Jumat, 03 Oktober 2014

Situs Kalitaman Wujil Bergas

Situs Kalitaman : Umpak batu
      Sabtu 20 September 2014
      Setelah terus menerus ditunda.... akhirnya terwujud juga. Blusukan dengan seorang sahabat.... maturnuwun sanget mas Sulaiman Jazuli.... (ojo kapok yoh.... hehe). Lha ternyata situs ini dibelakang rumahnya.... 2 menit saja.
  Jalur paling gampang dari arah semarang.... sebelum POM Bensin Lemah Abang, masuk gang sebelah kanan (pas di pabrik semarang garment). Ikuti jalan itu sampai ketemu dengan tugu  di pertigaan jalan : 
    Setelah ketemu tugu ini, ambil kiri.... kira2 kira 500m lagi akan ketemu dengan sendang kalitaman.
     Saat bulan Sawal / satu minggu setelah idul Fitri di sendang ini sangat ramai layaknya pasar malam. ada Ritual mandi yang dipercaya warga sekitar sebagai penyucian diri atas segala dosa. (Sebuah kearifan lokal yang patut dijaga dan tak musnah)
     Di Atas Sendang ada makam keramat, masyarakat menyebutnya Makam Mbah Bubak... sumber yang saya temui... yang dimakamkan disitu adalah sesepuh pendiri daerah wujil... atau yang 'bubakyoso'. Sulaiman sendiri cerita jika makam itu baru saja ditemukan baru-baru ini, setelah ada seseorang yang tirakat di sekitar sendang. Jalan menuju situs kalitaman melalui sendang dan makam tersebut.
Bukit Nggrumbul Kalitaman wujil
     Situs ini berada di puncak bukit Grumbul, secara administratif berada di wilayah RT 07 RW 11 Kelurahan Wujil Kec. Bergas Kabupaten Semarang.
    Setelah melewati makam Mbah Bubak, kita akan menelusuri rimbunnya alas/tegalan warga.... suasana sangat terasa sejuk.... sangat alami, banyak pepohonan. Cerita dari seorang nenek : dulunya bukit itu banyak pohon-pohon besar... seperti pohon Mbulu, Pohon Mbendo, Beringin dll.. Logikanya... Sendang yang berada di bawah bukit ini tentunya secara tidak langsung terhubung dengan keberadaan pepohonan yang sudah tak ada itu. 
situs kalitaman : ambil jalan ke kanan
     Bila sudah ketemu dengan perempatan jalan setapak, (Seperti gambar ), sahabat ambil kanan alias jalan yang naik... Saat saya kesini sedang musim kemarau.. sehingga jalan relatif mudah... walau terasa agak panas ketika sudah sampai di puncak bukit.. tapi tentunya akan terbayar dengan batu candi! Namun ketika musim hujan, tentunya sahabat harus lebih hati-hati, pastinya jalan akan licin.
     Saat menuju puncak bukit, perjalanan saya sudah disambut ceceran batuan candi..... Sebagian kecil ceceran batuan candi :





Ceceran masih banyak lagi.
      Dan Kemudian di Puncak Bukit Nggrumbul Kalitaman Wujil : 
situs di Puncak bukit Kalitaman

      Umpak Batu, beragam ukuran namun tetap relatif besar : 

1. Umpak yang nampaknya sebagian masih terpendam :






2.  Umpak yang nampaknya telah berubah posisi, atau malah sudah dicoba untuk dibawa pencuri. Kondisi umpak sudah 'rompal' bagian tepi.



3. Umpak berdampingan. 


     Namun biar bisa lebih jelas akan saya close up dengan beberapa gambar, agar sahabat bisa menyimpulkan sendiri... atau bahkan karena penasaran bisa mengunjungi situs ini sendiri. Close up



Umpak berdampingan (B).. Close up 


Selain umpak, ada lagi banyak batu candi berpola... yang nampaknya adalah bekas sentuhan seorang pemahat candi. (ku persembahkan yang terekam kamera) :






 



Tak Jauh dari Puncak bukit, di sela-sela ilalang nampaklah batu sangat Unik.... Yoni unfinished
Yoni belum jadi di Situs Kalitaman


  
Mencoba Merasakan Ketenangan....
  Diatas yoni Unfinished, ditengah alang2......



Keunikan yang lain : 

     Ada lubang di tengah lempengan batu datar. Entah fungsinya apa..... namun yang pasti ada dupa disekitar lubang ini. 



     
     Setelah semua itu, apakah mungkin situs kalitaman ini adalah 'bengkel' tempat membuat ornamen pembuat bangunan candi ya.... / sebuah bangunan peristirahatan? atau seperti yang sudah-sudah adalah sebuah percandian yang digunakan untuk beribadah... karena letaknya di ketinggian (bukit).. dibawahnya juga tersedia mata air di sendang kalitaman.....
Landskap Ungaran Dari Situs Kalitaman
     Kedangkalan pengetahuanku-lah yang hanya bisa mengira2 tanpa berani membuat kesimpulan. oh ya... pemandangan di atas bukit kalitaman ini sungguh menakjubkan.... 
Sulaiman Jazuli di Situs Kalitaman

     Bersama Sahabat ini lah aku sampai di Situs Kalitaman....
"Sulaiman Jazuli"
ta tunggu lo info arca yang didepan masjid..... 



Save This
Not Only a Stone!
di Situs Kalitaman berlatar Gunung Ungaran

Salam Pencinta Candi

Kamis, 25 September 2014

Situs Kaloran Temanggung

Situs Kaloran Temanggung
      Jumat, 19 September 2014 setelah selesai di situs watu kodok pledokan sumowono, jam sudah menunjukkan pukul 15.30 WIBB. Jalur dali pledokan... ambil kanan pada saat perempatan. Ikuti jalur itu sampai keluar/ ketemu jalur Jalan tembus Sumowono-Temanggung.
      Situs Kaloran ini letaknya persis di pinggir jalan., namun mohon maaf karena etika dalam dunia penyuka situs.... agar tidak secara eksplisit menjelaskan dimana letak situs ini... jadi mohon maaf.----
Umpak di Situs Kaloran
         Ketika memperoleh info keberadaan situs ini yang berada dipinggir jalan dan batu-batu candinya 'cemolong'... alias gampang di colong (curi)... awalnya saya sempat ga percaya... di jalur itu, apa iya dipinggir jalan ada.. beberapakali ketika blusukan ke Dieng, Temanggung tidak pernah melihat.... atau mungkin memang belum di perlihatkan.....
      Cerita dari bapak (super ramah) Budi....yang punya Tambal ban di samping situs Kaloran ini sungguh mencengangkan. Dilihat dari cara bercerita... nampaknya Pak Budi ini punya kemampuan berkomunikasi dengan dunia lain itu...
     Jadi ketika ku tanya tentang sejarangnya, bisa kudapat kisah seperti ini :
Umpak di Situs Kaloran
      Dulunya umpak-umpak dan batu bata berukuran besar itu adalah bagian dari Istana Kepuntren... (Tempat tinggal Permaisuri/Putri raja).... Istana kerajaan berada di seberang jalan tak jauh dari lokasi situs Kepuntren ini. 
    "Istana Wurung", begitulah tersebut waktu itu. Terjadi kekacauan "Geger Genjik"... chaos yang disebabkan adanya perbedaan kasta antara Raja dan Permaisurinya.. (Salah satu Kerajaan Bawahan*, Raja hanya berasal dari kalangan rakyat biasa, sedangkan permaisuri berdarah biru, keturunan Raja (*di mungkinkan dari jaman kerajaan Mataram kuno).....    Karena perbedaan itu, terjadilah perbedaan pendapat yang berujung pada perang saudara. sehingga Istana ini menjadi terbengkalai... yang pada akhirnya menjadi "Istana Wurung"

     Letak di pinggir jalan inilah yang menjadi permasalahan besar... Belum adanya perhatian dari Purbakala maupun pemerintah daerah menjadikan banyak arca dan relief unik yang hilang.
     Pak budi, berinisiatif mengumpulkan dan menyimpan beberapa arca di bengkel (sekaligus tempat tinggalnya untuk menyelamatkan sisa-sisa arca yang masih tertinggal)... ada pula yang memang ditumpuk di pinggir jalan agar ada pihak berwenang mengetahui.




     "Beberapa saat yang lalu ada yang berhasil mengambil koin emas yang bernilai hampir 1M. namun beberapa saat hari kemudian dia kehilangan anggota keluarga.... dan saya yakin akan ada lagi musibah", cerita pak Budi.
     Ya harusnya apa yang didapat... harusnya digunakan untuk menyelamatkan situs ini......

    Beberapa Batu Candi Sisa Istana yang tercecer di sekitar situs (di area persawahan tadah hujan)










Situs Kaloran : Berlatar Bengnkel Pak Budi
Mba Derry Junior.... di Situs Kaloran

     



































Save This.. Not Only a Stone.....!



Salam Pencinta Situs

Selasa, 23 September 2014

Situs Watu Kodok Pledokan Sumowono

Situs Watu Kodok
       Blusukan lanjutan dari Situs Kunto Bimo.... dari bantir Sumowono... Ikuti jalan desa tersebut.... cari arah langsung ke Pledokan... (masih relatif mudah bertanya ke warga (berbeda jika di kota besar). Sumber data keberadaan situs ini dari Dinas Pariwisata kabupaten Semarang. Namun, entah gambar itu tahun berapa (yang di atas) .... karena pada saat saya dan rombongan kesana : Mba Derry (bersama anaknya) , Mas Wrong Way dan mas Eka WP... sangat berbeda kondisinya.

Cari petunjuk ini : 


       









    
       
       Jika tidak salah itung, mulai dari situs kunto bimo.... kami bertanya sampai 10 kali kepada warga yang ditemui... (benar2 blusukan). Situs Watu kodok berada di Dusun Ngaglik, Desa Pledokan, kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Tepatnya di bukit Ndadi.
      Ada legenda yang turun temurun di masyarakat : mereka mengkeramatkan batu batuan ini karena tuahnya untuk mendatangkan hujan. Yang dapat mencukupi kebutuhan air bagi pertanian yang ada di wilayah ini.
     Sebuah kearifan lokal, jika kita hubungkan dengan keberadaan katak yang memang hewan yang identik dengan kehadiran hujan maka kita mahfum... kemudian kehidupan katak yang ada dalam dua dunia (air dan darat)... memang menjadikan katak ini spesial....
 sebuah cerita dari blog sebelah : 
Hewan transisi antara darat dan air karena hidup di dua alam tersebut. Beberapa legenda mengatakan katak hewan yang berasal dari bulan. Katak juga dianggap sebagai penentu turunnya hujan. Bagi masyarakat Mesir kuno katak dianggap sebagai hewan pembawa kesuburan. Ini didasari oleh kehadiran mereka di sungai Nil sebelum terjadi luapan sungai yang mendatangkan kesuburan. Menurut Blavatsky, sifat ampibi dan muncul serta hilang menjadikan katak sebagai salah satu mahkluk utama dalam ide penciptaan dan kebangkitan. Katak juga melambangkan puncak evolusi manusia yang diperkuat oleh cerita rakyat mengenai katak yang menjelma menjadi manusia.
   
 Menuju Bukit Ndadi, Dusun ngaglik ini sungguh butuh perjuangan.... apalagi yang berlebih lemaknya...hehehehe.. (ampun nesu lo ya)..... Medan menanjak sangat membakar lemak.... bahkan mas eka sempet bilang " pulang dari sini dadi gering... hahahahah.
     Namun..... Perjuangan bukan (/memang) sia sia? yang ada Perasaan kecewa.... sedih dan marah bercampur..... Situs Watu Kodok hanya tinggal beberapa sisa batu (yang dulu dikeramatkan) berwujud telur kodok....
Gambar Sisa Sisa Situs Watu Kodok itu ... :



Situs Watu Kodok
    Nampaknya situs ini tak lagi di hormati.... tak lagi dianggap sakral... sudah terbengkalai... berganti menjadi sebidang lahan pertanian ...


      Mas Man dan Mba Dery sedang mengira-ira... inikah watu kodok itu... saking bingungnya mana sisa sisa itu?






     Di Atas Bukit ini..... di grumbul semak itulah dulu sekali ada batu yang disakralkan.... WATU KODOK

      
    Pemandangan di atas bukit nDadi ini, (dimana situs watu kodok berada sangat eksotis... berlatar gunung Ungaran yang gagah berdiri menjadikan hati kita tenang.... bila berimajinasi; tentunya dulu ketika beribadah di situs ini (nenek moyang)... dengan suasana yang tenang, menyatu dengan alam semesta dan dekat dengan penguasa alam.... 
Spot dari situs Watu kodok pledokan
Potensi.... sejarah dan budaya..... namun lagi-lagi NOTHING!

eka wp di Situs watu kodok
     Saat berjuang untuk turun, dengan medan yang curam itu, ada salah satu ndok kodok yang berada si semak-semak bawah bukit...... ada apa ini..... kenapa di biarkan?????


---

       Sambil rehat.... minum dan diskusi : temanya kenapa bisa terabaikan 'the art local' ini.... diskusi berlangsung seru, sampai kemudian dengan kecurigaan (maaf, terlihat dari tatapan beliau).. seorang warga mendekat....
Di Bawah bukit, dimana situs watu kodok berada
     Saat ditanya tentang Nasib situs watu kodok ini, dengan ragu beliau menjelaskan memang dulu jaman kakeknya, situs masih dikeramatkan... sekarang memang jarang yang peduli....
     Lalu Siapa yang harus peduli????????


Save This.. This is Not Only a Stone!!!

Situs Watu Kodok Pledokan Sumowono
Salam Pecinta Situs..

Senin, 22 September 2014

Situs Bantir Losari Sumowono

Situs Kunto Bimo Sumowono

           Akhirnya kesampaian juga, Blusukan bersama komunitas. Setengah ku paksa Mba Derry, (ternyata bersama pula generasi penerusnya, alias Gilang anak semata wayangnya: lha wis ijin misua belum mba blusukan ngajak anak? hahahaha) Mas P.Man, blusukan bareng juga Mas Eka WP (neg blusukan gini ga ada istilah newbie kok)..... Kita cari pengalaman bersama... that's the point.

     Jumat, 19 September 2014. Kumpul di perpust Ambarawa sekitar jam 1 Siang setelah Jumatan. Briefing sebentar alias penentuan lokasi Blusukan.... 
Candi asu : 19 Sept 2014
      Rute dari Ambarawa melalui Kota Wisata Bandungan. Sesampainya di Bandungan, mampir sebentar di Candi Asu Sumowono.  "Pemanasan untuk Mas Eka WP katanya....." Gambar samping kondisi Candi Sumowono saat ini.
        Sekitar 15 menit di Candi Asu (karena sepi tak ada warga yang bisa ditanya)... Perjalanan kami lanjutkan ke   Sumowono. Dimana tujuan pertama kami Situs Kunto Bimo Sumowono.
Situs Kunto Bimo
       Situs Kunto Bimo berada di Dusun Bantir Desa Losari Sumowono. Jika kesana cari saja pusat pelatihan TNI Bantis. Setelah komplek itu... ada gang sebelah kiri, ikuti gang itu.     

      













Situs Kunto Bimo, Berada di Bukit ini,  : 

         Jalan mendaki ke bukit, sudah dibeton. Motor matic pun kuat sampai areal atas. Situs Kunto Bimo berada ditengah-tengah areal pemakaman warga.
Situs Kunto Bimo berada di dalam bangunan ini
    Satu lagi argumentasi bahwa situs itu selalu berada dekat dengan air, berada di tempat yang tinggi serta keadaan geografi sekitarnya subur. (Hanya pengamatan saya pribadi)
    Jadi teringat, pemilihan lokasi pemakaman yang kebanyakan ada di suatu bukit/ tempat yang tertinggi... satu pertanyaan yang tertinggal : "Apakah bertujuan untuk selalu dekat kepada yang kuasa?
      Situs Kunto Bimo, begitu nama yang diberikan oleh masyarakat.. terkesan agak saru bagi sebagian orang, namun sebenarnya tidak sepenuhnya salah.... Situs Kunto Bimo ini sebenarnya adalah Lingga. Dan Lingga merupakan pasangan dari Yoni, untuk yoni adalah perwujudan dari perempuan sementara Lingga adalah laki-laki... dan secara keseluruhan merupakan persembahan untuk memohon kesuburan. (dikoreksi jika kurang tepat). Merupakan peninggalan dari masa Hindu. Lekat dengan persembahan kepada dewa Siwa.
ndok kodok di Situs Kunto Bimo
     Yang unik di situs ini... ada 2 buah batu bulat. yang biasanya tersebut oleh masyarakat adalah telur katak. Hewan katak dijadikan simbol untuk meminta hujan.---
      Tak Jauh dari Situs Kunto Bimo, Sekitar 50m arah belakang. Ada batu lempeng datar, seperti batu menhir.../batu persembahan peninggalan jaman megalitikum.
Menhir di Situs Kunto Bimo Sumowono
     Karena letaknya di puncak bukit, pemandangan di situs ini dahsyat, berlatar Gunung Ungaran dan banyak kawasan perbukitan yang membiru di Kejauhan.... sebuah Spot fotografi yang menarik.....
Kemegahan Gn. Ungaran terlihat Dari Situs Kunto Bimo
      Entah karena kebetulan, Kami berombongan memakai matic, semua... dan masalah yang datang.... ketika menuruni bukit untuk meneruskan perjalanan adalah sama! yaitu di rem pun tak mau berhenti... karena memang curam... jadi HATI-HATI.

      Komunitas Pecinta Situs...... Dari Kiri.... Mba Derry, Mas P.mAn, Saya dan Mas Eka WP.

Save This... Not Only A Stone!!!

Menhir di Situs Kunto Bimo Susukan
Salam Penyuka Situs Batu