat spesial ini baru hari ini saya tahu.... 
Tak hanya 1 (satu) tapi banyak, benda purbakala yang diselamatkan dari sekitarnya. Ada Lumpang, Yoni, Umpak. Konon mas Eka WP yang pernah ketemu dengan salah satu santri di sini bercerita bahwa, santri sangat dilarang untuk menaiki, merusak, atau mencoret benda benda ini. Karena benda ini sangat bersejarah. 
Sungguh ketokohan yang patut mendapatkan apresiasi yang tinggi....
Mulai dari Yoni, 



Kemudian Barisan Lumpang, 


Struktur Bangunan, 


       Untuk detail dari lokasi mana saja saya pribadi tak mengetahuinya. Namun cukuplah bagi saya pribadi mengetahui pelestarian benda-benda suci ini. Dibanding dilokasi awalnya yang tak diperulikan, ditelantarkan, bahkan dirusak....
     Saya membayangkan, Desa Kandri yang terkenal dengan Desa Wisata... dilengkapi pula dengan museum sejarah.... Saya tak bisa menyangkal potensi besar ini. Outbond siswa yang kerap PLS di Kandri di suguhi pula edukasi sejarah yang sangat bernilai.

Mas Eka WP, 
Eka WP di Situs Kandri gunungpati
Salam Pecinta Situs dan Watu candi


#hobikublusukan

Kamis, 07 Desember 2017

Situs Lesung Lumpang Kaliulo Pringapus

Add caption
Kamis, 7 Desember 2017. Ritual blusukan kemisan berlanjut. Bukan sebuah obsesi, namun hanya sekedar menyempatkan diri berbagi, bukan ingin dikenal tapi lebih baik situs yang kami telusuri diketahui banyak orang, sekali lagi terserah anggapan orang, karena ini sekedar hobi. Ya... hobi yang mungkin aneh bagi banyak orang banyak.
Musim hujan yang sedang puncaknya tak menyurutkan kami untuk berkoordinasi, tetap semangat. Dimana pernah hitz di komunitas kami, "Udan tambah edan, banjir ora mlipir, tetep blusukan" spirit itulah yang masih lekat di hati.
Kamis ini sebenarnya prioritas kami penelusuran luar kota di area Kedu, namun kami juga membuat rencana cadangan bila situasi dan kondisi tak memungkinkan, yaitu beberapa postingan rekan sesama penikmat sensasi blusukan. Kami pilih destinasi yang lumayan dekat. Rabu malam saya mencoba menghubungi lewat WA dan Messanger. Isi dari pesan saya hanya minta petunjuk arah (ancer-ancer). 1 orang yang saya Messanger (sampai keesokan harinya = hari Kamis tidak merespon walaupun tanda sudah dibaca).
Situs Lesung Lumpang Kaliulo Pringapus
Berselisih detik setelah itu, kemudian 2 Orang saya WA. Orang ke kedua dengan pesan yang sama hanya minta petunjuk bukan minta diantar malah melemparkan saran untuk minta petunjuk orang yang ketiga dan malah pamer situs lain.
Setelah itu saya WA orang ketiga, yang kuhubungi lagi-lagi tak ada respon (ternyata dilain hari setelah kisah ini saya tulis, ketemu orang ketiga dan klarifikasi, dia hanya diberi arah saja dan belum pernah diajak serta).
Ya sudahlah, lagu Bondan prakoso langsung terngiang….. Tak pernah mundur. Kami malah tertantang atas attitude rekan tersebut (dari sisi saya, masih kuanggap rekan) ini... Kok ya mahal sekali… sepertinya mau di pek dewe…. hahahah.
Selain Situasi yang tidak memungkinkan untuk blusukan Luar kota, tantangan itu juga yang , membuat kami mengalihkan destinasi. Meluncur menuju Pringapus. Hilang satu tambah satu…. Bagaimana tidak, saat akan berangkat, saya malah dapat tawaran untuk ditunjukkan area Kaliulo Pringapus oleh rekan kerja, Yang juga berdomisili di Pringapus, bertepatan dengan jam pulang kerjanya.
Sesampainya di Lemah Abang hujan tumpah dari langit, sangat deras sekali. Tapi tak menyurutkan langkah  untuk terus melaju. Pertigaan Klepu kami ambil kiri melewati mBodean (situs mBodean), tepat sesampainya di Perempatan Kamasan, hujan tiba-tiba berhenti, sepertinya alam memudahkan kami.
Mengikuti dibelakang rekan, yang berkenan menunjukkan daerah yang dimaksud. Kami belok kiri, sesampainya di hutan karet, PTPN Ngobo area Kaliulo, kemudian kami bertanya kepada sorang ibu penderes karet. “Oh ya ada, Lumpang dan Lesung. Nanti lurus saja ikuti jalan ini, ketemu pertigaan ambil kiri. Ada jembatan masuk kiri lagi. Dipinggir jalan yang biasanya banyak trail lewat”, jelas beliau. 
Tak menunggu lama, kami segera bergegas menuju arah yang dimaksud, masalah kemudian didepan kami. Ternyata ada 2 jembatan dan dua-duanya sebelum jembatan ada jalan arah kekiri dan terdapat jejak ban motor trail. Saya kemudian pilih jembatan pertama. Tancap gas berjalan kaki. Saat mencari dimana gerangan situs itulah gerimis mulai turun.  Kepalang basah saya tetap menyisir dikanan-kiri jalan di area perkebunan karet. 500m pertama semangat tetap tinggi, walau tak ada orang sama sekali. 500m kedua hati saya mulai agak ragu. Tapi tetap saya berjalan agar bila kembali benar-benar mendapat kepastian. 500m ketiga keraguan mulain menyeruak dan sampailah di 500m keempat saya putuskan untuk balik kanan.
Walau tersenyum getir, namun beginilah suka duka blusukan. Dan benar saja dari kejauhan Lek Suryo cengar-cengir…. “Tak kiro ilang, sampai enthek 3 rokok”, ejeknya….. “Situs ada di jembatan yang kedua”, tambahnya.  Karena hujan, mohor diparkir di pinggir jalan beraspal. Kami kemudian jalan kaki.    
Video Amatir :

Berada di dekat jalur pengangkut hasil karet dan banyak jejak Trail, sayangnya melewatkan begitu saja.  
Lesung Pringapus
Kondisinya secara keseluruhan baik bila di lihat dari sisi ketahanan ratusan tahun batu ini walau sama sekali tak ada yang uri – uri.
Kondisi Watu Lesung, lapuk dan retak di beberapa nagian. 
Ditambah lumut jan jamur menggerogoti batu peninggalan ini.
Fungsi Watu Lesung masa lalu, banyak yang menduga dan mengira-ira; sebagai alat untk menyucikan ; pusaka, atau wadah air suci dan guyonan tapi mungkin serius sebagai bejana batu tempat mandi bayi.
Terus terang saya pribadi sangat penasaran fungsi asli Batu ini... semoga kapan-kapan bisa saya temukan (barangkali di kirimi), literatur mengenai fungsi dan kegunaan watu lesung.
Beberapa dokumentasi kondisi terkini (7 des 2017) Watu Lesung ini (semoga tetap mulia dan lestari) :


Kondisi lumpang sedikit berbeda, masih mulus.
Lumpang Kaliulo Pringapus
Menumbuk sajen, biji-bijian atau bahan makanan mungkin menjadi fungsi sakral Watu Lumpang ini. 
Watu Lumpang yang spesial (ada inkripsi, relief) bahkan digunakan untuk upacara penetapan tanah sima.
Sayangnya saya pribadi sejak awal blusukan penelusuran situs ini belum pernah melihat lumpang spesial yang digunakan untuk upacara penetapan tanah perdikan (sima). 
Dibeberapa lokasi, air di watu lumpang dipercaya memiliki khasiat. Ada yang bisa membuat awet muda, juga obat sakit gigi. Bahkan karena kepercayaan penyembuh sakit gigi, syahdan.... di satu lokasi di lereng gunung ungaran ada Watu Lumpang yang dihancurkan karena emosi warga ketika sakit gigi, berkumur dengan air di lumpang tapi malah tambah sakit.
Lubang lumpang bundar sempurna. Lumpang masih 'cantik', dan perbawa nya masih terasa. 
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.
Mohon maaf di kisah kali ini tersirat energi negatif, saya mencoba mengungkapkan semua yang saya rasakan ketika blusukan…. 
Sekalian sebagai penanda dan pengingat kepada saya untuk selalu berpikiran positif
Semoga pertama dan yang terakhir dan menjadi pembelajaran bagi saya.
      Mengakhiri blusukan kemisan ini, selain lelah secara fisik dan hati. Hujan dan jalan kaki lumayan jauh cukup membuat gemetar karena sangat lapar. 
Akhirnya mampir di Mie Ayam di perempatan Kamasan Pringapus 
#terimakasihtantangan
#kapokbertanya
#Hobiku Blusukan