Kamis, 03 Mei 2018

Situs Purbakala di Masjid Wali Limbung, Ngadirejo Temanggung : Watu Candi

Situs Purbakala di Masjid Wali Limbung, Ngadirejo Temanggung : Watu Candi
       Kamis, 3 Mei 2018, Tawaran menggiurkan dari Lek Suryo untuk Blusukan luar kota tak mampu kulewatkan begitu saja, padahal sebelumnya sudah ngedate kemisan dengan Mas Eka W P. Njaluk ngapurane Mas Eka WP, langsung tancep kayon. Tapi spekulasiku lha bener, dirimu mesti sibuk... heheheh". 
     Kira- kira 2 tahun lalu saat saya penelusuran area Ngadirejo Temanggung ternyata melewatkan satu lokasi. Saat itu  Max Trist tanya, "Gak Mampir masjid wali limbung? di belakang tembok pagar masjid ada watu candi lho".... spontan saya bengong, gelone tenanan. Tak jeli walaupun saat itu intuisi saya ada keinginan kuat, rasa ingin mampir pas melewati masjid tersebut. (saya masih ingat setelah mampir di Ganesha pinggir jalan). Walaupun saat itu saya ketemu dengan rekan komunitas temanggung pula.. tapi sudahlah.. Hari ini.... sudah terobati juga.
         Berangkat dari Ungaran jam 8, "Kerjo terus kapan dolane", jadi penguat hati saya, semacam alasan untuk me-refreshkan pikiran ditengah dera masalah pekerjaan. 
    Lebih dulu ke Salatiga, Lek Sur merampungkan gawean lebih dulu,  (saat sampai di pasar Salatiga pas ada kebakaran di salah satu ruko toko plastik). Sempat melihat tapi swear bukan melihat dalam arti berwisata lho ya... (banyak yang begitu soalnya... wkwkwk). Dari Salatiga kemudian menuju destinasi melalui Bandungan, Jalur Sumowono-Kaloran Temanggung-Parakan.... Rute yang cukup mengerikan, bagaimana tidak di sepanjang jalan mengalami siksaan duduk yaang tiada tara. (ingin protes, tapi kok yo di terke plus di boncengke... mencoba menikmati..hehhee)
      Kurang lebih jam 11. 30an sampailah kami di Masjid Wali Limbung. Yang Terletak di Pinggir Jalan Raya Temanggung Weleri. lebbih tepatnya di Desa Medari, Kecamatan Ngadirejo, Kab. Temanggung.
Sampailah Kami, di Masjid Wali Limbung,



      Tepat berada di balik tulisan Masjid Wali Limbung...
Situs Purbakala di Masjid Wali Limbung, Ngadirejo Temanggung : Watu Candi
   Saya tak akan membahas detail bagaimana sejarah Wali Limbung, karena banyak di internet yang sudah mewedarkan dengan berbagai versi. Yang menjadi passion saya ya tumpukan struktur batu Candi ini.
Struktur batu candi di Masjid Wali Limbung
      Di salah satu narasi yang saya baca, sejarah keberadaan Wali Limbung hidup di masa abad ke 16. Dimana masa itu memang peradaban Hindu mulai menurun. Secara kasatmata, sudah terlihat, tak mungkin wali limbung membuat bangunan dengan struktur seperti candi ini. Perbandingannya dengan pilar kuno di dalam masjid yang merupakan asli tinggalan Wali Limbung. 
   Saya pribadi menduga.... dulu terjadi alih fungsi... istilah kerennya aneksasi dari sebuah tempat ibadah ke tempat ibadah lain. ---Tapi tak akan saya bahas lebih lanjut. Biarlah sejarah sudah yang sudah terjadi...
     Kami hanya pengagum hasil karya masa lalu....



    Beberapa close up yang bisa kami dokumentasikan :





     Cerita struktur ini peninggalan abad ke berapa kami belum dapat sumber informasi lebih lanjut. Di Masa Rakai (salah satu) penguasa Kerajaan Mataram kuno siapa saya pribadi masih merasa gelap... tentu saja Temanggung adalah surganya peninggalan mataram kuno, itu tak terbantahkan.
     Kami kemudian melanjutkan penelusuran kemisan, "Masih di area ini..." ... lanjut aja ke cerita (di link naskah dibawah)
     Video Amatir : 


The Surprise,  Lek Suryo Wibowo,
Lek Sur : di Masjid Wali Limbung
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Penelusuran di Masjid Wali Limbung
#hobikublusukan

     Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)
2. Struktur Batu Candi di Karanggedong Ngadirejo Tmg
3. Yoni dan Lingga di Makam Karanggedong
4. Lingga Patok di Makam Pringapus Tmg
5. Situs Ngadisari Tmg

Lingga Pathok Situs Desa Pringapus, Temanggung

Lingga Pathok Situs Desa Pringapus, Temanggung
       Seharusnya, cerita Kemisan Awal Mei #4 ini tak kan pernah bisa tertulis… Seandainya tak ada pesan pribadi ke WA Lek Suryo, bahwa injury time nya ada babak tambahan dan babak tambahnya triple. Heheheheh. Jadilah. Bonusnya berdiskon sale akhir tahun… intinya …. Berkah sejadi-jadinya bagi saya. “Pas Ke Situs Endong Sewu, makam diatasnya kita terlewat, ada Lingga Patok besar dan watu candi banyak. Gass kesana!” ajak Lek Suryo, Ingin rasanya memekik yess! Tapi kutahan, Jaim. Wakakakak. 
Menuju Situs
     Kami kemudian meluncur kearah Weleri, saat ada pertigaan dimana ada papan petunjuk menuju Candi Pringapus kami ambil kiri… sepertinya jalan ini juga menuju Situs populer dan maha keren “LIYANGAN”, Melewati Arca Nandi di Perempatan Desa Kataandi tengah jalan, yang berfungsi memisah jalur kendaraan di pertigaan menuju Candi Pringapus Temanggung, kami lanjut keatas, kemudian pertigaan ambil kanan menuju Waduk Edong Sewu. 
      Parkir di pinggir jalan, dekat akses masuk menuju makam. Kali ini kami langsung menuju makam. 

watu candi di jalan masuk menuju makam
       Disambut watu candi kotak, (saat kami masuk ada Guk Guk Coklat penjaga di kanan kiri jalan masuk ini. Mau mengambil gambar saya dredek, tak berani. Lewat aja sambil berdoa tak berani menatap hewan itu.. hehehe. Yang ternyata sebelas-duabelas Lek Suryo jeri pula. 
      Saat masuk area makam, terlihat cungkup yang menaungi ke dua Lingga Pathok tersebut. Kami kemudian memutuskan untuk terlebih dahulu membuat video Amatir (segera link terhubung setelah berhasil edit dan upload di channel  youtube). 
Cungkup Lingga Pathok Situs Desa Pringapus, Temanggung
      Sepasang Lingga Pathok ini dipermakamkan, istilah rekan yang ‘pernah baik sama saya’ haghaghag…. Salam!… apa kabar kawan?. Sepakat dengan kata dipermakamkan. Bagaimana tidak, informasi yang saya dapat dari Lek Suryo (tentu saja dari pihak lain pula informannya) bahwa dulu belum ada cungkup dan tak dianggap makam. Entah sejak kapan pastinya dibangun cungkup. Mungkin kurang dari 5 tahun cungkup ini dibangun. 
Lingga Pathok Situs Desa Pringapus, Temanggung
      Lingga Pathok sendiri, diduga berfungsi sebagai sebuah pembatas tempat yang disucikan. Ditanam sebagai titik terluar tempat suci. Dugaan saya pribadi. Besarnya Lingga pathok ini menandakan besarnya sebuah bangunan di area ini. Dan bukan hanya petirtaan Endong Sewu yang saya sangkakan sebelumnya… (baca link Situs Endong Sewu). 
      Pastinya sebuah bangunan yang berbeda pula dari Candi Pringapus yang berjarak kurang dari 500m kearah bawah. Saya malah menduga, beberapa struktur di area Candi Pringapus, mungkin saja pindahan dari area ini. Melihat perbedaan jenis dan warna batu. Maaf ini hanya perkiraan orang awam saja (saya nol) baca juga : Candi Pringapus Temanggung). 
       Sejak di cungkup, dipermakamkan, diplester dan dikeramik inilah. Bagian sisi bawah lingga pathok tak napak lagi, sangat saya sesali…. Terlambat….. !!
      Selain Lingga Pathok banyak juga watu candi yang lain yang sudah dipakai untuk hiasan beberapa makam bahkan dipakai untuk pathokan makam.
     Beberapa Watu candi yang sempat kami dokumentasikan, 
Polanya masih terlihat jelas;




    Setelah merasa Cukup, kami kemudian berlalu pulang. Sampai ketemu lagi di cerita penelusuran berikutnya.....

     The Partner, Lek Suryo Wibowo
Lingga Pathok Situs Pringapus TemanggungSalam Pecinta Situs dan Watu Candi
       Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
sasadaramk.blogspot.com
#hobikublusukan

      Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)
3. Yonni Situs Karanggedok, Ngadirejo Temanggung
5. Situs Ngadisari

Situs Ngadisari, Temanggung

Situs Ngadisari, Temanggung
               Kamis, 3 Mei 2018. Keluar dari Endong Sewu. Sebenarnya perasaan saya sudah berasa “saatnya pulang”, eh ditengah perjalanan sambil motor melaju Lek Suryo melirik hpnya, kukira melihat pesan gawat di WA nya, ternyata hanya melihat jam. Sejurus kemudian, “Jeh Nyandak, Sekalian saja situs dekat Prasasti Gondosuli”, paksanya. Sebenarnya dipaksapun saya rela….. wkwkwkkw.
     Sesampainya di tikungan dekat Rumah Sakit Kristen Ngudi Waluyo kami ambil kanan, ada papan petunjuk menuju Prasasti Gondosuli. Banyak berubah disepanjang jalan. Sejak terakhir penelusuran area ini sekitar tahun 2014. Sekarang sudah ramai. Kanan kiri banyak ruko, rumah, walaupun sawah tetap dominan. Bila Prasasti Gondosuli belok, destinasi kami yang terakhir ini (saya agak yakin karena matahari sudah beranjak surut ke barat) tetap lurus,setelah melewati jalan tikungan tajam (S), 50m selanjutnya saat ada perempatan ambil kiri. 
      Mungkin lapar, sangat bahkan. Sampai dua kali kami bolak-balik masuk gang, Lek Suryo lupa lokasi Situs Ngadisari yang jadi final destination blusukan kemisan hari ini. Sampai akhirnya di usaha kami yang ketiga bertanyalah kepada seorang pemuda yang sedang nongrong didepan rumah. “Ohh, batu candi. dibelakang rumah itu?”, tunjuk pemuda tersebut. 

     Segera setelah memarkirkan motor saya dan lek suryo langsung menuju arah tersebut. Lagi-lagi melalui jalan sela-sela rumah. 

      Terpampang sebuah papan kecil tanda nama Situs, yang nampaknya bukan dari BCB namun sebuah lembaga komersil (mungkin CSR nya membuatkan papan ini), patut mendapatkan jempol, walaupun hanya sebuah papan namun menjadi pertanda bahwa Situs ini dilindungi secara hukum.

bersama beliau


     Sejarah penemuan belum saya peroleh secara detail, namun Bapak xxxx ( saya lupa namanya, tapi segera saya cari tahu), tukang kayu yang kebetulan kami temui (rumah beliau disamping situs) hanya menceritakan tatanan watu candi ini memang sudah ada sejak dulu, “Kata mbah saya, yang awal ditemukan itu Yoni yang berada ditengah itu, kemudian beberapa watu candi lain juga ditemukan disekitarnya. Akhirnya dikumpulkan oleh warga menjadi satu”.

      “Saya juga menyimpan satu arca yang masih bagus kondisinya, karena Kalau diletakkan di situs ini takut hilang”, Spontan batin saya merasa ikut bangga. Bapak ini keren!. Untungnya masih ada yang berjiwa lestari, tidak melulu berorientasi pada uang. Tanpa kami duga, kami diajak untuk menengok arca tersebut, didalam kamar pribadi beliau, …. Namun maaf saya tak dapat menampilkan arca tersebut, biarlah menjadi dokumentasi pribadi). 

       Setelah selesai, kami kemudian segera mengeksplor… rasanya tak sabar untuk melihat jengkal demi jengkal watu candi di setiap sisi, segala penjuru. Menurut saya pribadi, walaupun sudah tak berbentuk seperti jaman dulu kala, namun tetapp indah mempesona dan berwibawa.

      Kami sempat memutari situs, sekaligus membuat video amatir, (Link video amatir segera setelah selesai edit dan uplod di chanell You Tube). 

    Sisa Struktur Situs Candisari masih cukup membanggakan, bayak relief, batu berpola, batu kuncian masih banyak. Harapan kami hanya sepele (tapi tak mudah), semoga pihak terkait bbisa merestorasi Situs Ngadisari ini menjadi bangunan suci kembali. Sekaligus bisa diteliti jejak sejarah peradaban bangunan ini.


      Beberapa dokumentasi Di situs Ngadisari.


      Yoni ditengah tengah situs



         Relief di salah satu watu candi, 



         
         Batu dengan pola - kuncian,

        Bagian ujung tangga, masuk bangunan (saya duga)



       Yang paling memikat adalah potongan Puzzle ini, POTONGAN BAGIAN ATAS ARCA : TRISULA 

Situs Ngadisari, Temanggung
          Setelah merasa cukup, kami menyudahi penelusuran destinasi di Situs Ngadisari ini. Saya yakin ini yang terakhir karena sudah beranjak sore, kami pun lapar. Keluar dari Parakan menuju Semarang. Mampir dulu di Mie Ayam. Sambil ngobrol ngalor ngidul karena mungkin saja ini duet terakhir kami...wkwkwk, maksudnya duet blusukan mungkin susah kami ulangi. maturnuwun.

    The Partner, Lek Suryo Wibowo,
Suryo di Situs Ngadisari












       












Salam Pecinta Situs dan Watu Candi






















#hobikublusukan


     Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)

1. Situs di masjid Wali Limbung

Struktur Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung

Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung
      Kamis, 3 Mei 2018. Lanjutan dari blusukan Kemisan spesial bulan Mei, (Seluruh naskah di link naskah dibawah), keluar dari Masjid Wali Limbung kami kemudian menyeberangi jalan dan masuk gang di Desa Karanggedong, masih di Kecamatan Ngadirejo. 
     Menyusuri Gang perkampungan, seperti nya guide ini sedikit lupa dengan keberadaan situs. Melewati makam yang terlihat menarik intuisi saya, tapi saya diam saja. Setelah kurang lebih 100m kami kemudian parkir motor di halaman warga. Setelah tanya seorang bapak, “Itu dibelakang rumah tempat parkir motor mu!”, jelas beliau. Saya ngekek saja. Lupa kok di pek dewe!. 

     Kami kemudian menuju situs, berjalan memasuki jalan sempit disela rumah warga. Kurang dari 20m. Tepat dibelakang rumah, Situs berada. 
Struktur Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung
       Setelah mohon ijin kepada seorang warga yang kebetulan kami temui, segera kami kemudian membuat video amatir terlebih dahulu" 
     Link: Video Amatir
      "Kalau tidak salah, dulu dikumpulkan warga dari di belakang rumah itu", jelas Lek Suryo sambil menunjukkan arah. 
   Apresiasi tinggi buat warga yang berusaha semaksimalmungkin mengumpulkan peninggalan purbakala ini. Sebuah kabar cerah diantara tak pedulinya warga (umumnya begitu). Kemuncak, atau bagian dari atap candi dan struktur lain ditata sedemikian rupa.
     Sayangnya keberadaan situs ini berada dibelakang rumah warga, yang membuat orang luar tak mudah menemukan sekedar atau melihatnya.
    Salah satu susunan kemuncak close up,

   Dari Samping, 
    Tetap terlihat memukau.

    Dari sisi sebaliknya, 

     Terlihat Karya indah masa lalu, dapatkah diberi penjelasan bagaimana mereka membuat seperti itu halusnya, sepresisi itu? dengan keterbatasan alat?
    Itulah salah satu alasan pribadi saya kenapa saya keranjingan dengan blusukan ke situs, semakin saya mengetaui keunikan, keindahan semakin saya bangga. 
    Beberapa struktur yang masih bisa terkumpul dan coba diselematkan oleh warga, 

    Setelah merasa cukup kami kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Namun sebelumnya sesaat setelah sampai di jalan di depan makam, tiba-tiba Lek Sur berbelok... (Bersambung ke naskah yang ke #3)
The Surprise, Lek Suryo Wibowo,
Suryo Wibowo di Karanggedong, Temanggung
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Watu Candi di Desa Karanggedong, Ngadirejo, Temanggung
#hobikublusukan

     Link Yang terhubung setelah jadi naskahnya... : (Destinasi Blusukan Kemisan Lintas Batas 3 Mei 2018)

3. Yoni dan Lingga di Makam Karanggedong, Ngadirejo Temanggung
4. Lingga Patok di Makam Desa Pringapus, Ngadirejo Temanggung
5. Situs Ngadisari