Situs Makam Kyai bagus Gunung, |
Tanpa Banyak
waktu, karena gerimis sudah mulai turun dari langit, kami (Saya dan Lek Suryo)
mengekor dibelakang Mas Eka menuju Situs yang pertama dan Masih di area Kota
Ambarawa. Di Sekitar area ini ada 7 Watu Lumpang Lain yang berdekatan, juga
potongan arca bagian pinggang sampai paha, juga sebuah gumuk bernama Selembu
yang saat ini berubah menjadi kolam renang dan Nama selembu ini hanyalah
tinggal nama, walau identik dengan keberadaan Arca Nandi = Sapi = Lembu. Kami
pernah mendengar dulunya memang di Selembu ini dulu ada arca Nandi.
Beberapa Kali
berbelok di jalan kampung, menyusuri jalan sempit kemudian sampailah kami.
Makam Kyai Bagus Gunung |
Di “Makam
Kyai Bagus Gunung” warga menyebutnya demikian.
Kami langsung
segera mempersiapkan diri (Saya dan Lek Suryo) mendokumentasikan struktur batu
candi yang tertata rapi di komplek makam yang membentuk nisan.
2 Kemuncak,
Batu Kotak Polos
dan tentu saja ciri khas struktur sebuah bangunan suci masa lalu,
Batu berpola.
Batu dengan
kuncian.
“Info keberadaan struktur Batu Candi ini,
secara tak sengaja saya tahu dari Pak RW yang tertarik saat saya menelusuri
jejak makam kuno yang berada di makam umum tak jauh dari lokasi ini”,
cerita Mas Eka.
“Bapak RW bercerita mengenai keberadaan batu
yang ada tulisan huruf jawa kuno (belum yakin jenis huruf) yang saat kebetulan
ada warga yang jago bahasa Jawa ternyata tak bisa membaca”, tambah Mas Eka
WP.
Kyai Bagus
Gunung, dipercaya warga sebagai pemuka, tokoh pada jaman dulu yang mbabat alas
area ini. Makam sangat dikeramatkan warga. Terlihat dari peraturan yang
tertulis ketika masuk ke area makam, Sandal sepatu wajib dilepas.
Setelah merasa
cukup, kami kemudian mengakhiri penelusuran jejak purbakala di Makam Kyai Bagus
Gunung, semoga kami bisa turut menjadi saksi bagaimana wujud Batu berinskripsi
tersebut. Karena tidak mustahil menjadi catatan penting penanda peradaban lereng
gunung Ungaran yang masih terselimut misteri.
Saat akan
mengendarai motor, seorang ibu-ibu mendekat dan nampaknya penasaran dengan aksi
kami mendokumentasikan Makam Kyai bagus Gunung ini. Spontan kami bertanya, “Adakah yang lain?”. Dulu di bawah makam ini,
di sisi lereng sebelah utara ada watu lumpang tepat di sebelah mata air. Yang
sekarang di buat bak tendon air tertutup. Tapi karena tak ada yang mengerti
digepuklah lumpang itu”, panjang lebar beliau bercerita. Gelo adalah kata pertama yang
menggambarkan suasana hati kami. Padahal
menurut beliau Watu Lumpang itu berukuran lumayan besar dan masih bulat
sempurna. Gundah mengiringi kami berlalu dan melanjutkan blusukan ke destinasi
yang kedua.
Sekali lagi kami
mengekor dibelakang Mas Eka WP, sebelum beranjak Jauh. Tepat dihalaman Masjid,
tiba-tiba Mas Eka memberi tanda untuk
mampir. Tanpa kata, telunjuknya mengarah ke sisi kiri masjid.
Saya dan Lek Sur
serentak terpana.
Baran Gunung Ambarawa |
Berdiri Tegak seperti (dugaan saja) Lingga Semu di pojokan
undakan Masjid. “Konon menurut Bapak RW,
sebelum dikeramik. Undakan itu adalah struktur batu Candi yang berukuran besar”,
tambah Mas Eka semakin membuat kami menyesal. Di depan Masjid ada Bale Panjang yang konon juga kuno.
Bentuknya seperti Gazebo namun
persegi panjang dengan tiang utama dari kayu Jati dan papan alaspun kayu jati
yang berusia sangat tua.
Beruntungnya warga masyarakat di sini, yang
memiliki sejarah sangat berwarna. Semoga tetap lestari…
Bale Panjang, masjid Baran Gunung (foto by Eka WP)
Video Amatir : Situs Makam Kyai Bagus Gunung Baran Ambarawa
Berselfie ria
meneruskan ritual penelusuran KEMISAN,
Salam Pecinta
Situs dan Watu Candi
Nb :
Tulisan ini
adalah yang kedua kalinya saya menulis, setelah sebelumnya naskah yang saya
tulis hilang tanpa bekas, butuh tekad penuh untuk menyekesaikan cerita kali
ini. Walaupun singkat tapi bagi saya penting untuk dituntaskan….
#hobikublusukan