Tampilkan postingan dengan label Ganesha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ganesha. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Mei 2016

Ke Rumah Arca Boyolali, Yuukkk...

Rumah Arca Boyolali
         Minggu, 8 Mei 2016, Setelah menelusuri Jejak peradaban di Situs Sumur Songo dan cabean Kunthi , Kami Saya Lek Suryo, mas Hendri Samosier dan Gunawan Wicaksono mampir pula di rumah Arca Kridanggo Boyolali.
sumber gambar :  http://berita.suaramerdeka.com/
 Lokasi cukup mudah, berada di tengah pusat kota Boyolali. Persisnya di Daerah Sono, Kridanggo kelurahan Siswodipuran Kecamatan boyolali Kota. Satu area dengan taman kota dan lap tenis, juga tak jauh dari Bundaran Patung kuda Boyolali.
Rumah Arca : di Area Taman Kota Boyolali
    Setelah parkir kendaraan, kami langsung berlari ke Rumah arca, pingin balapan masuk duluan... Dan Ternyata, karena hari Minggu.... Rumah Arca Tutup....... #Disini saya merasa sedih - jauh-jauh tutup. Tak ada petugas jaga. Achh berlipat sesal terasa karea tak ada yang bisa ku tanya informasi.
    Jadilah, berselancar di dunia maya sekaligus mengumpulkan inrmasi sepenggal-sepenggal. 
    Cukup mengagumkan, perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali ini. Sungguh perhatian yang tidak sedikit, patut diapresiasi. Bahkan Menurut kabar, status Rumah Arca ini dalam waktu dekat akan diubah menjadi Museum. 
Yoni Rumah Arca Boyolali
   Bagaikan kabar gembira ditengah cueknya para penguasa akan tinggalan masa lalu ini... 
    Secara Pribadi saya ikut berbangga, sungguh beruntung masyarakat di sini, generasi mendatang masih bisa menengok, melihat jatidiri bangsanya... Berbeda dengan dimana saya hidup sehari-hari. Acuh sekali....
ganesha Rumah Arca Boyolali
      Datang ke Rumah Arca disambut Yoni Besar Sekali, setinggi leher saya... hehehehe. Menurut data, Yoni ini beratnya 4 ton dengan cerat berhiaskan relief unik. (saya baru cari relief apa itu)
      Di sisi yang lain, (seperti menjadi penerima tamu) ada arca Ganesha yang kondisinya tidak utuh dibeberapa bagian sudah rusak. 
     Bagus lagi kalau Yang di tempatkan di depan 2 buah Patung Dwarapala... hehehehehe....
     Rumah Arca Boyolali ini mempunyai koleksi ratusan, bahkan menurut sumber di beberapa web site.. masih banyak yang tertampung. 
     Beberapa jepretan kamera Rumah arca Boyolali :



















   Mohon maaf resolusi mengecewakan... SLR masih rusak, yang ada kamera HP.. mohon dimaklumi... untuk lebih clear nya datang ya.... ke Museum Arca Ini...

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

Blusuk Bersama
Rumah Arca Boyolali
Yuk Kunjungi....

Ketahui dan Bangga jatidirimu

Minggu, 24 Januari 2016

Mengunjungi Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

Arca Ganesha Silurah, Batang
Minggu 24 Januari 2016
     Kisah Blusukan Lintas Kota Batang, Lanjutan dari perjalanan di Situs Balekambang, gringsing Batang. 
Peta Batang
    Dari Kecamatan Gringsing kami keluar menuju Jalan Pantura, kemudian seperti tergambar di peta yang jadi pedoman kami (peta batang), kami kemudian langsung menuju Subah, (rencana yang telah kami buat rute Subah-Pecalungan-Bandar-Wonotunggal-SILURAH). 
ngopi - udud dulu
    Sampai di pasar Subah kami rehat sebentar untuk sekedar mengisi perut dan mengobati dahaga, selain mengecek beberapa info/ pertanyaan saya tentang situs di sekitar subah (dari info telat kang Rahwan, ternyata ada satu yang terlewat : Yoni Kemiri Subah, yang ternyata sudah terlewat), Kembali lagi lumayan menghabiskan waktum padahal tujuan utama kami Arca Ganesha Silurah. Jadi Kami Putuskan blusukan lintas kota next saja.
     Karena tujuan kami masih jauh, sebentar saja, 2 batang rokok lah. Kemudian Kami melanjutkan perjalanan. Beberapakali bertanya, karena minim petunjuk arah (Bagi kami orang luar batang, harap maklum. Tak tahu medan dan sangat mengandalkan papan petunjuk).
@ssdrmk : menuju silurah Batang
      Akhirnya sampailah di Gerbang Selamat Datang Kawasan Silurah,     Tak Sabar rasanya, Segera sampai.... Finally
di gerbang silurah, batang
 'Ritual perpisahan', sebelum memasuki gerbang desa Silurah,  dengan Motor saya yang sudah menemani blusukan kemana saja sejak tahun 2010
bayar tiket dulu : menuju Silurah
     Dari Gerbang ini kemudian kami melanjutkan menuju lokasi. kira-kira 2km kemudian ketemu dengan loket penjaga karcis (@5rb per orang). Ternyata di Silurah ini terdapat pula wisata air terjun. Namun tujuan kami hanya situs Arca Ganesha saja. 
     Karena jalan cukup licin, kami tak berani sampai di area pedagang, motor kami parkir di area datar. 
Silurah : masuk area perhutani

     Kami lanjutkan dengan jalan kaki, "Kalau patungnya,  sudah dekat kok mas, 3 kali jalan menurun", jelas ibu bakul yang kami temui. Sempat menghidupkan semangat kami melawan lelah, letih perjalanan jauh dari Balekambang Gringsing tadi. Namun ternyata... 
Video amatir perjuangan menuju lokasi :
     Setelah berjuang cukup keras, Jalan cukup licin , namun tertolong titian dan pegangan yang secara swadaya dibuat oleh warga masyarakat. Salut! Dan akhirnya sampailah kami di Situs Silurah 
Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang


     Belum banyak dilakukan penelitian dan kajian tentang situs silurah ini, hanya diketahui keberadaan Prasasti Canggal diduga mempunyai keterkaitan dengan Silurah. (Prasasti Canggal pernah saya unggah di naskah Candi Gunung wukir, dimana prasasti itu ditemukan)
Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang
      Prasasti Canggal sebagai bukti sejarah Indonesia yang dibuat pada tahun 732 M atas perintah Raja Sanjaya menyebutkan bahwa “di Pulau Jawa yang masyhur ada seorang raja bernama “Sanna” atau Mahasanna (Sanna yang agung), yang memerintah rakyatnya dengan adil dalam waktu yang lama. Mahassana kemudian berubah menjadi Mahasin, yang kini dikenal dengan sebutan Masin, sebuah desa di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 
     Pada tahun 684 M Mahasin digempur oleh Sriwijaya. Senna bersama dengan putra mahkotanya lari selatan mendirikan padepokan di Desa Silurah, ditandai dengan adanya situs misterius dengan patung Ganesya dan peninggalan purbakala bercorak Hindu lainnya, sedangkan Sanjaya sebagai putra mahkota diungsikan ke daerah gunung Merapi. Itulah penjelasan yang dikutip situs pemerintah setempat. (sumber : kompasiana)
Dari Sisi Belakang : Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

    Dari beberapa sumber yang saya baca terdahulu, ada mitos di Silurah ini. "Bila seorang mempunyai jabatan datang ke situs ini niscaya akan terjadi masalah". 
     Dari wikipedia :  Ganesa (Dewanagari): adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umatnya, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
    Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Sementara dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa). 
     Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
    Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.


     Di samping arca Ganesha Silurah ini, tepatnya disebelah kiri dengan posisi lebih rendah berlantai plester biasa, arca tanpa kepala : konon menurut info yang saya dapat Arca ini adalah dewa Siwa.

    Keterbatasan informasi, arca ini insitu atau pindahan saya belum jelas. Namun bila benar ini dewa siwa... 
   Ganesha kan anaknya, "lha apa ga kuwalat? posisinya diatas Siwa?" 
heheheheh... cuma mengerutkan dahi saja... tak lebih.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
     Esensi Arca ini memang tlah hilang, sejak dipenggalnya kepala arca. namun bagi saya pesona arca ini masih mengagumkan.  
    Walaupun jejak vandalisme terlihat jelas, Namun aura wibawamu masih terlihat jelas.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
Dari Belakang : Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
 Sayangnya ada pemasangan MMT di depan arca ini, sehingga pemandangan cukup mengganggu.       MMT di depan Arca Dewa Siwa, saya pikir ini mengganggu pemandangan, walaupun tujuanya memang baik. 
mmt tutupi arca siwa
    Ada narasi tentang Arca Dewa siwa.... Namun malah nutupi arca Desa Siwa. (Semoga yang tersindir tak mengapa).


Relief Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang





    Detail relief Arca Dewa Siwa

Umpak Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
       Selain Keberadaan Arca Ganesha dan Siwa Juga terdapat umpak dan watu candi lain. Umpak di tempatkan di sebelah kanan ganesha dekat pagar masuk.
    Adapula beberapa struktur watu candi yang ditata di sekitar rumah arca ini








watu candi berpola, Silurah batang

    Watu candi kotak dan berpola yang ditata di jalan sebelum pintu masuk rumah arca
    Cerita sisi yang berbeda : Awalnya, naskah ini saya rencanakan ada detail foto dari arca Ganesha. Saya sudah pesan Lek Trist. Namun setelah saya tagih jawabanya : "Hilang semua file foto yang didalam pagar, tak logika, padahal foto diluar masih ada", jelas Lek Trist. Kami memang memaksa masuk area rumah arca ini untuk mendapatkan foto secara detail, mungkin itulah yang menjadikan foto di kamera lek Trist Hilang. "Padahal sudah uluk salam", "Saat lompat pagar kakimu injak umpak ga?"tanya saya. Hanya terkekeh... dan langsung..."Pasti itu, ada yang tak berkenan", jawab saya. "Ya Sudah lah"... yang penting niat kami menelusuri jejak peradaban leluhur dengan 'uri-uri' peninggalan nya sudah terlaksana. Mohon Maaf dan ampunan jika tak berkenan, lain waktu kami kembali dengan lebih baik lagi.. Mohon maaf penjaga/ juru kunci, lain waktu kami kesini di waktu yang agak siang.
     
gambar kami samarkan
Untuk mengisi kembali tenaga yang terkuras, Bekal dari Lek Tristno kami buka di Warung dekat Rumah Arca ini. (Maturnuwun ibu yang punya warung. Beberapa propertynya kami pinjam sebentar untuk makan. Piring dan Sendok, Bila ada yang cuci piring tak bersih cari Saja yang namanya Lek Suryo di facebook.. hahahaha video nya : 
 











   
melepas penat setelah menelusur silurah
Karena Hari sudah beranjak Gelap, Kami putuskan petualangan Silurah ini usai. Perjalanan nampaknya lebih berat. karena jalan pulang sangat menanjak....... no pict, no video... melangkah saja susah, teramat berat, jadi ta sempat ambil gambar.

      Trio Blusukan Lintas Batas Lek Suryo, Saya : @ssdrmk dan Lek Trist : 
di Situs Silurah batang
Mari Kunjungi dan Lestarikan


Senin, 27 Juli 2015

Situs Watu Pawon Kawengen Ungaran Timur

Situs Watu Pawon Kawengen Ungaran
     Selasa 7 Juli 2015
      Untuk yang kedua kalinya...... Matursembahnuwun mas Dewagita informasinya selalu membuat tak tahan untuk langsung mblusuk situs.
http://www.panoramio.com/photo/23275267
Mount Carmet Ungaran
    Kali ini informasi ada di pinggiran kota Ungaran yang berbatasan langsung dengan Demak/Grobogan. Menuju lokasi kami janjian terlebih dahulu di Alun-Alun Kalirejo jam 3.  Kemudian Perjalanan kami lanjutkan, dengan janjian ketemu mas Dewagita di Mount Carmel. Ini adalah kali pertama kami bersua.
    Setelah ramah tamah sebentar, kami menuju lokasi,(nunggu beberapa foto kontributor....jawel lek trist.)
     Blusukan kali ini spesial bagi saya.... selain ke situs juga momong anak, hehehehe... kata rekan... "Wah regenerasi..." tapi kata saya.... "Repot gendhong.... wkwkwkwk".

     Lima menit dari mount Carmet, lalu sampailah kami,
Situs Watu Pawon Kawengen Ungaran
    Sudah ter-cover  BCB, dari papan peringatan yang terpasang, namun ya sebatas itu.. karena selebihnya ya sepi ta pernah ada aktivitas lagi, nunggu lapuk. Selain Yoni 'Glimpang' alias terguling. Ada pula didekatnya Arca Ganesha tanpa kepala juga tak jauh (kira-kira 10 meter dibelakangnya) ada Arca Nandi yang juga tanpa kepala.     
     Karena memang maklhuk tanpa kepala akan hilang esensi makhluk itu, dan berartii tak bermakna lagi. 
Sebuah usaha pemusnahan budaya. 
      Berada di tengah alas jati milik warga, Situs ini jarang terjamah. hanya sesekali dibersihkan. Itupun bila ada yang ritual di situs ini, dan sayangnya ritual itu sangatlah jarang. 

Yoni lebih dekat,
Yoni Situs Watu pawon Kawengen Ungaran
    Penyebab tergulingnya Yoni, menurut mas Dewagita tak ada masyarakat yang mengetahui, dan itupula yang menjadikan masyarakat menyebut Yoni ini Watu pawon. Bahkan ada cerita aneh, konon dulu ada sekelompok warga yang bakar ketela di watu pawon ini, ketika matang rasanya antara satu ketela dengan ketela yang lain berbeda rasanya.
Penampang Yoni dari depan.....
Yoni Situs Watu pawon Kawengen Ungaran

Lubang lingga di Yoni Situs Watu pawon Kawengen Ungaran
         Masih nampak,  walau tergerus pelapukan. Pembatas air suci agar tak tumpah saat disiramkan ke lingga masih jelas terlihat.      Lubang tempat lingga masih nampak persegi dengan presisi 100%. Hebat sekali proses pembuatan Yoni ini. 
Cerat Yoni yang masih terlihat....
Yoni Situs Watu pawon Kawengen Ungaran


Yoni dari sisi yang lain :

Alas Yoni :
Arca Ganesha
Ganesha Situs Watu pawon Kawengen Ungaran

      Salah satu dewa dalam agama Hindu yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
    Digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa).
     Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
      Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara.

      Masih nampak terlihat belalai Ganesha :


   Arca Ganesha dari Belakang


    Arca Nandi

Nandi Situs Watu pawon Kawengen Ungaran
  
Nandi Situs Watu pawon
     Arca Nandi / nandisvara adalah wahana dari Dewa Siwa. Dan Merupakan pintu masuk/ tahap pertama sebelum memuja dewa siwa.
    Makluk mitologi dalam hindu, yang digambarkan sebagai makhluk suci berwujud lembu/sapi.
    Dengan posisi duduk/ dalam bahasa jawa 'Njerum"....
       


Saya bersama nandi di Situs Watu Pawon.kawengen Ungaran

      Dilihat keberadaan Yoni, Ganesha dan Nandi tentunya ini adalah peninggalan masa hindu. Dan Dugaan saya dulunya ada Arca Siwa. Sebagai puncak Sesembahan Bangunan Suci yang ada di situs ini. Melihat Beberapa batuan candi lepas berpola dan berbentuk kotak. 

     Beberapa batu candi pendukung : 
 Batuan Candi berpola.... Seperti potongan sebuah umpak.


    








     Batuan candi... Berlomba ketahanan dengan akar pohon...



  Finally but never end!  DEWA SIWA Mblusuk bersama :
saya, Max Trist, Dewagita dan Eka  Wp di Situs WatuPawon Kawengen Ungaran

Video Amatir (Sept 2017) : 


Jagad Pramudhita : Situs Watu Pawon Kawengen
Save This, Not Only A Stone!



The Next generation, my son!









Salam Pecinta Situs.....
Mari Kunjungi dan lestarikan....



Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA