Rabu, 30 November 2016

Yoni Pojok Bodean, Desa Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali

     Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #4. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 
  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Gajah Ndekem. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali. ---


    Destinasi ke 4# Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali.
      Setelah dari makam dukuh, kami lanjut ke pojokan desa, yang menurut sumber : akucintanusantara, konon posisi Yoni ini didekat istana kerajaan pengging dulu berada. Dari obrolan saya dan mas Yogga Wahyudi, di dekat yoni ini ada satu umbul (sendang bermata air) kendat yang ternyata full tinggalan purbakala dan penuh misteri sejarah yang erat kaitan dengan zaman kerajaan pengging. Sayangnya kami tak kesana. "Aku aja belum kesana mas, kirain hanya sendang saja", sesal mas Yogga Wahyudi. Ya Sudah Lain waktu lain kesempatan kami akan kembali lagi. Janji saya.
----
Yoni Pojok, Bodean. ds Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
     Kurang dari 5 menit saja, dari Yoni makam Dukuh Bodean, tentu saja karena masih di area satu dusun. Dan mohon maaf masih tak ada penunjuk arah, colek Mas Yogga Wahyudi : saja ya.. heheheh
    Dan kondisinya sama dengan 2 yoni di Makam Dukuh Bodean : dibalik. Entah tujuannya apa, mungkin biar rata kemudian bisa ditaruh barang diatasnya, atau barangkali ingin mengaburkan fungsinya. Saat ada warga kami tanya, ternyata sudah dibalik jauh sebelum jaman kakek buyut beliau... Semakin bingung kami..... kenapa...
Yoni Pojok, Bodean Dukuh Kec. Banyudono
     Berukuran sedang yoni ini terlihat tegas dengan motif sederhana, namun presisinya luar biasa. Di beberapa bagian yoni ada yang rusak (=rumpil). Secara detail letak cerat yoni tak terdokumentasi karena terpendam plesteran.
   Secara administratif, Yoni ini berada di depan rumah nomor 027, RT 15 RW IV. (Kami terlupa untuk bertanya kepada warga... (Saking semangatnya kami (=tergesa-gesa) karena destinasi penelusuran kami lumayan banyak.
foto by yogga
Lumpang Bodean Banyudono (foto by Yogga Wahyudi)
   Saat kami pulang, pandangan kami tak sengaja tertuju pada lumpang terbalik di belakng rumah. Jarak dengan yoni kira-kira 30m saja (di jalan gang masuk kami tadi). Untuk gambar nunggu konfirmasi dari Lek Suryo / Mas Dhany (yang nyusul), nampaknya foto lumpang ini.

Video Amatir :

     Blusukan garis Keras : Saya, Mas Yoga dan Lek Suryo.
Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
Salam Pecinta Situs dan watu candi
Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
 Dan penelusuran masih berlajut...

Situs Mbah Gajah Ndekem. Dusun Senden, Desa Cepoko, Kec. Sawit, Boyolali.

      Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #5. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi : 
  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Mbah Gajah Ndekem. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali. ---


    Destinasi ke 5# Situs Gajah Ndekem. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. Masih di seputaran Pengging Kingdom kami menelusuri jejak peradaban masa lalu. Kali ini tujuan kami di sebuah situs dimana dulu konon adalah lokasi dimana Gajah kendaraan sang raja berada (=saya duga kandang). 
Monumen Gempa Boyolali (Foto by suryo)
     Di lokasi ini dibangun pula monumen gempa yang secara resmi dibuka April 2016. Dari beberapa media online, monumen gempa ini dibangun untuk mengingatkan akan kebesaran TuhanYME serta semangat bangkitnya warga (sumber : https://m.tempo.co)
    Dari informasi, situs ini adalah tinggalan dari zaman kerajaan Mataram kuno, namun secara detail nama raja belum diketahui. Situs berada di area komplek Monumen Gempa Boyolali 2016 di tengah persawahan milik warga.
Mbah Gajah Ndekem
    Cerita -cerita yang berkembang tentang Mbah Gajah ini 
Versi 1
(http://www.solopos.com/ ):

     Cerita di balik asal-usul situs Gajah ndekem, tak banyak warga yang tahu sejarah riil situs tersebut. Salah seorang warga sesepuh dari RT 008/RW 002 Dukuh Senden, Desa Cepokosawit, Sukimin, mengatakan gajah tersebut dulunya datang dari Prambanan. Dia berubah menjadi arca penjaga emas yang dipercaya berada di bawah permukaan tanah, tepat di bawah kaki sang gajah.
     “Itu dulu tidak hanya arca gajah. Ada banyak pusaka, arca perempuan bersimpuh, arca kepala kambing, dan masih banyak lagi, tapi sudah dipindahkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala di Prambanan. Hanya arca gajah ini saja yang tidak bisa dipindahkan,”.
Mbah Gajah Ndekem
      Versi 2:    
     Sementara itu versi lain dari naskah yang tersimpan di Kantor Desa Cepokosawit mengatakan cerita situs Gajah Ndekem berawal dari kerajaan Mataram Kuno.
      Di tengah huru-hara perebutan tahta kerajaan, salah satu anggota kerajaan, Pangeran Eling-Eling, kalah perang. Dalam pelariannya, gajah putih yang mengangkut perhiasan dan harta bendanya diubah menjadi arca untuk mencegah perampasan harta oleh kawanan musuh.
Versi 3
(Sumber : kaskus)
    Menurut cerita masyarakat, keberadaan Patung Gajah putih berawal dari cerita seseorang yang bernama Kyai Rebo Pelet yang kaya raya. Dia mempunyai mempunyai emas yang banyak sekali, bertempat tinggal tinggal di desa Balong Kemasan. Konon desa Kemasan itu diambil dari kata emas yang sangat banyak milik Kyai Rebo Pelet. Sehingga sampai sekarang desa itu masih bernama desa Balong Kemasan.
      Pada suatu hari Kyai Rebo Pelet bermain judi dengan Sunan Merapi, ujut dari permainan judi itu adalah adu burung gemak. Dalam permainan judi itu siapa yang menang akan mendapatkan emas. Permainan itu berlangsung sangat seru. Pihak kemenangan selalu berada di tangan Kyai Rebo Pelet. Sehingga ia mendapatkan emas yang banyak.
     Permainan judi itu hampir setiap hari dilakukan.Tapi pihak kemenangan selalu berada ditangan Kyai Rebo Pelet.Lama-kelamaan Sunan Merapi curiga,” Mengapa kemenangan selalu ditangan Kyai Rebo Pelet?”.Dan akhirnya ia tahu bahwa Kyai Rebo Pelet bermain dengan curang.Ternyata gemak yang diadukan oleh Kyai Rebo Pelet adalah gamak jadi-jadian maksudnya gemak itu adalah samaran istrinya sendiri.Ketika Sunan Merapi tahu ia sangat marah dan berkata, “O…gemblung, gemblung, gemblung koe”.katanya sambil ia menghentakkan kakinya ke tanah dengan sangat keras sampai tanahya berbunyi dug-dug-dung.Hingga sampai sekarang desa tersebut dinamakan desa Balong.
     Karena kemerahan Sunan Merapi tidak bisa dibendung maka terjadilah pertarungan.Dalam pertarungan itu Kyai Rebo Pelet melarikan diri dengan naik seekor gajah putih kearah desa Cepokosawit dengan membawa emas yang sangat banyak.Ditengah perjalanan gajah putih itu melewati tanah yang banyak endutnya sehingga gajah putih itu tidak bisa berlari lagi dan terjebak ditengah-tengah tanah itu.Karena gajah itu tidak bisa diselamatkan akhirnya gajah putih itu berubah menjadi batu.Sehingga banyak orang yang menyebutnya “Patung Gajah Putih”yang menjaga emasnya.
     Pada tahun 1912 dikeraton Solo Kasunanan dibawah kekuasaan Paku Buwana X mengetahui bahwa ada patung Gajah Putih di desa Cepokosawit.Maka Paku Buwana X mengutus Pangeran Hadi Wijaya untuk mengambil patung Gajah Putih itu dan dibawa ke kraton Solo.Tetapi apa yang terjadi ketika Pangeran Hadi Wijaya akan mengambil patung Gajah Putih itu, Gajah Putih itu selalu turun kebawah sehingga sulit untuk mengambilnya.Karena itu Pangeran Hadi Wijaya bertapa di sekitar patung Gajah Putih itu selama 3 hari 3 malam.Akhirnya Pangeran Hadi Wijaya mendapatkan filsafat bahwa patung Gajah Putih itu tidak mau dibawa ke keratin,tapi Gajah Putih itu akan menunggu desa Cepokosawit sambil menjaga emas yang berada dibawahnya.
     Dan sampai sekarang patung Gajah Putih pun tidak jadi dibawa ke keraton Solo dan posisi patung agak menjorok kedalam tanah karena Pangeran Hadi Wijaya yang sebenarnya mau ngambil patung itu tapi tidak bisa diambil.Untuk menjaga kalau hujan turun supaya air tidak masuk dalam sekitar patung, maka warga masyarakat Cepokosawit mendirikan bangunan di sekitar patung Gajah Putih dan diatasnya diberi genteng.
     Sehingga orang yang datang ke tempat itu tidak kehujanan dan kepanasan.Setiap malam jum’at kliwon dan malam selasa kliwon tempat ini sering dikunjungi orang untuk sesirih.Tetapi justru bukan orang dari desa Cepokosawit, kebanyakan orang dari luar daerah. 
Demikian cerita pendek tentang keberadaan patung Gajah Putih yang berada di desa Cepokosawit Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali .Barang kali ada yang berminat mau melihat patung Gajah Putih, tempatnya pada alamat tersebut didepan Balai Desa Cepokosawit.

     Selain Situs Mbah Gajah Ndekem, di dekatnya ada Watu Dakon, Watu L dan watu yang diduga sebagai tonggak untuk mengikat tali.
Watu Dakon




     Saat disini, sang Penyusul Mas Dhany dan Mas Iwan (Double Putra) datang. Sambil kami rehat  buka bekal oleh-oleh dari Ibunya Mas Yogga.. Sang Penyusul merekontruksi penelusuran kami sebelumnya berbekal dari share lokasi WA kami. 
   Setelah tandas pisang dan gorengan plus air putih, Blusukan Lintas Batas Berlanjut.....

     Blusukan Lintas Batas, Boyolali area personelnya sudah Komplit :
Dewa siwa di Monumen Gempa 20016 Boyolali
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Situs Mbah Gajah Boyolali
Mari Ketahui, Kunjungi dan Lestarikan..... 

Mampir di Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali.

     Rabu, 30 November 2016. Destinasi ke #3. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi

  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Gajah Ndekem. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali. ---
    Destinasi ke 3# Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali.
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
      Masih dari makam ke makam lagi, masih diseputaran Banyudono. kembali lagi tak ada penunjuk arah karena saya rekomendasikan langsung guide spesial mas Yogga Wahyudi. Hehehehe. Maklum HP baterai kritis. Tapi kalau diajak lagi bisa lah menjadi penunjuk arah.

Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
     Dari Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali, seingat saya balik lagi ke jalan kampung, melewati jalan dimana banyak pohon bambu, kira-kira 5 menit kemudian sampai.
   Terpukau, terpana = semua padanan kata tak terlalu menggambarkan kekaguman saya saat tiba di sini. 
     Dari kejauhan terlihat Yoni Makam Bodean ini berukuran besar. Mengingtkan Yoni di Candi Ijo. Namun dengan posisi terbalik.     
     Saat saya melangkah masuk, kejutan lain menghadang saya, di kanan kiri teras makam tersusun dengan batu bata jumbo. 
     Disekeliling pondasi makam terbuat dari batu bata Jumbo.... spontan terpatri dalam pikiran saya... 
   Yoni super jumbo, lebih dari satu dan banyaknya batubata besar ini... 
    Saya meyakini dulunya ada sebuah bangunan suci yang sangat besar!
      Bagaimana tidak, Yoni super Jumbo di tambah Yoni berukuran lebih kecil ada disini. Bahkan (kami masih berdebat, apakah jumlahnya 3 atau 2.. saya dipihak yoni ini knockdown, sementara Mas yogga yang terpendam adalah Yoni lain. Sementara Lek Sur Hanya tersenyum saja netral kayaknya... hahahaha. What ever... jikapun 3 berarti amazing sekali  bangunan masa lalu itu di lokasi ini.
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
     Yang bikin kecewa, selain sengaja dibalik, entah di zaman apa, yang nambah parah lagi adalah sengaja dilubangi. 
       Untuk ukuran dimensi mohon maaf saya belum bisa memberikan...meteran senjata blusukan tertinggal di rumah. Selain Ukuran besar, detail hiasan sangat halus... khas buatan leluhur. Sangat presisi dan terukur. 
    

  Gambar detail Yoni :
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 




Lubang Buatan Vandalisme :


Dari belakang

 Ini juga yoni? (harus di gali biar terbukti)
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
      3 meter dari Yoni jumbo ini, juga yoni terbalik berukuran lebih kecil, 
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
    Secara detail, bentuk nya sama hanya ukurannya yang berbeda. Seperti Yoni yang berskala. 
      Setelah melihat yoni lebih dari 1 ini, juga batu bata bertebaran di sini. Saya penasaran. Segera saya mencoba menyusuri detail makam. Saya membayangkan warga dukuh Bodean ini ketika menggali lubang untuk jenazah. Pasti sering menemukan ornamen walaupun hanya batu bata jumbo. 
     Saat pandangan kami edarkan, terbentur didepan rumah ada umpak. Saat kami mengorek informasi kepada si empunya rumah... benar saja dulu memang ada banyak umpak (bahkan lebih dari 8 katanya.. Sayangnya sekarang beliau lupa dimana gerangan umpak-umpak tersebut.
       Warga menyebut Yoni tersebut dengan "Watu Mbah candi", nah loh..... bukti apa yang masih terbantahkan?.
    Dari obrolan dengan Mas Yogga Wahyudi di kemudian hari (sesaat sebelum saya nulis naskah ini), Makam Bodean ini berada dekat dengan dugaan dimana istana Kerajaan Pengging berada. Sejarah yang berkembang luas di masyarakat tentang Roro Kendat yang makamnya ada di Makam Umbul Kendat. 
    Lokasi keraton Pengging berada diantara makam Bodean dan umbul Kendat seperti yang disebut sebut pada Babad Jaka Tingkir bahwa makam adik ratu Pembayun isteri raja Pengging Handayaningrat yang bernama ratu Masrara atau rara Kendat dimakamkan berada sebelah timur kedaton Pengging
(sumber:akucintanusantaraku.blogspot.co.id)

      Mitos yang berkembang (cerita dari Mas yogga), sumpil (=keong kali). karena diinjak Roro Kendat, bentuk keong kali umbul kendat tumpul bukan lancip seperti pada umumnya. Kepercayaan yang berkembang, siapapun yang menginjak sumpil tersebut pada akhirnya akan punya keinginan 'ngendat'. 
    Mari gali kearifan lokal di sekelilingmu, dan jangan lupakan sejarahmu..... Bila tak keluar dan tengok sekitarmu... maka kau tak kan tahu istana pengging ada di sekitarmu? iya kan mas Yogga Wahyudi?
      Penelusuran situs Berlanjut. 

Blusukan Nekat, Garis Keras. 
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
 Referensi :
2. Wawancara dengan Yogga Wahyudi (live)

Mengunjungi tinggalan purbakala : Lingga Yoni di Pura Mandira Herdaya Dsn. Bantulan, Ds. Jembungan, Banyudono, Boyolali

     Rabu, 30 November 2016. Blusukan nekat... obat stress... destinasi kali ini super sekali, rekomendasi sekaligus guide spesial dari Mas Yogga Wahyudi

  1. Lingga Yoni Pura Mandira Herdaya.. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali.
  2. Yoni Makam Dk. Cikalan, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. 
  3. Yoni Makam Dk. Bodean, Dukuh, Banyudono, Boyolali. 
  4. Yoni Pojok Dukuh Bodean Dukuh Kec. Banyudono. Kab. Boyolali
  5. Situs Gajah Ndekem.. Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  6. Situs 4 Lumpang dan Sendang Legundi, Cepokosawit, Sawit, Boyolali. 
  7. Situs Yoni tegal  Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali. 
  8. Situs Lingga Yoni dan Lumpang Bunder Gede.. Plumutan, Barengan, Teras, Boyolali.
  9. Situs Yoni Pasar Pengging, Candirejo, Dukuh, Banyudono, Boyolali.

    Masing Masing dalam urutan rangkaian naskah tersendiri...., (Setelah Naskah Jadi Semua terhubung link) Selamat menikmati, kisah perjalanan kami, 
      Kali ini, blusukan luar kota menuju Kabupaten Boyolali berkat kemurahan hati mas Yogga Wahyudi, berangkat dengan kumpul terlebih dulu di bengkelnya      Mas Dhany Putra di Karangjati, Rencana kami berempat. Saya, Mas Dhany Putra, Lek Suryo dan Mas Iwan Putra. (Namun yang berangkat dulu saya dan Lek Suryo, Mas Dhany dan Mas Iwan : Nyusul - kami ketemu di destinasi ke 4).
      Singkat cerita, kami mampir dulu di Rumah Mas Yogga Wahyudi, didaerah pengging dan memang kebetulan 8 destinasi diatas hanya seputaran rumahnya saja. Joss tenan. Sebelumnya Rumanya sangat dekat dengan Yoni Mie Ayam Pengging dan Kala Kembar di Gapura.
  suplemen penambah semangat : sehat lek suryo?
        Tujuan Pertama kami adalah, Pura Mandira Herdaya Dusun. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali. 
     Sebelumnya mampir dulu di Rumah Mas Yogga Wahyudi di Bantulan Ds. jembungan Banyudono. "Asyik nemu makanan..." Lek Suryo Histeris..... "Tapi kok lomboknya pedes ya... "??-- jawabsaya... alibi untuk makan tahu sebanyak-banyaknya itu mas Yogga... ehhehehe---
     Melewati Yoni Mie Ayam.... Ngobrol sejenak dan menentukan rangkaian destinasi, kami Segera beranjak... Karena sadar..destinasi kali ini super sekali. = banyak!!!
Arca di Pura Mandira Herdaya Dsn. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali
   Sebenarnya kami agak segan, ketika diajak mas Yogga untuk masuk ke Pura, namun ketika masuk ke gerbang melihat banyaknya arca serta lingga yoni lengkap maka kami beranikan diri untuk melihat secara dekat.
    Mohon maaf, niat kami hanya ingin mengagumi tinggalan leluhur... bukan berniat macam-macam.
Lingga Yoni di Pura Mandira Herdaya Dsn. Bantulan, Jembungan, Banyudono, Boyolali
    Yoni dan lingga yang berada di Pura Mandira Herdaya ini, cerita dari mas Yogga bukan asli pasangannya. 
Lingga berasal dari Yoni Mie Ayam, dulu sempat menjadi ijakan orang mandi dan cuci di sungai, sementara lingga asli Yoni ini sudah pecah. 
Lingga Pura Mandira herdaya (foto By Yogga Wahyudi)

     Arca Ganesha, berjejer dengan Arca Resi Agastya
 Arca di Pura

    Lebih dekat dengan arca arca di Pura mandira Herdaya :
Ganesha
Resi Agastya

resi Agastya










     







     Bagi kami arca yang terpotong kepala tetap berharga, value-nya melebihi patung utuh buatan jaman sekarang.
--
Maaf jika tulisan saya ada yang tak berkenan....
---
     Trio blusukan, Lek SuryoMas Yogga Wahyudi dan saya @SSDRMK.
Di Pura Mandira Boyolali



      Menghargai lintas batas.... toleransi demi kebhinekaan....
Lingga Yoni Pura Mandira Boyolali
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi.

Minggu, 20 November 2016

Keberadaan Kala di Paren Sidomulyo : Jejak Bangunan Suci Masa Lalu

Kala Sidomulyo Ungaran
     Mingggu, 20 November 2016. Kali ini penelusuran tak biasa bagi saya pribadi. Karena hari minggu. Namun karena serba kebetulan... kebetulan ada double eka : Eka WP dan Eka Budhy yang siap blusukan minggu. tancap gas lah.... ---
    Niatnya kepingin mencari info di inbox fb nya mas Eka Budhi, dimana ada yoni di Putatan Sidomulyo Ungaran. Namun, kami cari, bertanya kepada pulhan warga--- akhirnya kami menyerah. Mungkin belum jodoh pikir kami.
     Sebagai obat kecewa, mas Eka Budhy menawarkan untuk mengajak menengok Kala di rumah koleganya di Grup FB Ungaran. Sebagai gambaran, di area ini perimeter 500m ada banyak tinggalan watu purbakala. Sebut saja :
  1.  Yoni Sidomulyo
  2. Yoni Paren
  3. Lumpang dekat makam Gatot Subroto
  4. Di sekitar rumah penduduk banyak lagi watu candi yang kami duga adalah satu rangkaian struktur Bangunan suci masa lalu.

    Menuju lokasi sangat mudah, didepan Rumah sakit bersalin di exit tol Ungaran ada gang. Masuk ikuti jalan tersebut, kira-kira 50m, kemudian sebelah kanan ada gang lagi namun lebih kecil. 
     Ambil kanan... Cari Saja Rumahnya Bapak Huda / Ibu Wanti.
    Kala ada di teras rumah beliau : 
Kala Sidomulyo Ungaran
     Konon ini adalah "warisan" dari usaha merawat melestarikan dari mbah buyut Bapak Huda, ---penulis lupa lokasi awalnya---- "Sebenarnya di lokasi awal masih banyak struktur sebuah bangunan tersebut", jelas Pak Huda, namun saat ini sudah tak diketahui dimana rimbanya.
    Kala atau mahakala adalah relief yang biasanya dietakkan di pintu sebuah bangunan suci (= candi) siwaistik (aliran), yang juga sebagai penjaga pintu/ tolak balak.
     Keberadaan Kala ini, membuktikan dugaan keberadaan Bangunan Suci / Candi di Kawasan Sidomulyo Ungaran ini.
Kala dari Belakang :


Kala dari Bawah (Ada kuncian) :


    Tak jauh dari Kala, di sebelah rumah (masih satu deret ) ada lagi kemuncak... yang sayangnya ada bekas cat biru :
 
     Ngobrol santai tentang banyaknya tinggalan purbakala di area ini bersama warga sekitar :



     What ever, Yang penting warga sudah mengetahui tinggalan leluhur berharga ini... dan itu tujuan sederhana kami....

     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

     Yuk Ketahui, lestarikan dan jaga untuk anak cucu kita











nb:
      Ada postingan rekan Mbah Eka : Mas Angga (satu kantor), Yang rumahnya dekat sekali..dengan posisi kala Sidomulyo ini ada watu purbakala lain...
Naskah ini bersambung ...