Tampilkan postingan dengan label Bandungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bandungan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 November 2016

Menelusuri Jejak Masjid wurung di Dusun Ngasem Kauman Bandungan : a.k.a Reruntuhan Candi

Situs yang dikenal warga "Masjid Wurung" di Dusun Ngasem Kauman Bandungan
        Selasa 15 november 2016, sudah agak lama tak blusukan guman saya pagi itu... Ketika buka WA grup ternyata ada rekan yang nawari guide blusukan, "Libur, agak meriang", kata Wahid.... "Loh meriang kok nawari blusukan?", tanya saya --- 
    Kemudian saya berpikir keras nyari siapa yang mau untuk 'diakali' mboncengke.. hehehe..Maturnuwun Mbah Eka WP., 
     Berangkat dari Perpus Ungaran, kami menuju Project terlebih dahulu untuk sekedar minta teh anget bu ketua...wkwkwk.. sayangnya saat kami kesini eh TSK pulang.      Ga Beruntung.... Tapi penelusuran baru dimulai, sambil agak sedikit rikuh, kami kabari wahid... barangkali sudah "mendingan" meriangnya. 
     Kami tunggu di dekat garasi Bis Citra Dewi sambil Nge  Teh Anget. 
     Eh Beruntung sekali bagi saya... ngidam semur jengkol di warung yang kami singgahi ada.... langsung Tancep kayon .... Seporsi Semur Jengkol Kami tandaskan.
Semur Jengkol Ngasem Bandungan
      Awalnya, Mbah eka geleng kepala.... "Dah Makan", tapi 5 detik berikutnya, bangun dan langsung ambil piring...
     "Swalayan nampaknya".. haghaghag... "Padahal tadi pagi sarapan pete", cerita dia.
   Beberapa waktu setelah itu, datanglah wahid yang meriang... tapi blusukan tetap riang.
    Segera, Kami bergegas, yang penunjuk arah meriang tapi blusukan riang... lek Wahid
     Kami melewati gang sebelum pasar ambil ke kiri.  Masuk terus kemudian ambil kanan... Melewati tugu dan balai dusun. 
     Kemudian Sampailah :
Masjid Wurung Dusun Ngasem Kauman Bandungan
    Kami yakin, masih banyak sebaran watu candi, yang adalah struktur sebuah bangunan suci (===saat ini orang mengenal dengan candi), masa lalu. 
     Entah bangunan peribadatan, perabuan, maupun mengenang/'memuja'/monumen atau mendoakan raja yang telah tiada.
    Di dekat pembagian air warga ini bertumbuk beberapa watu candi yang berpola, presisi dan beberapa ada kuncian antar batu. 

     Dimana kuncian ini pada akhirnya tersusun menjadi bangunan. (tanpa perekat- antar batuan).
     Awalnya kami bertiga.... Beberapa warga kami gali informasi namun hanya tahu batu ini disini. Kemudian kami mencoba reat sejenak sambil ngeTeh dan Ngopi di warung dekat balai dusun. 
gambar xx : Mba derry nampak kejauhan, Mbah eka
    Tak berapa lama Mba Derryy Aditya datang. 
     Tepat kedatangannya, Mbah eka sedang bertanya.... (beruntung sekali si informan tahu banyak).... (Gambar xx).
     Nambah personel penelusuran, menambah semangat kami untuk kembali menyibak tinggalan leluhur yang tersebar di area ini. 
     Apalagi, bincang Mbah eka dengan warga memperoleh informasi : Ada upak di depan rumah warga dan ada watu candi di rimbunan pohon bambu tak jauh dari tumpukan watu candi diatas.
Umpak Ngasem Bandungan
   Segera kami konsolidasi dan segera menelusuri. 
Hasilnya :
     
       Dari cerita warga, umpak ii sempat dipindahkan ke lokasi 'tak lain.... namun entah kenapa batu itu 'tak mau dipindah'. Setelah kulonuwun dengan pemilik rumah -kebetulan ibu-- dan kami dipersilahkan.... 
Umpak di depan rumah... di taman deket kolam:






   Dari umpak Ngasem Bandungan ini, kami berlanjut informasi selanjutnya... Watu candi di rimbunan pohon bambu. 4 kali kami mencoba bertanya kepada warga... tak ada jawaban pasti. Yang ada ya memang di tumpuk di dekat pembagian air, juga banyak yang terpendam. Serta ada beberapa yang sudah dipakai untuk pondasi rumah (berada tak jauh dari tinggalan bertumpuk watu candi ini)...  
     Knon katanya, karena sebab itulah.. rumah tersebut tak ada yang berani menempatinya.... 
----
    Blusukan Semur Jengkol bersama Mbah Eka WP. Lek Wahid, Dan Mba Derry.
Blusukan Maboek Jengkol : ekspresi tertekan jengkol jaket cokelat
Salam Pecinta Situs dan Watu candi

Ketahui dan Mari Lestarikan

   Blusukan berlanjut ke Sekenteng... Masih di Bandungan. 

nb :
mohon maaf gambar kualitas Hp....

Kamis, 21 April 2016

Jejak Peradaban Hindu Di Dusun Nglarangan Desa Candi Bandungan

Situs Nglarangan Desa Candi Bandungan
     Kamis, 21 April 2016, tradisi Blusukan "Kemisan" berlanjut. Kali ini saya menjadi penumpang yang benar-benar diantar ke lokasi: Trims to Lek Suryo Idein. Awalnya hasil blusukan beliau beberapa saat yang lalu bersama rekan DEWA SIWA yang lain : Lek Wahid. Saat hasil penelusuran di posting di grup... membuat saya ingin segera nyusul alias njaluk diterke. 
Gambar 1 : Menuju Candi Gedong songo (google street)
      Singkat cerita, jadilah saya menuju Dusun Larangan Desa Candi, Tak Jauh dari Kompleks Candi Gedongsongo.
    Start dari Perpustakaan Ambarawa jam 3 sore kami melaju melewati Bandungan, jalanan relatif tak ramai, mungkin efek cuaca agak mendung. 
Gambar 2
     Setelah sampai di SPBU, Bandungan, belok kanan mengikuti arah menuju  Candi Gedongsongo (gambar 1). 
     Kira-kira 500 meter kemudian, di sebelah kiri ada Gapura dan papan arah menuju Dusun Larangan, ikuti petunjuk tersebut. (Gambar 2). Masuk ke perkampungan di dusun Nglarangan, kira-kira 500m ketemu dengan pertigaan. Tepat di pertigaan ada Poskamling. 
Watu candi di Poskamling Dsn Nglarangan Desa Candi bandungan
     Watu purbakala yang saya ingin telusuri tepat berada di Poskamling ini. Info keberadaan watu purbakala di lokasi ini tak jelas kami dapatkan. "Ya watu itu dah ada sejak nenek moyang" jelas pencari rumput yang kebetulan berada dekat dengan kami. Sebenarnya ada beberapa ibu-ibu yang awalnya penasaran dengan aktifitas kami mendokumentasikan watu purbakala ini. Namun sayangnya dengan wajah yang sama sekali tak welcome. "Ndherek mirsani watu niki bu",... kami mencoba beramah-tamah... namun yang kami dapat hanya lirikan saja. Kejadian ini kami kami alami 3 kali dengan ibu yang berbeda (tentunya dengan beragam respon, bahkan  ada yang hanya melihat saja= cuek.
   Padahal kami berharap ditanya, kemudian akan kami tanya balik... hehehehe--- 
   Entah apa yang terjadi, namun kami positif saja, yang penting niat kami baik. Dalam hati saya, sangat ingin tahu ihwal sejarah dusun yang diberi nama Nglarangan ini... sangat penasaran namun penasaran itu tak terjawab. (Adakah yang bisa bercerita?)

   Watu purbakala, yang masih terlihat dengan baik ada 2 Yoni, Umpak, Lapik arca.
Yoni, 
    Ada 2 Yoni yang berbeda bentuk dan ukuran di Dusun Nglarangan ini, Sebelumnya saya akan selipkan ulasan mengenai Yoni :
    Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga.
   Yoni merupakan bagian dari bangunan suci. Bentuk Yoni berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, seringkali di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. 

: yoni nglarangan : Berdenah kotak bujur sangkar
     Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan laubang yang membentuk cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat.
cerat yoni nglarangan
     Bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca. Lingga dan Yoni mempunyai suatu arti dalam agama setelah melalui suatu upacara tertentu. Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan mereka. 
Yoni sederhana : Nglarangan Candi Kec. bandungan
     Dalam ritus dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan, salah satu di antaranya adalah arca.
   Yoni sederhana (yang nampaknya berusia lebih tua dari Yoni yang penuh ukiran disebelahnya)... ---kesimpulan saya pribadi---. (kami belum dafat info lebih lanjut, ini yoni atau lapik arca). 
     Namun saya memberanikan diri menyimpulkan ini Yoni dari keberadaan Cerat dan lubang dimana lingga berada.--bila nanti ada sejarahwan/ arkeolog , dengan senang hati bila tulisan saya ini dikoreksi----
Lapik Arca, 
Lapik Arca Dsn. Nglarangan Desa Candi Kec. Bandungan
    Di sebelah depan PosKamling, di semen lapik arca. Dari Bapak Pencari rumput dulunya ada arca diatas lapik ini. "Sekitar 10 tahun yang lalu masih ada. bentuknya seperti patung. Makanya sekarang bawahnya di semen seperti itu biar tak hilang", jelas beliau.
   Saya tak mengambil secara detail lapik arca ini, karena saat ambil gambar (hanya 2 kali jepretan)... ada pandangan tak bersahabat dari seorang ibu pemilik warung sebelah poskamling. Itu juga yang membuat saya urung beli air minum di warung beliau...padahal dahaga sudah menyiksa. --lebay tapi tenan---
Umpak
    Sementara itu ada 2 watu purbakala, saya duga termasuk dari struktur bangunan suci yang erat pula kaitan dengan kedua Yoni dan lapik arca ini : bisa umpak, bisa pula kiasan pada atab bangunan suci atau pagar kompleks peribadatan.
    Sementara watu purbakala yang satu sangat abstrak bagi saya untuk mengetahui bagaimana bentuknya, karena nampak sudah terbelah alias pecah







    Video Amatir Blusukan di Dusun Nglarangan Desa Candi bandungan (Property pinjam Lek Suryo) : (Proses uplod You tube)

    Blusuk di temani guide :
Suryo idein : sang pengantar di Situs Nglarangan Candi Kec. Bandungan

Salam Pecinta Situs dan Watu Candi...
@ssdrmkdi Nglarangan Desa Candi Bandungan
Mari Kunjungi dan Lestarikan

--Perjalanan lanjut..... Ke Candi Garon Sumowono, melewati Candi Asu Bandungan.

Selasa, 29 Desember 2015

Watu Candi Di Makam Keramat Mbah Kojur, Mlilir Bandungan

Makam Keramat Mbah Kojur, Mlilir Bandungan
29 Desember 2015
    Lagi-Lagi provokator nomor satu Dewa Siwa, Kang Max Trist, selalu bisa ngompori saya untuk segera menelusuri jejak purbakala di Makam Kuno Mlilir. "Hanya 20m dari situs Nandi Mlilir Bandungan kok", jelas Kang trist. Akhirnya, bersama Mbah Eka W. Prasetya yang katanya pulang dari Jogja, mampir "Kangen Blusukan" jelasnya. Jadilah kami berangkat duet blusukan.
mampir di Arca Nandi Mlilir
    Kali ini Rute saya tempuh , start dari Ambarawa lewat Doplang, lanjut lewat dusun Seklotok (disini ada situs petirtaan Klotok) kemudian melewati jalur karangtalun.. dan sampai di Mlilir. 
   Karena teman duet blusukan saya belum pernah ke situs arca nandi Mlilir, maka menjadi tujuan awal kami. Masih kondisi yang sama, sejak saya kesini beberapa tahun yang lalu. Belum ada perhatian juga, walau saya sempet ngobrol 'berkeluh kesah' tentang kondisi Nandi juga nyindir pihak terkait.
     Setelah puas beliau di Arca Nandi Mlilir Bandungan, kami putar arah kembali, menuruni jalan. Sesuai petunjuk Kang Tris yang hanya 20m. "Ach revisi kang, lebih dari 50m..". Berada di kebun warga di samping rumah. Saya yakin orang lewatpun tak tahu, atau tak sadar di dekat jalan ada makam kuno keramat ini.
Watu Candi Di Makam  Mlilir Bandungan
         
     "Konon dulu warga sini gak berani lewat dekat makam itu mas, angker sekali" jelas Bapak di Seberang jalan saat kami tanya perihal makam ini. "Warga sini mengenal makam keramat itu dengan Makam Mbah Kojur, untuk kenapa dipanggil mbah Kojur saya kurang tahu", tambah beliau.

   "Sudah ke patung sapi yang di depan rumah Bapak Kadus Mas? itu ada hubunganya dengan Mbah Kojur. Kalau itu katanya dulu sapi beneran, di sambar petir trus berubah menjadi batu", jelas Bapak itu lagi. spontan kami berdua : "ooow", kalau saya pribadi mesam-mesem tak kuat menahan tawa. Tapi ya cukup diplomatis aja, kami mengiyakan " oo gitu ya pak?" Gawe seneng wong opo susahe?.

     Sementara, ketika Blusukan lek trist mendapatkan cerita tentang makam Keramat ini, (tanpa saya edit) "Ceritane bapake sing omahe ngarep makam mlilir,: kui makam keramat,tokoh seng babat alas mlilir...isen dikeramatke .yen ono acara mesti kui di sajeni...ono seng luar kota iseh lelaku ng makam kui...lha kui makam sopo jelase bapake ra patek mudeng ...." seperti yang di ceritakan kepada saya melalui Messenger.
     
watu candi atau lumpang di mlilir
     Watu Candi di tengah, yang mirip lumpang, "Dulu struktur bangunan candi, Yang diambil dari sawah di pinggir dusun. Karena dipakai untuk menaruh sesaji maka dibuatlah lubang itu", yakin Max Trist.


Untuk gambar lokasi awal watu candi, masih nunggu max trist.
Tak mau berdebat, namun saya idem dengan fungsi untuk menaruh seaji. Hanya dari pola watu candi ini saya malah menduga ini adalah bagian dari sebuah bangunan suci (sekarang orang mahfum menyebut Candi), dugaan saya yang kedua, ini bagian/ becahan dari Yoni. Ach ini hanya dugaan saya.
     Saya malah mengharapkan, para pembaca yang tahu cerita/ kisah/ sejarah ihwal Makam Kuno bin keramat ini bagaimana, tentang watu candi di Mlilir Bandungan ini.  "Sumonggo dibagi kaleh kulo, saged ninggal unen2 teng layang elektronik : fun_mur@yahoo.co.id utawi sms teng 081805803200. nuwun.
     
di makam Keramat Mlilir Bandungan

     Blusukan ra duwe kesel bersama Mbah Eka W. Prasetya









Mari Kunjungi dan Lestarikan
































Save This! Not Only a Stone.....

Minggu, 31 Mei 2015

Arca Nandi Mlilir Bandungan

Arca Nandi Mlilir Bandungan
   29 Mei 2015
    Mbolang kali ini sebenarnya atas ide Mas Eduardus Egga, Beliau membuat postingan Di grup Dewa Siwa tentang informasi Keberadaan Arca Nandi Di Mlilir Bandungan. Langsung ku tanggapi dan buat janji untuk Jumat ini menuju TKP. Namun karena tak ada kabar dan berita akhirnya saya kesana sendiri....
    Menuju Lokasi sebenarnya sangat mudah, ada dua Alternatif... Bila sobat penyuka situs, saya sarankan lewat Jalur Doplang... Bisa Mampir terlebih dulu di Yoni Situs Gayamsari dan Pentirtaan Situs Sendang Se Klotok , Keduanya di Desa Doplang Bawen. Dari Kedua Situs tersebut, ambil jalan menuju Karangtalun Mlilir.
Gang Menuju Arca Nandi Mlilir Bandungan
      Jalur Yang kedua, Keberadaan Mlilir yang berada di Kecamatan Bandungan sangat memudahkan dalam pencarian situs ini, dari Semarang ke Arah bandungan... 

      Setelah Melewati Hotel Kediri, sekitar 200m kemudian kita akan melalui Tanjakan, 
     Di Tanjakan tersebut ada perempatan. Ambil Kiri... Ikuti jalan masut itu, kira-kira 200m, di sebelah kanan jalan tepatnya di halaman Rumah Bapak Hartanto Kadus Dusun Karangtalun, Desa Mlillir Kecamatan Bandungan Arca Nandi Berada.
       Nandi, Lembu atau sapi.... adalah wahana Dewa Siwa dalam mitologi Hindu.
    Sempat kebingungan minta ijin ambil gambar, karena Rumah Bapak Hartanto tidak ada orang... Setelah beberapa saat, beruntungnya saya karena biasanya jam segini (13.30), beliau belum pulang dari kerja. Namun hari itu karena ada keperluan pulang sebentar, lalu bertemulah saya dengan beliau.... 
         Sejarah keberadaan Arca Nandi (Sumber ngobrol dengan Bapak Hartanto). "Arca ini dulunya berada di Batas dusun antara karangtalun dan Dusun Jurangbelik. Kemudian oleh warga, dipindahkan ke tanak kebun Bapak mertua saya yang dulu kebetulan Kadus di Karangtalun ini" kata Bapak Hartanto.
      Alasan Keamanan dan pelestarian,adalah alasan warga saat itu untuk memindahkan arca ini dari lokasi aslinya yang berjarak kurang dari 100m. Selain berada di cekungan juga pengawasan yang kurang dilokasi awal sehingga dipindahlah. Menurut cerita warga, saat saya makan di Warung  Mie Ayam perempatan masuk tadi, "Dulu sempat ada yang mau beli arca itu sebelum dipindah, namun setelah dibayar pada saat akan di angkat ke mobil, ternyata mobil itu tidak kuat berjalan.... akhirnya pembeli itu mengurungkan niatnya", urai warga itu.
Yoni Mlilir Bandungan
Yoni Mlilir Bandungan
        Kondisi yoni terawat, Arca Nandi yang biasanya tanpa kepala : yaitu di Situs Ngrapah Banyubiru dan Situs Wonorejo Pringapus, Nandi Di Karangtalun Desa Mlilir ini masih utuh, walau sedikit ada pelapukan oleh alam. Yang jadi keprihatinan saya, ada retakan dibagian belakang Nandi. Konon menurut Bapak Hartanto, "Setelah Diambil pusaka berupa batu akik nya, baru terjadi retak itu. Bagian ekor yang dulu nampak jelas juga diambil orang yang tak bertanggungjawab. Kejadian itu dulu sebelum saya buat rumah di pekarangan ini", urai Beliau.

      Beberapa Close Up  Arca Nandi Mlilir Bandungan :























Arca Nandi Mlilir Bandungan

     Bersama Bapak Hartanto, Pemilik Rumah sekaligus Kadus Dusun karangtalun Desa Mlilir Kecamatan Bandungan : 
Saya dan Bapak Kadus Karangtalun Mlilir Bandungan
   "Semoga ada perhatian dari pihak terkait, supaya ta semakin lapuk arca itu mas.." harap bapak Hartanto....

Save This Not Only A Stone...
#ssdrmk : saya di Arca Nandi Mlilir Bandungan

Salam Pecinta Situs...
Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....


Gabung yuk di Grup FB Pecinta  Situs DEWA SIWA   

Rabu, 10 Desember 2014

Situs Watu Gentong Banyukuning


20 November 2014,       
      Blusukan ke Situs Watu Gentong ini, sebenarnya tujuan kedua setelah ekspedisi ke Candi 9 Gedong Songo. Jam sebenarnya sudah menunjukkan setengah 5 sore. Dan karena itu salah satu tim blusukan ijin pulang.... katanya di cari mama...hahahaha Virose Arrizona : dimarahi mama pora? wkwkwkwk.    Jadilah tinggal Saya, Mas Kusbi, Mas Pman, Mba Derry dan putranya.
Gang masuk arah Situs Watu Gentong
       Situs ini berada di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan. Tepatnya di RT 05/ II. Dari Arah pasar Bandungan, Jalan Masuk Ke Banyukuning 'ancer-ancer / pedomannya" : sebelum SPBU ada gang sebelah kiri... Ikuti jalan masuk itu.... setelah ketemu gang (seperti dalam gambar disamping) 
      Sekitar 500m... lurus saja sampai ketemu dengan Masjid. Watu gentong di Banyukuning (saat ini) di tempatkan di sisi depan kanan dan kiri masjid. 
     Beberapakali, jika ada situs di masjid yang saya temui umumnya di alih fungsikan, namun Watu Gentong di Masjid ini malah di "muliakan", dengan diberi pagar dan di beri penutup tampah. 
Situs Watu Gentong Banyukuning
     Dibeberapa literatur yang saya baca.... keberadaan Watu Gentong ini mengindikasikan di sini dulunya ada sebuah bangunan suci untuk ibadah. Watu Gentong yang diisi air suci untuk membersihkan diri dari segala yang buruk sebelum masuk ke tempat suci. apakah dulunya ada bangunan tempat ibadah/ candi sebelum dibangun masjid, perlu dikaji lebih mendalam.
         Sumur dan gentong sama - sama tempat air... air adalah simbol wisnu .. sumur itu simbol pandito, air simbol ajaran suci,timba simbol ngangsu kawruh, walaupun air(ajaran suci) diambil terus menerus tidak pernah habis karena timbul dari ibu pertiwi... kalo gentong istilahnya simbol ajaran yang suci untuk sebuah keluarga.. fungsinya untuk minum dan buat tirta saat pemujaan... bukan istilah wudu dlm ajaran islam tapi tirta dalam ajaran weda.. tempatnya pasti di utara rumah/ petilasan dsb...
 ENTONG - GENTa ONG.. GEN / Watak NTA / aNTA / berkelanjutan tidak pernah habis/ nonstop ONG / simbol ajaran suci/Tuhan...... dari segi bentuk BUNDAR artinya sempurna . AIR simbol wisnu kalo secara ajaran vertikal AIR itu sungsum tulang belakang manusia... siapa saja dalam meditasi bisa menggerakkan sungsum di tulang belakang manusia itu bisa berjumpa dengan TUHAN di DALAM DIRINYA... atau secara kundalini yoga dari cakra muladara sampai sahasra cakra...
       (Sumber : interview Mas Radito)
     Untuk memperkuat, argumen ada beberapa bukti yang perlu di cermati, Di Samping masjid ada Gbeberapa tumpukan batu, yang kami curigai adalah sisa-sisa bangunan candi. 
    Batu bundar berlubang ditengah dan 2 batu persegi itu kami yakin adalah yang masih tersisa dari sebuah wujud bangunan candi.

Situs Watu gentong Banyukuning
Kami mencurigai tumpukan ini, ada beberapa batu candi: 
Gilang menunjuk salah satu batu candi yang nampak.
Komunitas Berpose 
ki-ka : Mba Derry, Mas Pman, Gilang (derry Junior) dan Mas Kusby
Save This..
Not Only a STONE...
Situs Watu Gentong Banyukuning Bandungan
Salam Pecinta Candi