Tampilkan postingan dengan label Lingga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingga. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Desember 2018

Yoni Situs Mongkrong : Ekspedisi Lintas batas Wonosegoro, Boyolali

Yoni Situs Mongkrong 
        Kamis, 20 Desember 2018, kira-kira sudah hampir 300an hari sebenarnya saya menyimpan keinginan untuk menelusuri ulang jejak sejarah di Wonosegoro Boyolali, karena melihat rekan senior Pak Nanang yang Kondangan tapi sekaligus menemui jejak keberadaan tinggalan di Mongkrong Wonosegoro. Entah kenapa selalu terngiang terus dalam benak saya untuk penelusuran. Walaupun sudah puluhan destinasi blusukan lain yang saya lakukan tapi saya masih ingat ada destinasi Mongkrong Wonosegoro Boyolali yang ‘harus saya telusuri’. Saat ini memang saya belum ngeh mengapa keinginan saya ini begitu kuat, dibanding keinginan destinasi ke lokasi lain. 
     Dan akhirnya kesampaian juga setelah berulangkali tak menemui titik temu, walaupun sampai di hari H ini ada saja tantangan yang membuat saya gundah. Janjian jam 8 pagi start biar nyandak semua, Selain Pak Nanang dan Bu Wahyuni ada Mas Seno pula … eh malah secara mendadak saya mendapatkan tugas kantor untuk dokumentasi kegiatan di Perpusdes Tlompakan Tuntang. Kepalang tanggung, direwangi tutup warung mosok aku ga melu, saya nekad ijin pas acara pembukaan mulai saya minta rekan kerja untuk lanjuutkan pegang SLR. Jadilah meluncur…. 
      Menuju Wonosegoro kami dari Tuntang melewati Bringin-Pabelan, Sampai di daerah Macanan ambil kiri, melewati Semowo kemudian tembus Cukilan Suruh dan masuk ke Wonosegoro. Suka duka saat blusukan seperti saat ini, kami bertanya ke pada warga yang berpapasan dengan kami, karena ternyata sang guide Pak Nanang K terlupa jalan. Salah satu yang bisa membuat kami tertawa adalah, seperti sewajarnya, ketika kami tanya awalnya normal menjawab arah ke mongkrong, tapi kami langsung mringis ketika warga tersebut bercerita bahwa dulu tahun 86an beliau adalah kades Mongkrong, yang memimpin desa ratusan kali. Dan baru berhenti karena ingin fokus mengelola sawah. Rasa capek langsung hilang berganti ngekek di sepanjang jalan. Maaf bukan bermaksud gak sopan…. Tapi ini pengalaman baru bagi kami…… hehehehhe. 
       Setelah melewati SMP 2 Wonosegoro, kemudian Pasar Mongkrong saya mengekor Pak Nanang berbe;ok masuk ke rumah ‘yang cukup besar’, sang empunya bernama Pak Didik yang ternyata tokoh masyarakat ‘sesepuh’…. Dan … (eh maaf saya belum minta ijin memprofilkan beliau---)… intinya beliau orang baik, karena sangat welcome kepada kami, hehehhe. Matursembahnuwun Pak Didik… bahkan bercerita banyak. Sekaligus menawarkan karyawannya untuk menjadi pemandu kami menelusuri beberapa situs yang tadi panjang lebar beliau beritahukan kepada kami. Beberapa informasi akan saya ceritakan di naskah selanjutnya. 
      Saat masuk di halaman rumah Pak Didik, saya langsung melirik watu yang selama ini memikat…. Yups…ada 2 Yoni… Sangat Dahsyat…
       Yoni yang berukuran besar, maupun yang lebih kecil kondisinya relatif baik. Walaupun memang lumut dan beberapa jamur tumbuh di beberapa titik. Namun itu normal karena Yoni ini belum ada atap pelindungnya. Namun apresiasi tinggi kami tujukan kepada Pak Didik yang masih berkenan merawat dan melestarikan jejak sejarah masa silam ini. 
     Close up Yoni 1,
Penampang atas Yoni, 
      Cerat masih utuh, menjadikan Yoni 1 ini sangat mempesona,  
Cerat Yoni Mongkrong






























     Yoni masih terlihat mantap, tegas. Tak ada pelapukan atau bekas perusakan, walaupun memang Lingga yang merupakan pasangan Yoni ini memang sudah tak diketahui rimbanya. 
Yoni Situs Mongkrong #1

Yoni Situs Mongkrong #1
     Sementara didekatnya, tepatnya dissamping kanan ada yoni yang berukuran lebih kecil dan masih lengkap dengan pasanganya : Lingga.
Yoni Situs Mongkrong : ada 2























       Sengaja dibawah ini saya dekatkan Lingga itu seperti apa ketika masih berpasangan, walaupun memang sudah tak sempurna lagi....Close Up Yoni 2 

   


Lingga Yoni Mongkrong 2 : dari atas




Lingga Yoni Mongkrong 2 : terlihat jelas bentuk lubang lingga

       Ukuran yoni sedikit lebih kecil, namun beruntungnya Lingga pasangannya masih berada di tempatnya. Kondisi dengan lumut sedikit lebih tebal karena rimbunnya daun mangga diatasnya, tanpa cerat Yoni yang menonjol. 
Lingga Yoni Mongkrong 2
     Saya tak akan membahas apa fungsi Yoni di masa lalu, karena sudah banyak blog lain yang membahas. 
      Maturnuwun kepada semua yang nampak di gambar berikut ini:
Bu Wakyuni, Pak Nanang, Pak Didi dan Pak Suntoro, Mas Seno lagi fokus di situs.. tidak terfoto
      Salam Pecinta Situs Watu Candi 
ssdrmk di Yoni Mongkrong
Lanjut ke Situs selanjutnya : ….. wonten candake 

- Lumpang dan Umpak Mongkrong 
- Lumpang di jalan Gang Mongkrong 
- Unfinished Arca Dusun Krangkeng desa Mongkrong 

#hobikublusukan

Kamis, 19 Juli 2018

Mengunjungi Yoni di Makam Keramat Ki Ajar Bontit : Sang Legenda

Yoni di Makam Keramat Ki Hajar Buntit 

Kamis, 19 Juli 2018. Dua hari sebelumnya, postingan informasi mengenai Yoni yang berada di Makam Ki Hajar Buntit dari rekan komunitas yang jarang ketemu tapi sekali memberi infomasi di facebook, langsung mengunci destinasi blusukan. Maturnuwun ‘Kang Mas Roso”, hari ini kami telusuri…
Beberapa rekan saya ajak untuk turut serta, tapi ya itu mungkin mereka sibuk… hehehe. Tapi maklum karena saya memang memilih jam pagi (durasi jam 1)… partner kali ini adalah rekan yang lama absen pula, terakhir nyaris blusukan sebelum putar haluan (baca link cerita ke Situs : Petirtaan Kali Puring, Tengaran)… Semangat golek keringat Mas Eka WP.
Janjian jam 9, start di Perpustakaan Ungaran. Saat saya menuju Lt 1, (ruangan saya ada di Lt2), saya dicegat rekan. Ada orang yang mencari, pikir saya Mas Eka WP, eh ternyata orang lain. 
 Beliau memperkenalkan diri dari pegiat googleMaps , ingin ngobrol tentang blusukan. Tak mau panjang lebar, saya langsung ajak beliau 'Pak Yon'… “Tapi tunggu sebentar ya, ada rekan lain yang tertarik ikut”, jelas Pak Yon.
Singkat cerita, kami kemudian berangkat ber4. Bagi saya dan Mas Eka seperti menemukan semangat lebih, ketika orang diluar komunitas kami tertarik turut serta, bahkan mungkin kami bisa turut numpang tenar pula… siapa tahu,,, wkwkwk.
Blusukan kali ini berempat, kompak dengan motor plat merah (taktik, karena kami nanti akan melewati jalur perkebunan cengkeh, karena sedang panen maka banyak penjaga yang berlalu lalang. Jika memakai plat hitam cenderung susah… heheheheh). Lewat Alun-alun lama arah Kalisidi, setelah sebelumnya singgah terlebih dahulu di Situs Setoyo, tepatnya di Al Madina. Dimana ada 1 Umpak (dugaan sementara) unik.
Kemudian, kami menuju Simeri (letaknya berada di tengah perkebunan Cengkeh - Durian Zansibar, satu jalur dengan Curug Lawe. Setelah melalui daerah Simeri, kemudian langsung menuju Ngumpul, Pasigitan Boja Kendal.
Jalan Melewati aliran air sungai yang sangat jernih dan dingin, (kalau musim hujan ketinggian air lebih tinggi);

Saya sarankan saat kesini hindari musim durian, / panen cengkeh, karena akan banyak tatapan curiga dari penjaga/ bahkan sahabat akan dipersulit. Padahal saya yakin sahabat bukan durian yang menjadi destinasi, tapi pasti dicurigai...hehehehe. --itu mengapa kami pakai plat merah.... untuk memudahkan saja. 
 Tapi tentu saja, tergantung nasibe awak, kadang yo kalau tampang melas pastinya lolos dengan mudah.. hehehehe (intermezzo).
Mengunjungi Yoni di Makam Keramat Ki Hajar Buntit
 “Sekitar dua tahun lalu kesini, kompleks makam belum seperti ini. Dan saya yakin belum ada yoni itu”, terang mas Eka WP. Bagaimana cerita sejarah Ki Ajar Bontit sendiri Sahabat baca di sini ya : https://myimage.id/khoul-ki-ajar-bontit/), Bagi saya pribadi dibanyak versi ini yang paling sesuai logika. --- 
Yoni yang berada di pojokan dekat dengan jalan kearah toilet/ sebelah kiri pintu masuk makam ini nampaknya memang baru diletakkan di lokasi ini. Kami (saya dan mas Eka wp) menduga pindahan dari tempat lain. Juga Lingga dan Yoni bukan pasangan yang asli. Karena nampak tak pas. Saya pribadi menduga dua benda sakral ini dari dua tempat yang berbeda. 
Yoni di Makam Keramat Ki Ajar Bontit
 Bahkan mas Eka WP, yakin Yoni ini berasal dari sebuah kampung kuno yang di akhir 1920-an warganya dipaksa untuk pindah karena desanya dibuat perkebunan. 
     Nama desa Kuno itu Desa Tejomanik, yang kira-kira posisinya ada tak jauh dari Makam Ki Hajar Buntit ini.
Cerat Yoni Makam Ki Ajar Bontit, 
Cerat Yoni di Makam Keramat Ki Ajar Bontit
Yoni nampak terpisah menjadi 2 bagian, entah tapi tentunya bukan knockdown
     Cerat sudah tak jelas ditambah ternyata ada plester di lubang Lingga (karena mungkin lingga berbeda ukuran, sehingga untuk aman diplesterlah…..










Lingga, Yoni Makam Ki Hajar Buntit :
Lingga di Makam Keramat Ki Hajar Buntit 
Saat saya kesini, sekitar 1 jam… juru kunci tak nampak, walaupun sebenarnya saya ingin sekali mendengar bagaimana cerita mengenai Yoni ini. Semoga lain waktu bisa ketemu.
Kearifan Lokal, 

Video amatir (nunggu edit ya)

.  Kami berselfie dulu,
Saya, Pak Yon, Eka WP dan teman Pak Yon (lupa namanya)
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Yoni di Makam Keramat Ki Ajar Bontit

#hobiku blusukan


nb : 
Atas Perkenan Pak Yon, inilah hasil blusukan dengan pegiat Googlemaps.... Link lokasi plus ulasan singkat :  https://goo.gl/maps/ggriBW3XWeu





Jumat, 29 Juni 2018

Yoni di Depan Gedung DPU Kota Magelang

Yoni di Depan Gedung DPU Kota Magelang
          Jumat, 29 Juni 2018. Destinasi yang satu ini benar-benar tak saya sangka. Dipinggir jalur utama, jalan raya Magelang Kota, di depan gedung perkantoran pula. Jadi seharusnya mudah untuk penelusuran, mudah pula untuk mengetahui sisik melik Yoni ini. Namun yang terjadi? Hehehehehe 

      “Dulu ditemukan saat pembangunan gedung perkantoran ini”. Ujar salah seorang penjaga yang saat saya kesini sedang mengecat pagar. Namun angkat bahu saat kami tanya perihal kerusakan Yoni ini yang mengerikan, separuh nyawanya hilang”, seperti lagu separuh nafas Milik Dewa 19. 


     Kerusakan jauh sebelum ditemukan atau karena beradu dengan eskavator beliau tak mengetahuinya.
 Keberadaan Lingga, arca Nandi yang biasa mendampinginya pun tak diketahui rimbanya. 
      Padahal dari bagian yang tersisa, terlihat ukuran Yoni yang tidak kecil dan relief atau bagian-bagian Yoni nampak spesial. Terutama, dan untungnya penyangga cerat yang berbentuk makhluk mitologi manusia burung terlihat indah menakjubkan. 
      Semoga setelah ini ada yang berkenan berbagi cerita mengenai yoni ini. 
     Dan semoga Intansi nya lebih memperhatikan.
      Jangan digeletakkan hanya sebagai ‘pemanis” taman. Semoga…. 
     Tak eman-emankah melihat mewahnya relief penyangga cerat ini?
      Sekali lagi, ini bukan sekedar relief pemanis Yoni. namun ada makna mendalam......
      




Lubang dimana seharusnya Lingga berada, 
Lubang Yoni Yoni di Depan Gedung DPU Kota Magelang



      Video Amatir menunggu ya…. (edit dan Upload)… 

       Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 
Bapak Budi Susilo di Yoni di Depan Gedung DPU Kota Magelang
       
      Lanjut ke penelusuran keempat : Yoni Situs Mlandi mertoyudan Magelang 

Yoni di Depan Gedung DPU Kota Magelang
#hobiku blusukan

Situs di Bakorwil Kedu di Magelang

Yoni di Situs Bakorwil Kedu di Magelang       

      Jumat, 29 Juni 2018. Jalan kaki dari Yoni Situs Halaman Gedung Museum BPK RI Magelang, sekitar 10 m di seberang jalan, tepat didepan Gedung BPK ada bangunan berpagar tinggi, dengan berbagai arca. Sayangnya ada tulisan galak. Dilarang masuk!. BUKAN UNTUK UMUM!! Yang nantinya saya baru tahu di gedung ini pula ada kamar Diponegoro. 
      Gedung ini pula di sisi depannya, dahulu Pangeran Diponegoro ditangkap dengan licik. Seketika darah menggelegak ingin membela, berimajinasi bagaimana suasana dimasa itu.

       “Bukan hanya satu Yoni, tapi ada 2 dan 4 arca nandi”, jelas Bapak Budi Susilo. Kami mendatangi yang terjauh dahulu. Melewati lapangan dimana banyak rusa yang berkeliaran bebas, ditambah beberapa pohon besar disekitar area ini sangat menyejukkan hati. Namun saya sedikit mlipir takut diseruduk rusa.. hehehe… 

Situs di Bakorwil Kedu di Magelang
        Dibekas gedung perkuliahan cabang UGM periode tahun 70an. Yoni terlihat megah berlatar gerbang yang sudah purna sebagai lokasi pendidikan tersebut. Dikejauhan gunung Sindoro-Sumbing terlihat menawan.
      Ukuran Yoni terlihat cukup besar, masih dengan Lingga yang juga berukuran besar. Namun jujur saja hati saya merasa janggal, ukuran Lingga kok tak proporsional. Apakah bukan Lingga pasangan Yoni ini? Entahlah coba nanti….
       Dibagian cerat, detail cerat sederhana namun pola-nya sangat presisi. Unik dan berbeda dari yang selama ini saya ‘temui’ saat blusukan. 
     Penyangga ceratnya ada relief Ular naga dan Kura-kura dengan kepala yang telah hilang. 
      Di lokasi ini, sudah sangat jarang untuk kegiatan. Ada beberapa tanda sisa peralatan outbond seperti flying fox, tangga tali, jembatan tali dsb. Namun sudah terlihat lama tak terpakai.
       Kemudian rumput yang ‘hanya’ dibersihkan diwaktu tertentu menambah kusam aura disini. “Tukul pernah syuting disini, acara misteri itu lho”, ujar Bapak Budi Susilo, yang kemudian membuat saya segera beranjak.


     Dan beralibi masih banyak situs yang perlu dieksplor. Hehehe.
      Kami kemudian kembali kearah halaman Gedung (dimana Pangeran Diponegoro dicurangi).
Situs di Bakorwil Kedu di Magelang
     Sekilas berukuran mirip, sama besar. Di tengah lapangan yang terlihat hijau bersih dan tegak lurus dengan Sunung Sindoro Sumbing. “Area ini sering dipakai untuk Pesta kebun/ resepsi pernikahan”, jelas Bapak Budi Susilo.
      Walaupun diterpa terik sinar Matahari dan diguyur air hujan bergantian, namun secara keseluruhan kondisi Lingga Yoni ini cukup menggembirakan. Tentu saja, pagar besi yang mengelilinginya jadi faktor utama, tentang keamanan. 
      Yang menarik adalah makhluk mitologi yang ada di bagian bawah cerat, *berfungsi menyangga cerat). Ada Kura-kura dan Ular naga, dimana dibagian tubuh ular tersebut ada reliefnya. Untuk motif relief, mohon maaf saya belum mengetahuinya 
       Sementara tepat dihadapan Yoni ini, ada 2 Arca Nandi (Lembu). Posisi ada dikanan kiri tangga masuk Gedung.
     Dibagian Kanan,

      Dibagian Kiri



       Bila mencermati ada sedikit perbedaan bentuk masing-masing arca Nandi.
      Terus terang saya dan Pak Budi Susilo sempat berdiskusi tentang kenapa bentuknya lain?, jawaban sementara kami mungkin saja :
      Pembuatnya lain, pemesannya lain, anggaranya lain…itu saja… Untuk fungsi utama Arca Nandi tetap sama, keberadaanya kerap membuktikan ada Lingga Yoni atau Arca Dewa Siwa- Batara Guru (nama jawa).
     Memang Arca Nandi ini wahana dewa tertinggi di konsep Tri Murti.
Kamar Peistirahan Pangeran Diponegoro
      Dan fokus saya langsung terbetot kearah Kamar dibelakang Arca Nandi di sisi Kanan. Dimana kamar ini sangat spesial.
      Pangeran Diponegoro pernah beristirahat. Setelah beberapa waktu saya tercenung di depan kamar (berimajinasi, ingin rasanya berjuang bersama beliau)….
     Sampai titik darah penghabisan, atau berusaha membebaskan beliau.
      Bahkan ke mesin waktu, mundur ke tahun itu memperingatkan beliau ---- gara-gara kebanyakan nonton film fiksi---
       Kami kemudian melanjutkan arah jalan kaki menuju parkir.
     Tanpa saya ketahui, saya didepan dipanggil, “Belok sini dulu, yakin tak mampir?” Bapak Budi Susilo setengah berteriak memanggil saya.
    Dan dua Arca Nandi di depan rumah, sukses menyambut keterkejutan saya.
   Berukuran lebih kecil, dan nampak seperti kembar.

Sisi Kanan ,

Sisi Kiri,

      Saya kemudian langsung teringat beberapa arca yang menjadi hiasan di dalam area gedung sebelah…. (sayang sekali hanya hiasan, bukan untuk edukasi atau dilestarikan!)
Bukan untuk umum
      Melihat empat Arca Nandi di satu lokasi…. Sensasi blusukan yang aneh….. karena seribu pertanyaan bermunculan, darimana, dulu bagaimana, kok bisa, kenapa ukuran berbeda ditempat yang berdekatan….. tak mampu berpikir. Dan memang bisa kita ketahui dari sini, posisi favorit lembu ya posisi duduk 'Njerum'…. heheheh,     
     Gambar ini mirip posisi favorit Rusa jantan :
    
     Video Amatir menunggu ya…. (edit dan Upload)…


     “Kita lewat dulu kota ya… (Bapak Budi Susilo, menyebut tempat yang kan kami lalui tapi saya lupa, masih efek bingung banyaknya tinggalan disini) mampir ke Yoni DPU sebelum ke tujuan utama, yaitu Yoni Mlandi Mertoyudan. Setelah itu ke rumah dan TBM saya”, jelas Bapak Budi S.
Bapak Budi Susilo di Situs di Bakorwil Kedu di Magelang

      Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
      Lanjut ke penelusuran keempat : Yoni Situs DPU Kota Magelang

#hobiku blusukan