Minggu, 31 Mei 2015

Arca Nandi Mlilir Bandungan

Arca Nandi Mlilir Bandungan
   29 Mei 2015
    Mbolang kali ini sebenarnya atas ide Mas Eduardus Egga, Beliau membuat postingan Di grup Dewa Siwa tentang informasi Keberadaan Arca Nandi Di Mlilir Bandungan. Langsung ku tanggapi dan buat janji untuk Jumat ini menuju TKP. Namun karena tak ada kabar dan berita akhirnya saya kesana sendiri....
    Menuju Lokasi sebenarnya sangat mudah, ada dua Alternatif... Bila sobat penyuka situs, saya sarankan lewat Jalur Doplang... Bisa Mampir terlebih dulu di Yoni Situs Gayamsari dan Pentirtaan Situs Sendang Se Klotok , Keduanya di Desa Doplang Bawen. Dari Kedua Situs tersebut, ambil jalan menuju Karangtalun Mlilir.
Gang Menuju Arca Nandi Mlilir Bandungan
      Jalur Yang kedua, Keberadaan Mlilir yang berada di Kecamatan Bandungan sangat memudahkan dalam pencarian situs ini, dari Semarang ke Arah bandungan... 

      Setelah Melewati Hotel Kediri, sekitar 200m kemudian kita akan melalui Tanjakan, 
     Di Tanjakan tersebut ada perempatan. Ambil Kiri... Ikuti jalan masut itu, kira-kira 200m, di sebelah kanan jalan tepatnya di halaman Rumah Bapak Hartanto Kadus Dusun Karangtalun, Desa Mlillir Kecamatan Bandungan Arca Nandi Berada.
       Nandi, Lembu atau sapi.... adalah wahana Dewa Siwa dalam mitologi Hindu.
    Sempat kebingungan minta ijin ambil gambar, karena Rumah Bapak Hartanto tidak ada orang... Setelah beberapa saat, beruntungnya saya karena biasanya jam segini (13.30), beliau belum pulang dari kerja. Namun hari itu karena ada keperluan pulang sebentar, lalu bertemulah saya dengan beliau.... 
         Sejarah keberadaan Arca Nandi (Sumber ngobrol dengan Bapak Hartanto). "Arca ini dulunya berada di Batas dusun antara karangtalun dan Dusun Jurangbelik. Kemudian oleh warga, dipindahkan ke tanak kebun Bapak mertua saya yang dulu kebetulan Kadus di Karangtalun ini" kata Bapak Hartanto.
      Alasan Keamanan dan pelestarian,adalah alasan warga saat itu untuk memindahkan arca ini dari lokasi aslinya yang berjarak kurang dari 100m. Selain berada di cekungan juga pengawasan yang kurang dilokasi awal sehingga dipindahlah. Menurut cerita warga, saat saya makan di Warung  Mie Ayam perempatan masuk tadi, "Dulu sempat ada yang mau beli arca itu sebelum dipindah, namun setelah dibayar pada saat akan di angkat ke mobil, ternyata mobil itu tidak kuat berjalan.... akhirnya pembeli itu mengurungkan niatnya", urai warga itu.
Yoni Mlilir Bandungan
Yoni Mlilir Bandungan
        Kondisi yoni terawat, Arca Nandi yang biasanya tanpa kepala : yaitu di Situs Ngrapah Banyubiru dan Situs Wonorejo Pringapus, Nandi Di Karangtalun Desa Mlilir ini masih utuh, walau sedikit ada pelapukan oleh alam. Yang jadi keprihatinan saya, ada retakan dibagian belakang Nandi. Konon menurut Bapak Hartanto, "Setelah Diambil pusaka berupa batu akik nya, baru terjadi retak itu. Bagian ekor yang dulu nampak jelas juga diambil orang yang tak bertanggungjawab. Kejadian itu dulu sebelum saya buat rumah di pekarangan ini", urai Beliau.

      Beberapa Close Up  Arca Nandi Mlilir Bandungan :























Arca Nandi Mlilir Bandungan

     Bersama Bapak Hartanto, Pemilik Rumah sekaligus Kadus Dusun karangtalun Desa Mlilir Kecamatan Bandungan : 
Saya dan Bapak Kadus Karangtalun Mlilir Bandungan
   "Semoga ada perhatian dari pihak terkait, supaya ta semakin lapuk arca itu mas.." harap bapak Hartanto....

Save This Not Only A Stone...
#ssdrmk : saya di Arca Nandi Mlilir Bandungan

Salam Pecinta Situs...
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....


Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   

Kamis, 28 Mei 2015

Menelusuri jejak Arca Guyangwarak sambil berwisata ke Gunung Watu Jambu

      Jumat, 22 Mei 2015
     Setelah Mbolang di Situs Brongkol Jambu, kami melanjutkan perjalanan Menelusuri info adanya sebuah Arca di Guyangwarak Jambu... Berbekal cerita dari Mba Derry " Dulu temen sekolah, (SD) pernah mencoba mengambil arca tersebut, namun 3 kali usaha tersebut gagal, karena usaha nyuri itu selalu gagal, karena arca selalu balik ke tempatnya" jelas Mba Derry Aditya, yang kebetulan beliau masa kecilnya dihabiskan diseputar area Jambu ini.
Makam Krajan  Bedono Jambu : Yoni Berada
     Rutenya dari Brongkol, kembali ikuti Jalur menuju Yogyakarta, bila sudah sampai dengan Ponpes Miftakhul Jannah nya Syekh Puji... Masuk gang ke kiri.. bebas mo gang mana saja.... atau ikuti jalan di link : Situs Si lembu Jambu dan  Yoni Situs Krajan Jambu terus saja. sampai ketemu dengan Pos Kampling Dusun Guyang Warak : 
     Saat disini, berbekal cerita Mba Derry tersebut kami mencoba menggali informasi kepada masyarakat.... Bapak Slamet yang kebetuan juga Ketua RT, kami tanya...  geleng kepala... namun ada orang tua yang masih inget... Eyang Sutar. :
"Dulu memang ada Guyang Warak itu, nak... tapi sekarang sudah hilang,sudah lama sekali ga tentu rimbanya... sendang untuk guyang (memandikan) warak sekarang sudah tertimbun tanah. Nakmas sekalian kalaupun kesana pasti kesulitan... karena tak ada bekasnya..." urai si kakek itu. 

Acchhhh..!!!!!
Kami Terlambat...
Arca itu sudah hilang.........
*********************************************************
      Untuk mengobati kekecewaan, Mba Derry Aditya mengajak ke "Gunung Watu"... Konon ceritanya itu adalah peninggalan jaman Megalitikum/ jaman batu. Dari pos kamling Dusun Guyang warak, ambil pertigaan ke kiri, pas di SDN Gemawang 02 Jambu .
   Kira-kira 200m kemudian ada Ternak ayam dan pemotongan kayu, di sambut jembatan bambu. Motor kami titipkan di depan pemotongan kayu :  

      Gambar Disamping...Tangan Saya menunjuk puncak Gunung Watu yang menjadi akan tujuan kami...








    Kami serombongan sangat penasaran.... dan ternyata : 
Gunung Watu Jambu Kabupaten Semarang
    Pandangan diatas sungguh menakjubkan.... terlihat hamparan hijau pepohonan dan di kejauhan pemukiman warga daerah Temanggung. 
Diskusi kami serombongan diatas Gunung :
1. Peninggalan Megalitikum atau kejadian alam...
2. Apakah ada fungsinya jaman dulu, digunakan untuk ritual tertentu tidak....
3. Apakah Gunung Watu hanya gunung yang terdapat pemandangan Luar biasa indahnya.... apakah hanya itu saja??
    Pertanyaan-Pertanyaan tersebut tak bisa kami jawab secara pasti karena terbatasnya sumber yang bisa kami tanya.
    Beberapa Batu yang kami ambil gambarnya : 

Sing Juara yo Gilang : berani masuk Gunung Watu


      Rombongan Mbolanger Ngos-Ngos'an... Namun terbayar Pemandangan yang Menakjubkan : Mas Eka WP., Pak Yophie  & Mba Derry Aditya Beserta Anaknya....
Dewa Siwa di Gunung Watu Gemawang Jambu
     Saya mencoba merasakan ketenangan dan "Wibawa" Gunung Watu.... AMAZIING....
@ssdrmk di Gunung Watu

   
RM. Rahayu Jambu
       

Sebelum Pulang, Saya dan Mas Eka memisahkan diri (yang lain Pulang-kecuali Mba Derry). 
Koyor & Rawon : RM Rahayu Jambu
     Menuntaskan rasa Lapar dengan Kuliner di RM. Rahayu Bedono Jambu. Dari kemarin di pameri Rawon yang cihuy.... jadilah Saya Pesan Rawon dan       
      Mas Eka pesan Nasi Koyor..... Hasil Akhir : Josss Gandhosss..... Recomended! 1 Nasi Rawon, 1 Nasi Koyor, 1 es Jeruk dan 1 Jeruk Anget : 35K..... hmmmm sepadan dengan josss nya







nb : jika ada info keberadaan arca guyangwarak.... Please inbox.

Salam Pecinta Situs...
Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   





Selasa, 26 Mei 2015

Yoni Situs Brongkol Jambu Kabupaten Semarang

Yoni Situs Brongkol Jambu
Jumat, 22 mei 2015
Pertigaan Jambu arah Banyubiru
      Setelah Menelusuri Situs Dadung Awuk Di Desa Jambu, Mbolang kami lanjutkan di Desa Brongkol Jambu Kabupaten Semarang. Dari Desa Jambu, Perjalanan Kami lanjutkan ke arah Yogya... Kira-kira 53km... ketemu dengan papan petunjuk arah menuju jalur alternatif arah Banyubiru-Salatiga. 
Penanda arah ke Banyubiru-Salatiga 
    Ikuti Jalan masuk tersebut, Jalur ini bertebaran situs, Selain Yoni Situs Brongkol Kita Akan melewati Situs Candisari Jambu, kemudian ikuti jalan lagi kira kira 50m sebelah kiri (dibelakang makam ada Situs Ngembat, Setelah Yoni Situs Brongkol, kira-kira 1km ada lagi Situs Ngrapah





      Ikuti jalan tembus menuju Banyubiru - Salatiga tersebut, kira-kira 2 km akan ketemu dengan Kantor Desa brongkol: 
     Kemudian tak sampai 800meter sampailah  





Yoni Brongkol ada dibawah Pohon Durian
     Penandanya : Kebun Salak dan Pohon Durian yang tinggi menjulang. Posisi Gambar disebelah kanan bila dari arah jalan raya Semarang - Jogja.           Nampak digambar Rombongan mbolanger....




Posisi Yoni ada di Bawah Pohon Durian tersebut : 
Yoni Situs Brongkol Jambu     

       Warga sekitar menyebutnya "Watu Lumpang", "Sekitar tahun 2000-an alu nya hilang mas...." ungkap seorang warga yang tertarik mendekat saat melihat aktivitas kami. Alu = lingga. Bentuk Yoni sangat sederhana, cerat sudah rusak. Ukuran sekitar 60cm x 60 cm.
     Kaki Yoni sudah patah, dulunya Yoni ini berada di atas pohon durian (sumber warga Dusun Kunir yang kebetulan anggota perpustakaan).       Kemudian oleh warga diturunkan dan dipindah tak jauh dari pohon durian tersebut. Jadi patut diduga umur yoni ini lebih tua dari Pohon durian yang menjulang tinggi ini.      
leluhur pohon Durian Brongkol
      Beberapakali warga berniat menebang pohon durian ini, karena batang pohong mengkhawatirkan, namun tak ada yang berani.... karena kepercayaan warga tentang muasal durian brongkol ya di pohon ini. Cerita lain mengenai Pohon durian brongkol:

    Apakah kalian tahu? kenapa Durian Brongkol terkenal?.......
     Masyarakat brongkol percaya, awal muasal durian brongkol adalah durian ini. Bila durian ini buahnya lebat, maka durian warga pun berbuah lebat pula. Durian ini juga sebagai penanda awal musim durian di Brongkol. 
     Ditambah, Enaknya durian Brongkol bila durian yang berasal dari pohon ini enak, maka enaklah semua..... "Percaya/tidak tak memaksa..."
Yoni Brongkol
      Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kesuburan dan manifestasi dari gua garba. Yang berfilosofi sebagai sumbernya Ibu Pertiwi. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga. Bentuk Yoni  berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan laubang yang membentuk cerat. 
     Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga.
      Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga.
     Tanah yang subur, sangat identik dengan keberadaan yoni. Kami duga dulunya di area ini adalah ada bangunan suci.
     Yoni yang berbentuk sederhana ini kami yakin usianya sangat tua, dan mungkin lebih tua dari usia gedong Songo. Dilihat dari bentuk yang sangat polos.


     Bersama Gerombolan Mbolanger "DEWA SIWA: Dari kiri ke kanan : Mba Derry Aditya dan anaknya (Gilang), Saya, mas Eduardus Angga, Mas Eka W Prasetya dan Pak Yophi.
Dewa Siwa di Yoni situs Brongkol Jambu Kab. Semarang
Sampai ketemu di 'Mbolang selanjutnya...

Save This ...
Not Only A Stone



























Salam Pecinta Situs...
Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   

Minggu, 24 Mei 2015

Situs Dadung Awuk Jambu

Situs Dadung Awuk Jambu (Transit Jenazah)
     Jumat, 22 Mei 2015
     Yang suka sejarah masa kerajaan, pastinya idem dengan saya ketika dapat informasi ada situs Dadung Awuk di Jambu pasti tak sabar ingin menelusuri...
   Sepenggal Cerita Tentang Dadung Awuk...

     Adalah Mas Karebet atau populer dengan nama Jaka Tingkir, sebagai Perwira baru di Kasultanan Demak Bintara, yang baru beberapa bulan diwisuda oleh Sultan Trenggana, karena lulus pendadaran ketika Kasultanan itu membutuhkan perwira yang mumpuni dan sakti. Lima tahun menjabat sebagai Komandan Peleton pengawal istana Sultan, kemudian dinaikkan jabatan menjadi Perwira Pengawal Dalam 
   Di pelataran kamandungan siang yang cerah Jaka Tingkir sedang menyaksikan pendadaran prajurit baru, yang setiap awal tahun ada perekrutan prajurit. Alkisah ada seorang pemuda tegap dan kekar bernama Dadungawuk, seorang preman di wilayah Bintara, yang ditakuti masyarakat maupun para prajurit kasultanan. Sang preman itu baru saja mengalahkan seekor banteng, pada zaman dahulu untuk ujian jadi perwira, harus bisa mengalahkan seekor banteng.
     Jaka Tingkir melihat preman tersebut bisa memecahkan kepala Banteng, langsung naik pitam. Dadungawuk diseret keluar dari blabar kawat dan ditantang duel ; "Wajar saja kalau kamu bisa mengalahkan hewan, lawan si Karerbet, bosa ndeso dari Tingkir….!". Panitia penerimaan prajurit baru tak bisa berkutik, hanya diam tercenung saja, karena jabatan Jaka Tingkir, perwira kinasih sang Raja.
     Duel antara Jaka Tingkir dan Dadungawuk semakin seru, ratusan jurus sudah terlewati, sudah hampir lima jam bertarung belum ada yang nampak tanda-tanda kekalahan. Dadungawuk, untuk segera mengakhiri pertarungan itu segera meloncat mundur, dan kedua kakinya berdiri sejajar dengan kuda-kuda semakin merendah, kedua tangannya bertelekan diatas tanah, ia rupanya sedang mempersiapkan aji macan liwung, kedua matanya menatap tajam mulutnya menyeringai. Di tempat yang lain, Jaka Tingkir juga melompat mundur dan hanya berdiri di satu kaki, seperti pendekar pulau Es-nya Kho Ping Hoo, tangan kanan diangkat keatas telapak tangan bagaikan bilah pedang, tangan kiri melipat didada, ia segera mengeluarkan aji Lebur Sakethi.
    Keduanya diam beberapa saat (mungkin sedang membaca mantera saktinya) suasana menjadi hening, namun beberapa saat kemudian terdengar lengkingan keras, dan keduanya sudah beradu ilmu, Dadungawuk kepalanya pecah terkena pukulan aji Lebur Sekethi.
    Peristiwa menjadi gempar, Perwira pengawal Sultan telah membunuh calon prajurit baru, akhirnya Sultan marah, Jaka Tingkir jabatan Kepala Pengawal di 'copot' kemudian diusir keluar dari istana. Dengan Perasaan menyesal, namun "Nasi sudah menjadi bubur" Jaka Tingkir keluar masuk hutan lalu kisah Jaka Tingkir bersambung saat kemudian dia berguru pada Ki Ageng Sela, dan Ki Ageng Banyubiru. Sampai sejarah menuliskan Jaka Tingkir menjadi Raja Pajang Sultan Hadiwijaya. (sumber : sastradiguna)
      Dadung Awuk yang konon berasal dari Pingit, oleh kerajaan Demak kemudian jenazahnya di pulangkan dengan dikawal utusan resmi kerajaan untuk dimakamkan disana, dan dalam perjalanan Rombongan pengantar jenazah Dadungawuk beristirahat di Jambu Lor ini. Tepatnya di Situs Dadung Awuk ini.... 
   Jika melihat lokasi, dengan ciri-ciri berlokasi di bukit/ gumuk. Dekat dengan sumber mata air dan tanah yang subur. Dugaan kami dulu lokasi ini ada sebuah tempat suci/ peribadatan/ sakral... 
    Bagaimanapun Kerajaan Demak adalah Kesultanan, namun tentunya kepercayaan yang turun menurun pada masyarakat tak dapat terhapus begitu saja. sehingga wajar bila istirahat setelah perjalanan yang jauh, jenazah Dadungawuk di semayamkan terlebih dahulu di sebuah bangunan suci yang disakralkan oleh masyarakat pada jaman itu.
      Berlalunya waktu, pergeseran informasi dan lenyapnya bangunan tersebut ditambah aura mistis yang kuat, atau ada tujuan tertentu...masyarakat sekarang lebih mengenal dengan makam Dadungawuk.
Toko Syafina Jambu : Penanda dimana Situs dadung Awuk Jambu
       Menuju Lokasi Situs adung Awuk sangat mudah. Dari Jalur Semarang-Yogyakarta, bila sudah berada di Sekitar Jambu Kabupaten Semarang... Cari Saja Toko Syafina. Situs Berada di Dusun Jambu Lor, Kelurahan Jambu Kabupaten Semarang. 
Gang Masuk Situs Dadung Awuk
     Dari Arah Semarang, Situs berada di sebelah kanan, Gang kecil di depan toko Syafina: 
     Kurang 100m, rumah pertama parkir di rumah tersebut
ijin parkir disarankan/ parkirnya dikebun warga atau di halaman warga sekaligus bilang akan ke situs Dadung Awuk
     Dari Rumah tersebut, menelusuri jalan setapak di samping rumah tersebut, kira-kira 75m (jalan setapak agak mendaki) lalu sampailah:
Situs Dadung Awuk Jambu 

   Masyarakat mengenal situs ini dengan Makam Dadung awuk, entahlah.. kenapa bisa berubah seperti ini.. menurut kepercayaan warga sekitar, tempat ini memang wingit alias angker, ditambah ada 2 penanda yang nampaknya nisan (karena ada taburan bunga pula)..
    Bukti wingitnya: "Mau cari akik mas?", tanya seorang warga saat kami jumpai sebelum menuju lokasi. Mentang-mentang demam akik, acchh...!!! Distorsi informasi rupanya (meminjam istilah Pak Tri Subekso (pamong Budaya Kab.SMG).
   Pertanyaan warga tadi menjadikan sebuah diskusi seru ketika kami diatas....
1. Kenapa masyarakat menyebut situs ini makam Dadung Awuk, 
2. Berada diatas bukit dan dekat dengan sumber mata air juga tanah sekitarnya subur...
--- Diskusi sungguh menghasilkan wawasan kami tambah, atas kemungkinan-kemungkinan di masa lalu... namun kami sepakat, yang paling mendekati adalah :
    Dulunya disini terdapat bangunan suci, semacam tempat pemujaan / candi... yang oleh warga di masa itu sangat disakralkan... lambat laun, tempat sakral tersebut mendatangkan beberapa macam 'energi'... yang kemudian menjadi tempat yang angker. Dugaan kami, para prajurit kesultanan Demak memutuskan untuk beristirahat sebentar/ transit ditempat ini karena ini juga adalah tempat suci. Karena tentu tidak dapat dilepaskan dengan budaya asli, adat istiadat masyarakat pada masa itu walaupun Islam sudah menyebar pula.
      Sisa Batu Candi yang masih nampak :




     Mbolang bersama kami lanjutkan di Situs Yoni brongkol ..... Edisi Kali ini : Gerombolang "MBOLANGER"... : Mas Eka WP., Saya, Eduardus Angga, Gilang, pak Yophie dan Mba Derry Aditya

Situs Dadung Awuk Jambu

Save This... Not Only A Stone
Salam Pecinta Situs


Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA